Ditulis oleh:
Ir. Sarwono Kusasi
35
PROGRAM PELATIHAN
1.
2.
3.
4.
Judul Pelatihan
Mata Pelajaran
Peserta
Waktu
5. Uraian singkat
yang
:
:
:
:
6. Tujuan Instruksional
A. Umum
mampu
:
:
B. Khusus
7. Acuan
34
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
.1
BAB II
PELAKSANAAN PERAWATAN
BAB III
PELUMASAN
BAB IV
PENYETELAN (Adjustment)
BAB V
BAB VI
PENUTUP
.7
15
.18
..23
Lampiran :
1. Daftar Minyak Pelumas sesuai untuk komponen tertentu
..24
2. Kode/simbol terdapat pada pengawatan kendali lift (straight wiring diagram) .26
3. Contoh - contoh lembar laporan kerja perawatan
4. Contoh program perawatan dari OTIS
29
.32
5. Rope tension
..33
6. Rope removal
34
33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Umum
Tulisan ini merupakan suatu panduan bagi tehnisi lapangan, bukan
merupakan instruksi prosedur kerja yang biasa digariskan oleh pabrikan.
Masing-masing tehnisi mempunyai kebiasaan cara tersendiri bongkar pasang
komponen pada waktu usaha perbaikan atau mencari sebab kerewelan (trouble
shooting), tergantung kecakapan, bakat, dan ketrampilan.
Banyak informasi atau data berguna sebagai peringatan, dan patut
diikuti sebagai panduan. Hal ini akan menyangkut mutu unjuk kerja dan
keselamatan. Semua data tidak lepas dari SNI dan/atau ASME Safety code.
Oleh karena itu seorang tehnisi menyandang tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya.
Jika didapati dilapangan suatu komponen melampaui batas-batas,
maksimum atau minimum yang tidak sanggup disetel, maka ia harus
melaporkan gejala tersebut kepada atasannya. Contoh jarak toleransi antara
pinggiran step dengan skirt panel pada escalator, atau tempo pintu yang terlalu
lambat.
Semua tehnisi lapangan hendaknya menyadari bahwa tiap-tiap unit lift
berbeda satu sama lain, seperti halnya manusia ada yang sehat dan ada yang
menyandang cacat atau watak kerewelan sejak dari awal. Oleh karena itu ia
harus mempunyai rencana kerja khusus, untuk tiap-tiap unit dibawah tanggung
jawabnya.
2.
Keselamatan
Tiap-tiap perusahaan menerbitkan peraturan atau instruksi keselamatan
bagi pegawainya sebagai suatu kebijakan direksi. Bahkan perusahaan ternama
mengadakan kursus bagi semua pegawainya, agar mereka menyadari sumbersumber bahaya demi menghindari terjadinya kecelakaan dan dengan demikian
menjaga citra nama baik perusahaan.
Peraturan perusahaan mengenai keselamatan harus dipegang teguh oleh
tiap diri pegawai dan instruksi lapangan harus dilaksanakan. Seorang tehnisi
perawatan paling tidak telah memperoleh instruksi dari atasannya sebagai
berikut:
a. Jangan meminjamkan kunci darurat pembuka pintu (door lock releasing
device) kepada orang yang tidak kompeten. Begitu pula penyerahan kunci
darurat kepada pengurus bangunan harus disertai pelatihan lebih dulu dan
dengan tanda terima serta syarat-syarat tertentu.
b. Jangan gunakan jumper (hubungan langsung) terutama pada terminal door
contact atau gate contact pada pintu kereta. Jumper hanya sekedar untuk
mengecek sumber kemacetan. Itupun lift dalam inspection mode.
c. Pasang tanda-tanda peringatan bagi umum, agar tidak mendekat jika pintu
dibuka dalam keadaan darurat. Gunakan barikade dimana diperlukan.
d. Lapor lebih dulu kepada pengurus bangunan atau wakilnya jika akan mulai
melakukan pertolongan pada penumpang yang terkurung lift macet. Hal ini
untuk menghindari kejadian atau tuntutan yang tidak terduga. Lebih baik
lagi jika pelaksanaan pertolongan tersebut disaksikan oleh seorang petugas
bangunan yang telah terlatih.
3.
d. Teknisi perawat harus datang tepat waktu sesuai jadwal. Pihak penjual
jasa tidak boleh menganggu jadwal kerja dari pihak pemilik bangunan.
Siapa tahu pengurus telah menanti kedatangan teknisi perawat dengan
segudang keluhan. Dan hal ini harus ditanggapi dengan sungguh-sungguh.
