12 Cara Mengkaji P ID PDF
12 Cara Mengkaji P ID PDF
DIAGRAM
Menurut hemat saya, selama bekerja di operasi produksi pabrik minyak dan gas bumi industri
hulu, terlihat bahwa kekurangsempurnaan seseorang dalam mengartikan gambar P&ID terletak
pada pengetahuan yang kurang terhadap unit operasi, keterkaitan antar unit operasi, plant safety,
serta perhatian detil pada catatan-catatan kaki di P&ID itu sendiri. Tidak dimengertinya atau
tidak dibacanya Process Flow Diagram atau PFD juga merupakan faktor penyumbang yang
cukup significant.
Tulisan ini diperuntukkan bagi mereka yang bekerja di front line operation, para operator, para
process engineer, operation engineer, dan mereka yang berminat terhadap surface facility
operation. Diusahakan dalam tulisan ini, seminimal mungkin menghilangkan hal-hal yang terlalu
teknik karena konsumen utamanya adalah para operator dan pekerja lapangan.
Di dalam tulisan ini, ada beberapa tebakan yang memancing para pembaca untuk berpikir.
Diusahakan tebakannya adalah hal-hal praktis yang akan ditemui di lapangan. Jawaban tebakan
ini ada di halaman akhir tulisan.
Beberapa bagian dari tulisan ini pernah dipublikasikan di Milis Migas Indonesia, ataupun milis
Teknik Kimia ITB, hanya saja sedikit diubah guna mendukung tema dari tulisan ini.
Salam,
Cahyo Hardo
DAFTAR ISI
Pompa Sentrifugal
Prinsip kerja pompa sentrifugal
Karakteristik kurva pompa sentrifugal
Operasi seri-paralel
Minimum re-circulation
Prinsip Pengendalian di pompa sentrifugal
Lead and lag principle
Kompresor Sentrifugal
Karakteristik kurva
Surge
Stonewall
Prinsip control kompresor sentrifugal capacity vs surge control
Membaca P&ID
Pengenalan Legenda
Pengenalan valve
Tanda-tanda khusus
Tipe pengendalian (selector, cascade, on-off)
Memperhatikan catatan kaki
Cara Mengkaji P&ID dengan benar
Sesungguhnya, P&ID hanyalah rangkuman operating manual suatu pabrik, sehingga, bagaimana
pabrik itu dioperasikan, dapat terlihat dengan jelas. Terkadang, jika lebih jeli, maka konsep
safety dari suatu pabrik dapat pula dilacak. Semuanya sangat tergantung, sampai sejauh mana
kita gali. Adalah hal yang penting bagi para pembaca P&ID untuk mengerti unit operasi yang
menjadi subyek di dalam P&ID.
Bab 4 Safety yang tergambarkan di P&ID
Kekuatan material yang tertampilkan di P&ID
MAWP vessel, pipa, serta komponen-komponen di perpipaan
Kelas-kelas kekuatan pipa (ANSI rating, API rating)
Specification Break
Bejana Tekan
Topik bahasan ini sengaja disatukan karena memang susah untuk dipisahkan. Di dalam P&ID
kita akan melihat suatu unit operasi yang didaulat mempunyai suatu harga MAWP tertentu.
Perpipaan, termasuk fittingnya pun demikian.
Lalu, bagaimana menentukan apakah suatu sistem yang mempunyai beragam MAWP tersebut
dapat dioperasikan secara aman ?.
MAWP bejana tekan (pressure vessel) dan unit operasi lainnya dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat dioperasikan dengan aman. Karena alatnya yang unik keberlakuannya,
maksudnya belum tentu cocok untuk suatu sistem proses yang lain, maka perhitungan MAWP
untuk alat-alat tersebut pun bersifat kasus-per-kasus.
Tekanan desain suatu bejana tekan adalah nama lain dari MAWP-nya. MAWP ini, dalam banyak
kasus menentukan nilai setting pressure dari PSV. Tekanan operasi bejana tekan pada kondisi
operasi normal disebut sebagai tekanan operasi, dengan nilainya harus lebih rendah dari MAWP.
Tekanan operasi ditentukan oleh kondisi proses.
Tabel di bawah ini menjelaskan nilai tekanan operasi relatif terhadap MAWP bejana tekan. Jika
tekanan operasi terlalu dekat dengan setting dari PSV, perubahan mendadak terhadap tekanan
operasi dapat menyebabkan PSV aktif secara prematur.
Pertanyaan 4.1
Yang manakah yang lebih sensitif terhadap perubahan tekanan operasi yang mendadak, operasi
yang melibatkan gas atau cairan ?. Dan kenapa ?.
Contoh 4.1.
Separator yang beroperasi pada tekanan 200 psig, maka:
Setting PSHH-nya dalah 200+25 = 225 psig.
