Anda di halaman 1dari 9

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI BENSON

DAN NAFAS DALAMTERHADAP TINGKAT KECEMASAN


PASIEN PRE OPERASI BEDAH ABDOMEN
DI RSUD KOTA SALATIGA

Ike Yuyun Mardiani*),Ismonah**), Supriyadi***)

*)Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang


**)Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
***)Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK

Tindakan pembedahan menimbulkan berbagai respon diantaranya respon psikologi atau


kecemasan. Kecemasan pada pasien operasi banyak terjadi, di Indonesia prevalensi
kecemasan berkisar 9%-21% populasi umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Perbedaan Efektifitas Teknik Relakasi Benson dan Nafas Dalam terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah Abdomen di RSUD Kota Salatiga. Desain penelitian
ini adalah Quasy Experimentdengan rancangan penelitian two group pretest-posttest design.
Jumlah sampel sebanyak 42 responden dengan teknik total sampling. Alat ukur yang
digunakan adalah kuesioner STAI (State Anxiety Inventory for Adults). Uji statistik yang
digunakan dalam penelitian adalah Paired t-test dan Unpaired t-test. Hasil penelitian
menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik
relaksasi Benson maupun nafas dalam (p-value=0,000) dan tidak ada perbedaan efektifitas
antara teknik relaksasi Benson dan nafas dalam (p-value=0,215). Rekomendasi hasil
penelitian ini adalah agar peneliti selanjutnya meneliti faktor-faktor fisiologis yang
mempengaruhi kecemasan seperti tekanan darah, nadi, dan frekuensi nafas.

Kata Kunci : Kecemasan pre operasi, relaksasi Benson, dan relaksasi nafas dalam

ABSTRACT

Surgery cause a variety of responses including psychological response or anxiety. Anxiety


occurs in many surgery patients, the prevalence of anxiety in Indonesia range 9%-21% from
general population. This study were to know the difference in effectiveness of Benson
relaxation techniques and deep breathing in the pre operation patient anxiety level abdominal
surgery in city general hospital Salatiga. The design in this research is Quasy Experiment
using Two Group Pretest-Posttest design. The total sample of 42 respondents with total
sampling techniques. Measuring instrument used were questionnaires STAI (State Anxiety
Inventory for Adults). Statistical test used Paired t-test and Unpaired t-test. The results
showed there was a differences in levels of anxiety before and after relaxation techniques
Benson and deep breathing (p-value=0,000), and there was no difference in effectiveness of
Benson relaxation techniques and deep breathing (p-value=0,215). A recommendation from
this research is the next researchers can then examine the physiological factors that influence
anxiety such as blood pressure, pulse, and frecuency of breath.

Keywords : pre operation anxiety, Benson relaxation, and deep breathing relaxation