Komunikasi dua arah harus tetap dijaga baik, demi kepuasan pelanggan.
e. Sebelum meninggalkan tempat kerja setelah selesai melaksanakan
perawatan, teknisi hendalnya meminta tanda tangan pada lembar laporan
kerja sebagai bukti pekerjaan telah selesai, ataupun apa-apa yang
tercantum untuk diperbaiki pada kunjungan berikutnya. Tanda tangan
boleh jadi dari teknisi pengawas fasilitas bangunan ataupun sekretaris yang
ditunjuk. Contoh-contoh lembar laporan kerja terdapat pada lampiran 3.
f. Pekerjaan perawatan dikerjakan bersama oleh 2 orang dalam satu team.
Seorang sebagai tehnisi kompeten dan seorang lagi sebagai pembantunya.
Tambahan seorang tehnisi lagi dalam team hanya akan merepotkan dan
mungkin menimbulkan kecelakaan. Kedua tehnisi tersebut harus
merupakan satu pasangan kompak dan penuh pengertian satu sama lain.
Jika salah seorang tidak cocok dengan yang lain harus segera dilaporkan
keatasan agar dicarikan pasangan yang cocok.
4.
Perencanaan
a. Perencanaan
Jumlah jam pelaksanaan perawatan (service hours) sesuai dengan jam
tugas kerja lift, jenis pesawat lift, dan isi surat perjanjian (kontrak), agar
lift tetap terawat sesuai dengan fungsinya.
4
Jumlah jam
routine service
per tahun
1. Gearless machine
VVVF, 15 lantai
2,0 %
1,10 %
2. Geared machine
VVVF, 10 lantai
1,10 %
0,70 %
1,10 %
0,70 %
4. Electric Hydraulic
segala jenis, 5 lantai
0,90 %
0,45 %
5. Geared machine
AC two speed, 5 lantai
0,80 %
0,40 %
Ilustrasi :
Contoh kasus No. 1
Satu unit lift Hotel berbintang, dengan mesin Gearless, kontrol VVVF dan melayani 20
lantai, bekerja rata-rata 18 jam per hari, 360 hari per tahun terus menerus.
Jumlah jam kerja lift = 18 x 360 = 6480 jam / tahun.
Jumlah jam pelayanan perawatan berkala atas lit tersebut (lihat tabel) = 2 % atau sama
dengan 130 jam/tahun.
Pelaksanaan kunjungan perawatan per unit lift sebaiknya dilakukan 2 kali tiap-tiap bulan.
Hanya atas dasar kondisi kontrak tertentu dimana terdapat sejumlah lift, maka kunjungan
berkala boleh jadi 4 kali tiap bulan. Lihat tiga alternatif dibawah ini :
a. Pelaksanaan berkala 2 kali per bulan, disediakan waktu 130/24 = 5,4 jam/kunjungan
b. Pelaksanaan berkala 3 kali per bulan, disediakan waktu 130/36 = 3,6 jam/kunjungan
c. Pelaksanaan berlaka 4 kali per bulan, disediakan waktu 130/48 = 2,7 jam/kuinjungan
Tempo perjalanan dan tempo yang disediakan untuk diskusi masalah dengan pengurus
bangunan serta paper work tidak termasuk dalam jumlah pelayanan perawatan lift
tersebut diatas. Jika dianggap jam kerja efektif team teknisi 70% (dimana 30% untuk hal
tersebut diatas), maka per tahun tersedia 0,70 x 50 x 40 jam/minggu = 1400 jam/tahun.
Jika jumlah lift pada hotel berbintang pada kasus-1 diatas ada 10 buah, dengan jenis yang
sama, maka jumlah jam yang diperlukan ialah 10 x 130 jam = 1300 jam/tahun atau
hampir sama dengan 1400 jam yang tersedia oleh satu team teknisi perawat.
Alternatif dibawah ini dapat dipakai sebagai pertimbangan :
Alt.
ke-1
ke-2
ke-3
Frequensi
pelaksanaan
per bulan
2 kali
3 kali
4 kali
Jumlah jam
pelaksanaan per
kunjungan (jam)
5 jam
3.5 jam
2.5 jam
Penerapan pada
jenis bangunan
Kantor
Rumah sakit
Hotel bisnis
BAB II
PELAKSANAAN PERAWATAN
1.
