Anda di halaman 1dari 7

Implementasi Software Function Point Untuk Mengukur Fungsionalitas

dan Harga Perangkat Lunak


Rizky Parlika S.Kom, M.Kom1)
Nabella Permata Sari2)
Agus Prayogi3)
M. Diky S4)
Nuraini Ersanti5)
Anita Nusari6)

E-mail : 1)parlika.rizky@gmail.com , 2)nabellapermatas.if@gmail.com, 3)agusprayogi.if@gmail.com,


4)
mdikys.if@gmail.com, 5)nurainiersanti.if@gmail.com, 6)anitansr.if@gmail.com

Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, UPN “Veteran” Jawa Timur


1,2,3,4,5,6

Abstraksi : Function Point (FP) adalah metode pengukuran sekaligus satuan ukuran sebuah perangkat
lunak (PL).Metode analisis function point (FPA) adalah metode standar untuk mengukur ukuran
fungsional perangkat lunak secara sistematis. Metode ini diusulkan oleh organisasi internasional dan
saat ini direkomendasikan oleh pemerintah dan organisasi sebagai metode standar yang akan dipakai
untuk jenis pengukuran. Metrik FP dihitung dari 5 komponen, yakni jumlah input pemakai (extenal
input - EI), jumlah output kepada pemakai (external output - EO), jumlah inquiry pemakai (external
inquiry – EQ), jumlah file internal yang digunakan (internal logical file – ILF), dan jumlah antarmuka
eksternal (external file – EIF). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara seksama cara
menghitung Function Point dan menentukan harga sebuah perangkat lunak berdasarkan pedoman gaji
menurut Kelly Services. Kami telah membuat sebuah software yang dapat digunakan untuk
menghitung Function Point dan harga dari sebuah Perangkat Lunak. Software ini telah memenuhi
kaidah dan aturan yang digunakan dalam menentukan Function Point.

Kata kunci: Function Point, Pengukuran Fungsionalitas Perangkat Lunak, Harga Software, Software
Metrics, Software Engineering (RPL)

1. PENDAHULUAN
Aspek kualitas perangkat lunak merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
pengembangan perangkat lunak. Kualitas perangkat lunak tidak hanya dilihat dari hasil produknya
tetapi juga kualitas terhadap tahap pengembangan perangkat lunak itu sendiri. Dimana dalam
menjamin kuaitas perangkat lunak maka perlu dilakukan pengukuran terhadap perangkat lunak. [2]
Pengukuran merupakan dasar dari disiplin dalam perekayasaan perangkat lunak. Melalui
pengukuran, maka akan diperoleh tingkat pencapaian di dalam proyek perangkat lunak yang sedang
diamati. Untuk setiap pengukuran yang dilakukan dibutuhkan tersedianya suatu ukuran kuantitatif
yang disebut metrik. Metrik berdasarkan istilah rekayasa perangkat lunak didefinisikan sebagai
sebuah ukuran kuantitatif yang dimiliki oleh suatu sistem, komponen atau proses tertentu dengan
atribut-atribut yang diberikan. [2]
Metode Function Point yang pertama kali diusulkan oleh Allan Albrecht dan kemudian terus
dikembangkan sampai saat ini oleh IFPUG (International Function Point User Goup), adalah salah
satu metode yang di gunakan untuk mendapatkan ukuran fungsionalitas (functional size) perangkat
lunak, yaitu ukuran yang menunjukkan seberapa besar fungsi yang disediakan oleh perangkat lunak
kepada user -nya . Tujuan utama dari pengukuran perangkat lunak dengan Function Point adalah untuk
mendapatkan ukuran biaya proyek, durasi proyek, dan jumlah sumber daya yang diperlukan oleh
sebuah proyek [3]

2. FUNCTION POINT
Function Point merupakan pendekatan berorientasi fungsi yang mengukur fungsionalitas
aplikasi untuk mengestimasi ukuran software yang digunakan dalam estimasi biaya dan usaha
pengembangan perangkat lunak (Suharjito, 2006).
Function Point memiliki dua bagian perhitungan yaitu Unadjusted Function Point (UFP) dan
Adjusted Function Point (AFP). Unadjusted Function Point (UFP) adalah metrik untuk mengukur