Perbedaan Efektifitas Teknik Relaksasi Benson dan..., (I. Y. Mardiani, 2014) 1


PENDAHULUAN Untuk mengurangi kecemasan pada
pasien pre operasi perlu diberikan
Operasi atau pembedahan merupakan tindakan keperawatan seperti teknik
semua tindakan pengobatan yang relaksasi. Relaksasi merupakan upaya
menggunakan cara invasif dengan sejenak untuk melupakan kecemasan dan
membuka atau menampilkan bagian tubuh mengistirahatkan pikiran dengan cara
yang akan ditangani (Sjamsuhidajat, 1998, menyalurkan kelebihan energi atau
hlm.1). Salah satu bagian tubuh yang ketegangan (psikis) melalui sesuatu
sering dilakukan tindakan pembedahan kegiatan yang menyenangkan. Relaksasi
yaitu pada bagian abdomen, bedah dapat memutuskan pikiran-pikiran negatif
abdomen atau laparatomi adalah yang menyertai kecemasan (Greenberg,
pembedahan yang dilakukan dengan 2000). Salah satu teknik respon relaksasi
membuka bagian perut sampai selaput dengan menggunakan metode spiritualitas
perut (Sjamsuhidajat, 2005). yaitu teknik respon relaksasi yang
diperkenalkan oleh Benson. Berdasarkan
Tindakan pembedahan menimbulkan penelitian yang dilakukan oleh Riska
berbagai respon di antaranya respon (2012) menunjukkan bahwa ada
psikologi (kecemasan). Kecemasan atau perbedaan yang bermakna tingkat ansietas
ansietas merupakan gejolak emosi (p value=0,000) dengan menggunakan
seseorang yang berhubungan dengan teknik relaksasi Benson pada pasien
sesuatu diluar dirinya dan mekanisme diri kanker serviks. Penelitianyang dilakukan
yang digunakan dalam mengatasi oleh Datak (2008) menunjukkan bahwa
permasalahan (Asmadi, 2009, hlm.68). Di kombinasi relaksasi Benson dan terapi
Indonesia prevalensi kecemasan analgesik lebih efektif untuk menurunkan
diperkirakan berkisar 9%-21% populasi rasa nyeri dibandingkan hanya diberikan
umum. Sedangkan angka populasi yang terapi analgesik (p value=0,019 α=0,05).
lebih besar diantara pasien-pasiendalam
dunia medis bervariasi antara 17%-27% Kecemasan juga bisa diatasi dengan
tergantung kriteria diagnostik yang melakukan pernafasan diafragma atau
digunakan (Jayadiputra 2008, dalam teknik relaksasi nafas dalam. Pernafasan
Yustin 2011). diafragma adalah metode khusus dengan
melibatkan gerakan sadar abdomen bagian
Kecemasan pada pasien operasi banyak bawah/daerah perut (National Safety
terjadi, didukung dengan penelitian yang Council, 2003, hlm.71). Berdasarkan
dilakukan oleh Ferlina (2008, dalam penelitian yang dilakukan Abdul dan Eko
Yustin 2011) bahwa sekitar 80% pasien (2007) menunjukkan ada perbedaan
pre operasi mengalami kecemasan dan secara signifikan tingkat kecemasan pada
60% mengalami kecemasan sedang dan ibu yang menjalani persalinan kala I
berat. Hal itu sesuai dengan penelitian antara sebelum dan setelah diberikan
yang dilakukan oleh Makmur (2007) teknik nafas dalam (p value=0,000).Hasil
tentang tingkat kecemasan pre operasi, studi pendahuluan yang dilakukan oleh
bahwa dari 40 orang responden dengan peneliti di RSUD Kota Salatiga,
tingkat kecemasan berat sebanyak 7 orang didapatkan data jumlah pasien yang
(17,5%), 16 orang (40%) tingkat melakukan tindakan bedah dengan
kecemasan sedang, 15 orang (37,5%) general anesthesi pada tahun 2011 (593
tingkat kecemasan ringan, dan 2 orang pasien), 2012 (514 pasien), dan 2013 (619
(5%) tidak mengalami kecemasan. pasien). Dari data tersebut dapat dilihat
Penelitian lain adalah yang dilakukan oleh bahwa pada tahun 2013 jumlah pasien
Wijayanti (2009, dalam Nataliza 2011) operasi bedah abdomen di RSUD Kota
ditemukan 20 (64,5%) pasien mengalami Salatiga mengalami
kecemasan ringan dan 11 (35,5%) peningkatandenganjumlah rata-rata
mengalami kecemasan berat. tiapbulansebanyak 52. Berdasarkan
fenomena dan latar belakang yang ada,
maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang perbedaan efektifitas