Umum
Pelaksanaan perawatan pada dasarnya dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
a. Pemeriksaan secara sistematis, penyetelan ulang dan penggantian sukusuku peralatan yang secara rutin menjadi aus atau rusak.
b. Pelumasan berkala, dan
c. Pelaporan atau penemuan adanya kondisi tidak normal, ataupun tidak
aman diantaranya komponen yang sudah aus, atau rusak dan perlu
penggantian baru.
Dalam pelaksanaan lapangan, tiap-tiap kali kunjungan seorang teknisi
tidak memeriksa seluruh komponen,melainkan beberapa jenis saja yang
tercantum dalam program perawatan. Program tersebut harus sistematis dibuat
berdasar pengalaman.
Contoh program jadwal pemeriksaan telah dicantumkan pada pelajaran
perawatan terpadu (MPK-08) pabrikan mempunyai kiat tersendiri untuk
menyusun program jadwal pemeriksaan dan bentuk format berlainan.
Terlampir adalah program dari OTIS, sebagai bahan perbandingan, dalam
kondisi lingkungan dan operasi kerja lift yang normal.
Kunjungan gedung dilaksanakan 2 kali dalam satu bulan, umpama kunjungan
pertama minggu ke-1 periksa mesin motor dan MG-set diperiksa dan
kedapatan sikat karbon cummutator aus, maka kunjungan kedua pada minggu
ke-3 sikat karbon tersebut diganti dengan yang baru.
2.
Pemeriksaan
a. Hal pertama yang harus dilakukan pada waktu kunjungan ke gedung ialah
:
1. Naik ke lift, perhatikan start dan stop, rasakan apa ada keanehan
(biasanya sambil memejamkan mata). Perhatikan kerja pintu saat tiaptiap berhenti dan alat pengaman pintu (safety edge) buka kembali.
2. Cek kerja bel darurat dan cahaya lampu dikereta. Telpon (intercom)
perlu dicoba.
3. Selama naik-turun lift, perhatikan apakah ada suara-suara aneh.
4. Langsung betulkan jika ada dan sanggup (perlu seorang tehnisi yang
peka dan tanggap).
b. Pemeriksaan Kamar Mesin.
Bersihkan kamar mesin jika perlu. Singkirkan barang-barang tak berguna
yang mungkin berada disitu.
1. Controller (Kendali operasi)
Cek celah-celah relay, saklar, connector, tekanan pada finger contact,
bersihkan dan disetel jika perlu.
2. Cek permukaan minyak lumas (oil level) pada rumah gigi reduksi.
Periksa roda gigi reduksi (jenis gigi ulir) kemungkinan ada back
lash. Jika ada, pada ujung luar bantalan diganjal dengan shim (plat
tipis bentuk cincin dari tembaga)
Catatan :
Enam bulan pertama pada lift baru yang dipasang, minyak roda gigi
harus diganti, jika terbukti ada gram (kotoran metal) akibat gesekan
gigi. Sesudah itu minyak boleh diganti dua tahun sekali. Periksa
bocoran pada paking. Jika minyak menetes, perlu dipasang kaleng
tadahan dibawahnya.
3. Jika ada selektor, maka selektor perlu dilumasi bagian mekanis yang
bergerak seperti roda pita (tape), roda gigi dan rantai. Periksa (dan setel
jika perlu) semua celah-celah (air gap) kontak, relay, dan saklar.
4. Periksa kondisi alur pada roda puli (traction sheave). Jika umur lift
telah mencapai 3 tahun kemungkinan tali baja telah masuk tenggelam
kedalam alur. Ukur alur, gunakan sigmat. Perhatikan adanya gram yang
jatuh terkumpul pada bedplate mesin akibat gesekan roda puli dengan
tali baja. Jika memang ada gram boleh saja dilakukan uji slip (geser).
Caranya : gores dengan kapur tulis pada permukaan lingkar luar puli.
Jika ada slip pada saat berhenti, maka goresan kapur pada tali pindah
tempat. Terutama hal ini terjadi jika kereta beban penuh arah turun.
Catatan :
a. Sebagai ganti sigmat, lebih baik gunakan gauge-plate (plat ukur
khusus bentuk-bentuk alur) yang disediakan oleh produsen.
b. Gejala-gejala aus pada puli yang tidak normal (terlalu cepat)
kemungkinan disebabkan material terlalu lunak. Test Brimell
hardness seharusnya 220 dan minimal 180, serta seragam seluruh
permukaan.
5. Rem mesin perlu diperiksa setahun sekali. Pelumasan pada tumpu
(pivot points) dan kern magnet (magnetic core) paling lambat dua
bulan sekali.