Setting dari PSV-nya adalah angka yang lebih besar dari:
Pertanyaannya adalah, apakah kita akan merancang separator tersebut pada MAWP 236 psig ?.
Sebaiknya tidak, mengingat kita harus menyediakan allowance untuk kenaikan tekanan operasi di
masa depan. Untuk kasus ini, sebaiknya dirancang separator yang mempunyai MAWP setara
dengan ANSI 150 pada temperatur 100 0F, yaitu 285 psig.
Ketika mendesain ketebalan plate untuk shell dan headnya, maka yang akan dipilih adalah
ketebalan plate berdasarkan standard, yang tentunya harus diatas ketebalan perhitungan desain.
Artinya, bejana itu sendiri mempunyai MAWP yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan, pada saat
itu. Katanya, mengingat hal ini, maka banyak owner menuliskan dalam bid document tentang
MAWP suatu bejana proses berdasarkan tekanan normal operasi, serta meminta vendor untuk
menyertakan informasi nilai maksimum MAWP untuk bejana proses tersebut yang dapat di test
dan disetujui.
Perhatikan kembali tabel 4.1 dan contoh 4.1. Pertanyaannya, apakah tabel dan contoh tersebut
berlaku untuk semua kasus, atau hanya melihat per-unit operasi ?. Jawabannya akan
disampaikan pada sub bab mengenai Shutdown System instrumented-based ditambah dengan
pemahaman kita mengenai minimum safety protection device required, seperti yang disarankan
oleh API RP-14C.
Sistem Perpipaan
MAWP di sistem perpipaan ditentukan oleh bagian yang terlemah dari pipa, yaitu
sambungannya. Secara umum, MAWP sambungan flange menentukan secara keseluruhan
MAWP sistem perpipaan. Misalnya, suatu pipa bisa saja MAWP-nya digolongkan ke dalam
ANSI 300 ataupun ANSI 150, tetapi, flange-nya tidak. Bisa saja suatu pipa bermaterial identik,
berdiameter sama, ber-MAWP sama, akan tetapi karena masing-masing flange-nya, misalnya
adalah bergolongan ANSI 150 dan 300, maka MAWP-nya juga beda. ANSI adalah singkatan
dari American National Standard Institute, suatu lembaga dari Amerika Serikat yang
mengeluarkan berbagai standard.
Masing-masing flange yang berbeda ANSI, juga berbeda dalam hal perancangannya. Jarak antar
lubang untuk baut pun berbeda. Tipe gasket-nya pun berbeda pula. Ada yang cukup dengan jenis
RF atau raised face (memang mukanya flange-nya monyong) dan ada pula jenis gasket yang
mendesak ke dalam seperti RTJ atau Ring Type Joint.
Akan tetapi, ada juga yang mirip-mirip, sehingga sepintas mata tidak ada perbedaannya, kecuali
jika kita rajin mau melihat cetakan angka ANSI di sekitar leher flange-nya. Hal-hal yang serupa,
terkadang memang harus diwaspadai. Sebab kalau tidak awas, safety adalah taruhannya 1).
Misalnya, jika yang dibutuhkan adalah material dengan kekuatan minimum setara ANSI 300,
apakah flange-nya bisa ditukar dengan ANSI 150 dengan alasan dari bentuk visualnya saja mirip.
Tentu tidak, tetapi namanya orang kalau sudah dalam keadaan terjepit atau lupa, hal ini bisa saja
terjadi. Ini, saya kira adalah salah satu pemicu kenapa pipa yang hendak dipasang di pabrik harus
melalui serangkaian uji ketahanan, misalnya saja dengan menaikkannya ke tekanan sebesar satu
setengah kali dari MAWP pipa ketika di hydrotest. Satu setengah kali MAWP sebagai patokan
untuk hydrotest hanya berlaku untuk perpipaan yang ada di plant saja, menurut ASME B.31.3.
Untuk perpipaan gas di pipeline, ukuran hydrotest akan berbeda, tergantung kelas atau daerah
kepadatan di sekitar pipa tersebut ditambah dengan tekanan operasi maksimum yang diijinkan.
Kenapa harus memilih pipa yang ber-MAWP lebih tinggi dari 100 psig ?. Sebenarnya, bisa saja
kita memesan pipa yang berkekuatan demikian. Permasalahannya adalah, material perpipaan
sudah dibuat sedemikian rupa agar dapat dipertukarkan serta sudah menjadi standard. Agar
mudah intinya. Jika kita tetap kukuh untuk memesan pipa tersebut, bisa saja delivery time-nya
lama, atau bahkan tidak bisa dibuat atau mungkin tidak ada yang mau membuat. Bikin susah saja,
katanya….
Lalu, apakah material yang terlemah dari suatu sistem pasti selalu bukan pipa atau flange-nya,
tetapi bejana tekan/proses atau unit operasi lainnya ?. Yach jawabannya belum tentu juga.