2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol. ... No. ...
teknik relaksasi Benson dan nafas dalam
terhadap tingkat kecemasan pasien pre HASIL PENELITIAN
operasi bedah abdomen di RSUD Kota
Salatiga. 1. Analisis Univariat
Karakteristik Responden
METODE PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Berdasarkan Jenis Kelamin
teknik relaksasi Benson dan nafas dalam,
sedangkan variabel terikatnya adalah Relaksasi
Relaksasi
kecemasan pasien pre operasi bedah Variabel Benson
Nafas
abdomen. Penelitian ini merupakan Dalam
penelitian eksperimen semu atau quasy F % F %
experiment dengan menggunakan Jenis Kelamin
rancangan penelitian two group pretest- 1. Laki-laki 6 28,6 5 23,8
posttest design dengan sudah dilakukan 2. Perempuan 15 71,4 16 76,2
observasi pertama (pretest) yang Total 21 100,0 21 100,0
memungkinkan menguji perubahan-
perubahan yang terjadi setelah adanya
Hasil analisis tabel 1 menunjukkan bahwa
eksperimen atau intervensi (Notoatmodjo,
jenis kelamin responden yang mengalami
2012, hlm.57).
kecemasan pre operasi mayoritas adalah
perempuan yaitu 15 (71,4%) responden
Populasi merupakan keseluruhan atau
untuk relaksasi Benson dan 16 (76,2%)
totalitas objek yang diteliti yang ciri-
responden untuk relaksasi nafas dalam.
cirinya akan diduga atau ditaksir
Hal ini terjadi karena pada saat dilakukan
(estimated)(Nasir, 2011, hlm. 187).
penelitian mayoritas responden yang
Populasi pada penelitian ini adalah pasien
didapatkan adalah pasien sectio caesaria,
pre operasi bedah abdomen dengan
dimana jenis operasi ini adalah bertujuan
general anesthesi di RSUD Kota Salatiga
untuk mengeluarkan bayi dengan cara
pada ruang rawat inap sebanyak 42
membuka dinding ovarium dan jenis
responden. Sampel yang digunakan
operasi ini hanya dilakukan pada
peneliti adalah pasien rawat inap yang
perempuan.
mengalami kecemasan pre operasi bedah
abdomen di RSUD Kota Salatiga.
Tabel 2.Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Usia
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total sampling.
Relaksasi
Sampel yang didapatkan peneliti Relaksasi
Nafas
dilapangan sebanyak 42 responden dan Variabel Benson
Dalam
dibagi menjadi dua kelompok intervensi
dengan jumlah masing-masing kelompok F % F %
sebanyak 21 responden. Jadi, sampel yang Usia
digunakan untuk kelompok intervensi 1. Dewasa muda 3 14,3 5 23,9
teknik relaksasi Benson sebanyak 21 (<20th)
responden dan kelompok intervensi teknik 2. Dewasa
menengah 5 23,0 5 23,9
relaksasi nafas dalam sebanyak 21 (20-30th)
responden. Sampel pada penelitian ini 3. Dewasa tua
adalah pasien pre operasi bedah abdomen 13 62,7 11 52,2
(>30th)
di RSUD Kota Salatiga yang memenuhi Total 21 100,0 21 100,0
syarat kriteria inklusi dan eklusi yang
telah ditentukan oleh peneliti. Hasil analisis tabel 2 menunjukkan bahwa
usia responden yang mengalami
kecemasan pre operasi mayoritas adalah
usia dewasa tua (>30th) yaitu sebanyak 13

Perbedaan Efektifitas Teknik Relaksasi Benson dan...,(I. Y. Mardiani, 2014) 3


(62,7%) responden untuk relaksasi
Benson dan 11 (52,2%) responden untuk Tingkat kecemasan sesudah teknik
relaksasi nafas dalam. relaksasi Benson dan nafas dalam