6. Periksa pengindra kecepatan (governor) atas kemungkinan mekanisme
yang longgar dan pen-pen tumpu yang mungkin macet.
c. Pemeriksaan Pintu-pintu
1. Pintu-pintu lantai paling rawan atas kemungkinan kerusakan, karena
pintu adalah alat terdepan menghadapi pemakai lift dan bekerja terus
menerus.
a. Periksa gibs (sepatu) pada dasar daun pintu. Gibs yang lepas atau
goyang dapat berbahaya (gibs juga terdapat pada pintu kereta).
b. Daun pintu yang miring akan kelihatan jelas pada jenis center
opening saat menutup. Setel moer pada roda penggantung dan setel
eccentric rollers.
c. Periksa tali penarik (air-cord) kemungkinan rantas dan ikatannya
(hitch) tidak kuat.
d. Periksa kontak pintu dan bersihkan platinanya (jika perlu)
e. Periksa kunci kait, penyetelan posisi kait tepat, sehingga pintu tidak
goyang jika dipaksa buka dengan tangan (saat kunci kait masuk
kerumahnya pintu-pintu rapat).
Catatan :
Pintu kereta tidak berkunci kait oleh karena itu dapat saja pintu
kereta tidak rapat menutup. Tetapi kereta sebaiknya tidak dapat
bergerak jika kelonggaran pintu lebih dari 2 cm, dimana gate
contact tidak sambung.
2. Pintu kereta digerakkan oleh door operator. Periksa motor, roda gigi,
rantai dan periksa kebocoran oli. Lumasi dimana ada pen-pen penumpu
(oli tidak berlebihan). Hindari track roda - penggantung dari tetesan
minyak, karena roda dilapisi ban karet. Cek baut-baut semua kencang.
Cek kemungkinana sekrup pada safety edge longgar, karena alat ini
sering berbenturan dengan penumpang saat hendak masuk kereta dan
pintu telah mulai menutup.
10
2. Periksa saklar-saklar batas lintas dan slow down switch roda ungkit
karet atas kemungkinan cacat atau tidak bebas bergerak. Buka kotak
saklar, cek tekanan kontak (gambar : hal. 20).
3. Periksa pita (tape) dari selektor atas kemungkinan retak dan karatan
jika perlu dilapisi minyak (encer) dengan cara disikat.
4. Kabel lari (travelling cables)
Periksa secara acak kemungkinan kulit terkupas dimana lengkungan
balik dari kabel sering menyabet ke dinding. Jika terkupas segera
ditutup dengan insulation tape dan divarnish. Mungkin perlu dipasang
pelindung berupa chicken wire pada sepanjang dinding dari
pertengahan ruang luncur kebawah.
Dalam kabel lari ada cadangan kawat untuk pengganti kawat-kawat
yang putus. Jika kawat cadangan telah habis, maka segera kabel lari
diganti dengan yang baru, atau dipasang satu berkas kabel yang baru
sebagai cadangan.
e. Pemeriksaan di pit.
1. Cek permukaan oli peredam hidrolis harus sampai garis tanda batas.
Cek saklar-saklar keamanan peredam, saklar-saklar batas lintas dan
saklar pemutus jika tali baja menjadi mulur diluar batas.
2. Pelumasan dengan gemuk pada poros roda penegang tali governor dan
roda penegang tali kompensasi.
3. Kereta ada dilantai dasar, maka dari pit dapat diperiksa pesawat
pengaman dan lumasi pen-pen titik tumpu.
4. Periksa (ukur) jarak runby bandul dari pit, minimal 7 cm. Jika kurang
dari 7 cm, tali harus diperpendek.
16 patahan, minimal
lilitan
Jenis C patahan kawat
ada
patahan
berjejer pada bagian luar permukaan
tali
Jenis A dan B gunakan alat elektro magnet untuk mendetect patahan
didalam tali yang tidak nampak.
2. Tali baja yang berkarat dan kering, terlihat debu merah, segera
dilumasi dengan minyak encer khusus (SAE 5 s/d 10) gunakan sikat.
Jika karat pada tali terlalu parah, sebaiknya tali diganti baru.
3. Tali baja yang susut diameternya sampai 10 % juga harus diganti baru.
Periksa dengan sigmat. Pengukuran pada daerah gunungan (crown),
bukan pada daerah lembah. Lihat gambar.
12
13
14
BAB III
PELUMASAN
15
2.
3.
4.
5.
Pelumasan Rantai
Pada eskalator gunakan minyak yang encer, dibawah SAE 20, secara teratur
terus menerus dengan sistem terpusat.
7.