IMPLEMENTASI SOFTWARE FUNCTION POINT UNTUK MENGUKUR FUNGSIONALITAS


DAN HARGA PERANGKAT LUNAK |1
perangkat lunak dengan mengkuantisasi pengolahan informasi fungsi terkait dengan tipe berkas,
keluaran, masukan data atau kontrol eksteral. [10]
Analisa Function Point dikembangkan oleh Allan J. Albrecht pada tahun 1970-an. FP dapat
digunakan untuk mengestimasi kompleksitas dari perangkat lunak, pengukuran waktu, dan biaya
selama pengerjaan perangkat lunak. Jumlah total FP tergantung pada perhitungan yang berbeda (dalam
hal format atau pengolahan logika) jenis. Berikut 5 jenis komponen tersebut yang terdiri dari 2 data
functions dan 3 Elementary Process yang biasa disebut dengan Crude Function Point (CFP)[5]:

2.1 Data Functions


Data Functions terdiri atas ILF dan EIF.
- Internal Logical File (ILF): data atau informasi kontrol yang perlu dipelihara melalui
pengaksesan insert, update, atau delete di dalam sistem aplikasi.
- External Interface File (EIF): data atau informasi kontrol yang diperlukan oleh sistem
aplikasi, tetapi disimpan atau dipelihara di luar sistem (oleh sistem lain).

2.2 Elementary Process


Proses elementer merupakan unit aktivitas terkecil yang berarti bagi user (dilakukan oleh
user melalui software aplikasi). Proses elementer harus berdiri sendiri dan hasilnya tetap menjaga
konsistensi sistem. Proses elementer terdiri atas 3: External Input (EI), External Inquiry (EQ), dan
External Output (EO)
1. External Input (EI): proses elementer yang memproses data dari luar sistem dan
menyimpan hasilnya ke dalam system
2. External Inquiry (EQ): proses elementer yang menyajikan data ke luar sistem (hanya
menyajikan data apa adanya, tidak ada proses pengolahan data)
3. External Output (EO): proses elementer yang memproses data dan menyajikan informasi
ke luar sistem (ada proses komputasi atau kalkulasi ketika menyajikan informasi ke luar)

Gambar 1. Elemen Analisis Function Point


2.3 Tingkat kompleksitas EI, EQ dan EO
berdasarkan nilai DET, RET, dan FTR
Penghitungan nilai EI, EQ dan EO bergantung dari tingkat kompleksitas komponen-komponen
tersebut. IFPUG telah membuat prosedur bagaimana menentukan nilai kompleksitas komponen agar
dapat ditentukan apakah termasuk kategori rendah, sedang dan tinggi[1].
Pengkategorian komponen didasarkan pada perhitungan DET, RET dan FTR yang rinciannya
adalah sebagai berikut:
1. Data Element Type (DET): adalah elemen data yang dikenal oleh user (non-repeatable
data field). Contoh: Nama Pelanggan, No. Pelanggan, Tanggal Lahir, dll.
2. Record Elemen Type (RET): adalah subgrup data yang dikenal oleh user. Misalnya: data
pelanggan terdiri dari biodata, data finansial, data tanggungan keluarga
3. File Type Reference (FTR): adalah ILF yang dibaca atau diakses oleh proses elementer
(EI/EO/EQ), atau EIF yang dibaca oleh proses elementer.

IMPLEMENTASI SOFTWARE FUNCTION POINT UNTUK MENGUKUR FUNGSIONALITAS


DAN HARGA PERANGKAT LUNAK |2
Table 1. Tabel Penentuan Skor EI Berdasarkan Jumlah DET dan FTR
DET
FTR
1-4 5-15 >15
<2 Rendah (3) Rendah (3) Sedang (4)
2 Rendah (3) Sedang (4) Tinggi (6)
>2 Sedang (4) Tinggi (6) Tinggi (6)

Table 2. Tabel Penentuan Skor EO/EQ Berdasarkan Jumlah DET dan FTR
DET 1-5 5-19 >19
FTR Skor FP Skor FP Skor FP
<2 Rendah (3) 4/3 Rendah (3) 4/3 Sedang (4) 5/4
2 Rendah (3) 4/3 Sedang (4) 5/4 Tinggi (6) 7/6
>2 Sedang (4) 5/4 Tinggi (6) 7/6 Tinggi (6) 7/6

