Ebook Tenik Pondasi 1 - Harry Christiady
Ebook Tenik Pondasi 1 - Harry Christiady
PERANCANGAN
FONDASI
Bagian I
Edisi ke-2
Yogyakarta, Agustus 20 1 1
Vll
BAB 1
BAB 2.
BAB 6.
BAB 7.
X Daftar !si
BAB 8.
9 06 0
97
0 0
9 08 0
9 09 0
9 010 0
10 .4
1005
10 06 0
10 07
10 08 0
l. l TANAH
1.1.2 Kadar Air, Angka Pori, Po rositas, dan Berat Volume Tanah
I
udara
v
.
Vv
(W) (V) Vw
w, V,
(a) (b)
e= -
vv
V, (1.1)
dan porositas (n) , didefinisikan sebagai:
n=-V,.
V ( 1 .2)
Hubungan antara e dan n, adalah:
e
n= --
l+e ( 1 .3)
atau
( 1 .4)
e=--
n
1-n
dengan,
volume udara
volume air
volume butiran padat
volume rongga pori = Va +
w = xlOO%
W,
Berat volume kering (Yct):
W, ( 1 .6)
rd
=
-v
Berat volume basah (yb):
( 1. 7)
G s
= � ( 1 .9)
rw
dengan,
W Ws + Ww + Wa = Tf's + Ww
W, berat butiran padat
Ww berat air
Wa berat udara, dianggap sama dengan nol
Yw berat volume air
Bila tanah terendam air, berat volume apung (buoyant unit weight)
atau berat volume etktif (y'), dinyatakan dengan:
emaks- emin
dengan,
emaks kemungkinan angka pori maksimum
emin kemungkinan angka pori minimum
e angka pori pada keadaan di lapangan.
Kemungkinan angka pori terbesar atau kondisi tcrlonggar dari
suatu tanah disebut angka pori maksimum (emak,), sedang angka pori
minimum (emin) adalah kemungkinan angka pori pada kondisi terpadat
yang dapat dicapai oleh tanah.
Pada tanah pasir dan kerikil, kcrapatan relati f digunakan untuk
menyatakan hubungan antara angka pori nyata dcngan batas-batas
maksimum dan minimum dari angka porinya. Persamaan (1. 13)
dapat dinyatakan dalam persamaan, sebagai berikut:
Gsyw ( l. l 6a)
Yd(maks)=!
+emin
dan
G,.yw (l. l 6b)
Y d(min) =
l +emaks
][ Y - )
Y Y
r
= d (maks) d y d (min) ( 1 . 1 7)
D
d Y d(maks) -
d(min)
Penyelesaian:
(a) Kadar air (w) :
= Ww = 1 7,75 - 1 5,2x 1 00%= l 6 7%
w
W, 1 5,2 '
Penyelesaian:
Berat volume basah: Yb = Gsy,,( l n)(l +w)
-
0,0m -----------
-
Tanah 1
m.a.t (a)
2,0m
Tanah 2
6,0m
( ( < .
11,0m
?) Tanah
m.a.t (a)
3
'A>:
·> >)
>
: :::::: :
•
Gambar Cl.l.
Contoh soa/
1.3:
Lapisan tanah pasir di lapangan tebal H = 3,50 m, kerapatan relatif
D,.
= 20%, emin = 0,39 dan emaks = 0,92. Setelah dipadatkan kerapatan rela
tifnya menj adi 80%. Bila perubahan volume dianggap hanya ke arah
vertikal (satu dimensi), berapakah penurunan tanah setelah dipadat
kan.
Peny eles
aian:
�M
0,50
Rongga e2
· · · Butiran. ·
Gambar C 1.2.
h 1+ 0,8 1
Penurunan di lapangan (M-I),
M! !:J.h
H h
Jadi, penurunan sete1ah tanah dipadatkan :
iJ.H = 0, 1 7 x 3,50 = 0,6 m
Umf1ed
Class haIus
sedang Butiran halus (lanau dan lempung)
system
pasir
0,075
pasir halus Lanau Lempung kolosoidal
ASTM
20mm 06 02
006 002 0006 0002 00006 0 0 002mm
Mrr
nomen kasar sedang halus kasar sedang ha Ius kasar sedang halus
clatur
pas1r
lanau Lempung
20mm 10 05 02 01 005 002 0006 0002 000 0 6 0 0 002mm
Inter
national sangat
nomen· kasar kasar sedang halus
clatur
100
80 Gradasi buruk
D6o = 0,14 mm
70 D,o = 0,09 mm
?f.
.,; 60 Dto = 0,053 mm
0
0
...J
c:
I" Gradasi baik
40
:g
"' Dso:;; 2mm
D,o = 0,07 mm
Dto = 0,001 mm
20
10
Ukuran butiran, mm
C =
D6o
u
Dw ( 1.19)
( 1.20)
Untuk pasir, tanah bergradasi baik, j ika 1 < Cc < 3 dengan Cu >
4. Kerikil bergradasi baik, j ika 1 < Cc < 3 dengan Cu > 6. Bila per
syaratan Cc telah terpenuhi, dan nilai Cu > 15, maka tanah termasuk
bergradasi sangat baik.
Distribusi ukuran butir tanah berbutir kasar ditentukan dari ana
lisis saringan. Ukuran saringan terkecil, umumnya, dipakai saringan
nomer 200 standar Amerika atau ukuran diameter lubang 0,075 mm.
Karena ukuran ini sangat dekat dengan batas ukuran butiran lanau dan
pasir, maka saringan nomer 200 sering dipakai untuk memisahkan
antara material berbutir kasar dan yang berbutir halus ketika hanya
dipakai analisis saringan saja. Butiran-butiran yang lolos saringan no.
200 diuj i dengan cara sedimentasi atau hidrometer.
dengan,
r = s = tahanan geser tanah atau kuat geser tanah
c = kohesi
cr = tegangan total
1:=crtg<p
't" = Cu
(undrained)
cr
Gambar 1.5 Kuat geser tanah kohesifuntuk kondisi drained dan undrained.
Namun, j ika pada saat pembebanan, air pori diberi waktu untuk
meninggalkan rongga pori tanahnya (kondisi terdrainase atau drain
ed), maka butiran-butiran mendekat satu sama lain dan kuat geser
lempung menjadi bartambah. Hal ini diperlihatkan dalam Gambar 1.5
dengan garis kegagalan membentuk sudut q>' terhadap absis, yang
berarti bahwa kuat geser lempung bertambah j ika tegangan normal
bertambah, asalkan tegangan berupa tekanan intergranuler atau te
gangan efektif. Untuk memperoleh hasil tersebut, contoh tanah
diberi waktu untuk terj adinya penghamburan tekanan air pori pada
pene rapan tegangan normalnya. Dengan demikian tekanan yang
didukung contoh tanah berupa tegangan efektif. Pada kondisi ini akan
diperoleh nilai kohesi efektif (c ') dan sudut gesek dalam efektif (q>'
), sedang kuat
geser tanahnya dinyatakan oleh persamaan: r = c' +a' tgq>'
1. 1.5 Permeabilitas
dengan,
v = kecepatan rembesan (cm/det)
k = koefisien permeabilitas (cm/det)
= 11h/L = gradien hidrolik
11h = selisih tinggi energi total (m)
L = panjang lintasan aliran (m)
k= l OO(D10/ ( 1 . 23a)
( 1 .23b)
Vs = v/n ( 1.24)
Lubang ventilasi
udara
Tabung
(d) e_ Torsi
(c)
cr,
Batang
baja
cr,
tinggi permukaaan air di dalam tabung dibuat lebih tinggi sebesar /t:..h
diatur letak permukaan aimya (Peck et al. 1 953). Pada kedudukan (a),
dari muka air dalam bejana yang terisi tanah (Gambar 1.8a). Tekanan
air pori pada titik A dinyatakan oleh persamaan:
( 1 .26)
dengan Yw adalah berat volume air dan Ysat adalah berat volume tanah
jenuh. Dalam contoh ini, karena tambahan tekanan air ke bawah aki
bat kecepatan aliran air sangat kecil, maka tekanan akibat kecepatan
air merembes di dalam pori-pori tanah diabaikan. Pada titik -B yang
terletak pada kedalaman zs, persamaan tegangan efektif dinyatakan
oleh:
<J
' = ZsY
' (--.h)- ;
- ZsYw (1 .
