Resume-Analisis Investasi Sektor Publik
Resume-Analisis Investasi Sektor Publik
AKUNTANSI YAYASAN
Definisi cadangan operasional atau saldo tidak terikat mirip dengan sisa laba atu
kekayaan pemilik. Sisa laba atu kekayaan pemilik adalah dana yang biasanya
terakumulasi selama beberapa tahun yang digunakan oleh yayasan sesuai dengan
kebijakan pengurus (yaitu penghasilan bersih tidak terikat). Cadangan operasional
mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
Memungkinkan yayasan bertahan hidup bila terjadi kerugian operasional yang
disebabkan oleh kondisi ekonomi atau kesalahan manajemen.
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaanyang dipisahkan dan
diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu, baik didalam bidang sosial, keagamaan,
dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Di dalam Pasal 5 Ayat (1)
ditentukan bahwa:
“Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang
diperoleh Yayasan berdasarkan Undang-undang ini (UU Yayasan), dilarang
dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam
bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai
dengan uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas.”
Karena pada dasarnya Yayasan adalah Badan Hukum yang tidak “Profit Oriented” atau
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, sehingga tentu saja laba atau keuntungan
tidak dikenal oleh yayasan, oleh karena itu tidak ada yang perlu dibagikan.
Sehingga kita harus bisa membedakan apa yang disebut “Keuntungan” dan apa yang
dimaksud “Kekayaan“.
Yayasan memang tidak mengenal keuntungan, bukan berarti Yayasan tidak memiliki
kekayaan. Karena Yayasan dalam mencapai tujuannya boleh melakukan sejumlah
usaha atau mendirikan badan usaha, setiap keuntungan dari Yayasan tersebut secara
otomatis menjadi kekayaan bagi dirinya sendiri dan dipergunakan sepeneuhnya untuk
mencapai maksud dan tujuan yayasan.
Oleh karena itu diatur selanjutnya di dalam Pasal 5 ayat (2):
“Pengecualian atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
ditentukan dalam Anggaran Dasar Yayasan bahwa Pengurus menerima gaji,
upah, atau honorarium, dalam hal Pengurus Yayasan :
a. bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina, dan
Pengawas; dan
b. melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh.”
Hal tersebut di atas harus dinyatakan jelas di dalam Anggaran Dasar Yayasan (ternyata
dalam Pasal 5 ayat 3).
Peranan Pengurus amat dominan pada suatu organisasi. Pada Yayasan Pengurus adalah
organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan. Sebelum adanya Undang –
Undang Nomor 16 Tahun 2001 berhubungan dengan Undang – Undang Nomor 28
Tahun 2004, banyak terjadi Pendiri merangkap sebagai Pengurus ataupun sebaliknya.
Hal ini mengakibatkan timbulnya kepentingan pribadi dari pengurus yayasan yang
tentu saja dapat merugikan yayasan dalam menjalankan kegiatanya. Peran Pengurus
dalam Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan diatur dalam Pasal
31 sampai dengan Pasal 39. Dalam pasal 31 ayat (3) telah dijelaskan bahwa Pengurus
tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengawas. Sebaliknya juga dijelaskan di
pasal 29. Larangan perangkapan jabatan dimaksud untuk meghindari kemungkinan
tumpang tindih kewenangan, tugas dan tanggung jawab antara Pembina, Pengurus, dan
Pengawas yang dapat merugikan kepentingan Yayasan atau pihak lain.
Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan baik
didalam maupun di luar yayasan. Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium
dengan catatan bahwa pengurus Yayasan tersebut bukan merupakan pendiri Yayasan
dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina dan Pengawas serta melaksanakan
kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh. Pengurus mempunyai tugas dan
kewenangan melaksanakan kepengurusan dan perwakilan yang harus dijalankan
semata – mata untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan. Adapun yang dapat
diangkat menjadi pengurus yayasan adalah orang perseorangan yang mampu
melakukan perbuatan hukum.
6. Mengapa pengurus yayasan mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan dan
mengumumkan status yayasan setelah yayasan terbentuk?
Menurut Paul Scholten dan Pitlo (Chidir Ali. 1991:89), kedudukan badan hukum itu
diperoleh bersama-sama dengan berdirinya yayasan. Hanya saja ada kewajiban bagi
pengurus untuk mendaftarkan dan mengumumkan. Apabila tidak didaftarkan dan
diumumkan, maka selain yayasan, para pengurus pun bertanggung jawab secara
tanggung-menanggung untuk perbuatan yang dilakukan atas nama yayasan.
Pendaftaran dan pengumuman dimaksudkan sebagai pengawasan yang
bersifat represif oleh pemerintah. Selain itu, jega penting sebagai penerangan
(informasi) untuk pihak-pihak ketiga yang berkepentingan. Sebenarnya pendaftaran
dan pengumuman akta pendiriannya, serta pengesahan dari menteri hukum dan HAM
sebagai tindakan preventif tidak diwajibkan. Namun dalam praktik yang berlaku di
Indonesia, pada umumnya yayasan selalu didirikan dengan akta notaries sebagai syarat
untuk terbentuknya suatu yayasan. Bahkan ada beberapa yayasan yang dibentuk dengan
peraturan pemerintah (PP) dan keputusan presiden (KEPRES). Di dalam akta notaries
dimuat ketentuan tentang pemisahan harta kekayaan oleh pendiri yayasan, yang
kemudian tidak boleh dikuasai lagi oleh pendiri. Akta notaries ini bayak tidak
didaftarkan di pengadilan negeri, dan atau tidak di umumkan dalam berita negara.
tidak terintegrasi dalam satu keutuhan tindakan. Organisasi nirlaba masih enggan
menginvestasikan waktu, tenaga dan pikiran lebih bagi hal yang sesungguhnya
menentukan masa depan organisasi serta keberlanjutan pencapaian misi dan misi
organisasi.
8. Mengapa Sistem Pengendalian Internal sangat penting mendukung praktik
manajemen keuangan pada organisasi non profit?
Informasi keuangan yang akurat, handal dan tepat waktu merupakan suatu hal yang
selalu menjadi perhatian khusus dalam perusahaan maupun organisasi. Hal ini dapat
mengukur akuntabilitas perusahaan dalam hal transparansi. Sehingga merupakan
kewajiban manajemen untuk pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendalian
internal untuk memberikan jaminan yang wajar bagi para pemegang saham bahwa
perusahaan dikendalikan dengan baik oleh manajemen. Pentingnya sistem
pengendalian internal dalam organisasi adalah sebagai alat yang dirancang untuk
membantu organisasi mecapai tujuan dan objektif tertentu. Pengendalian internal
adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode
pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi
pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksa
intern (Zamzami, 2012). Tujuan dari pengendalian internal (Zaki, 1999) pada studi
(Amanina, 2011), yaitu menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi operasi perusahaan,
membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu
untuk dipatuhi.
9. Mengapa akuntabilitas tidak berpengaruh pada praktik manajemen keuangan
organisasi non profit?
- Kepatuhan
- Transparansi
- Pertanggungjawaban