2.4 Faktor Pengubah Kompleksitas Relatif/Relative Complexity Adjustment Factor


(RCAF)
Sebelum penghitungan FP dapat dilakukan, faktor pengubah kompleksitas relatif harus
ditentukan terlebih dahulu dengan menjumlah skor yang didapatkan dari ke-14 kriteria. Setiap kriteria
memiliki bobot 1 sampai 5. 1 untuk sistem yang paling sederhana dan 5 untuk sistem yang paling
kompleks. RCAF berfungsi untuk menghitung kesimpulan kompleksitas dari sistem software dari
beberapa subyek karakteristik[1]
Berikut ini adalah ke-14 kriteria untuk penghitungan RCAF:
1. Operational Ease: tingkat kemudahan aplikasi dalam aspek-aspek operasional, seperti
start-up, backup, dan proses recovery.
2. Data Communication: tingkat kebutuhan komunikasi langsung antara aplikasi dan
processor.
3. Distributed Data Processing: tingkat kebutuhan transfer data antara komponen-komponen
aplikasi.
4. Performance: tingkat response time dan throughput yg perlu dipertimbangkan dalam
pengembangan aplikasi
5. Multiple Sites: tingkat kebutuhan aplikasi dapat dioperasionalkan pada lingkungan
hardware dan software yang berbeda-beda.
6. Heavily used configuration: tingkat kebutuhan dimana setting konfigurasi komputer
berpengaruh terhadap pengembangan aplikasi.
7. Online Update: tingkat kebutuhan ILF di-update secara online.
8. Installation Ease: tingkat kemudahan konversi ke sistem baru yg berpengaruh pada
proses development.
9. Online Data Entry: tingkat kebutuhan peng-input-an data secara interaktif.
10. Complex Process: tingkat kesulitan logika proses yang mempengaruhi proses
development.
11. Reusability: tingkat kebutuhan aplikasi dan kode program aplikasi dirancang dan
dikembangkan untuk bisa digunakan pada aplikasi lain.
12. Transaction rate: tingkat kecepatan transaksi bisnis yang berpengaruh terhadap
pengembangan aplikasi
13. Facilitate Change: tingkat kemudahan aplikasi untuk modifikasi logika proses maupun
struktur data
14. End-user efficiency: tingkat kemudahan penggunaan aplikasi.

2.5 Langkah Perhitungan Function Point


Langkah 1 : Menghitung crude function points (CFP).

IMPLEMENTASI SOFTWARE FUNCTION POINT UNTUK MENGUKUR FUNGSIONALITAS


DAN HARGA PERANGKAT LUNAK |3
Jumlah dari komponen fungsional sistem pertama kali diidentifikasi dan dilanjutkan
dengan mengevaluasi kuantitasi bobot kerumitan dari tiap komponen tersebut. Pembobotan
tersebut kemudian dijumlahkan dan menjadi angka CFP.
Perhitungan CFP melibatkan 5 tipe komponen sistem software berikut :
1. Jumlah macam aplikasi input (EI)
2. Jumlah macam aplikasi output (EO)
3. Jumlah macam aplikasi query online – aplikasi ini berhubungan dengan query terhadap
data yang tersimpan (EQ)
4. Jumlah macam file/tabel logic yang terlibat (ILF)
5. Jumlah macam interface eksternal – output atau input yang dapat berhubungan dengan
komputer lewat komunikasi data, CD, disket, dan lain-lain (EIF)
Kemudian diberikan faktor bobot pada tiap komponen di atas berdasarkan
kompleksitasnya. Tabel 3 di bawah ini merupakan contoh blanko pembobotan tersebut.

Table 3. Tabel Blanko Perhitungan CFP


Level Kompleksitas
Komponen Sederhana Menengah Kompleks Total
Sistem Faktor Faktor Faktor CFP
Count Point Count Point Count Point
Software Bobot Bobot Bobot
A B C=AxB D E F=DxE G H I=GxH J=C+F+I
Input
Output
Query
Online
File Logic
Interface
Eksternal
Total CFP

Langkah 2 : Menghitung faktor pengubah kompleksitas relatif/relative complexity


adjustment factor (RCAF) untuk proyek tersebut.
RCAF berfungsi untuk menghitung kesimpulan kompleksitas dari sistem
software dari beberapa subyek karakteristik. Penilaian berskala 0 sampai 5 diberikan
pada tiap subyek yang paling berpengaruh terhadap usaha pengembangan yang
dibutuhkan. Blanko penilaian yang diusulkan penulis diberikan seperti Tabel 4.