Atau 27a)
h
dengan i = /t:. . /z adalah gradien hidrolik.
22 BAB 1-Sifat-sifat Tanah dan
Batuan
(a) a
,..--- --
.
--·-- ...
(b)
'
zy (h1+ z) Yw
filter
(c)
( 1.29)
z), ( 1 .3 l b)
Untuk titik B,
'
O" = zsr'+ ( } srw ( 1 .32a)
= zBy'+izBy w ( 1 .32b)
(1) Kuat geser rendah, terutama bila kadar air tinggi atau jenuh.
(2) Berkurang kuat gesemya, bila kadar air bertambah.
(3) Berkurang kuat gesemya bila struktur tanahnya terganggu.
(4) Bila basah bersifat plastis dan mudah mampat (mudah terkom
presi).
(5) M enyusut bila kering dan mengembang bila basah (terutama
lempung ekspansif).
(6) Berubah volumenya dengan bertambahnya waktu akibat rangkak
(creep) pada beban yang konstan.
(7) Merupakan material kedap air.
(8) Material yang j elek untuk tanah urug (di belakang dinding pena
han), karena menghasilkan tekanan lateral yang tinggi ketika
hujan.
( 1.33)
( 1 .34)
dengan cr1 = tegangan utama mayor dan cr3 = tegangan utama minor =
tekanan kekang contoh tanah saat diuji. Contoh hasil uj i triaksial UU
dan uj i tekan bebas pada lempung jenuh disaj ikan dalam Gambar 1.9.
Salah satu karakteristik tanah berbutir halus yang kohesif adalah
plastisitas, yaitu, kemampuan butiran tanah untuk tetap melekat satu
sama lain. Batas-batas keplastisan tanah bergantung pada sej arah terj a
dinya dan komposisi mineral yang dikandungnya.
• Plastisitas dan konsistensi
28 BAB 1-Sifat-sifat Tanah dan
Batuan
Dalam pekerjaan fondasi, tiga nilai kadar air yang memberikan
indikasi sangat berguna untuk memperkirakan peril aku tanah berbutir
halus, yaitu, kadar air (w) di tempat pekerjaan fondasi, dan dua batas
batas konsistensi, batas cair (LL) dan batas plastis (PL). Ha! ini mem
berikan sesuatu yang penting dalam kaitannya dengan stabilitas tanah.
Untuk mendefinisikan plastisitas tanah kohesif, diperlukan ke
dudukan fisik tanah tersebut pada kadar air tertentu yang disebut kon
sistensi. Konsistensi tanah kohesif pada kondisi alamnya dinyatakan
dalam istilah lunak, sedang, kaku , dan keras . Konsistensi tanah
lem pung tak-terganggu dari lapangan dapat dikaitkan dengan nilai
kuat
tekan-bebas (qu). Tabel 1.1 menyajikan hubungan antara konsistensi,
identifikasi dan qu yang diperoleh dari uj i tekan-bebas tersebut (Peck
et al., 1 9 53).
Atterberg ( 1 9 1 1 ) memberikan cara dengan membagi kedudukan
fisik lempung pada kadar air tetientu, dengan kadar air pada kedu
dukan padat, semipadat, plastis dan cair (Gambar 1 . 1 0). Masing
masing kedudukan kadar air dipisahkan oleh batas susut, batas
plastis, dan batas cair.
=
I /
Su Cu I
I
o-3 = 0
Gambar 1.9 Contoh hasil uji triaksial pada kondisi tak terdrainase
dan uji tekan-bebas.
Batas cair (LL) adalah nilai kadar air pada batas antara keadaan
cair dan plastis. Pada keadaan ini, butiran-butiran tersebar dan didu
kung oleh air. Jika kadar air berkurang, misalnya akibat dikeringkan,
perubahan volume yang terjadi adalah akibat berkurangnya air. Jadi,
hilangnya kandungan air sama dengan pengurangan volume . Dalam
Gambar 1. 1 0, hal ini digambarkan sebagai garis lurus miring terha
dap horizontal. Jika kadar air berkurang terns, butiran-butiran menjadi
mendekat satu sama lain sampai mencapai kedudukan pada batas
plastis (PL), yaitu kadar air tanah pada kedudukan antara plastis dan
semipadat. Pada pengurangan kadar air selanjutnya, terdapat suatu
batas di mana pengurangan kadar air selanjutnya, butiran-butiran tidak
dapat lagi mendekat satu sama lain dan volume tanah tidak berubah,
dan kemudian, tanah menj adi retak-retak. Pada kedudukan ini, tanah
lempung berubah wamanya. Kadar air pada kedudukan ini disebut
batas susut (SL), yaitu kadar air di mana pengurangan kadar air selan j
utnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah.
PI
Volume konstan
Kedudukan
plastis
SL PL LL
Kadar ai r , w (%)
PI = LL - PL ( 1 .35)
�
halus d an fraksi halus dari tanah
50 berbutir kasar
· .f fi 40
u;
dari LL = 25,5
tarik P I = 0,73 (LL-20)
�
"'
�
Garis "U" mulai LL = 1 6
30 dari P I = 7 ,
-"'
Q)
tarik PI = 0 , 9 (LL-8)
u
20
10
7
4
0 10 16 20 30 40 50 60 70 80 90 1 00
Batas cai r , LL (%)
LI =
wN - PL (1.36)
=
LL - PL PI
dengan WN adalah kadar air pada kondisi alam. Bila tanah mempunyai
wN yang kurang daripada PL, LI akan bemilai negatif. Jika kadar air
(wN) bertambah dari kedudukan kadar air PL menuju ke kadar air pada
kedudukan LL, nilai LI bertambah dari 0 sampai 1. Demikian pula,
jika kadar air tanahnya lebih besar daripada LL, maka LI lebih besar 1 .
• Kompresihilitas
Bila tanah berbutir halus yang jenuh air dibebani, tanah akan
terkompresi, dan karena permeabilitas tanah ini kecil, pengurangan
volume tanah memerlukan waktu lama, yaitu waktu yang dibutuhkan
oleh air pori untuk meninggalkan lapisan tertekan hingga tekanan air
porinya dalam keseimbangan dengan tekanan air akibat kedudukan air
tanahnya (tekanan hidrostatis). Pengurangan volume tanah akibat
pembebanan ini akan mengakibatkan penurunan tanah yang bergan
tung pada waktu. Penurunan ini disebut penurunan konsolidasi. Proses
kebalikannya juga dapat terjadi, yaitu bila beban dikurangi atau dile
paskan, lempung akan mengembang dan permukaan tanah akan naik.
Dalam beberapa hal, kasus-kasus tersebut dapat mempengaruhi stabi
litas fondasi.
Sifat kompresibilitas atau sifat mudah mampat tanah kohesif
34 BAB l-Sifat-sifat Tanah dan Batuan
tergantung dari sejarah geologi tanahnya, apakah tanah tersebut ter
konsolidasi normal (normally consolidated) atau terkonsolidasi berle
bihan (overconsolidated) . Pada beban yang sama, tanah
terkonsolidasi normal akan mengalami penurunan lebih besar
daripada tanah yang terkonsolidasi berlebihan.
Untuk mengetahui kompresibilitas tanah kohesif, maka perlu
dilakukan uj i konsolidasi. Gambar skematis alat tersebut
disajikan dalam Gambar 1.2. Penjelasan mengenai uj i konsolidasi
dapat dilihat pada buku Mekanika Tanah 2 (Hary Christady
Hardiyatmo).
I p
• Kembang-susut
Beberapa lempung akan mengembang bila kadar air bertambah
dan menyusut bila kering. Dalam hal tertentu, bangunan dapat meng
alami penurunan akibat penyusutan dan pengembangan tanah yang
berlebihan. Fondasi pada tanah lempung yang mudah mengembang
(lempung ekspansif) membutuhkan cara perancangan yang khusus.
Sifat mudah mengembang dan menyusut Jempung dapat
dikarakteristikkan dari batas plastis (PL) dan indeks plastisitas (PI)
yang tinggi.