ANTI PSV-3
SURGE SET @
VALVE 1000 PSIG TO DEHYDRATION
SYSTEM
PSV-2
MAWP 2000
PSIG ANSI 600
MAWP 2000
PSIG
GAS TO
TURBINE FLARE
BDV
COMPRESSOR COOLER
MAXIMUM
DISCHARGE MAWP 1100
PRESS = 1100 PSIG
PSIG
Dari gambar di atas terlihat bahwa yang menentukan MAWP terlemah adalah MAWP dari
aftercooler dan bukan sistem perpipaan.
Contoh lain
Gambar 4.4 Gambar P&ID sederhana untuk Production Separator Re-used
TO FLARE
SET @
80 PSIG
SET @
50 PSIG
TO LP COMP.
PSHH
TO FLARE
SET @ ANSI SET @
100 PSIG 150 120 PSIG
LP SEP.
ex-HP SEP
MAWP 700 psig
ANSI 150
ANSI 150
Dari gambar di atas terlihat bahwa yang menentukan MAWP terlemah adalah MAWP dari sistem
perpipaan dan bukan separatornya.
Tulisan ini tidaklah dimaksudkan untuk membahas lebih lanjut bagaimana suatu desain pipa,
bagaimana menentukan diameter ekonomis, bagaimana pemilihan schedule number, bagaimana
jenis-jenis sambungan, jenis-jenis flange dan lainnya, tetapi lebih dimaksudkan untuk melihat
secara “garis besar” apa-apa yang harus dicermati untuk menentukan MAWP suatu sistem atau
unit operasi yang tergambar di P&ID.
Karena saya percaya bahwa tulisan tentang perpipaan, desainnya, dinamikanya, tata peletakannya
serta hal-hal unik yang berkaitan dengannya membutuhkan disiplin ilmu tersendiri, maka
bahasan selanjutnya bertumpu pada MAWP dari flange, yang merupakan salah satu bagian
terlemah dari sistem perpipaan.
Kelas-Kelas Pressure Rating
Ketika merancang suatu sistem perpipaan, salah satu yang dicermati adalah komponen lain yang
biasanya melekat dengan perpipaan tersebut, seperti flange, fitting, dan valves. Komponen-
komponen perpipaan tersebut, seperti juga pipanya, harus sanggup menahan tekanan yang ada di
dalam pipa. Namun, karena bentuk geometrinya tidak “sederhana” seperti pipa, maka dibutuhkan
kajian lebih dalam menentukan batas ketahanannya terhadap tekanan.
Salah satu analisa yang umum dilakukan terhadap bentuk geometri yang tidak sederhana
tersebut, adalah dengan melakukan finite element analysis, untuk menentukan ketahanannya
terhadap suatu besaran tekanan tertentu. Hal ini, tentu saja tidak praktis mengingat begitu
banyaknya komponen perpipaan, sehingga dunia industri membuat suatu standard terhadap
komponen-komponen perpipaan tersebut.
Tujuan dari pembuatan standard adalah memberikan petunjuk keluwesan untuk saling
dipertukarkannya antar komponen pipa tersebut, menentukan dimensi standard, menentukan
spesifikasi allowable service rating untuk rentang nilai tekanan dan temperatur, menentukan jenis
dan sifat bahan pembuatnya, serta menentukan cara pembuatannya dan quality control-nya.
ANSI B.16.5 serta API 6A adalah acuan yang umum digunakan dunia industri. Dengan
mengikuti standard seperti ANSI atau API tersebut, maka para perancang sistem perpipaan
diberikan petunjuk yang standard sehingga komponen perpipaan yang dibuat suatu pabrik, jika
dipilih dengan benar, dapat menahan tekanan maksimum yang mungkin terjadi, serta dapat
dipertukarkan.
Tabel di bawah ini memberikan gambaran dari ketahanan flange yang terbuat dari besi karbon
jenis 1.1 terhadap maximum non-shock working pressure. Material jenis 1.1 banyak digunakan di
sistem perpipaan fasilitas produksi migas.
API 6A membutuhkan control, pengujian dan metoda pembuatan yang lebih ketat daripada ANSI
B. 16.5. Sebagai implikasinya, meskipun kelas flange API 2000, 3000, dan 5000 mempunyai
dimensi yang sama dan dapat dipertukarkan dengan ANSI kelas 600, 900, dan 1500, pada
hakekatnya flange API mempunyai kelas pressure rating yang lebih tinggi. Sehingga, jika ada
flange kelas API disambungkan dengan kelas ANSI, maka penentuan flange ratingnya adalah
mengikuti kelas ANSI.