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Responden Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan TingkatKecemasan Sesudah
Perlakuan
Relaksasi
Relaksasi
Nafas Relaksasi
Variabel Benson Relaksasi
Dalam Tingkat Nafas
Benson
F % F % Kecemasan Dalam
Pendidikan F % F %
1. Dasar 4 19,1 8 38,1 Normal 14 66,7 2 9,52
10 47,6 10 47,6 Kecemasan ringan 7 33,3 15 71,43
2. Menengah
Kecemasan
3. Tinggi 7 33,3 3 14,3 - - 4 19,05
sedang
Total 21 100,0 21 100,0
Total 21 100,0 21 100,0

Hasil analisis tabel 3 menunjukkan bahwa


Hasil analisis tabel 5 menunjukkan bahwa
responden yang mengalami kecemasan
sesudah diberikan teknik relaksasi Benson
pre operasi mayoritas adalah responden
responden yang mengalami kecemasan
dengan tingkat pendidikan menengah
ringan sebanyak 7 (33,3%) responden,
(SMA) yaitu sebanyak 10 (47,6%)
dan normal sebanyak 14 (66,7%)
responden untuk relaksasi Benson dan
responden. Sedangkan pada teknik
nafas dalam.
relaksasi nafas dalam responden yang
mengalami kecemasan ringan sebanyak
Tingkat kecemasan sebelum teknik
15 (71,43%) responden, kecemasan
relaksasi Benson dan nafas dalam
sedang sebanyak 4 (19,05%) responden,
dan normal sebanyak 2 (9,52%)
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
responden.
Berdasarkan Tingkat Kecemasan Sebelum
Perlakuan
2. Analisis Bivariat
Relaksasi
Relaksasi Perbedaan Tingkat Kecemasan
Tingkat Nafas
Benson Sebelum dan Sesudah Teknik Relaksasi
Kecemasan Dalam Benson
F % F %
Kecemasan ringan 11 52,4 8 38,1 Tabel 6. Perbedaan Tingkat Kecemasan
Kecemasan sebelum dan sesudah teknik relaksasi
10 47,6 13 61,9
sedang Benson
Total 21 100,0 21 100.0
Variabel
Standart p-
Hasil analisis tabel 4 menunjukkan bahwa (Relaksasi N Mean
Deviation value
sebelum diberikan teknik relaksasi Benson)
Benson responden yang mengalami Kecemasan
21 44,10 4,5
kecemasan ringan sebanyak 11 (52,4%) sebelum
responden dan kecemasan sedang 0,000
Kecemasan
sebanyak 10 (47,6%) responden. 21 30,71 5,0
sesudah
Sedangkan pada perlakuan teknik
relaksasi nafas dalam responden yang
Hasil uji statistik tabel 6 dengan paired t-
mengalami kecemasan ringan sebanyak 8
test didapatkan p-value 0,000 maka Ho
(38,1%) responden dan kecemasan sedang
ditolak dan Ha diterima, artinya ada
sebanyak 13 (61,9%) responden.
perbedaanbermakna tingkat kecemasan