• Kapasitas dukung
Perilaku lempung dalam mendukung beban fondasi sangat ber-
Analisis dan Perancangan Fondasi-1
35
gantung pada sej arah geologi, kadar air dan kandungan mineralnya.
Lempung dinyatakan sebagai lunak, sedang, atau kaku, tergantung
dari kadar air seperti yang dinyatakan dalam konsistensi. Pada waktu
kering, tanah ini sangat keras dan mcnyusut yang disertai retakan.
Waktu kadar air tinggi, kuat geser akan turun dan lempung ekspansif
menjadi mengcmbang.
Jenis-j enis lempung kaku sampai keras, hanya mengalami
penunman konsolidasi yang kccil di bawah tekanan yang relatif besar.
Jika dalam lapisan tanah ini terdapat lensa-lensa pasir dan kerikil,
pcrancangan fondasi harus memperh itungkan variasi kapasitas dukung
dan penurunan pada lokasi tertentu.
(d) Tanah
Organik
G = kerikil (grave!)
S = pasir (sand)
M = lanau (silt, huruf M singkatan dari MO, bahasa Skandinavia)
C = lempung (clay)
0 = organik (organic)
Pt = gambut (peat)
Penyelesaian:
Simbol
Divisi Utama Kelompok
, c ..c: .
.
. Kenk1l gradasi balk dan
_
.
_
Bila batas
���: g ffi c
mengandungbutironhalus .§ bawah garisAatau PI < 4 daerah
-
ars1r d1agram
�.§
� ._ � :-:
Ken·k1·l banyak GM �
J::: c ��
g "E ;::
ro
if!. .c: � ka ?:j o � ffi >- . plastisitas, maka d1paka1
� _n d u n g a n dobel
Kerik1l berlanau, campuran kerikil pasir-lempung
� GC . . c �pastr41empung
. kenktl
Keriktl berlempung, campuran -� § Batas �batas Atterberg dt atas
8� simbol
//)
�� � PI > 7
Pasir
�� gradast baik, Ci §- § E
*
�
�� SW .
. berkenk1l,
. . . sedtktt atau m �
tldak
p
·.5 c -o::::·c berst a haius.
mengandung butiran DJ(• !)!I· '- D�..
Kertkll .5 iij h::5 m E (sedikit
� atau tak
� 1/} N
c 2
E
�
but i ran
ad a � - § ; ; � -�
ii � i'l � � P ,mengandung butiran halus � .
halus). . S
� "'&l. � � -.:;;
F ..... w
12 o SM
ih - ��
�'ij [;l Batas-batas Atterberg dt .
81la batas Atterber� berada dt
1: Pastrberlanau, campuran
K
e
pastr-lanau � Ol o..: :::2: m bawah garisAatau Pl < 4
_
daerahdanarst r dan dtagra �
_
n
kl
l
b
a
n
y
a
:= _ ro k
� k
1ii � a
n n d u n g a p!astisitas. m aka dipakat
�
�& � butiran hatus Pasirberlempung, campuran pasir-lempung5 � ;:.:
SC w '-' m
garisAatau PI > 7
Lanau tak orgamk dan pasir sangat 60
..�:. ML Dlagram plas!tsltes
halus. serbuk
:0 E batuan atau pasir ha!us Untuk mEmgklaS1fikas1 kadar bt1Uran
berlanau atau berlempung 0: halus yang terkandung dalam tanah
.!!! E 50 CH
berbutlr halusdan tanah berbutlr kasar
Lempung tak organik dengan Batas
plastisitas rendah
::J 1.0
40 Atterberg
Lanau d�n le pung CL sampai sedang, lempung
'* t;
yang
� termasuk
berkerikil, lempung berpasir, dalam
batas ca1r 50 Yo atau bempung berlanau, lempung
2. ('lean clays'
daerah
?f-
kurus yang
) d1ars1r
berarti
o 0 kurang 30 batas�n klas1fikasmya menggunakan
Lanau organik dan lempung :i! garls A
�� OL
dua sm1bol
p!astisitas rendah.
� -halus
� diatomae, lanau MH u
OL
a
e 20
l
a
s
t
1 10
s
.
� �.§ Lanau dan lempung Lempung tak organik dengan
.n
p!ast1sitas tingg1, CH
batas cair > 50% !empung gemuk ('fatclays')
'@ �_.Q E
�em�ung organik dengan 10 20 30 40 50 80 90 100
OH 60
Batas Ca1r LL
plastisttas sedang sampai (%,)
t Garis A: P1 = 0 .
m 73 {Ll 20)
g
g
1
Tanah dengan kadar organik Gambut ('peat') dan tanah lain dengan Manual untuk identifikasi secara visual dapat dilihat di
kandunagn organik tinggi
tinggi P, ASTM Destgnation D-2488
WN
Angka pori (e)
rata- Keterangan
No. rata
(%)
21 63 73 66 28 25 ? ?
PI bervariasi
Bervariasi
terhadap
2 38 105 1 40 ? 52 3 6-26 ?
kedalaman
3 21 56 1 00 ? 38 ? 25 ?
Nampak
sebagai
4 35 95 1 65 85 62 32 ? lempung
platisitas
tin
• Tanah 1 :
LL = 28% ; PL 25% ; maka PI = LL - PL = 3%. Dari
=
1.2 BATUAN
2.1 PENDAHULUAN
46 BAB If - Penye!idikan
Tanah
7) Menyelidiki keamanan suatu struktur hila penyelidikan dilakukan
pada bangunan yang telah ada sebelumnya.
8) Pada proyek jalan raya dan irigasi, penyelidikan tanah berguna
untuk menentukan letak-letak saluran, gorong-gorong, penentuan
lokasi dan macam bahan timbunan.
48 BAB 11 - Penye/idikan
Tanah
bang uji akan banyak mengalami kesulitan, karena tebing galian
sering longsor.
Untuk pekerjaan-pekerj aan penimbunan tanah, cara lubang
uji sangat berguna untuk mengetahui angka pori dan kondisi lapisan
tanah jelek yang mungkin ditemui pada lokasi pengambilan tanah
urug (borrow-area). Kecuali itu, cara ini juga sangat berguna pada
penye lidikan tanah untuk fondasi bangunan yang ringan, seperti:
bangunan gedung, tangki, dinding penahan tanah dan fondasi jalan
raya.
Perlu diperhatikan, bahwa lubang uji harus tidak dibuat pada
tempat-tempat dinding atau kolom akan diletakkan . Karena, jika
kedalaman lubang uji lebih dalam dari kedalaman dasar fondasi,
maka tanah urug yang ditimbunkan untuk mencapai elevasi
kedalaman tanah dasar fondasi yang dibutuhkan, dapat
mengurangi kekuatan tanah dasar galian. Karena itu, letak lubang
uji sebaiknya dipilih di dekat titik-titik yang dipertimbangkan
penting.
(a) (b)
Pomp a
penyemprot air
Pip a diputar-putar
P i p a digerak-gerakkan
!ke ata s da n bawah
Tabung dalam
Kerekan
,
_
_ ..
_. rl
[
-- ·
, Pemotong lntl
Mala bor (b )
(a)
Gambar 2.4 Alat bor putar (rotaty drilling rig) (dari Hvorslev, 1 948).
(a) Skema alat bor putar
(b) Double-tube core barrel.
D D
Ca( w ) 2 - ( e ) 2 X 1 00%
=
(2. 1 )
D 2
( e)
dengan Dw dan De ada1ah diameter-diameter yang ditunjukkan dalam
54 BAB If - Penyelidikan
Tanah
Gambar 2.5. Jika Ca membesar, semakin besar pula tahanan penetrasi
dari tabung contoh, yang dengan demikian semakin besar pula resiko
kerusakan contoh tanah. Umumnya, Ca dibatasi sampai 1 0%.
�� o, � l [ o,-j
(b)
-
( a)
O --
-- s
Kepala
Katup kontrol
Karet
Tabung contoh
58 BAB 11 - Penyelidikan
Tanah
dan bagian kepala tabung. Untuk menahan contoh tanah tetap di tem
patnya, pada bagian atas alat pemotong diberi katup penutup. Salah
satu dari jenis tabung contoh ini, digunakan untuk pengujian penetrasi
standar (SPT).