Gambar 4.5 Contoh kecenderungan penurunan kekuatan material dengan kenaikan temperatur
untuk beberapa material
800
700
600
Pressure, psig
200
100
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Temperature, F
Jika dianalogikan desain suatu separator, maka MAWP separator tersebut juga akan turun jika
temperatur operasi meningkat. Bayangkan jika kenaikan temperatur disebabkan oleh faktor luar,
seperti kebakaran. Untuk itulah, banyak sekali terpasang sistem pembuangan gas ke flare atau
yang dikenal sebagai blowdown system, guna mengurangi secara significant tekanan gas yang
meningkat karena panas dari api. Tambahan cara untuk “menahan” keruntuhan mechanical
integrity dari separator tersebut, misalnya dengan tetap menjaga cairan tetap ada di separator
supaya kenaikan temperatur di dalam separator tersebut jadi lambat. Diharapkan, sebelum semua
cairan menjadi uap, temperatur di dalam separator tidak akan lebih dari titik didih cairan yang
dikandungnya. Selama cairan masih dalam fasa cair, maka energi panas dari api dibutuhkan
untuk memasok panas perubahan wujud atau panas latent.
Hal tersebut pun dengan asumsi bahwa penyebaran panas di sekitar badan separator tersebut
adalah homogen. Suatu asumsi yang layak untuk diperdebatkan, dan itu sebabnya pula, ada
beberapa pihak, yang menyangsikan kehandalan dari PSV jenis fire. 2)
Spesifikasi dari Komponen Perpipaan (Pipa, Valve, dan Fitting)
Tujuan dari spesifikasi komponen perpipaan adalah untuk menentukan, untuk suatu beban kerja
tertentu, kode industri dari lembaga yang berwenang, kebutuhan-kebutuhan bahan-bahan untuk
pipa, flange, fitting, bolt, nut, dan gasket, bahan dan konstruksi untuk setiap valve yang
digunakan di perpipaan, sertifikat pengelasan, persyaratan inspeksi, serta rincian desain.
Untuk setiap kelas pipa dan penggunaannya, tersedia daftar yang menjelaskan secara rinci hal-hal
yang diperlukan, misalnya bahan dari pipa, end connection, valve-valve yang dapat digunakan,
fitting, dan sebagainya.
Informasi detil mengenai hal ini, biasanya dapat dilihat di dokumen spesifikasi perpipaan. Untuk
setiap operator, bentuknya bisa berbeda-beda. Contoh berikut adalah piping specification kelas
ANSI 150 yang digunakan oleh sebuah perusahaan migas.
PIPING CLASS DATA SHEET
PT ABC Piping Material Class A22 Rev. 0
Project No:
Client:
789
PSC PIPING MATERIAL SPECIFICATION NO: 123456789
pt abc
Project Title: LP Booster Compresor
Nominal Diameter, inches ½ ¾ 1 1½ 2 3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 Notes Rev.
ASME Schedule 160 160 160 160 80 40 40 40 20 20 20 20 20 20 STD STD
Item Elements Wall Thickness inch. 0.187 0.218 0.250 0.281 0.218 0.216 0.237 0.280 0.250 0.250 0.250 0.312 0.312 0.312 0.375 0.375
Rev Date Description By Chk. App. Maximum Allow able Design Pressure At Tem perature Material : Carbon Steel P IP E CLA SS
C 29/03/00 Approved for Design HPR DSA TRC Deg.F -20 100 120 200 300 400 Rating : 150#
B 29/12/99 Issued for Approval HPR TRC SB Psig 285 285 280 260 230 200 Corrosion Allow . : 0.125 inch A22
0 20/10/00 Approved for Construction HPR DSA SRR Design Code : ASME B31.3
Item Elements Nominal Diameter, inches ½ ¾ 1 1½ 2 3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 Notes Rev.
