PTP Puskesmas Bukit Sangkal
PTP Puskesmas Bukit Sangkal
masalah, yaitu :
1. Belum tercapaianya cakupan penemuan kasus diare yaitu 60% pada tahun 2010 yang
target nya 100%, kemudian pada tahun 2012 cakupan penemuan kasus diare masih
2. Belum tercapainya cakupan pada penemuan kasus TB Paru BTA+ yaitu 47,7% pada
tahun 2010 sedangkan targetnya 70%, lalu pada tahun 2011 targetnya 80% juga
masih jauh cakupan TB Paru hanya 38%. Kemudian pada tahun 2012 pun belum
3. Belum tercapainya target penemuan kasus pneumonia pada balita yaitu 50,41% kasus
sedangkan targetnya 100% pada tahun 2010. Lalu pada tahun 2011 masih belum
mencapai target 100% yakni mencakup 35,88%. Kemudian pada tahun 2012 hanya
Tidak semua masalah kesehatan yang ada dapat diselesaikan secara bersama.
Untuk itu dilakukan prioritas masalah untuk menentukan masalah mana yang akan
diselesaikan terlebih dahulu. Dengan membuat skala prioritas dalam bentuk table seperti
dibawah ini, dengan menggunakan Metode Pair Comparision dan PAHO sehingga
Tabel 4.1
Metode Pair Comparision
Aspek
Aspek Urgency Serioussness Aspek Growth
Keterangan
A : Diare
B : TB Paru BTA +
C : Pneumonia
Tabel 4.2
Rekap Metode Pair Comporation
3 Pneumonia 2 3 3 8 I
Keterangan
komplek )
Dari hasil metode di atas, maka prioritas masalah yang dipilih adalah yang
mendapatkan skor tertinggi yaitu : Penyakit Pneumonia pada balita (ISPA) di wilayah
kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang ditambah dengan cakupannya masih rendah
3 Pneumonia 4 3 4 3 4 18 I
Keterangan :
3 = Sedang
Dari kedua metode yang digunakan maka dapat dilihat bahwa yang menjadi
prioritas masalah adalah penyakit ISPA dimana cakupan penemuan kasus pneumonia
pada balita belum mencapai target yaitu pada tahun 2010 sebesar 50,41% sedangkan
targetnya 100%, lalu pada tahun 2011 mencakup 35,88% dan yahun 2012 yaitu 69%.
4.3 Perumusan Tujuan
Tujuan Umum
Sangkal Palembang.
Tujuan Khusus
dengan maksimal
determinan dan juga diagram Fish Bone agar didapatkan kalisifikasi penyebab masalah
yang lebih terarah dan tidak melenceng terlalu jauh dengan masalah yang dihadapi.
Diagram Fish Bone
Kurangnya
sosialisasi petugas Pendekatan yang
Kerjasama dengan kesehatan kepada kurang menarik bagi
lintas program masyarakat tentang masyarakat sehingga
kurang penyakit Pneumonia masyarakat kurang
sehingga banyak perduli terhadap
warga yang belum penyakit pneumonia
mengenal pneumonia
tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah di wilayah kerja puskesmas Bukit
mengenai pneumonia.
4. Kurangnya dana dan kerjasama lintas sector untuk melaksanakan program P2M.
1 Melakukan penyuluhan 3 2 2 3 4
tentang criteria lingkungan
yang baik
2 Menambah jumlah tenaga 4 3 3 4 9
kesehatan di puskesmas 1
Ulu Palembang
3 Mencari dana untuk 3 2 3 2 9
melaksanakan program
P2M khususnya untuk
program P2M Penyakit
Pneumonia
4 Menyediakan sarana dan 3 2 2 4 3
prasarana untuk
melaksanakan program
P2M Penyakit Pneumonia
5 Meningkatkan kerjasama 2 3 2 3 4
dengan lintas program
6 Melakukan sosialisasi / 4 3 3 3 12
penyuluhan tentang
penyakit pneumonia agar
masyarakat lebih mengenal
mengenai pneumonia
7 Melakukan pendekatan 5 5 5 5 25
terhadap masyarakat
(jemput bola) dan
melakukan screening pada
balita yang ada di
posyandu.
