2 Praktikum Pemancar Radio FM Nusantara 105
2 Praktikum Pemancar Radio FM Nusantara 105
Disusun oleh :
NIM 1310622019
FAKULTAS TEKNIK
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Persyaratan utama untuk siaran FM ialah “fidelity” yang sangat baik, karena
bahan utama adalah musik. Modulasi frekuensi dalam beberapa cara berfungsi untuk
memperbaiki fidelity ini. Pertama, karena siaran FM berada pada jalur VHF dari 87,5
sampai 108 MHz, dapat digunakan jalur dasar (baseband) yang jauh lebih lebar.
Lebar jalur dasar utama yang sekarang banyak digunakan ialah 50 Hz sampai 15 kHz,
dengan deviasi maksimum yang diizinkan sebesar ± 75 kHz. Jarak antar saluran
adalah 200 kHz dan keluaran-keluaran daya yang dipakai dapat mencapai hingga 100
kW.
Pemancar FM banyak dipakai untuk memenuhi kebutuhan siaran yang
menuntut produksi suara dengan kualitas yang tinggi bila dibandingkan dengan
penggunaan pemancar AM. Jika dibandingkan dengan sistem AM, maka FM
memiliki beberapa keunggulan diantaranya :
1. Lebih tahan noise
Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada pada range frekuensi 87.5
MHz – 108 MHz, dimana pada wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari
gangguan baik dari atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan. Jangkauan
dari sistem modulasi ini tidak sejauh jika dibandingkan pada sistem modulasi AM
dimana panjang gelombangnya lebih panjang. Sehingga noise yang diakibatkan oleh
penurunan level daya hampir tidak berpengaruhkarena dipancarkan secara LOS (Line
Of Sight).
Lebar (band) siar FM terletak pada bagian VHF (Very High Frequency) dari
spektrum frekuensi dimana tersedia bandwidth yang lebih lebar daripada band siar
AM dengan panjang gelombang medium (MW = Medium Wave).Bandwidth yang
lebar pada saluran siar FM juga memungkinkan untukmemuat dua saluran data atau
audio tambahan yang disebut SCA (SubsidiaryCommunication Authorization).
3. High Fidelity (Hi-Fi)
a. Rentang pita frekuensi radio yang digunakan adalah 87,5 – 108 MHz;
b. Pengkanalan frekuensi radio yang digunakan adalah kelipatan 100 kHz;
c. Penyimpangan frekuensi (frequency devilation) maksimum adalah + 75 kHz
pada 100% modulasi;
d. Toleransi frekuensi pemancar (transmitter frequency tolerance) sesuai dengan
Appendix Radio Regulation adalah sebesar 2000 Hz;
e. Level spurious emisi minimum 60 Db dibawah level mean power;
f. Lebar pita (band width) untuk deviasi maksimum + 75 kHz dan 100% modulasi
maksimum 372 kHz;
g. Osilator (oscillator) harus mempunyai stabilitas frekuensi tengah
(centrefrequency stability) sebesar maksimum (+) 200 Hz dan maksimum (-)
200Hz dari frekuensi tengah; (KepMenHub No : KM15 tahun 2003).
Tanggapan PLL hanya pada daerah jangkauan atas jalur frekuensi tertentu,
sehingga kita dapat menggunakan komponen ini sebagai penguat lulus-jalur
termodifikasi. Satu dari kebanyakan pemakaian PLL adalah pada demodulasi FM.
Jika IF (frekuensi antara) dipakai sebagai pusat frekuensi VCO, dan sinyal FM
dipakai sebagai masukan PLL, pengambilan sinyal kesalahan pada keluaran tapis
akan memberikan pada kita program modulasi sinyal.
PLL juga banyak dipakai dalam transmisi data digital. Sinyal-sinyal digital
terdiri dari dua level khusus. Masing-masing levelnya dapat dinyatakan dengan
frekuensi khusus untuk transmisi saluran telepon, atau untuk menyimpan pada
perekam pita suara. Hal ini disebut FSK (frequency shift keying).PLL dapat dipakai
untuk mengubah penyandian FSK.Frekuensi logika VCO dalam PLL.Frekuensi logika
0 sedikit lebih rendah dari frekuensi nominal VCO.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah :
Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa S-1 JurusanTeknik
ElektroUniversitas Muhammadiyah Jember.
Untuk menyelaraskan dan mengimplementasikan teori yang diperoleh di
perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Meningkatkan wawasan, pengalaman, dan potensi diri dalam wacana praktek kerja
bagi mahasiswa.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
1. PC dan UPS
PC Merupakan alat untuk menjalankan Seluruh program dari pemancar radio bisa
dibilang ini adalah otak dari seluruh proses, sedangkan UPS merupakan alat yang
dapat menyimpan daya ketika PC kehilangan daya secara mendadak.
2. Mixer
Merupakan pencampur, alat tidak linear yang menggeserkan sinyal yang diterima
pada fRF ke frekuensi intermediate fIF.Modulasi pada pembawa yang diterima juga
diubah ke frekuensi intermediate.