Nipple, 100mm long PBE As Pipe ASME B36.10 ASTM A106 Gr. B 5
Weldolet BW ASTM A 105
Sockolet SW 3000# ASTM A105 5
Threadolet NPT 3000# ASTM A105 11, 14
Elbolet SW 3000# ASTM A105 5
Flange - Weld Neck BW 150# R.F. ASME B16.5 ASTM A 105 Bore to match pipe
Flange - Socket Weld SW 150# R.F. ASME B16.5 ASTM A105 5
Flange - Slip On SO 150# R.F. ASME B16.5 ASTM A105 9
Flange - Weld Neck BW 300# R.F. ASME B16.5 ASTM A 105 Bore to match pipe 6
Flange - Screw ed 1/2" NPT 150# R.F. ASME B16.5 ASTM A105 7, 14
Flange - Scrd-Red. x 1/2" NPT 150# R.F. ASME B16.5 ASTM A105 7, 14
Flange - Orifice. W.N. BW 300# R.F. ASME B16.5 ASTM A 105 Bore to match pipe 6
Flange - Blind 150# R.F. ASME B16.5 ASTM A105
Gasket 150# R.F. API 601 Spiral w ound 316 SS, 4.4 mm thk. 316 SS outer and inner rings, 3.2 mm thk. Graphite filler
Gasket 300# R.F. API 601 Spiral w ound 316 SS, 4.4 mm thk. 316 SS outer and inner rings, 3.2 mm thk. Graphite filler 6
Ball Full Bore. Floating, 150# R.F. Flanged VB-101 13, 15, 17 0
Valves Reduced Bore. Floating, 150# R.F. Flanged VB-102 13, 15, 17 0
Full Bore. Trunnion, 150# R.F. Flanged SEE NOTE 10 VB-103 10, 13
Reduced Bore. Trunnion, 150# R.F. Flanged SEE NOTE 10 VB-104 10, 13
Reduced Bore. 800# Socket Weld VB-601 5
Reduced Bore. 800# Socket Weld x Scr'd VB-602 5, 7, 14
Check Wafer 150# R.F. VC-101 13
Valves Piston Horiz'l. 800# Socket Weld VC-602 5, 13
Ball Vert'l. 800# Socket Weld VC-601 5, 13
Monoflange Sgl. Block & Bleed, 150# R.F. Flg. x Scr'd. VM-101 7, 14, 16
Valve Dbl. Block & Bleed, 150# R.F. Flg. X Scr'd. VM-102 7, 14, 16
Material : Carbon Steel PIPING CLASS DATA SHEET
PT ABC Flange Rating : 150# Corrosion Allowance : 0.125 inch Project No: 789 Rev. : 0
A22
BRANCH CONNECTIONS BRANCH SIZE Notes Rev.
Nominal Diameter, inches ½ ¾ 1 1½ 2 3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24
24 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 1
1 Equal Tee BW. 20 6 6 6 6 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 1
2 Reducing Tee BW. H 18 6 6 6 6 5 5 5 5 5 2 2 2 2 1
3 Equal Tee SW. E 16 6 6 6 6 5 5 5 5 2 2 2 2 1
4 Reducing Tee SW. A 14 6 6 6 6 5 5 5 2 2 2 2 1
5 Weldolet D 12 6 6 6 6 5 5 5 2 2 2 1
6 Sockolet E 10 6 6 6 6 5 5 5 2 2 1
R 8 6 6 6 6 5 5 2 2 1
6 6 6 6 6 5 2 2 1
S 4 6 6 6 6 2 2 1
I 3 6 6 6 6 2 1
Z 2 6 6 6 6 1
E 1½ 4 4 4 3 Branch stub-in may be used on open drains subject to approval by Stress Dept.
1 4 4 3
¾ 4 3
½ 3
NOTES :
1. Quality factor for pipe and fittings 'E' to be 1, refer to ASME B31.3 Table A-1B. 7. For instrument connections only.
Any deviation from this quality factor w hen using w elded pipe shall be subject to 8. For details of Spectacle Blinds, Spades and Spacers and Drip Rings refer to
engineering approval. Piping Standard details.
2. Pulled Bends shall only be used in approved situations subject to CLIENT approval 9. The piping components shall only be used in approved situations, subjected to CLIENT
Where possible but limited to the follow ing size range: approval.
Hydrocarbon and toxic service; ½" to 1½" inclusive. 10. Valve sizes denoted by the shaded areas shall only be used for actuated valves.
Utility systems; ½" to 2" inclusive. 11. To be used for hydro-test vents only
Utility systems w here space permits; 3" and 4". 12. Substitution of ERW or DSAW pipe inplace of seamless, subjected to the CLIENT
3. Lateral Tees shall be used for flare and drain connections only. approval.
4. For Sw ages nipple and coupling w ith other permitted end conditions refer to Paragraph 2.6 13. Selection of valves w ith other permitted types required for specific process condition,
CO00014-000-00-RE-L-001. refer to paragraph 2.13 CO00014-000-00-RE-L-001.
5. For all socket w eld fittings a 1/16" cavity betw een pipe and inside fitting to be allow ed or 14. All screw ed fittings to be NPT, all exposed thread to be covered, refer to paragraph 2.5
gap-o-let shall be used. CO00014-000-00-RE-L-001.
6. 300# Flanges, Gaskets and other components shall only be used for in - line instrument 15. Size ½" to 1½" for instrument connection only.
connections and for connecting to 300# piping systems and equipment. 16. Monoflange size ½"Scr'd instrument connection x 1½" flanged piping branch connection.
17. Maximum temperature rating is reduced to 300 oF.
Saya melihat bahwa untuk dimensi dari komponen-komponen pipa, seperti plug, valve, ataupun
pipanya sendiri, secara umum untuk ukuran yang lebih kecil dari 2 inch, maka MAWP-nya lebih
besar dari pressure rating untuk service tersebut. Secara umum, pressure rating flange, ring dan
gasket adalah identik dengan pressure rating untuk service-nya.