Table 4. Tabel Blanko Perhitungan RCAF


NO SUBYEK NILAI
1 Tingkat kompleksitas kehandalan backup/recovery 0 1 2 3 4 5
2 Tingkat kompleksitas komunikasi data 0 1 2 3 4 5
3 Tingkat kompleksitas pemrosesan terdistribusi 0 1 2 3 4 5
4 Tingkat kompleksitas kebutuhan akan kinerja 0 1 2 3 4 5
5 Tingkat kompleksitas lingkungan operasional 0 1 2 3 4 5
6 Tingkat kompleksitas knowledge pengembang 0 1 2 3 4 5
7 Tingkat kompleksitas updating file master 0 1 2 3 4 5
8 Tingkat kompleksitas instalasi 0 1 2 3 4 5
9 Tingkat kompleksitas aplikasi input, output, query online dan file 0 1 2 3 4 5
10 Tingkat kompleksitas pemrosesan data 0 1 2 3 4 5
11 Tingkat ketidakmungkinan penggunaan kembali dari kode (reuse) 0 1 2 3 4 5
12 Tingkat variasi organisasi pelanggan 0 1 2 3 4 5
13 Tingkat kemungkinan perubahan/fleksibilitas 0 1 2 3 4 5
14 Tingkat kebutuhan kemudahan penggunaan 0 1 2 3 4 5

IMPLEMENTASI SOFTWARE FUNCTION POINT UNTUK MENGUKUR FUNGSIONALITAS


DAN HARGA PERANGKAT LUNAK |4
Langkah 3 : Menghitung Function Point (FP) dengan rumus :

FP = CFP x (0.65 + 0.01 x RCAF)

Nilai function point kemudian dihitung berdasarkan hasil dari tahap 1 dan 2 yang
dimasukkan ke dalam formula.

3. SOFTWARE PERHITUNGAN FUNCTION POINT


Dalam mempelajari function point ini, kami telah melakukan percobaan untuk mengukur
sebuah perangkat lunak. Dimana perangkat lunak tersebut merupakan hasil pembelajaran dari mata
kuliah Rekayasa Perangkat Lunak yang dibimbing oleh dosen kami Bapak Rizky Parlika. Kami
membuat perangkat lunak dari awal semester dan kemudian terus-menerus dikembangkan setiap
minggunya hingga perangkat lunak dirasa telah sesuai fungsinya.
Nantinya Perangkat Lunak tersebut akan diukur menggunakan sebuah aplikasi yang telah
kami buat khusus yang berfungsi untuk menghitung function point dan juga harga dari sebuah
perangkat lunak.

3.1 Spesifikasi Perangkat Lunak


Perangkat lunak yang kami buat untuk nantinya dihitung menggunakan function point ini
merupakan perangkat lunak berbasis android. Dimana didalam perangkat lunak tersebut pengguna
dapat mendaftar dan login, pendaftaran di aplikasi ini menggunakan verifikasi email terlebih dahulu,
dimana apabila akun pengguna belum terverifikasi maka pengguna tidak dapat login. Setelah akun
pengguna login, pengguna dapat melihat dan mengedit profilnya serta mereka juga dapat melihat
harga perubahan coin dari bitcoin.

3.2 Software Pengukuran Perangkat Lunak


Dalam mengukur perangkat lunak yang telah kami buat, kami menggunakan software
tersendiri dimana software tersebut mencakup poin-poin yang harus diinputkan untuk dapat mengukur
function point, yaitu CFP dan RCAF sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
Pertama-tama kami menghitung poin-poin CFP dari perangkat lunak kami, kami
mengidentifikasi dan dilanjutkan dengan mengevaluasi kuantitas bobot kerumitan dari tiap komponen
yang ada pada perangkat lunak. Setelah poin-poin pada CFP telah dihitung kemudian kami
menghitung poin untuk RCAF. Hasil perhitungan tersebut diinputkan pada software perhitungan maka
akan keluar nilai FP. Tak hanya nilai FP saja melainkan harga dari perangkat lunak dapat diketahui.
Harga perangkat lunak yang kami gunakan dalam software pengukuran ini berpedoman pada
Jurnal dari Kelly Services Edisi 2017, dimana di dalam jurnal tersebut terdapat rata-rata gaji pekerja
berdasarkan masing-masing bidangnya. Disini kami berpatok pada gaji bidang teknologi informasi
yaitu seorang Data Analis. Yang kemudian kami hitung dan kami formulasikan untuk dapat mengukur
harga dari sebuah perangkat lunak.
Berikut adalah interface dari software perhitungan function point yang telah dibuat :

IMPLEMENTASI SOFTWARE FUNCTION POINT UNTUK MENGUKUR FUNGSIONALITAS


DAN HARGA PERANGKAT LUNAK |5
Gambar 2. Interface Software Perhitungan Function Point