Sama dengan Mixer hanya tombol equalizernya lebih banyak sehingga sangat
membantu untuk mengatur suara yang akan dipancarkan
4. Monitor 1 (Menampilkan Logo Radio Nusantara)
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini
melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang
hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti
molekul udara).
Lebar (band) siar FM terletak pada bagian VHF (Very High Frequency) dari
spektrum frekuensi dimana tersedia bandwidth yang lebih lebar daripada band siar
AM dengan panjang gelombang medium (MW = Medium Wave).Bandwidth yang
lebar pada saluran siar FM juga memungkinkan untuk memuat dua saluran data atau
audio tambahan yang di sebut SCA (Subsidiary Communication Authorization).
e. Saluran Transmisi
Saluran transmisi adalah bagian yang menghantarkan daya yang dihasilkan
pemancar ke antena. Sebagai bagian yang menghantarkan daya, saluran transmisi
yang ideal tidak akan mengurangi daya yang dihantarkannya dan juga tidak
meradiasikan daya yang menjadi tugas antena. Pada kenyataannya, saluran transmisi
juga mengurangi daya yang disalurkannya.Daya yang berkurang berubah menjadi
panas dan sebagian kecil diradiasikan. Agar transfer daya terjadi secara maksimal
maka saluran transmisi juga harus mempunyai impedansi karakteristik yang sama
dengan sumber dan beban. Pada sistem pemancar FM umumnya menggunakan
saluran koaksial dengan impedansi karakteristik 50.
f. Antenna
Antena adalah bagian yang sangat penting dari pemancar.Antena berfungsi
sebagai alat yang dapat meradiasikan gelombang radio. Selain itu juga antena
berfungsi mengarahkan arah pancaran sesuai tujuannya (audience). Beberapa
parameter antena adalah:
1. Polarisasi
Polarisasi dibedakan menjadi polarisasi vertikal dan polarisasi
horisontal.Sebagai gambaran yang sederhana sebuah antena dapat dikatakan
mempunyai polarisasi vertikal jika antena tersebut diletakkan pada posisi vertikal
terhadap bumi.Antena dengan polarisasi vertikal akan menghasilkan gelombang radio
dengan polarisasi vertikal juga. Begitu sebaliknya dengan polarisasi horizontal,
karena sebagai acuannya adalah dilihat peletakan pada permukaan bumi.
Untuk dapat menangkap gelombang radio yang mempunyai polarisasi vertikal,
pada penerima radio juga dibutuhkan dengan polarisasi yang sama.
2. Penguatan Antena
Antena adalah komponen pasif.Secara harfiah antena tidak mungkin
menguatkan sinyal yang diberikan padanya.Penguatan pada antena sebenarnya adalah
seberapa banyak antena tersebut meradiasikan gelombang radio ke arah yang
diinginkan.
3. Pengarahan
Antena dibedakan menjadi omnidirectional (segala arah) dan bidirectional
(dua arah). Antena omnidirectional dapat dikatakan meradiasikan gelombang radio
yang sama kuat ke segala arah.
Pada umumnya, untuk antena-antena siaran atau pemancar frekuensi
menengah (MF = Medium Frequency) dan VHF (Very High Frequency)
menggunakan jenis antena tegak (antena vertikal).
3.2.2 Modulasi
Modulasi didefinisikan sebagai proses penumpangan atau penyisipan sinyal
frekuensi rendah terhadap sinyal yang berfungsi tinggi sehingga dihasilkan output
dengan parameter baru. Proses ini menyebabkan sifat-sifat sinyal pembawa berubah-
ubah sebanding dengan perubahan sifat sinyal informasi.
3.2.4 Modulator FM
Modulator merupakan bagian utama dari pemancar FM yaitu suatu alat yang
digunakan untuk melakukan modulasi.Jadi modulator FM dapat didefinisikan sebagai
alat penghasil sinyal FM. Sinyal FM dapat diperoleh dari suatu rangkaian dengan
komponen utama adalah osilator dan piranti nonlinear. Piranti non linear yang sering
digunakan antara lain adalah transistordan dioda varactor.
Prinsip kerja dari modulator adalah adanya tegangan bias dari sinyal
pemodulasi (informasi) yang akan berpengaruh pada nilai induktansi dari transistor
ataupun nilai kapasitansi dari dioda varactor. Perubahan nilai induktansi maupun
kapasitansi tersebut akan berpengaruh pada reaktansi osilator sehingga dihasilkan
pula perubahan frekuensi ataupun fasa dari keluaran osilator sesuai dengan sinyal
modulasi frekuensi yang dikehendaki. Ada dua cara untuk menghasilkan sinyal FM
yaitu modulasi langsung dan tidak langsung.