Piston
Tabung contoh
(a) (b)
60 BAB If - Penye!idikan
Tanah
( 1) Kedalaman lapisan tanah.
(2) Elevasi permukaan titik bor, lapisan tanah dan muka air tanah.
(3) Simbol jenis tanah secara gratis.
(4) Deskripsi tanah.
(5) Posisi dan kedalaman pengambilan contoh. Disebutkan kondisi
contoh terganggu atau tak terganggu.
(6) Nama proyek, lokasi, tanggal, dan nama penanggung jawab pe
kerjaan pengeboran.
(I) Uji penetrasi standar atau uji SPT (Standard Penetration Test).
(2) Uji penetrasi kerucut statis (static cone penetration test) atau uji
sondir.
(3) Uji beban pelat (plate load test).
(4) Uji geser kipas atau geser baling-baling (vane shear test).
(5) Uji pressuremeter dan lain-lain
62 BAB If - Penyelidikan
Tanah
nai kondisi air tanah. Untuk itu, kekurangan-kekurangan datanya
dapat dilengkapi dengan mengadakan pengeboran tanah.
(2.4)
dengan, Dr
Po kerapatan relatif
tekanan vertikal akibat beban tanah efektif pada keda
laman tanah yang ditinjau, atau tekanan overburden
efektif.
64
Tabel 2.1 H ubunganN den gan kerapatan relati f (Dr) tanah pasir
( Te rzaghi dan Peck, 1 94 8)
NilaiN Kerapatan relatif (Dr)
<4 Sangat tidak padat
4-10 Tidak padat
10- 30 Kepadatan sedang
30-50 Padat
>50
Tabel 2.2 H ubungan ni lai N, konsistensi dan kuat tekan -bebas (qu )
untuk tanah lemp un gjenuh ( Terza ghi dan Peck, 1 94 8)
s (qu)
Ni laiN
4- 8
8- 15
15- 30
> 30 Keras >400
Hasil uji SPT sangat bergantung pada tipe alat yang digunakan
dan pengalaman operator yang melakukan pengujian. Suatu hal yang
penting supaya data yang diperoleh baik, adalah dengan
memperhatikan efisiensi energi dari sistem. Dalam praktek, terdapat
beberapa tipe pemukul, hampir tidak ada yang efisiensinya 100%.
Secara teoritis, energi jatuh bebas dari sistem pemukul dan tinggi
jatuh yang diberikan adalah 48 kg-m (350 ft-lb), tapi ternyata
energi sebenarnya lebih kecil dari nilai tersebut akibat dari
gesekan dan eksentrisitas, yang nilainya bergantung pada tipe
pemukulnya. Pada
Pemberat
63,5
kg
Pipa pelurus
Batang bor
Permukaan tanah
t
Lubang udara
Pemukul
Tabung
pemukul
Mekanisme otomatik
63.5 kg
Landasan
Batang bor ke
Batang bor ke tabung SPT
tabung SPT
(b) (c)
Gambar 2.11 (a) Pemukul d onat
(b) Pemukul aman
(c) Pemukul otomat is (Coduto, 200 1 ).
(2. 7)
• Keuntungan:
1 ) Dapat diperoleh nilai N dan contoh tanah (terganggu)
2) Prosedur pengujian sederhana, bisa dilakukan secara manual.
• Kerugian:
1 ) Sampel dalam tabung SPT diperoleh dalam kondisi terganggu
2) Nilai N yang diperoleh merupakan data sangat kasar, bila
digunakan untuk tanah lempung.
3) Derajat ketidakpastian hasil uji SPT yang diperoleh bergantung
pada kondisi alat dan operator.
4) Basil tidak dapat dipercaya dalam tanah mengandung banyak
kerikil.
Columbia
Jepang
Inggris
Amerika
Venezue la
Contoh soa/2.1:
Uji SPT dilakukan dengan tabung SPT standar dan pemukul
tipe aman (buatan Amerika) pada pasir halus pada kedalaman 6 m.
Pada kedalaman tersebut diperoleh N = 22. Lubang bor berdiameter
6
Tabel 2.4 Faktor koreksi SPT akib at pengar uh 1ubang bor , t abung sampler,
b atang bor (Skempton , 1 9 86)
Faktor
Di ameter 1ubang bor (Cb )
> 10 1,00
Penyelesaian:
Dari Tabel 2.3 : untuk tipe pemukul aman buatan Amerika Er antara
0,55 dan 0,60, diambil 0,57.
Dari Tabel 2.4:
Diameter lubang bor 150 mm, maka Cb 1 ,05 =
Untuk hitungan kapasitas dukung ijin tanah, nilai N60 ini masih
harus dikoreksi terhadap pengaruh tekanan overburden (lihat Bab
3.3.9).
72 BAB If - Penyelidikan
Tanah
Tabap ini mengukur tabanan kerucut dan tabanan gesek pipa luar
(qc + fs).
4) Posisi IV = ujung kerucut dan pipa luar digerakkan menuju kem
bali seperti posisi I.
(A)
Pengukur tahanan
penetrasi kerucut
(a)
fs-0
Tahanan konus. q {kg/cm2)
c
_qc
··-·· ·--·· ·· - .
(kglcm2)
··-j 1"""
10
12
(b)
Gambar 2.12Hasil uji kerucut stati s.
(a) Skema al at kerucut statis d an cara kerj a alat (Bowles,
1 997). (b) Contoh grafik hasi l uji sondir.
100
')i'
E
&
"'
:::>
c:
0
"" 10
c:
"'
c
"'
.<:
(a)
(b)
Dongkrak
I Angker
W2 4b
Angker I
Gambar 2.14 Skema uji beban pelat.
)
1 2T
--
su (2.9a)
D D
nD +-- + 6H
cosar cosa8
dengan,
ay= sudut kemiringan ujung pelat kipas atas
as = sudut kemiringan ujung pelat kipas bawah
Dasar
pipa
luar
Kipas
(b)
Zona
distorsi
dengan,
Su Cu= kohesi tak terdrainase (kohesi
undrained)
: :
I I
:: 'r;
I I I I
c c
"' "'
E
"'
ro 15 "'
ro
"0
"' E
"0
"'
�
20 �
25
30
30
( a) (b)
1,0
(J. 0,8
0,6
20 40 60 80 100 120
lndeks Plastisitas (PI)
Gambar 2.17 Koreksi kuat geser t ak terdrainase d ari UJI geser kipas
di l ap an gan (Bjerrum , 1 972) .
Unit kontrol
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Lu ba n g bor D(mm)
58 L (mm)
74 203
184
Sel pelindung
Sel pengukur (0 x L)
Sel pelindung
Ev- - /1r1
=p
(2. 1 1 )
--
E,
dengan,
r1 = jari-jari awal pada kontak dengan lubang (m)
!1r = perubahan jari-jari lubang (m)
E, = modulus elastis tanah (kPa)
P tekanan se! daripressuremeter (satuan sama dengan E,)
dengan,
G modulus geser statis (kPa)
V0 volume terukur dalam sel pada tekanan rata-rata
3
(m )
2 3
!1p, !1V = perubahan tekanan (kN/m ) dan volume (m )
dengan,
82
Ep
modulus deformasi terkait dengan alat pressuremeter
(kPa)
rasio Poisson (biasanya diambil 0,33)
900
---
m- I
0.. PI
� 800
c
ro
c
ro
.:Q) 700
I-
600
500
I
300
'
' 0
'
800
0
0 170 400 600
3
Volume (cm )
Gambar 2.19 Kurv a b asil uji pressuremeter (Bague lin et al., 1 968).
mesin
0
esor
• 0 • 0 Uji pelengkap
• 0
(sondir)
0 • 0
0 •
• 0 •
• 0
90 BAB If - Penye/idikan
Tanah
dan Peck ( 1 948), menyarankan jarak titik hor minimum 30 m dan
maksimum 60 m untuk proyek yang sangat luas dan hesar. Untuk
proyek jalan raya, pengehoran dilakukan pada jarak interval kira-kira
30 m sepanjang jalannya. Kedalaman luhang hor disarankan 2 4 m -
di hawah tanah asli, hila dasar perkerasan pada tanah asli, dan 1
- 4m
di hawah dasar perkerasan jalan, hila perkerasannya diletakkan dengan
menggali tanah asli. Jumlah titik hor yang dihutuhkan untuk
penyelidikan tanah pada herhagai macam hangunan menurut FHWA
(2002), adalah sehagai herikut:
1) Fondasi jembatan
(a) Untuk pilar atau pangkal jemhatan dengan lehar lehih dari 30
m, diperlukan minimum 2 titik hor.