4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol. ... No. ...
sebelum dan sesudah diberikan teknik skor kecemasan pada tingkat ringan,
relaksasi Benson pada pasien pre operasi sedangkan pada pre test relaksasi nafas
bedah abdomen. dalam didapatkan mayoritas skor
kecemasan pada tingkat sedang. Upaya
Perbedaan Tingkat Kecemasan yang dilakukan untuk menurunkan skor
Sebelum dan Sesudah Teknik Relaksasi kecemasan dan mengetahui sejauh mana
Nafas Dalam pengaruh masing-masing dari jenis teknik
relaksasi terhadap tingkat kecemasan
Tabel 7. Perbedaan Tingkat Kecemasan responden, maka perlu adanya
Sebelum dan Sesudah Teknik Relaksasi pengukuran post test. Pada hasil
Nafas Dalam pengukuran post test untuk perlakuan
teknik relaksasi Benson dan nafas dalam,
Variabel sebagian besar responden mengalami
(Relaksasi Standart p- penurunan skor kecemasan, akan tetapi
N Mean
nafas Deviation value masih terdapat responden yang tidak
dalam) mengalami perubahan yaitu 7 responden
Kecemasan dengan skor kecemasan ringan dan 4
21 45,24 4,85 responden dengan skor kecemasan sedang
sebelum
0,000 yang seharusnya bisa mengalami
Kecemasan
21 37,76 5,03 penurunan pada tingkat ringan ataupun
sesudah
normal.
Hasil uji statistik tabel 7 dengan paired t-
Hal diatas dapat dipengaruhi oleh
test didapatkan p-value 0,000 maka Ho
menurunnya konsentrasi responden ketika
ditolak dan Ha diterima, artinya ada
melakukan teknik tersebut, kurangnya
perbedaan yang bermaknatingkat
adaptasi pada lingkungan bangsal,
kecemasan sebelum dan sesudah
kekhawatiran pasien pre operasi yang
diberikan teknik relaksasi nafas dalam
harus menunggu jadwal operasi dari
pada pasien pre operasi bedah abdomen.
Instalasi Bedah Sentral, dan mekanisme
koping yang digunakan oleh individu
Perbedaan Efektifitas antara Teknik
dalam menghadapi tindakan operasi.
Relaksasi Benson dan Nafas Dalam
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemasan responden tidak dapat
Tabel 8. Perbedaan efektifitas antara
dikendalikan sepenuhnya, sehingga skor
teknik relaksasi Benson dan nafas dalam
kecemasan bisa saja tidak berubah atau
bahkan meningkat. Hal ini disebabkan
Variabel
Standart p- karena respon kecemasan dan mekanisme
(Teknik N Mean
Deviation value koping setiap individu berbeda-beda
Relaksasi) ketika menghadapi proses pembedahan.
Benson 21 12,81 2,62 Berbagai dampak psikologis yang muncul
Nafas 21 11,52 3,87 0,215 adalah adanya ketidaktahuan akan
dalam pengalaman pembedahan yang dapat
mengakibatkan kecemasan yang
Hasil uji statistik tabel 8 dengan unpaired terekspresi dalam berbagai bentuk seperti
t-test didapatkan p-value 0,215 maka Ho marah atau menolak terhadap kegiatan
diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada keperawatan. Kecemasan dapat
perbedaan efektifitas antara teknik mempengaruhi kemampuan berfikir baik
relaksasi Benson dan nafas dalam proses pikir maupun isi pikir dan secara
terhadap tingkat kecemasan pada pasien afektif responden akan mengekspresikan
pre operasi bedah abdomen. dalam bentuk kebingungan dan curiga
berelebihan sebagai reaksi emosi terhadap
PEMBAHASAN respon kecemasan (Suliswati, 2005).

Pada hasil pengukuran pre test teknik Padapenelitianini responden dengan jenis
relaksasi Benson didapatkan mayoritas kelamin perempuan sebanyak 15 (71,4%)