Dari banyaknya penyebab masalah yang ada hanya beberapa masalah yang
dianggap dominan dalam melatar belakangi terjadinya masalah tersebut yaitu dengan
melakukan pendekatan kepada masyarakat (jemput bola) dan melakukan screening pada
Tabel 4.6
Rencana Operasional ( RO )
Kegiatan : Screening Penyakit Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang
No Kegiatan Tujuan Sasarana Biaya Tempat dan Penanggung Rencana Evaluasi Ket
Waktu Jawab
1. Persiapan Tersusunnya Pelaksana Rp. 100.000,00 PKM Bukit Penanggung - Daftar hadir
-Rapat Pembentukan pembagian tugas Sangkal jawab - Notulen
panita dan panitia 4 Maret 2013 program dan - Susunan panitia
penyususnan jadwal staf
penyuluhan
-Menentukan jadwal Menyusun Pelaksana Rp. 100.000,00 PKM Bukit Penanggung Tersusunya jadwal
dan anggaran Kegiatan Sangkal jawab kegiatan
kegiatan 4 Maret 2013 program dan
staf
-Penyiapan ATK dan Menyiapkan ATK Panitia Rp. 150.000,00 PKM Bukit Penanggung Tersedianya ATK
bahan/alat untuk panitia Sangkal jawab panitia, dan bahan/alat
pelaksanaan 4 Maret 2013 program dan yang diperlukan untuk
screening staf screening
-Pembuatan leaflet Menyebarluaskan Panitia Rp. 200.000,00 PKM Bukit Penanggung Tersedianya leaflet
atau brosur tentang informasi kepada Sangkal jawab atau brosur tentang
pneumonia pada masyarakat 6 Maret 2013 program dan pneumonia pada
balita staf balita
78
-Membuat surat
Memberitahukan Panitia dan Rp. 100.000,00 PKM Bukit Penanggung Tersedianya surat
tugas dan
jadwal pelaksanaan Kader Sangkal jawab tugas dan surat
pemberitahuan screening posyandu 6 Maret 2013 program dan pemberitahuan
pelaksanaan kegiatan
pneumonia pada staf kegiatan
balita
2 Pelaksanaan Mengetahui jumlah Balita di Rp. 150.000,00 Posyandu di Ketua Panitia Terditeksinya jumlah
Screening penyakit kasus pneumonia wilayah wilayah kerja dan Petugas kasus pneumonia
Pneumonia pada pada balita di Kerja PKM Bukit P2M pada balita di
balita wilayah kerja PKMBukit Sangkal wilayah kerja
Puskesmas Bukit Sangkal Palembang puskesmas Bukit
Sangkal Palembang ( Posyandu ) 11 – 23 Maret Sangkal Palembang
2013
3 Evaluasi Sekretaris dan Laporan kegiatan
-Pembuatan Laporan Kepala Dinkes Pimpinan Rp. 200.000,00 PKM Bukit ketua panitia diterima oleh atasan
mendapatkan Puskesmas Sangkal atau kepala Dinas
Informasi yang dan kepala 25 – 29 Maret Kesehatan Kota
jelas tentang kasus Dinas 2013 Palembang
pneumonia pada Kesehatan
balita di wilayah Kota
kerja Puskesmas Palembang
Bukit Sangkal
Palembang
-Pembubaran panitia Menutup kegiatan Seluruh Rp. 100.000,00 PKM Bukit Ketua Panitia Kegiatan selesai
panitia Sangkal sesuai dengan
29 Maret harapan
2013
4.7.2 Rencana Jadwal Waktu
Tabel 4.7
81
4.8 Kerangka Acuan Kegiatan / TOR
Kerangka Acuan
1. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup,karena setiap
manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan.dalam rangka mewujudkan derajat
ISPA meliputi infeksi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan
bagian bawah (Klinikita, 2007). Salah satu yang termasuk dalam infeksi saluran
pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan,
influenza, bronchitis dan sinusitis sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah
saluran napas seperti paru itu salah satunya adalah pneumonia. Pneumonia merupakan
predator balita nomor satu di negara berkembang. Kematian yang terbesar umumnya
adalah karena pneumonia pada balita berumur kurang dari 2 bulan (Depkes RI, 2007).