Peredam hidrolis
Minyak yang digunakan untuk peredam hidrolis harus mengikuti instruksi
yang terdapat pada plat (name plate). Begitu pula lift hidrolis harus
menggunakan cairan hidrolis yang tersebut pada plat petunjuk. Biasanya
digunakan SAE 90, agar perubahan temperatur agak lamban merubah
kekentalan.
17
BAB IV
PENYETELAN (Adjustment)
Penyetelan berarti suatu tindakan usaha mengatur kerja alat / paratus ditera
menyesuaikan dengan nilai yang ditetapkan pabrik, untuk meperoleh kerja optimum
yang direncanakan.
Penyetelan alat / aparatus terbagi atas dua kategori, yaitu :
1.
memutar moer pada baut berpegas. Sepatu rem juga perlu disetel dengan
memutar skrup pada punggung sepatu sehingga permukaan rem (ferodo
brake lining) bercelah
2.
19
20
BAB V
GETARAN dan SUARA
Kejutan saat lift berangkat dan berhenti ialah oleh sebab adjustment di
Controller tidak sempurna, yaitu program pola kecepatan di MCU tidak betul.
4.
Suara-suara yang aneh harus dicari sumbernya. Pada umumnya oleh getaran
plat tipis, atau skrup/ baut yang longgar. Rantai yang digunakan untuk
pengimbang berat tali baja tarik senantiasa menimbulkan suara gemerincing.
Maka sebaiknya rantai tersebut dibungkus dengan slang karet, atau dililiti
dengan tali tambang dari serat plastik.
Suara yang paling tidak nyaman bagi pengguna lift ialah suara gebrakan pintu
saat menutup dan saat terjadi interupsi buka lagi (re-opening). Oleh karena itu pintupintu
Penggerak pintu lift modern dengan motor AC VVVF gerakan pintu halus. Tetapi
pemeriksaan berkala sangat dituntut oleh ahlinya yang kompeten.
22
BAB VI
PENUTUP
1.
Tehnik perawatan lift adalah suatu bidang pekerjaan yang menyangkut banyak
disiplin ilmu, dan memerlukan dedikasi yang tinggi. Umumnya teknisi
perawatan yang dipercaya melaksanakan pekerjaan mulai bekerja sebagai
kenek (pembantu). Setelah melalui training (field education) secara teratur
pada perusahaan, baru dapat dilepas diberi kepercayaan. Pengalaman
menunjukkan dasar pendidikan formal dari teknisi yang sukses ialah minimal
STM bagian elektro
Lulusan D3 elektro tentu lebih baik, untuk jenjang karier sebagai supervisor,
walaupun harus dimulai sebagai kenek, awal mulai bekerja.
2.
3.
4.
Lampiran - 1
23
Kamar Mesin
Alat / aparatus
Jenis pelumas
oli OTIS,
gemuk,
Frequency
no. 2
no. 12
PL 6
PL 6
oli,
no. 38
gemuk,
no. 12
oli,
no. 33
vaseline / bubuk grafit
gemuk,
no. 12
oli,
no. 2
gemuk
no. 12
silicon oil MS 200
oil,
no. 2
gemuk,
no. 12
pin oil,
no. 39
oli,
no. 2
PL 6
PL 6
6*
6
*6
*6
*6
PL 6
* 12
*6
PL 6
PL 2
Jenis pelumas
Frequency
24
gemuk,
oli,
no. 12
no. 2
PL 2
PL 12
gemuk,
oli,
no. 12
no. 31 A
PL 2
PL 6
C. Pintu - pintu
Alat / aparatus
Jenis pelumas
1.
2.
3.
4.
Frequency
6
12
6
mobil oil
no. 30
mobil oil no. 10/30
oli no. 2 atau 31 A
pin oli
no. 39
6
6
3
3
Jenis pelumas
Frequency
oli, no.
gemuk,
gemuk,
no. 12
no. 12
* 12
6
6
Keterangan :
1. PL : Paling Lambat
2. Angka-angka 1, 2, 6, 12 adalah frequency dalam bulan
3. * tergantung pemeriksaan dan tugas pelayanan lift (low, moderate, hig duty)
ditambah atau ganti baru.
4. Equivalent minyak pelumas : OTIS No. 2 = SAE 20 General purpose lubricant
OTIS No. 12 = Grease No. 2 (NGLI)
OTIS No. 33 = Omala Shell 220
25
Lampiran - 2 :
Kondensor (condensor)
Sekering (fuse)
sama double
sama double
27
28
Lampiran - 3
29
Lampiran - 3
30
Lampiran - 3
31
Lampiran - 4
32