Untuk ukuran dimensi yang kecil, nilai pressure ratingnya dipilih yang lebih besar. Untuk pipa
yang kecil ukurannya, schedule number-nya menjadi lebih besar. Pada ukuran pipa dan
komponen-komponen sistem perpipaan yang lebih kecil, mechanical integrity jauh lebih penting
daripada kebutuhan untuk dapat menahan tekanan maksimum operasi. Dan inilah sebabnya
mengapa didesain sedemikian rupa.
Specification Break
Setelah kita tahu sedikit pengetahuan tentang kekuatan material berikut standard-nya, maka
sekarang perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 4.6 Perubahan Flange dan Valve Pressure Rating
TO
FLARE
LO
OUTLET TO FLARE
GAS
LO LO OUTLET
WELLHEAD
GAS TO FLARE
LO
HP
SEPARATOR LC
LO
MP OUTLET
SEPARATOR GAS
LC LO
LO
TO
FLARE LC
LO LP
SEPARATOR
Catatan:
Temperatur desain sistem adalah 150 F
Shutdown system tidak digambarkan
Flowline & manifold tidak digambar, dianggap desain
rating-nya mengikuti wellhead
MAWP masing-masing sistem berdasarkan
komponen atau alat yang terlemah
Setting PSV maksimum adalah MAWP
PSV desainnya diasumsikan block discharge
Dengan memperhatikan catatan kaki dari gambar tersebut, maka secara konseptual, ditampilkan
perubahan pressure rating mulai dari hulu, yaitu kepala sumur sampai dengan hilirnya, yaitu
separator tekanan rendah.
Apa tujuannya specification break tersebut. Tidak lain adalah untuk penghematan. Bayangkan
jika semua material, jika mengacu pada gambar tersebut, harus dibuat sesuai pressure rating
kepala sumur. Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan…..??
Perhatikan gambar P&ID 4.7 dan 4.8 berikut ini. PSV di tiap separator di desain atas dasar
kriteria block discharge. PSV spare-nya tersedia tetapi tidak digambarkan untuk penyederhanaan.
Temperatur operasi maksimum diasumsikan 150 0F.
Gambar 4.7 Specification Break di P&ID Manifold dan Separator
Gambar 4.8 Specification Break di P&ID Manifold dan Separator – Penambahan Valve di upstream LP Separator
Jika gambar 4.7 dan 4.8 dicermati, maka hanya dengan menambah Valve A di upstream LP
Separator, maka banyak sekali flange dan pipe rating yang berubah mengikutinya.
Agar dapat mengerti mengapa terjadi perubahan di gambar 4.8 tersebut, maka perlu bagi kita
untuk mengetahui bagaimana mendesain suatu specification break. Dalam merancang
specification break ini, diasumsikan:
2. Control valve, termasuk self-containt regulator, dapat terbuka atau tertutup, yang
memungkinkan suatu bagian dalam pipa berisi fluida bertekanan maksimum.
3. Block valve dapat terbuka atau tertutup, yang memungkinkan terjadinya tekanan
tertinggi. Lock Open dan Lock Close valve akan tetap menjaga posisi valve demikian,
jika kuncinya dijaga dengan prosedur yang ketat dan benar. Process Hazard Analysis
harus dilakukan untuk menentukan apakah proteksi jenis ini dapat diterima. Untuk
aplikasi valve yang menggunakan lock close, disarankan untuk tidak digunakan karena
resiko valve passing adalah umum ditemui di production facility.
4. Pressure Safety High (PSH) dianggap tidak memberikan perlindungan yang cukup,
kecuali dengan menggunakan metode HIPPS. Meskipun demikian, pemilihan metode ini
haruslah melalui kajian yang mendalam, termasuk melihat kemungkinan menggunakan
metode proteksi yang lain.
5. Pressure Safety Valve dan Rupture disk selalu bekerja. Desain PSV atau RD tersebut
adalah block discharge.
Untuk memeriksa suatu specification break, maka dapat dilakukan penelusuran sistem perpipaan
dan unit operasi terkait. Jangan lupa juga untuk menggunakan tabel pressure-temperature rating
dari material yang digunakan, seperti yang sudah dicontohkan di tabel-tabel 4.
Untuk desain PSV yang dipasang guna melindungi bagian upstream-nya, maka penelusuran
dimulai dari PSV menuju upstream termasuk percabangannya, sampai bertemu dengan valve atau
control valve pertama. Diasumsikan valve atau control valve tersebut tertutup. Kemudian mulai
dari valve tersebut, ditelusuri lagi sampai menemukan PSV yang lain atau sumber penghasil
tekanan (seperti sumur, pompa, atau kompresor). Sistem perpipaan mulai dari block valve atau
control valve yang pertama tadi sampai dengan PSV di upstream-nya atau sumber penghasil
tekanannya, harus di desain pada pressure rating PSV atau pada tekanan maksimum dari sumber
penghasil tekanan tersebut, jika tidak ada PSV. Hal tersebut juga berlaku untuk setiap
percabangan pipa.