(h) Untuk pilar atau pangkal jemhatan dengan lehar kurang dari 30
m , diperlukan minimum 1 titik hor.
(c) Titik-titik hor tamhahan diperlukan hila lapisan tanahnya tidak
teratur.
3) Jalan raya
Jarak titik hor di sepanjang alinemen jalan hiasanya tidak lehih
dari 60 m. Jarak titik hor hams mempertimhangkan kondisi kekom
plekan geologi dan kontinuitas lapisan tanah/hatuan di dalam area
pro yek. Hal ini, tujuannya adalah untuk mendefinisikan hatas-hatas
verti kal dan horisontal dari lapisan tanah dan hatuan di dalam area
proyek.
5) Timbunan
Kriteria jumlah titik bor sama dengan galian (nomer 4).
6) Culvert
Minimum 1 titik bor pada setiap culvert utama. Titik bor
tam bahan harus diberikan, hila culvert sangat panjang atau pada
area dengan kondisi lapian tanah tidak beraturan.
Jarak ririk-titik penyelidikan tanah yang disarankan oleh
NAVFAC DM-7. 1 ( 1 982), ditunjukkan dalam Tabel 2.7.
92 BAB If - Penyelidikan
Tanah
Tabel 2.7 Petunjukjarak titik penyelidikan (NAVFAC DM-7. 1 , 1 982)
Area penyelidikan Jarak/denah bor
tepi !aut utama, Jika letak lokasi sudah tertentu, j arak bor biasanya tidak
seperti dermaga lebih dari 1 5 m. Tambahkan titik bor di antaranya pada
lokasi kritikal, seperti pompa dalam, terowong, culvert dan
timbunan tinggi anali sis. Jumlah potongan geologi bcrgan tu n g pada masalah
stabilitas. Untuk lokasi geraka n tanah akt i f. paling scd i k i t I
titik bor di area longsor.
Bangunan bendungan Jarak bor awal kira-kira 60 m di seluruh area fondas i . Jarak
dan penahan air bor bisa dikurangi sampai 1 5 m pada as bangunan d e n g an
bor antara. Termasuk pengeboran pacta b a n g u n a n ja l an pintas
a ir (cutojj), tempat a b utment bendungan, sp illway, dan
bangunan outlet.
Lubang bor
Fondasi telapak
/
- Y.
-
X
(a) o,
g)
'
- 8 .
�
�
- I
1,58 1 ,58
:�---· B
------:
Lubang bar 1
(b)
(c)
/
/ ''
/� ./ ''
// Penyebaran '
tekanan tondasi
1 ,58
' 1 ,58
1---- 8
�,
+1 20,00
+ 1 1 5,00
I
·;;;
"'
>
Q)
+ 1 1 0,00 w
+105 ,00
LB = luba ng bor
+1 00,00
Gambar 2.22 Gambar gabungan profil t anah dari beberap a lubang bor.
3.1 PENDAHULUAN
(a) Kolom
�
Kolam
� Rakit
Pilar Kolam
jembatan
(d) · (e)
-
1
Sumuran
/ .....'�- / Fase 11
. .. .....--. . .
f \ ' I ' I
I
\
)
... .. ......____ _......."
..
-
-
- '// Fase Il l
' \'
.... .
.. ...
.
1
:S-�-------------- -----------
����j;�;-;:�,:>
! I' /1'
1-- 11 --l
\,
Gambar 3.2 Fase-fase keruntuhan fondasi (Vesic, 1 963),
ro
c
::>
c
:;
Ql
(a) o_
Be ban
c
ro
c
2
::>
c
(b) o_ Ql
� Be ban
c
ro
c
::>
c
:;
Ql
(c) o_
'
Keruntuhan
penetrasi
Fondasi lingkaran
I
Fondasi memanjang
Gambar 3.4 Hubungan Dr IB, D" dan model keruntuhan fondasi pada pasir
(Vesic, 1 963).
(a)
--------------------------------------
!11
-
-
11 - - - -- - - E
- -- -- - -
G
{b)
r--B/2 -------1
�
T
-- - -- - -- - -- - - - -
H = B/2 tg $
+
(c)
dengan,
PP tekanan pasif total yang bekerj a pada bagian AD dan
BD
2
w berat baj i tanah ABD per satuan panjang = lf4 B y tg �-
(3 .4)
Tekanan tanah pasif total (Pp) adalah jumlah tekanan pasif
akibat kohesi tanah, berat tanah, dan beban terbagi rata, yaitu:
PP = Ppc + Ppq + Ppr (3 .5)
dengan,
Ppc tahanan tanah pasif dari komponen kohesi (c)
Ppq tahanan tanah pasif akibat beban terbagi rata di atas
dasar fondasi.
Ppr tahanan tanah pasif akibat berat tanah
] 1
- z [ K py (3 .6)
Ppn _-
+ + Pa K pq yH
l
sm a 2 sm a
dengan H = Y2 B tg q>, a =
1 80
- q> = sudut antara bidang DB dan
BF serta Kpo Kpq, Kpy berturut-turut adalah koefisien-koefisien
tekanan tanah pasif akibat kohesi, beban terbagi rata dan berat tanah,
yang nilainya tidak bergantung pada H dan y . Gesekan yang terjadi
antara tanah dengan tanah pada bidang BD mengakibatkan arah
tekanan ta nah pasif PP miring sebesar 8. Karena () = q>, maka:
[
dapat diperoleh:
B
(3.8)
] 1 2 tg (j)
PP =
+ Po K pq + - yB
2
8
K JYY
2 cos <p cos Q'
Pu = Bc l
cos (j)
+ tg (j) j
+ Bp 0 [ cos <p
] + �
4
yB
2
tg Q)[
cos (j)
]
- 1 (3 .9)
[ ] [ ]
y = 0, dapat diperoleh:
p
K K
e pq
P e + P q = Be
p p
+ tg rp + Bp0 = BeN + Bp (3 . 1 0a)
N
e 0 q
cos ({J cos ({J
atau
(3 . 1 0c)
dengan qc dan qq adalah tekanan tanah pasif per satuan luas dari kom
ponen kohesi dan beban terbagi rata p0• Nilai-nilai Ne dan Nq diperoleh
Terzaghi dari analisis Prandtl ( 1 920) dan Reissner ( 1 924) yang
besamya:
(3 . 1 1 )
11 6 BAB Ill - Kapasitas Dukung
2
a
Nq = = N)g <p + (3 . 1 2)
2 cos (45 + < p
2
1
i 2)
a =
Ppy
3a)
= '4 yB tg
2
cp[ -1] K = B x 'h yBNr (3 . 1
cos (/)
Bila Prr dinyatakan dalam tahanan tanah pasif per satuan luas
dari akibat berat tanah (q r), maka:
q PPr
= --
= 'h yBNr (3 . 1 3b)
r
B
dengan,
(3 . 1 4)
(3 . 1 5b)
dengan,
qu = kapasitas dukung ultimit untuk fondasi memanj ang
2
(kN/m )
2
c = kohesi (kN/m )
Dr = kedalaman fondasi (m)
y = berat volume tanah (m)
2
Po = DtY = tekanan overburden pada dasar fondasi (kN/m )
NJ> Ne, Nq = faktor kapasitas dukung Terzaghi.
Nq N'
N, ' N,
� 30 0 I
E Ne
"'
m
'0 <p =
44', N, = 260
� 20
0
<p = 48°, N1 = 780
"'
Q)
Ol
"
'0
Ol 10 0
60 40 30 20 10 20 40 60 80
Nilai N, , Ne' dan Nq , NcJ
tg cp ' = -2 tg (3 . 1 6)
cp
3
' 2 (3 . 1 7)
c = -c
3
Persamaan umum untuk kapasitas dukung ultimit pada fondasi
memanj ang pada kondisi keruntuhan geser lokal, dinyatakan oleh:
qu -- 2c Ne '
+P a Nq (3 . 1 8)
J
'+O,5 rf3Nr '
keruntuhan geser lokal (lihat Gambar 3.6 dan Tabel 3.1) yang nilai
nilainya ditentukan dari Ne, Nq, dan Nr pada keruntuhan geser umum,
yaitu dengan mengambil:
_l
Gambar 3 .7 Pen garuh beban terbagi rata di permukaan.
