resume-ANALISIS INVESTASI SEKTOR PUBLIK
resume-ANALISIS INVESTASI SEKTOR PUBLIK
Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan bagian penting dari analisis investasi yang harus
dipertimbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihat dari
aspek teknisnya, maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama untuk
ditolak.
Aspek Sosial dan Budaya
Untuk melaksanakan suatu proyek maka perlu mempertimbangkan implikasi
social yang lebih luas dari investasi yang diusulkan. Aspek social budaya ini
menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara adil dan merata,
sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Aspek ini
juga mencakup aspek legal dan lingkungan. Suatu proyek investasi yang akan
dilakukan harus mempertimbangkan aspek legalitas dan dampak lingkungan
yang merugikan.
Aspek Ekonomi dan Finansial
Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu
proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap
pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya
Suhita Whini Setyahuni -12030117420059- Maksi 38A
Kenaikan harga barang yang terjadi secara terus-menerus tentunya akan melemahkan
nilai rupiah. Pelemahan nilai uang ini terjadi secara bertahap dan senyap sehingga
sering tidak dirasakan oleh masyarakat.
Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin rendah nilai riil keuntungan di masa depan
yang diharapkan, sehingga semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Keinginan utama dari investor adalah meminimalkan risiko dan meningkatkan
perolehan (minimize risk and maximize return). Asumsi umum bahwa investor
individu yang rasional adalah seorang yang tidak menyukai risiko (risk aversive),
sehingga investasi yang berisiko harus dapat menawarkan tingkat perolehan yang
tinggi (higher rates of return), oleh karena itu investor sangat membutuhkan informasi
mengenai risiko dan pengembalian yang diinginkan.
Risiko investasi yang dihadapi oleh investor (Rose, Peter S., dan Marquis, Milton H.
2006. Money and Capital Markets, Ninth Edition, p 277-280):
a. Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk,
nilai investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat
mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss.
b. Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield
yang lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang.
c. Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga atau bahkan
pokok aset.
d. Inflation risk. Risiko menurunya nilai riil aset karena inflasi.
e. Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai tukar
mata uang yang dipakai oleh aset.
f. Political risk. Risiko menurunya nilai aset karena perubahan dalam peraturan
atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah atau perubahan penguasa.
Suku bunga bank sentral tentunya masih berpotensi memiliki semua risiko, akan
tetapi diasumsikan negara tidak mungkin gagal membayar (walaupun ada juga
kemungkinannya), oleh karena itu biasanya return dari risk free aset (Rf) digunakan
suku bunga bank sentral.
6. Mengapa terdapat kesulitan dalam melakukan analisis efektivitas biaya (cost
effectiveness analysis)?
Dalam praktik terdapat kesulitan dalam melakukan analisis efektivitas biaya karena
sulit untuk membuat estimasi atau perkiraan mengenai waktu dan besarnya jumlah
manfaat dan biaya di masa datang. Kesulitan juga dialami pada saat pemilihan tingkat
diskkonto yang tepat, penyesuaian untuk tingkat resiko, dan ketidakpastian.
Suhita Whini Setyahuni -12030117420059- Maksi 38A
c. Membuat estimasi output terukut selama umur yang diharapkan dari suatu
proyek.
d. Membuat estimasi pengaruh biaya dan pendapatan atas aktivitas yang
dilakukan.
e. Mendiskontokan biaya dan manfaat yang dapat diukur untuk memungkinkan
melakukan perbandingan. Prosedur yang biasa dipakai adalah menghitung nilai
sekarang (present value) tetapi proyek-proyek yang dimiliki umur yang
berbedaa mungkin lebih tepat dibandingkan dengan menggunakan biaya
tahunan ekuivalen (equivalent annual cost).
f. Menjelaskan secara realistis mengenai kemungkinan adanya biaya-biaya dan
manfaat yang tidak dapat dikuantifikasi yang akan muncul dari proyek yang
akan dijalankan.
8. Mengapa metode penilaian payback period tidak dapat digunakan untuk
menilai keputusan investasi yang bersifat mutually exclusive?
Perusahaan-perusahaan mungkin akan dihadapkan dengan beberapa bentuk keputusan
investasi yang berbeda satu sama lain sehubungan dengan berbagai investasi/proyek
yang sedang dievaluasinya. Proyek-proyek tersebut pada umumnya dapat dibagi ke
dalam dua kelompok, yaitu: independent project, dan mutually exclusive projects.
Independent project adalah proyek atau investasi yang berdiri sendiri, dalam
pengertian bahwa diterimanya usulan investasi yang satu tidak akan mempengaruhi
atau menghilangkan kesempatan proyek yang lain. Apabila perusahaan memiliki
jumlah uang yang tidak terbatas untuk diinvestasikan, maka keseluruhan independent
projectsyang telah memenuhi kriteria minimum yang ditetapkan oleh perusahaan
sehubungan dengan investasi yang dilakukannya dapatlah diterima. Keputusan yang
diambil berdasarkan salah satu alat ukur biasanya konsisten dengan keputusan-
keputusan yang diambil berdasarkan alat-alat ukur lainnya (Sherlita, 2000). Misalnya
sejumlah Independent Project dievaluasi dengan alat ukur NPV dan IRR maka
hasilnya jika NPV memutuskan diterima maka IRR juga memutuskan diterima, begitu
juga sebaliknya (Brigham and Daves, 2010 ). Sebaliknya, mutually exclusive projects
adalah proyek-proyek yang mempunyai fungsi yang sama. Diterimanya salah satu
proyek atau kelompok yang mutually exclusive akan menghilangkan kesempatan
kelompok mutually exclusive yang lain. Misalnya, perusahaan dihadapkan pada 3
alternatif untuk meningkatkan produksinya.
Suhita Whini Setyahuni -12030117420059- Maksi 38A
Dalam pemilihan metode penilaian investasi, metode yang paling tepat sangat
tergantung pada kasus investasi yang dihadapi. Tetapi dalam perbadingan “aple to
aple”, maka dapat ditarik beberapa hasil analisa sbb :
Metode NPV dan PI, per definisi, hasilnya selalu konsisten. Namun dalam kasus
tertentu, bisa terjadi suatu pilihan investasi A memilliki PI lebih kecil dari B, namun
dengan NPV yang lebih besar. Dalam kasus tersebut, jika nilai investasi A lebih besar,
maka sebaiknya pilihan jatuh ke proyek A, karena memiliki nilai absolut NPV yang
lebih besar. Tentu dalam kenyataan dilapangan, perbandingan ini perlu juga melihat
adanya faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh.
Jika metode NPV dan IRR dibandingkan, maka cenderung metode NPV lebih baik
daripada metode IRR, misalnya karena IRR memungkinkan munculnya tingkat bunga
ganda dalam penilaian suatu investasi, dimana keadaan ini tidak akan dijumpai jika
menggunakan metode NPV. Untuk kondisi seperti ini, perlu dilakukan analisa IRR
incremental.
Dari uraian ini, tampak bahwa metode NPV cenderung memberikan keputusan yang
lebih baik, sepanjang bisa ditentukan tingkat keuntungan yang disyaratkan dengan
tepat pula.
Dengan menggunakan tool statistik yang tersedia dalam banyak software, baik yang
khusus untuk statistik maupun yang umum (namun tidak kalah baiknya) dengan
mudah didapatkan nilai-nilainya. Namun yang akan dijadikan patokan utama pada
penelitian ini adalah metode NPV dan metode IRR saja, dengan alasan karena metode
ini memperhitungkan nilai waktu.