Gambar 4.7 dan 4.8 sampai gambar selanjutnya menggunakan asumsi bahwa material yang
digunakan adalah besi karbon kelas 1.1 dengan temperatur operasi maksimum 150 0F.
Sekarang perhatikan gambar 4.7 kembali. Untuk sistem perpipaan di HP dan Test Separator,
maka jika ditelusuri, akan ditemui valve-valve dari sumur #1 dan sumur #2, yaitu valve 1, 3, 2,
dan 4. Lalu diasumsikan valve-valve tersebut tertutup tetapi passing. Desain pressure rating
perpipaan sampai dengan valve-valve tersebut akan mengikuti setting PSV-PSV di HP atau Test
Separator, yaitu 1480 psig atau berarti setara dengan ANSI 600.
Tekanan maksimum yang mungkin terjadi dalam hal ini adalah Shut in Tubing pressure (SITP)
dari masing-masing sumur #1 dan #2. Sehingga valve-valve (1 dan 2) dan perpipaannya di
flowline sumur #1, desain pressure ratingya mengikuti SITP sumur #1, yaitu 5000 psig, sehingga
desainnya adalah API 5000. Untuk valve-valve (3 dan 4) dan perpipaannya di flowline sumur #2,
desain pressure ratingnya akan mengikuti SITP sumur #2, yaitu API 2000.
Untuk pressure rating valve-valve 5 dan 6 sampai sistem perpipaan menuju upstreamnya, yaitu
kepala sumur, harusnya sudah jelas, yaitu API 5000 dan API 2000, masing-masing untuk sumur
#1 dan #2.
Bagaimana dengan valve-valve 7 dan 8 ?. Karena valve-valve ini berhubungan dengan sistem
separator LP di downstreamnya, maka penelusuran dimulai dari Separator LP.
Mulai dari PSV di LP Separator menuju upstreamnya, maka akan ditemui valve 7 di flowline
sumur #1 dan valve 8 di flowline sumur #2. Desain pressure rating perpipaan mulai dari separator
LP tersebut sampai dengan valve-valve tersebut, akan mengikuti setting PSV dari LP separator
tersebut, yaitu 230 psig, atau cukup jika menggunakan ANSI 150.
Untuk valve 7, jika valve 1 dan 2 serta valve 7 tertutup, maka tekanan tertinggi yang mungkin
terjadi tentunya adalah SITP sumur #1, yaitu 5000 psi, sehingga pressure rating untuk valve 7
berikut perpipaan disekitarnya menuju upstream dan bertemu dengan flowline sumur #1 haruslah
API 5000.
Untuk valve 8 dan perpipaannya, dengan penjelasan yang sama, desain pressure ratingnya akan
mengikuti API 2000.
Mulai dari PSV di LP Separator menuju perpipaan keluaran cairan di HP Separator, hingga
bertemu dengan check valve 9, maka sistem perpipaannya adalah setara dengan setting PSV dari
LP separator, yaitu 230 psig, atau cukup jika menggunakan ANSI 150.
Mulai dari check valve 9, valve 10, control valve 11, dan valve 12, yang kesemuanya
diasumsikan passing jika pada kondisi tertutup serta check valve yang diasumsikan tidak bekerja
(close), maka tekanan tertinggi yang mungkin terjadi pada system tersebut adalah sama dengan
setting PSV dari HP separator, yaitu 1480 psig atau setara dengan ANSI 600.
Dengan analogi yang sama, jelaslah sudah kelas ANSI perpipaan untuk valve-valve (13, 14, 15,
dan 16) di sistem perpipaan keluaran cairan di Test Separator, yaitu ANSI 600.
Perhatikan bahwa untuk setiap valve, maka spec break akan terjadi di perpipaannya dan bukan di
flange valve tersebut, karena untuk setiap valve dengan pressure rating tertentu, maka jenis
flange-nya sudah standard. Kalaupun ada yang bisa dipertukarkan dengan pressure rating yang
lebih rendah, adalah sangat dilarang untuk melakukannya dengan alasan apapun, karena sangat
berbahaya.
Jika sudah mengerti bagaimana merancang spec break di gambar 4.7, marilah kita menganalisa
gambar 4.8. Di P&ID yang tertampilkan di gambar 4.8, penambahan satu valve di upstream LP
separator akan berpengaruh banyak terhadap perancangan spec break untuk sistem perpipaan di
upstream-nya.