3) Pada suku persamaan 0,5 yBNy, nilai berat volume tanah yang
dipakai adalah berat volume rata-rata (y) tanah yang terletak di
:-:: :;
Persamaan kapasitas dukung Terzaghi hanya cocok untuk fon
dasi dangkal dengan Dr B . Pada hitungan kapasitas dukung teori
Terzaghi, tahanan geser tanah di atas dasar fondasi diabaikan. Oleh
karena itu, untuk fondasi yang dalam, kesalahan hitungan menjadi
besar.
Kapasitas dukung teori Terzaghi telah banyak digunakan dalam
menghitung kapasitas dukung pada tanah granuler dan tanah-tanah
yang mempunyai kohesi dan sudut gesek dalam (tanah c-<p),
karena
persamaan kapasitas dukungnya memberikan hasil yang sangat hati
hati. Nilai kapasitas dukung yang hati-hati untuk jenis tanah pasir dan
_j _
_
f-• J
_,__m.a.t
qn q-Dfy
(7) Dari Persamaan (3.26), untuk faktor aman (F) tertentu yang
sesuai, kapasitas dukung aman (saf'e bearing capacity)(q,)
didefi nisikan sebagai tekanan fondasi total ke dalam tanah
maksimum yang tidak mengakibatkan risiko keruntuhan
kapasitas dukung, yaitu:
qun
q s = - F + D .t Y (3.27)
(3.28)
Contoh soal 3. 1:
Fondasi memanj ang terletak pada tanah seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar C3. 1 . Beban terbagi rata di atas
permukaan (qa)
sebesar 20 kN/m2 . Data tanah:
3 2
(l ) Tanah 1 : y1= 1 9 kN/m , 3c1 = 20 kN/m , <p1 = 25°
(2) Tanah 2: yz= 1 9,9 kN/m , c2 = 50 kN/m2 , <p2 =
30°
Berapakah kapasitas dukung ultimit (qu), j ika kedalaman fon
dasi D1 = 1 m, lebar B = 1 ,8 m dan kedudukan muka air tanah
sangat dalam? Bagaimana pengaruhnya terhadap kapasitas dukung
ultimit jika tidak terdapat beban terbagi rata?
Gambar C3.1.
Penyelesaian:
Sudut gesek dalam tanah yang digunakan da1am hitungan ada-
1ah pada dasar fondasi, yaitu (/J2 = 30°. Bi1a dianggap terjadi kerun
tuhan geser umum, dari Tabel 3.1 dipero1eh:
Ne= 37,2; Nq = 22,5 ; Nr= 19,7
Kapasitas dukung fondasi memanj ang dihitung dengan Persa
maan (3.20):
qu = c2Nc + (po + qo)Nq + O,Sy2BNy
Penyelesaian:
I
'l:_j �,':
Tanah 1 · v = 18 kN/m3
�� = 160 kN/m2 •5 m i
_
0,5 m m.a.t (a.2)
- --- L - _sz__
2,5 m
m.a.t (a.1)
, ...,_ . . ..51__
j_
Gambar C3.2.
Dapat dil ihat dalam soal (a. l ) sampai (a. 3) di atas, bahwa
ke naikan muka air tanah sampai ke dasar fondasi mengurangi
kapasitas dukung.
=
= ·
= < h a metnenu 1
q - y 1 D1 250-(1 8x1,5) '
Karena F < 3, kriteria keamanan terhadap kapasitas dukung
tidak terpenuhi. Oleh karena itu, agar kriteria tersebut dipenuhi,
fondasi harus diletakkan lebih dalam atau lebarnya ditambah.
0, =1,5 m
Tanah 1 :
,
r; = 18 kN/m3
. 15°
. .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .. . . . . <r =
..
Gambar C3.3.
Penyelesaian:
Gambar C3.4.
=
}
2
1 93 6, 1 kN/m
(b) Muka air tanah di dasarfondasi
r' = Kwr Xv = 20,3 1 - 9,8 1 = 10,5 kN/m3
q" = PaNq + 0,5 y'BNy( l -0,2B/L)
= (14,9 X 8 1 ,3) + (0,5 X 1 0,5 X 1 X 1 00,4) { 1 - 0,2 X ( 1 / 1 ,6)}
= 1 672,5 kN/m2
Dari j awaban soal (a) dan (b) dapat dihitung bahwa kapasitas
dukung berkurang kira-kira 14% oleh adanya kenaikan muka air
tanah sampai ke dasar fondasi.
= 4m----l
Gambar C3.5.
'
Karena pasir mempunyai cp = 25°, maka dapat diharapkan akan
Contoh soal 3. 6:
Untuk mempelaj ari pengaruh kenaikan kuat geser pasir terha
dap kapasitas dukung, ditinjau fondasi memanjang dengan lebar 1 ,5
m dan terletak pada kedalaman I m. Jika sudut gesek dalam efektif
yang akan dibandingkan antara 38° dan 40°, serta berat volume tanah
basah
I9,8 kN/m3, berapakah selisih kapasitas dukung ultimit?
Penyelesaian:
Dari mempertimbangkan kedua nilai dapat diharapkan akan ter
jadi keruntuhan geser umum.
Po = Dm = I x 1 9,8 = 1 9,8 kN/m2
(3.30c)
(3) Fondasi pada kedalaman D1> 2,5B:
Ne= 1 ,5 Nc(permukaan) (3.30d)
Kapasitas dukung ultimit fondasi memanjang menumt
Skempton:
qu = CuN c + D1r (3 .3 1 )
Kapasitas dukung ultimit neto:
(3.32)
qun = cfic
dengan,
2
qu = kapasitas dukung ultimit (kN/m )
2
qun = kapasitas dukung ultimit neto (kN/m )
D 1 = kedalaman fondasi (m)
3
y = berat volume tanah (kN/m )
2
Cu = kohesi tak terdrainase (undrained) (kN/m )
6
Ne
5
4
0
2 3
018
Gambar 3.10 Faktor kapasitas dukung Ne (Skempton, 1 95 1
).
Analisis dan Perancangan Fondasi - I
141
Contoh soa/ 3. 7:
Fondasi terletak pada tanah lempung j enuh homogen,
dirancang untuk mendukung kolom dengan beban 400 kN. Kuat
geser tak ter
3
drainase tanah lempung Cu = 1 50 kN/m2 , G>u = 0° dan Ysar = 20 kN/m .
(a) Berapakah dimensi fondasi bujur sangkar yang memenuhi faktor
aman terhadap kapasitas dukung (F = 3)?
(b) Berapakah 2 faktor aman pada kondisijangka
3 panjang, jika3 c' =
50 kN/m , q> ' = 30°, Ysat= 20 kN/m dan y' = 10,19 kN/m ?
S R
Lempung jenuh :
Oo
_LtO
<flu =
I
Cu = 150 kN/m2
<p = 30°
Q c' = 50 kN/m2
y' = 10,19 kN/m 3
ysat = 20
kN/m3
Gambar C3.6.
Penyelesaian:
(a) Dimensi fondasi dihitung berdasarkan kondisi j angka pendek.
Pada kondisi j angka pendek atau kondisi undrained, G>u =
0°. Kapasitas dukung ultimit lempung jenuh:
qu = CuNc + Df{
Kapasitas dukung neto :
qun = qu - D{'{ = CuNc = 1 50 Ne
Kapasitas dukung aman (qs):
Tekanan pada dasar fondasi total (q) harus tidak melampaui qs.