Penyakit ini disebabkan oleh virus pada saluran pernafasan ditandai dengan
demam dan disertai satu atau lebih reaksi sistemik, seperti menggigil/ kedinginan sakit
kepala, malaise, dan anoreksia; kadang pada anak- anak ada gangguan gastrointestinal.
Tanda-tanda lokal juga terjadi diberbagai lokasi saluran pernafasan; bila hanya satu
Tersebar di dunia, penyakit ini muncul di daerah beriklim sedang dengan insiden
tertinggi pada musim gugur dan musim salju, terkadang juga pada musim semi. Di
daerah tropis, infeksi saluran pernafasan lebih sering terjadi pada musim dingin dan
basah. Pada masyarakat dengan jumlah masyarakat besar, beberapa jenis virus muncul
menyebabkan penyakit secara konstan, biasanya dengan sedikit pola musiman (DepKes
RI, 2005).
Menurut Sutrisna (1993), faktor risiko yang menyebabkan ISPA pada balita
tingkat pengetahuan ibu dan faktor lingkungan (kualitas udara), sedangkan Depkes
(2002) menyebutkan bahwa faktor penyebab ISPA pada balita adalah berat badan bayi
lahir rendah (BBLR), status gizi buruk, imunisasi yang tidak lengkap, kepadatan tempat
Untuk mencegah pneumonia perlu partisipasi aktif dari masyarakat atau keluarga
terutama ibu rumah tangga, karena pneumonia sangat dipengaruhi oleh kebersihan di dalam
dan di luar rumah. Pencegahan pneumonia bertujuan untuk menghindari terjadinya penyakit
a. Tujuan Umum
b.Tujuan Khusus
mencegahnya
3. Sasaran
Sangkal Palembang adalah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal
Palembang ( Di Posyandu )
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan screening pneumonia pada balita yang ada di wilayah kerja
Palembang yaitu pada tanggal 11 – 24 Maret 2013 di Posyandu yang ada di wilayah
Jenis atau macam kegiatan screening pneumonia pada balita di Puskesmas Bukit
1. Menyebarkan informasi tentang pneumonia pada balita kepada ibu dalam bentuk
2. Melaksanakan pemeriksaan kepada para balita yang ada di Posyandu di wilayah kerja
kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang adalah pemeriksaan secara langsung balita
Sedangkan alat yang digunakan adalah stetoskop, senter, thermometer dan timbangan
BB balita.
8. Pembiayaan Kegaiatan
balita di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang berasal dari dana BOK ( Bantuan
9. Penutup
untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Sangkal Palembang. Kerangka Acuan ini dibuat sebagai acuan dalam
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil pengamatan dan data sekunder
program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) diketahui terdapat tiga masalah utama
1. Belum tercapaianya cakupan penemuan kasus diare yaitu 60% pada tahun 2010 yang
target nya 100%, kemudian pada tahun 2012 cakupan penemuan kasus diare masih
2. Belum tercapainya cakupan pada penemuan kasus TB Paru BTA+ yaitu 47,7% pada
tahun 2010 sedangkan targetnya 70%, lalu pada tahun 2011 targetnya 80% juga
masih jauh cakupan TB Paru hanya 38%. Kemudian pada tahun 2012 pun belum
3. Belum tercapainya target penemuan kasus pneumonia pada balita yaitu 50,41% kasus
sedangkan targetnya 100% pada tahun 2010. Lalu pada tahun 2011 masih belum
mencapai target 100% yakni mencakup 35,88%. Kemudian pada tahun 2012 hanya
Masalah ini diketahui dari data penilaian kinerja Puskesmas Bukit Sangkal dari
tenaga kesehatan di puskesmas Bukit Sangkal dimana satu petugas merangkap beberapa
program, kurangnya sarana dan prasarana untuk melaksanakan program serta belum
maksimalnya sosialisasi/promosi kesehatan mengenai program Pemberantasan Penyakit
Menular (P2M).