Perbedaan Efektifitas Teknik Relaksasi Benson dan...,(I. Y. Mardiani, 2014) 5


responden untuk relaksasi benson dan 16 keputusan yang diambil. Metode koping
(76,2%) responden untuk relaksasi nafas antara individu sangat beragam terkait
dalam. Hal ini terjadi karena pada saat dengan persepsi individu tersebut
dilakukan penelitian mayoritas responden terhadap kejadian yang bisa menyebabkan
yang didapatkan adalah pasien sectio kecemasan, ada orang yang lebih suka
caesaria, dimana jenis operasi ini adalah menghindari situasi dan ada yang memilih
bertujuan untuk mengeluarkan bayi mengahadapinya.
dengan cara membuka dinding ovarium
dan jenis operasi ini hanya dilakukan pada Ansietas atau kecemasan merupakan
perempuan. Perempuanlebih cemas akan gejolak emosi seseorang yang
ketidakmampuannya dan sering kali berhubungan dengan sesuatu diluar
sensitif terhadap hal-hal yang bisa dirinya, dan mekanisme diri yang
mengancam dirinya, baik dari segi fisik digunakan dalam mengatasi permasalahan
maupun psikis sedangkan laki-laki lebih (Asmadi, 2009, hlm.165). Salah satu cara
santai dalam menyelesaikan masalah, yang sering digunakan untuk mengurangi
aktif dan eksploratif (Nursalam, 2003). tingkat kecemasan adalah dengan
menggunakan teknik relaksasi.Relaksasi
Bertambahnya usia seseorang juga bisa tidak menganggap penting usaha
mempengaruhi timbulnya kecemasan, pemecahan masalah penyebab terjadinya
dengan bertambahnya usia maka akan ketegangan, melainkan menciptakan
mengalami masalah kesehatan, baik kondisi individu yang lebih nyaman dan
secara fisik maupun psikologis. Sejalan menyenangkan. Relaksasi membantu
dengan teori yang dikatakanolehStuart individu untuk dapat mengontrol diri dan
(2007) bahwa semakin bertambah usia memfokuskan perhatian sehingga ia dapat
seseorang maka masalah yang didapatkan mengambil respon yang tepat saat berada
semakin banyak, sehingga usia yang lebih dalam situasi yang menegangkan.
tua lebih mudah menderita stres daripada
mereka yang berusia muda. Hubungan antara spiritual dengan
Bertambahnya usia mengakibatkan kecemasan mengandung unsur
terjadinya penyesuaian secara radikal psikoterapik yang efektif yaitu tidak
terhadap peran dan pola hidup yang hanya dari sudut kebugaran dan kesehatan
mengalami perubahan, khususnya bila jiwa, akan tetapi juga kesehatan pada
disertai dengan berbagai perubahan fisik, umumnya (bio-psiko-sosio-
cenderung mengalami penurunan fungsi spiritual).Sehat menurut WHO (World
otak, homeostasis dan sel tubuh. Health Organization) tidak hanya sehat
fisik, psikologi, dan sosio tetapi juga sehat
Tingkat pendidikan seseorang juga dalam arti spiritual. Manusia sebagai
memiliki pengaruh terhadap timbulnya makhluk yang utuh berespon terhadap
kecemasan, bahwa semakin tinggi keadaan yang terjadi karena gangguan
pendidikan semakin rendah respon kesehatan, serta mempunyai mekanisme
kecemasannya. Pendidikan yang dimiliki koping untuk beradaptasi terhadap
seseorang menjadikan individu lebih perubahan lingkungan, sehingga individu
selektif selama respon kecemasan selalu berinteraksi dengan menggunakan
berlangsung. Tingkat pendidikan yang koping yang bersifat positif maupun
lebih tinggi memiliki respon adaptasi negatif (Benson & Proctor, 2000).
yang lebih baik karena respon yang yang
diberikan lebih rasional dan juga Relaksasi benson merupakan teknik
mempengaruhi kesadaran dan pemahaman relaksasi yang digabung dengan
terhadap stimulus (Feist, 2009). Hal keyakinan yang dianut oleh pasien, dan
tersebut juga sesuai dengan teori yang akan menghambat aktifitas saraf simpatis
dikatakan oleh Stuart (2007) bahwa yang dapat menurunkan konsumsi oksigen
tingkat pendidikan seseorang sangat oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot tubuh
penting dalam timbulnya kecemasan, mejadi relaks sehingga menimbulkan
karena semakin tinggi tingkat pendidikan perasaan tenang dan nyaman (Benson &
seseorang maka semakin rasional Proctor 2000).Teknik ini merupakan