Jika dianggap seluruh bagian PQRS (Gambar C3.6) hanya berisi
tanah urug, tekanan fondasi total (q) akan merupakan
jumlah tekanan akibat beban kolom ditambah tekanan
overburden (p0 =
Drly), atau dengan kata lain, tekanan akibat beban kolom akan
mengakibatkan tekanan fondasi neto (qn). Tekanan fondasi total:
p p
q = - +Drr =- + 2 0D (2)
. J
A · A
Supaya tekanan fondasi aman terhadap keruntuhan
kapasitas dukung, maka q::;; qs. Dengan menyamakan
Persamaan (1) dan (2), dapat diperoleh:
p
= 50Nc
A
Dari Persamaan (3), hila dicoba fondasi bujur sangkar dengan B
= 1 , maka:
Ne = X
400
1 X
= 8
1 50
=
Untuk Nc = 8, dari Gambar 3.10 diperoleh Dr/B = 1 ,3 5
Jadi, kedalaman fondasi yang dibutuhkan D r 1 ,3 5 x 1 = 1 ,35
m
qn 330,6 '
Catatan:
Dengan melihat Gambar C3.6, tekanan fondasi total (q) pada
dasar fondasi PQ adalah jumlah tekanan akibat berat blok PQRS di-
Penyelesaian:
2 (jJ
o,= 1m q = 33,3 kN/m c11 = 20kN/m2
y
sat
= 21 kN/m3
Gambar C3.7.
(
6,3 . Untuk fondasi empat persegi panjang:
F= =
2
qn 1 2,3 '
p0= 1 x 2 1 = 2 1 kN/m2
Fondasi empat persegi panjang, kapasitas dukung ultimit
Terzaghi :
qu = CuNe (1 + 0,3 B/L) + pfiq + 0
(
= 20 x 5 ,7 x 1 + 0,3 x x 1 ) + 0 = 1 57,8 kN/m2
'yNr
dengan,
kapasitas dukung ultimit (kN/m2 )
faktor kapasitas dukung untuk fondasi memanj
ang
Se, Sq, Sy = (Gambar 3.12 atau Tabel 3.3)
de, dq, dr
= ic, iq, iy faktor bentuk fondasi (Tabel 3.4a)
B' faktor kedalaman fondasi (Tabel 3.4b)
Po
faktor kemiringan beban (Tabel 3.4c)
B- 2 e = lebar fondasi efektif (m)
D!( = tekanan overbuden pada dasar fondasi
(kN/m2 )
Ne
I
100
80
I
40
30
20 /
/
10
8
6
4
i memanjang (O ,< B)
3
i bujursangkar (Or< B)
2
1 40 0 20 40 0 20 40
0 20 Suc!ut gesek dalam <jl (derajat)
1,.
<p(o)
Ne Nq N,v Ne Nq N;v Ne Nq N,v
14 1 ,oo 0 o. 7io 14 1 ,oo
5,38
2 5,63
3 5,90
4 6,19
1 5 6,49
6 6,81
7 7,16
7,53 8
9 7,92
10 8,34
11 8,80
12 9,28
9,81
14 10,37
15 10,98
16 4,34 11,63
4,77 12,34
18 13,10
19 13,93
20 14,83
21 15,81
22 16,88
23 18,05
24 19,32
25 20,72
26 22,25
27 23,94
28 25,80
29 27,86
30 30,14
31 32,67
1
4o 75,3 1 64,20 93,69 1 75,3 1 64,2o 79,54 75,3 1 64,2o 109,41
I
1
45 133,87 134,87 262,74 1133.87 134,87 200,81 133,87 1 34,87 271 ,75
46 152,10 15 8,50 328,73 11 52, 1 0 158,50 244,65 1 52, I 0 158,50 330,34
265,50
674,92 [. 265,50
229,92
[ ]2
1 --
80
rp
Untuk <p = 0
P=?
D1 = 1 m ql'' =
c
2
j_
35°kN/m
= 30
3
yb= 18 kN/m
B
f-- = 1,5 m ---j
Gambar C3.8.
Penyelesaian:
(a) Menurut Meyerhof(J963)
F
Bila sudut gesek dalam (<p) dipakai Persamaan (3.36), nilai
kapasitas
dukung yang diperoleh akan 1ebih besar lagi.
(1
q"
(30 X 57,8) + 0,3 X +( 1 8 X 4 1 ,4) + 0,5 X 18
q /111 3 3 3 7,8
�naks = A X
F
=
( 1 ,5X 2) X 3
= 3 3 3 7, 8 kN
Dari hasil (a) dan (b) terlihat bahwa nilai-nilai yang diperoleh
dari analisis Terzaghi lebih kecil dari Meyerhof.
Penyelesaian:
V = 400 kN/m
- - - - - - -,
li 1 4 ,04°
=
H= 1 00 kN/m Tanah :
<p = 30°
2
Cu = 50 kN/m
Yb = 1 8,6 kN/m3
y' = 1 0 ,3 kN/m3
Gambar C3.9.
Faktorkemiringanbeban:
ic = iq = (1 - �) =(1 -
2 1 4'040 )= 0,7
90°
2 2 90°
1 4,040 )2 = 0,28
i = (1 -�) =( 1 -
r
<p 300
Faktorkeda1aman:
de = 1 + 0,2 tg
D
= 1 + 0,2
2
x
-
x
=
1 + 1 5 tg (45° + 15°) 1,13
2
=
0, 1
Kapasitas dukungu 1timit:
= Scdcic cNc + Sqdqiqp;Nq + sflj.y0,5B ' r'Nr
Karena garis kerjabeban di pusat fondasi, maka B = B ' = 2
qu
m.
= 30°, dari untuk fondasi memanjang:
Ne = 30, 14; Nq = 18,4 ; Nr=
cp Gambar 3.12,
X1811(118,4X1,13
+
) X 0,28 X 0,5 X 2 X 10,3 X 15,67)
kN/m
Kapasitas dukungultimit neto:
=
Beban= vertiklualaspermeterpanjang
total maksimumpadadasar fondasi
s F J 3 ' '
permeterpanjang
qs x
ta n ah .
3.3.4. 1 Beban Eksentris
jang
nulerP e (cng=a 0 danh b e=b35°),
rp
an v secara
er ti kuanti
k a l tyatiaf n digperlekihatkan
s e n tri s
ya n gMeyerhof
t erle ta k d i pe rm u k a a n t a n ah k o h e s i f
p ad a f on d as i m e m a n
( >q = 0 ) da n t an a h g r a
( 1 953) (Gambar 3.13). Akibat beban eksentris maka
berpengaruh
Analisis dan Perancangan Fondasi - 1
157
pada pengurangan kapasitas dukung. Reduksi kapasitas dukung
merupakan fungsi dari eksentrisitas beban (Gambat 3.1 3b). Pada
tanah-tanah granuler, reduksi kapasitas dukung lebih besar daripada
tanah kohesif. Pada Gambar 3.1 3b, kapasitas dukung ultimit fondasi
dengan beban vertikal eksentris (q,J diperoleh dengan mengal ikan
kapasitas dukung ultimit dengan beban vertikal terpusat (qu) dengan
faktor reduksi Rn yaitu:
qu ' = (3.37 )
Requ
dengan,
q,/ = kapasitas dukung ultimit pada beban vertikal eksentris
2
(kN/m )
Re = faktor reduksi akibat beban eksentris
qu = kapasitas dukung
2 ultimit untuk beban vertikal di pusat
fondasi (kN/m )
Pada Gambar 3.13b terlihat bahwa jika e/B = 0,5, kapasitas
du kung ultimit sama dengan nol (Re = 0). Jika e/B = 0 atau beban
vcr tikal di pusat fondasi, kapasitas dukung ultimit menjadi bemilai
penuh (Re = 1 ).
Meyerhof ( 1 953) menganggap bahwa pengaruh eksentrisitas be
ban pada kapasitas dukung adalah mereduksi dimensi fondasi . Bila
area fondasi sebenamya berukuran B dan L, akibat pengaruh beban
yang eksentris, Meyerhof mengusulkan koreksi untuk lebar dan pan
jangnya yang dinyatakan dalam dimensi efektif fondasi B ' dan L '.