Dengan konfigurasi demikian, maka kemungkinan sistem tekanan sumur #1 dan #2 menjadi
terhubung adalah sangat mungkin, yang mana mengakibatkan tekanan tertinggi di sistem flowine
sumur #2 menjadi lebih tinggi dari SITP sumur #2, yaitu setara SITP sumur #1. Maka, pressure
rating untuk sistem perpipaan flowline #2 termasuk valve-valve-nya (valve 3, 4, 6, dan 8)
haruslah setara dengan API 5000.
Penjelasan di atas sepintas terlihat berlebihan jika menganut prinsip HAZOP yang terkenal
dengan “No double Jeopardies”, akan tetapi sebenarnya tidak, karena jika ingin mengalirkan
fluida dari sumur #1 dan #2 langsung menuju LP Separator, maka kondisi valve-valve tersebut
haruslah sedemikian rupa.
Dengan analogi yang sama, harusnya sudah jelas kenapa valve-valve di pipa keluaran cairan HP
Separator (9, 10, 11, dan 12) serta valve-valve di pipa keluaran cairan Test Separator (13, 14, 15,
dan 16) mempunyai pressure rating setara API 5000.
Gambar 4.9 Perubahan Spec Break dengan Memasukkan Prinsip Lock Close.
Menurut anda, apakah spec break sistem ini aman untuk dioperasikan (LC adalah Lock Close)?
Gambar 4.10 Perubahan Spec Break dengan Memasukkan Prinsip Lock Open
Menurut anda, apakah spec break sistem ini aman untuk dioperasikan (LO adalah Lock Open)?
Sambil berpikir manakah yang direkomendasikan dari gambar 4.9 dan 4.10 tersebut, perhatikan gambar 4.11 yang merupakan alternatifnya.
Tentukanlah specs break untuk masing-masing sistem berikut ini. Ingatlah, bahwa specs break
yang akan anda rancang ini haruslah dapat diterima secara engineering dan cost wise dengan
tetap mengedepankan safety.
Jika anda adalah piping engineer, tebaklah apa yang salah dari gambar manifold nya ! (Ini juga
terlihat pada semua gambar di P&ID sebelumnya).
34
Soal A
36
Soal B
37
Soal C
38
Soal D
39
Beberapa Contoh Spec Break Unit Operasi
40
Gambar 4.13 Contoh Spec Break di Sistem Pompa Sentrifugal
#$ %
&% '
()*
!
" !
*%
+#
, -
- .
41
PSV
Pressure Safety Valve mempunyai spec break di PSV-nya sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan kecermatan dalam mengaplikasikan LO/LC
principle di daerah sekitar PSV tersebut.
/
0 ! "
/0
1 2
0 !
Jika diperhatikan, gambar yang kanan mempunyai kesalahan mendasar karena untuk PSV spare-nya, isolasi Lock Close terhadap manual
block valve-nya dilakukan di downstream PSV. Mengingat PSV bisa saja passing, maka aplikasi gambar di sebelah kanan dapat
menyebabkan overpressure.
Untuk aplikasi penambahan Restrictive Orifice (RO) di PSV, maka harus ditempatkan di upstream PSV dan bukan di downstreamnya guna
menghindari masalah overpressure juga.
42
Untuk kedua gambar PSV di bawah ini, menurut anda, manakah yang diperbolehkan?
Gambar yang sebelah kiri harusnya bisa dijawab dengan membaca kembali tulisan di halaman-halaman sebelumnya. Untuk yang di sebelah
kanan, sebelum dapat menjawabnya, nampaknya anda harus mengerti dahulu bagaimana konsep perancangan suatu PSV.
43
Selamat!!
Jika anda sudah membaca sampai di halaman ini, dan secara umum mengerti isinya, saya
memperkirakan bahwa anda sudah mencapai setengah dari perjalanan dalam rangkaian tulisan
saya mengenai Cara Mengkaji P&ID. Di setengah perjalanan sisanya, akan ditemui lots of fun,
karena sudah mulai menguak isi P&ID secara umum. Di sana, akan dibahas tentang pengenalan
dan konsep perancangan PSV, shutdown system instrumented-based, overpressure protection,
serta sistem pembuangan fluida.
Referensi:
44
Filename: 12 Cara Mengkaji P&ID - Safety #2
Directory: D:\personal\milis migas\articles\12 Cara Mengkaji P&ID -
Safety #2
Template: C:\Documents and Settings\arief\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dot
Title: KBK Proses
Subject: Cara Mengkaji P&ID - Safety#2
Author: Cahyo Hardo Priyoasmoro
Keywords: P&ID
Comments: http://groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia
http://www.migas-indonesia.com
http://www.migas-indonesia.net
Creation Date: 2/24/2007 9:57 PM
Change Number: 23
Last Saved On: 2/28/2007 10:10 AM
Last Saved By: DSI
Total Editing Time: 113 Minutes
Last Printed On: 2/28/2007 10:51 AM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 44
Number of Words: 5,144 (approx.)
Number of Characters: 29,324 (approx.)