menggunakan kriteria pair comparison dan PAHO sehingga didapatkan masalah yaitu
rendahnya cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Bukit Sangkal Palembang. Hal ini dikarenakan di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang
untuk penyakit ISPA dimana cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita belum
mencapai target yaitu pada tahun 2009 sebesar 68,5% sedangkan targetnya 86%,
meningkat pada tahun 2010 yaitu 72,61 % sedangkan targetnya 100%, kemudian
Tujuan yang ingin dicapai dengan mengangkat masalah kasus pneumonia pada
balita, agar ada peningkatan target penemuan kasus pneumonia pada balita di wilayah
kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang. Karena Pneumonia adalah suatu peradangan
pada parenkim paru. Definisi lainnya disebutkan Pneumonia Balita merupakan salah
satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut, yaitu terjadi peradangan atau iritasi pada
salah satu atau kedua paru, yang disebabkan oleh infeksi. Setiap anak dapat terkena
Jika dilihat secara umum ISPA di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan
yang penting karena menyebabkan kematian balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4
kematian yang terjadi. Sekitar 40%-60% dari kunjungan di puskesmas adalah penyakit
ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20%-30% kematian,
yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada balita berumur kurang dari 2
Status kesehatan masyarakat di suatu tempat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu
pneumonia pada balita yang ada di puskesmas Bukit Sangkal Palembang seperti
kurangnya tenaga kesehatan dimana banyak petugas yang merangkap dalam menangani
program kesehatan sehingga tidak dapat secara optimal menangani program ISPA,
belum tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang program ISPA serta kurannya
dana untk melaksanakan program tersebut dan akibatnya banyak sekali masyarakat
Akan tetapi hanya dipilih satu masalah yang dianggap berperan dominan dalam
masalah terpilih adalah melakukan pendekatan terhadap masyarakat (jemput bola) dan
melakukan screening pada balita yang ada di posyandu di wilayah kerja puskesmas
Bukit Sangkal Palembang. Sesuai dengan tujuan screening yaitu mendeteksi dini
penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang-orang yang tampak
sehat, tetapi mungkin menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai risiko untuk
terkena penyakit (population at risk). Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat
Hal ini dirasa efektif untuk mengatasi masalah rendahnya cakupan penemuan
kasus pneumonia pada balita sesuai dengan fungsi puskesmas yaitu melaksanakan
Jadi data yang didapat oleh pemegang program P2M ISPA tidak hanya dari data
maka para penderita pneumonia pada balita yang ada di wilayah Puskesmas Bukit
penderita pneumonia pada balita dapat ditangani/diobati sehingga tidak menjadi sumber
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Setelah menganalisa situasi berdasarkan data yang ada. Maka identifikasi masalah
penemuan kasus Pneumonia pada balita yang belum mencapai target penyakit ISPA
dimana cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita belum mencapai target
yaitu 50,41% kasus sedangkan targetnya 100% pada tahun 2010. Lalu pada tahun
2011 masih belum mencapai target 100% yakni mencakup 35,88%. Kemudian pada
pada balita.
mengenai pneumonia.
d. Kurangnya dana dan kerjasama lintas sector untuk melaksanakan program P2M.
bola) serta melakukan screening pneumonia pada balita di Puskesmas Bukit Sangkal
Palembang.
6. Pemecahan masalah terpilih dari rendahnya cakupan pada program Pemberantasan
Penyakit Menular untuk penemuan kasus pneumonia pada balita adalah dengan
6.2 Saran
masyarakat
4. Diharapkan kepada petugas Puskesmas agar lebih terampil dalam menangani dan