6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol. ... No. ...
upaya untuk memusatkan perhatian pada kecemasan pre operasi. Sejalan dengan
suatu fokus dengan menyebut berulang- teori yang dikatakan oleh Kushariyadi
ulang kalimat ritual dan menghilangkan (2011, hlm.46-48)&Smeltzer & Bare
berbagai pikiran yang mengganggu. (2002, hlm. 436-437) bahwa teknik
relaksasi Benson dan nafas dalam
Relaksasi Benson cukup efektif untuk memiliki kelebihan untuk mengurangi
memunculkan keadaan tenang dan rileks, stres baik fisik maupun emosional,
dimana gelombang otak mulai melambat menghilangkan nyeri, insomnia, dan
yang akhirnya akan membuat seseorang kecemasan.
dapat beristirahat dengan tenang. Hal ini
terjadi ketika individu mulai merebahkan SIMPULAN
diri dan mengikuti instruksi relaksasi,
yaitu pada tahap pengendoran otot dari Simpulan dari penelitian ini adalah ada
bagian kepala hingga bagian kaki. perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan
Selanjutnya dalam keadaan rileks mulai sesudah diberikan teknik relaksasi
untuk memejamkan mata, saat itu Benson, ada perbedaan tingkat kecemasan
frekuensi gelombang otak yang muncul sebelum dan sesudah diberikan teknik
mulai melambat dan menjadi lebih teratur. relaksasi nafas dalam, dan tidak ada
Pada tahap ini individu mulai merasakan perbedaan antara teknik relaksasi Benson
rileks dan mengikuti secara pasif keadaan dan nafas dalam terhadap tingkat
tersebut sehingga menekan perasaan kecemasan pada pasien pre operasi.
tegang yang ada di dalam tubuh (Datak,
2008). SARAN

Relaksasi nafas dalam adalah suatu teknik 1. Untuk Responden


relaksasi dengan cara melakukan nafas Perlu adanya upaya dari responden
dalam, lambat (menahan inspirasi secara untuk mengurangi kecemasan pre
maksimal) dan bagaimana operasi dengan menggunakan teknik
menghembuskan nafas secara perlahan, relaksasi Benson maupun nafas dalam,
dengan melibatkan gerakan sadar serta dianjurkan untuk meningkatkan
abdomen bagian bawah/daerah perut. konsentrasi ketika melakukan teknik
Teknik ini dapat meningkatkan oksigenasi relaksasi tersebut, kemudian
dalam darah. Tujuan dari teknik ini untuk pentingnya menambah pengetahuan
meningkatkan ventilasi alveoli, atau wawasan melalui berbagai macam
memelihara pertukaran gas, mencegah media yang sudah disediakan
atelektasis paru, meningkatkan efisiensi khususnya tentang proses pembedahan,
batuk, mengurangi stres baik fisik maupun sehingga tidak timbul persepsi-
emosional yaitu menurunkan kecemasan persepsi negatif terhadap tindakan
dan nyeri (Smeltzer & Bare, 2002, hlm. pembedahan serta kecemasan pre
436-437). Kelebihan dari teknik relaksasi operasi lebih bisa dikendalikan.
nafas dalam adalah teknik yang paling
mudah dan sering digunakan, dan dapat 2. Untuk Rumah Sakit
mengurangi frekuensi nafas menjadi Diharapkan Rumah Sakit dapat
sekitar tiga sampai empat kali per menit mengaplikasikan teknik relaksasi ini
serta dapat menurunkan tekanan darah untuk diterapkan kepada pasien
dan kontraksi jantung (National Safety sebelum menghadapi proses
Council,2003, hlm.71). pembedahan, sehingga kondisi fisik
maupun psikologi pasien tidak
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya mengalami gangguan yang pada
keefektifitasan yang sama pada penurunan akhirnya akan mengakibatkan
skor kecemasan antara perlakuan teknik persiapan operasi bisa terhambat,
relaksasi Benson dan nafas dalam. Hal ini kemudian perawat bisa menambah
dikarenakan kedua teknik relaksasi intensitas waktu pemberian teknik
tersebut memiliki pengaruh yang relaksasi yang sebelumnya hanya 15
signifikan dalam menurunkan skor menit menjadi 30 menit, serta memilih