Modulasi tidak langsung
Modulasi Frekuensi tidak langsung diperoleh melalui proses modulasi fasa
dengan sinyal masukan informasi diintegrasikan terlebih dahulu sebelum masuk ke
modulator. Metode yang sering digunakan adalah tipe Amstrong. Apabila fasa dari
keluaran osilator kristal berubah, maka dihasilkan modulasi fasa (PM). Perubahan
fasa dari sinyal secara tidak langsung akan menyebabkan perubahan frekuensi. Oleh
karena itu dapat terjadi modulasi langsung dari kristal melalui modulasi phasa (PM),
yang secara tidak langsung menghasilkan modulasi frekuensi (FM).
Modulator sederhana tipe Amstrong dapat dilihat pada gambar 3.5, JFET pada
rangkaian ini mendapat bias tegangan dan menjaga agar tegangan VDS rendah.
Keadaan tersebut akan menghasilkan resistansi dari drain ke source dapat berubah-
ubah terhadap tegangan drain (sinyal pemodulasi).
Mula-mula sinyal audio masuk ke rangkaian pengoperasian frekuensi. Rangkaian ini
terdiri dari rangkaian RC Low pass (integrator) yang membuat amplitudo audio
berkebalikan dengan frekuensinya. Hal ini perlu dilakukan karena pada modulator
fasa (PM), deviasi frekuensi yang dihasilkan tidak sesuai dengan frekuensi sinyal
pemodulasi 1 volt 1 KHz yang menghasilkan deviasi 100 Hz, maka untuk sinyal
pemodulasi 1 volt 2 KHz akan menghasilkan deviasi 200 Hz sebagai pengganti dari
deviasi 100 Hz jika sinyal pemodulasi tersebut melewati ke rangkaian integrator.
Dengan demikian sinyal FM secara tidak langsung dihasilkan melalui perubahan fasa
dari keluaran osilator kristal. Perubahan fasa tersebut disempurnakan dengan
perubahan sudut fasa dari rangkaian RC (C1 dan resistansi JFET) bersamaan dengan
koreksi frekuensi sinyal pemodulasi.
BAB IV
GAMBAR DAN PENJELASAN
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari suatu pemancar FM adalah untuk merubah satu atau lebih sinyal
input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi gelombang yang termodulasi dalam
sinyal RF (Radio Frequency) yang berupa keluaran daya yang kemudian diumpankan
ke sistem antena untuk dipancarkan.
Pada kenyataannya, pemancar FM banyak dipakai untuk memenuhi kebutuhan
siaran yang menuntut produksi suara dengan kualitas yang tinggi.Hal ini disebabkan
karena nilai S/N (Signal to Noise Ratio) yang tinggi dapat diperoleh dengan daya
pemancar FM yang relatif rendah, juga faktor kualitas terhadap gangguan siaran yang
lebih baik.
Jika dibandingkan dengan sistem AM, FM mempunyai beberapa keungulan
diantaranya :
1. Lebih tahan noise
2. Mempunyai bandwidth yang lebih lebar
3. Mempunyai fidelitas yang tinggi
Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada pada range frekuensi 87.5-
108 MHz, dimana pada wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari
gangguan baik dari atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan.
Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh jika dibandingkan pada sistem
modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang.
Secara umum sistem pemancar terdiri dari bagian-bagian :
1. Audio Input
2. Pemancar FM
Osilator
Penyangga
Penguat Daya
3. Catu daya
4. Saluran Transmisi
5. Antena
Pada Pemancar FM ini, digunakan PLL sebagai pengontrol frekuensinya
karena PLL ini membentuk suatu sistem yang dapat menghasilkan frekuensi yang
stabil dengan dengan membandingkan beda fasa antara frekuensi referensi yang
sangat stabil dengan frekuensi keluaran yang diumpanbalikkan.
Secara umum PLL terbagi menjadi tiga bagian pokok yaitu detektor fasa, loop
filter dan VCO (Voltage Control Oscilator). Secara singkat prinsip kerja sistem PLL
adalah sinyal masukan berupa frekuensi acuan menjadi salah satu masukan bagi alat
detektor fasa, masukan yang lain berasal dari VCO. Keluaran dari alat detektor fasa
ditapis oleh penapis pelewat rendah (LPF).Dengan demikian frekuensi-frtekuensi
awal, harmonik-harmoniknya, serta frekuensi jumlah disingkirkan.Hanya frekuensi
selisih (tegangan DC) yang keluar dari LPF. Tegangan DC ini kemudian akan
mengendalikan frekuensi VCO.
Sistem ini akan bekerja dengan baik, bila frekuensi VCO sama dengan
frekuensi acuan yang juga masuk ke detektor fasa. Dengan demikian alat detektor fasa
mempunyai dua masukan dengan frekuensi yang sama. Bila frekuensi masukannya
berubah, maka frekuensi VCO akan melacaknya. Secara otomatis PLL membetulkan
frekuensi dan sudut fasa VCO.
LEMBAR PENGESAHAN
Diserahkan Mengetahui
Tanggal :