Anda di halaman 1dari 2

CV Peserta GoAhead Challenge 2017

 Nama : Riri Ferdiansyah


 No KTP : 1571031907840001
 No Telp/Hp : 085380448446
 Email : ririferdiansyah@gmail.com
 Nama Band/Musisi : Semiotika
 Judul Karya Musik/Artwork : Gersang
 Format Musik : Grup
 Aliran Musik Band/Musisi : Post Rock
 Alamat Band/Musisi : Jambi
 Profil Singkat Band/Muisisi : Berawal dari sudut sebuah kedai makanan
kecil yang tengah sepi pengunjung, Semiotika hadir. Sebuah band instrumental rock anak
muda Jambi Indonesia, yang dibentuk karena ingin bermusik lepas dan “sesuka” hati.
Kolaborasi tiga pemusik, Yudhistira Adi Nugraha (drum) dari Nista, Riri Ferdiansyah (bass) dari
Freakmentasi, dan Billy Maulana (gitar). Instrumental Rock adalah aliran musik yang diusung
karena masing-masing dari mereka sendiri mempunyai latar belakang musik yang berbeda-
beda. Musik Intrumental dipilih, karena tidak adanya lirik dalam musik Semiotika dan esensi
dari Rock itu sendiri tidak ada batasannya. Bebas menciptakan karya dengan elemen musik
apapun tanpa harus berpatok dengan sebuah aliran musik tertentu. Musik Semiotika pada
dasarnya adalah ekspresi dari rasa senang, miris, dan marah atas semua kejadian dalam hidup
mereka yang mencakup tentang segala bentuk kejadian dalam lingkungan kehidupan sosial di
negeri ini.

Tidak ingin berlama-lama, Mei 2015, mereka sepakat menggarap enam materi music yang
sudah matang untuk dijadikan album perdana Semiotika. Proses rekaman dimulai, dengan
menyewa peralatan rekam dan mengatur sendiri kebutuhan rekaman di studio sewa yang
cukup memadai di Kota Jambi. Rentang waktu beberapa bulan, setelah mengulang proses
mixing dan melewati kendala finansial akhirnya Semiotika merilis mini album bertajuk
“Ruang” yang berisikan 7 nomor track. Album ini menjadi wujud rasa prihatin dan dedikasi
tentang cerita di negeri ini khususnya di tempat Semiotika berada, tentang kejadian alam dan
sosial dimana Semiotika menerjemahkan melalui intuisi musiknya sendiri,” kata Adi Nugraha,
alias gambol menambahkan. Album “Ruang” dibuka oleh “Hulu Hilir” yang berisi cuplikan
‘terbalik’ dari beberapa track di album. Disusul oleh “Gersang”, yang mengekspresikan
kegerahan terhadap kondisi lingkungan yang semakin panas, berdebu, dan berpolusi.
Kemudian “Tunggu Terpejam” yang mengajak untuk menutup mata sembari berimajinasi
sesuai suasana hati masing-masing. “Sebagian Kecil Udara” mempunyai makna sesuatu hal
yang terus menerus berulang-ulang dilakukan oleh orang yang mempunyai efek pada udara
yang kita hirup. Di track selanjutnya “Lepas”, lagu ini mencoba untuk mengisyaratkan untuk
semangat memulai sesuatu yang kita sukai dengan perasaan lepas. Beralih ke “Seharusnya
Hijau”, yang bermakna perasaan syukur kepada Yang Kuasa atas pemberian hutan yang
seharusnya berwarna hijau, bukan alih-alih berwarna hitam atau coklat akibat dari perbuatan
kita sendiri yaitu pembakaran hutan. Di akhir penutup dari album ini adalah “Ruang”, lagu ini
mempunyai nuansa dan porsi materi yang berbeda karena sangat menginspirasi bagi
Semiotika, oleh karena itu didaulat menjadi single yang dirilis dan tajuk album ini. Lagu yang
berdurasi 7 (tujuh) menit lebih ini dibuat beberapa hari sebelum proses rekaman. “Ruang”
adalah setiap tempat dan waktu di bumi ini dimana kita melihat dan merasakan hal-hal yang
dapat menjadi inspirasi untuk melakukan dan menciptakan sebuah karya nyata.
Semiotika, trio instrumental rock asal Jambi yang terbentuk pada tahun 2014 dan telah
meluncurkan album perdananya bertajuk "Ruang" di penghujung tahun 2015. Beberapa kota
di pulau Jawa telah disambangi dengan perjalanan darat dari kota asal mereka dengan
maksud memperkenalkan musik ambience Semiotika yang bercerita tentang kondisi
lingkungan, sosial dan pengalaman di kampung halaman mereka sendiri, tour ini bernama
"Gelombang Darat Tur Pulau Jawa 2015". Lagu "Ruang" adalah salah satu single yang menjadi
identitas kuat Semiotika dalam skena musik Indonesia. Sedangkan lagu "Gersang" akan
membuat kita flash back pada ganasnya kabut asap di tahun 2015 yang menyelimuti
Indonesia. Di awal tahun 2016 dilanjutkan dengan pesta rilis debut album mereka yang
kemudian diteruskan oleh split tour bersama unit post rock dari bandung yaitu Under The Big
Bright Yellow Sun (UTBBYS) mengitari selatan pulau sumatra, dan ini menjadi pembamkit dan
penyemangat gairah mereka dalam menyerukan karya mereka ke seluruh sudut ruang mana
pun.
Pada September 2016 mereka membuat live session yang kemudian baru di rilis pada Mei
2017, bekerja sama dengan komunitas seni kreatif yang tergabung dalam “Budak Ceka-Ceka”
di sebuah sudut taman rekreasi di Jambi yaitu “Taman ACI” yangmerupakan salah satu
landmark wisata kota Jambi. Saat ini kami akan tetap aktif dalam mengorganize acara-acara
skena kolektif di kota kami tercinta, bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai skena
dan komunitas seni kreatif dengan harapan eksistensi kami ini bisa mewakili Indonesia hingga
Manca Negara.
Saat ini kami juga sedang melakukan proses pembuatan mini album (EP) dimana kami
bercerita akan indahnya kenangan dan nostalgia semasa berjumpa dengan sanak dan saudara
diberbagai belahan negri ini, yang direncanakan akan dirilis pada pertengahan bulan
Desember 2017 ini.
 Deskripsi Tentang Karya : “Gersang” - sesuai dengan judul, lagu ini
diangkat dari rasa kekesalan dan amarah akan perubahan hijau hutan tropis negri ini menjadi
lahan minyak sawit dan hasil bumi, serta pembalakan liar atas hutan pohon yang menyisakan
kekeringan dan kegersangan akan air, sumber nabati dan kebakaran hutan dimana-mana.
Lantas kemana lagi kita akan mencari sumber hidup nabati dan hewani yang menjadi mata
rantai pangan dalam kehidupan ini, melalui karya ini secara tidak langsung kami berteriak :
“Berikan kami air! Berikan kami udara! Berikan kami pangan! Berikan kami ruang! Berikan
kami kehidupan!.

Demikian informasi dan CV singkat ini saya sampaikan.

Terima kasih,
Salam Hangat

Riri Ferdiansyah
- Semiotika

Anda mungkin juga menyukai