Perbedaan Efektifitas Teknik Relaksasi Benson dan...,(I. Y. Mardiani, 2014) 7


mekanisme koping lain yang tepat Klien Psikoreligius. Jakarta :
seperti teknik relaksasi otot progresif Salemba Medika
atau teknik imajinasi terbimbing dalam
menurunkan tingkat kecemasan pasien Muttaqin, A., & Sari, K. (2009). Asuhan
pre operasi. Keperawatan Perioperatif.
Jakarta : Salemba Medika
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan data dasar untuk
penelitian selanjutnya yang berkaitan Nasir, A. (2011). Buku Ajar:Metodologi
dengan masalah kecemasan. Selain itu Penelitian Kesehatan. Yogyakarta
peneliti selanjutnya dapat meneliti : Nuha Medika
faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemasan secara fisiologis yang Nataliza, D. (2011). Pengaruh Pelayanan
berhubungan dengan tekanan darah, Kebutuhan Spiritual Oleh
frekuensi nafas, dan denyut nadi. Perawat Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi di
DAFTAR PUSTAKA Ruang Rawat RSI Siti Rahmah
Padang. Fakultas Kedokteran
Abdul & Eko. (2007). Pengaruh Teknik Universitas Andalas. Diperoleh
Relaksasi Nafas Dalam terhadap tanggal 18 Desember 2013
Perubahan Tingkat Kecemasan
pada Ibu Persalinan Kala I di
Pondok Bersalin Ngudi Saras National Safety Council. (2003).
Trikilan Kali Jambe Sragen. Manajemen Stres. Jakarta : EGC
https://www.google.com/#q=jurna
l+penelitian+relaksasi+nafas+dala Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
m+terhadap+kecemasan diperoleh Penelitian Kesehatan. Jakarta :
tanggal 7 Desember 2013 PT RinekaCipta

Asmadi. (2009). Teknik Prosedural _______. (2012). Metodologi Penelitian


Keperawatan:Konsep dan Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Cipta
Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar
Benson, H.,& Proctor, W. (2000). Dasar- Fundamental Keperawatan
dasar Respons Relaksasi. Volume 2. Jakarta : EGC
Bandung : Kaifa
Riska. (2012). Pengaruh Relaksasi
Datak, Gad. (2008). Penurunan Nyeri Benson Terhadap Penurunan
Pasca Bedah Pasien TUR Prostat Kecemasan pada Pasien Kanker
melalui Relaksasi Benson Serviks di RSUD Arifin Achmad.
http://journal.ui.ac.id/index.php/jk http://repository.unri.ac.id/handle/
epi/article/viewFile/2405/1853 123456789/4678 diperoleh
diperoleh tanggal 16 Desember tanggal 7 Desember 2013
2013
Sjamsuhidajat, R. (2004). Buku Ajar Ilmu
Greenberg. (2000). Seri Buku Kecil Bedah. Jakarta : EGC
Terapi Alternatif. Yogyakarta :
Yayasan Spritia
_______. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta : EGC
Kushariyadi & Setyoadi. (2011). Terapi
Modalitas Keperawatan pada

8 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol. ... No. ...
Smeltzer, C., & Bare, G. (2002). Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8. Jakarta : EGC

Stuart, G.W. (2007). Buku Saku


Keperawatan Jiwa Edisi 5.
Jakarta : EGC

Suliswati. (2005). Buku Saku


Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika

Yustin, A. (2011). Pengaruh Terapi


Wewangian Minyak Essensial
Bunga Mawar dengan Cara
Inhalasi terhadap Tingkat
Kecemasan pada Pasien Pre
Operasi di Ruang Bedah RSUD
Solok. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Andalas Padang

Perbedaan Efektifitas Teknik Relaksasi Benson dan...,(I. Y. Mardiani, 2014) 9

Anda mungkin juga menyukai