Gambar 3. Menginputkan Poin CFP dan RCAF

Gambar 4. Hasil Function Point dan Harga Perangkat Lunak

IMPLEMENTASI SOFTWARE FUNCTION POINT UNTUK MENGUKUR FUNGSIONALITAS


DAN HARGA PERANGKAT LUNAK |6
3.3 Hasil Perhitungan
Setelah dihitung menggunakan software perhitungan, dihasilkan nilai total function point perangkat
lunak berbasis android yang telah kami buat adalah 215.28 dengan nilai CFP 207 dan nilai RCAF 39.
Dan harga dari perangkat lunak tersebut adalah Rp5.382.000,00

4. KESIMPULAN
Function Point didapat dari beberapa perhitungan, yaitu :
1. Perhitungan Crude Function Points(CFP) yang melibatkan 5 tipe komponen sistem
software yaitu EI,EO,EQ,ILF dan EIF
2. Perhitungan Faktor Pengubah Kompleksitas Relatif/Relative Complexity Adjustment
Factor(RCAF) yang terdiri dari 14 komponen
3. Menghitung Function Point berdasarkan rumus yang telah ditentukan.

Sedangkan untuk menghitung harga dari perangkat lunak, berpedoman pada jurnal Kelly Services
yaitu Salary Guide tahun 2017. Jumlah total dari function point dikalikan dengan harga yang
didapatkan dari jurnal Kelly Services maka didapatkanlah harga dari perangkat lunak tersebut.

5. DAFTAR RUJUKAN
[1] Pradani Winangsari, “Kajian Metode Perhitungan Metrik Function Point dan Penerapannya
pada Dua Perangkat Lunak yang Dipilih”, Jurnal AL-AZHAR SERI SAINS DAN
TEKNOLOGI, Vol. 2, No.1, Maret 2013
[2] Hapsari Kembang R dan Husen Jauhari M, “Estimasi Kualitas Perangkat Lunak Berdasarkan
Pengukuran Kompleksitas Menggunakan Metrik Function Oriented”, Seminar Nasional Sains
dan Teknologi Terapan III, 2015
[3] Irawati Rose Anie dan Mustofa Khabib, “Pengukuran Fungsionalitas Perangkat Lunak
Menggunakan Metode Function Point Berdasarkan Dokumentasi Desain”, IJCCS, Vol.7,
No.2, July 2013, pp. 111~120
[4] Fathoni, “Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak Berdasarkan Kompleksitas Menggunakan
Metode Function Point”, Jurnal Sistem Informasi (JSI), Vol.1, No.2, Agustus 2009
[5] Juyuspan Aula F dan Hidayati Anita, “Estimasi Pengelolaan Suatu Proyek Dalam
Pengembangan Perangkat Lunak Menggunakan Analisa Function Point”, Jurnal Simantec,
Vol.5, No.2, Juni 2016
[6] Widyaningtyas Yuni, Arwan Achmad, dan Rusdianto Sagita D, “Perhitungan Ukuran
Kompleksitas Fungsional Perangkat Lunak Dengan Metrik Function Point”, Jurnal
TEKNOLOGI – Volume 6, Nomor 1, Januari-Juni 2016: 38-48, Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Brawjiaya
[7] Alnobeta Zamzami R.M, Saputra Chandra M, dan Herlambang Dwi A, “Estimasi Biaya
Perangkat Lunak Menggunakan Metode Function Point (Studi Kasus: CV Aptikma
Indonesia)”, Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol.2, No.3,
Maret 2018, 1072-1082
[8] Iskandar Dedi M, dan Kusrini, “Implementasi Metode Function Point Untuk Mengukur
Volume Software”, STMIK Amikom Yogyakarta
[9] Dewi Sari R, “Implementasi Metode Function Points Untuk Mengestimasi Usaha Pada Proyek
Pembangunan Aplikasi Layanan Publik”, Association for Information Systems – Indonesia
chapter (AISINDO), Universitas Internasional Semen Indonesia
[10] Laksamana Putri F, Perdanakusuma Reza A, dan Saputra Chandra M, “Evaluasi Biaya
Penegmbangan Sistem Informasi Pengelolaan Arsip Surat (SIPAS) Menggunakan Function
Point dan Object Point (Studi Kasus : PT Sekawan Media Informatika)

IMPLEMENTASI SOFTWARE FUNCTION POINT UNTUK MENGUKUR FUNGSIONALITAS


DAN HARGA PERANGKAT LUNAK |7

Anda mungkin juga menyukai