Untuk eksentrisitas beban satu arah (Gambar 3. 14a), dimensi efektif
fondasi dinyatakan sebagai berikut:
Jika beban eksentris pada arah lebamya, lebar efektif fondasi
dinyatakan oleh:
B ' = B - 2 e" dengan L ' = L (3.3
8a) Jika beban eksentris pada arah memanjangnya, panjang
efektif
fondasi dinyatakan oleh:
L ' = L - 2 e, dengan B ' = B (3.3 8b)
x (Gambar 3.14).
e/8
J ik a e k s entr isi t a s b eb d u a ar a h ,
efektif
yaitu f od nda na s i 'm) ad ik t aen letub akanhir nggase d em i k ia
nletak di r e sul t a n b e b an t e r Komponen verti
ex ey ,
(B
pusat area
efektif
A ' (Gambar 3. 1 4b).
kal beban fondasi dengan
b e r a t dinyatakan
tota l u l ti mitole(Puh:
beban eksentris
') yang dapat didukung oleh
d e n g paun sa
h i n Dag g laam hal ini, didefinisika lebarefektif
dasi. A'
a d a lalt ah lu e kt if d e n g a n s i si te pr a n ja n
B'
t b e ra tn yaber im p it d e n g a n g a ris k er j a r es
g , s e d e m ik ia n
= A'/L ' .
u n b e b a n fo n
L'
efekti
dengan,f se p ert i y a ng ditunjuk
Ana/isis dan Perancangan Fondasi - I
159
B '=B - 2ex dan L '=L - (3 . 3 9 )b
2ey
(a)
y 8' 8 -
= 2e,
"'
y
(b) X L
(c)
l
�8�
Gambar 3.14 Area kontak efektif
(a) Eksentrisitas satu arah
(b) Eksentrisitas dua arah
(c) Eksentrisitas dua arah disederhanakan (Meyerhof, 1 953).
D al a m b i la
tihintung
jaua an npk aadidsi taa srk da un kup a d ane t o
Persamaan (3.39a),
n g u l timit
n et o .
Penyelesaian:
Kapasitas dukung ultimit Mcyerhof, untuk lempung dengan qJ =
q u = s, d J cNc + s,1dqi,puNq
Karena bcban vertikal, maka: ic = i,1 = I
Untuk (/Ju = 0°, Ne = 5 , 1 4 ; N1 = 1 (diambil faktor
kapasitas
dukung fondas! memanjang) .
ex = 0, 2 5 m, dimcnsi cfektif fondasi:
B ' = B - 2 e, = 1 , 5 - ( 2 x 0, 2 5 ) = l ,O m
L ' = L = 3 m
:ex= 0 2 5 m
,
I P = 300 kN
Or = 1 m :
I {(l = oo
c� = 60 kN/m2
f.- - B = 1,5 m
Ysat = 20 kN/m
3
Gambar C3 . 1 0.
--- - -----------------
qu ScdJccNc + SqdqiqJJ0Nq
( 1 ,07 X 1 ,2 X 1 X 60 X 5 , 1 4) + ( 1 X 1 X 1 X 20 X 1) =
4 1 6 kN/m2
Kapasitas dukung ultimit neto:
q un = 4 1 6 - 20 = 396 kN/m2
Beban kolom maksimum:
3 96 kN > P = 300 kN
Pmaks = A ' x qun = (1 X 3)
=
396
F 3
R = 2-'v.tg(i
vertikal (kN/m )
Ri = faktor reduksi akibat bcban miring
Pv = komponen beban vertikal ultimit (kN)
B lchar fondasi (m)
� .
c
:�
o- 0,2
10 20 i5 (derajat) 50 60
_8_ : : ; RI qu
I'
0,6
�.
I I
r.:- o.s ' �
Tanah
0j _
� 1 .
��
() 2 0 40L �60 80 9 20 40 6 0 8 0 90
\I - D ,IB = O
o.o _ _ _ li (derajat)
o ( dera ja t)
(a) (b)
Gambar 3.1 7 Kapasitas dukung fondasi memanjang pada beban miring
(a) Dasar fondasi horisontal
(b) Dasar fondasi miring (Meyerhof, 1 95 3 ).
(a) (b)
Gambar 3.18 Pengaruh kombinasi beban eksentris dan miring untuk tanah
dengan kohesi c = 0 dan sudut gesek dalam <p = 30° (Wack,
1 96 1 ) .
!, /
:
I
I Lempung jenuh
0, = 1 m
I I
<p,= 0", c,= 40 kN/m'
j
I "(sal = 20 kN/m2
� -- --
ex = 0,2 m
--,;:--- ----,;:-
YH
II I,
I L ' = 1 , i: m
-- :��J��; _o
r,
1 m
'
X
B = 1 ,5 m ·- - - -
j __
B' = 1 , 1 m
--
8 = 1 ,5 --·-
-- · -
m ---
j
··
.
Gambar C3. 11 .
tg 2
+
Analisis dan Perancangan 167
Fondasi - I
= 1 + 0,2 x 0,85x tg2 (45 + 0 I 2) = 1,17
Untuk <.p = 0, sq s1 = 1
=
l.
Faktor kemiringan beban Meycrhof:
8 )2 1 5" ) 2
i, i,,( = 1 - - 1 -- = 0,69
-
90 90 '
=
Untuk <.p = 0, i1 = I
F
x
Komponen vertikal beban kolom:
Pv = P cos 1 5" = 1 00 x 0,97 = 97 kN > 89 kN (tidak aman ! !)
Fondasi tidak aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung.
Agar aman, salah satu penyelesaiannya, dimensi fondasi per1u
diperbesar.
0 1 18 = 1 , gunakan g ar is patah-pata h .
8
Kasus I Ns 300
6 200
o-
5
,..,_
o-
<
:?. 4 \ 1 00
3 50
(a) 2
10
5
10 20° 40 ° 60° 80° 1
20 30 40
0 0
0 10
0
� �
Ns
/ 400
0 300
5 - 0'
(b) 200
o
.,...
< 40°/
3 >..
Kasus 11 1 00 -
2
50
0'
25
10
5,53
0 2 3 4 5
�
0 2 3 4 5 6
biB (u n tu k N , = 0) a tau b!H (untuk N, > 0 )
Penyelesaian:
b=2m
c:p = 30°
c = 50 kN/m
Yb = 1 8 kN/m
Gambar C3. 1 2.
qu = = Scdcicb r;gc cNc + Sqdqiqbqgq pJVq + sflri/J rgr 0,5B ' rNr (3
.4 3)
dengan,
Analisis dan Perancangan Fondasi - I
1 71
Qu beban vertikal ultimit (kN)
L', B ' panjang dan lebar efektif fondasi (m)
y berat volume tanah (kN/m3 )
c kohesi tanah (kN/m2 )
Po D{'{ = tekanan overburden di dasar fondasi (kN/m2 )
S0Sq,Sy faktor-faktor bentuk fondasi (Tabel 3.5a)
dc, dq, faktor-faktor kedalaman fondasi (Tabel 3.5b)
dy faktor-faktor kemiringan beban (Tabel 3.5c)
i,, iq, iy faktor-faktor kemiringan dasar (Tabel 3.5d)
he, bq, by faktor-faktor kemiringan permukaan (Tabel 3.5e)
gc, gq, gy faktor-faktor kapasitas dukung Hansen (Tabel 3.3)
Ne, Nq, Nr
Ny = 1 ,5 (Nq - 1 ) tg <
p
Nilai-nilai faktor kapasitas dukung Brinch Hansen ( 1 970) dapat
dilihat dalam Tabel 3.3.
Arah beban
Faktor
bentuk Tegak lurus dasar Mi
fondasi
s, 1 + (B 'IL ')(NqiNc) I+ (B 'IL ')(Nq1N,)i,8 I+
'
s, 0,2(B 'IL ') 0,2(E 'IL ')i, B 0,2(L 'lE ')i,L
2
diganti dengan arc tg (DIE)
dq 1 +2 (DIE) tg <p ( I - sin <p)
Dalam Tabel 3.5c, hila dasar fondasi tidak sangat kasar, maka c
(kohesi) diganti ea (adhesi) = faktor adhesi (act) x kohesi (c) . Pada
Tabel-tabel (3.5a) sampai (3.5e):
1_
[
0,5H
V + A ' ca ctg <p -
[1 - ]
(0,7 - a" / 450" ) 5 :::>
H V + A' ea ctg -
Untuk dasar miring
<p O
Batasan:
H : ; . caA ' + V tg 8
e
-2 , 7 a tg ljl
1 - fJ "
-
-
� = kemiringan
gc
1 47 "
L permukaan tanah
' (Gambar 3.20)
gc 1
47"
5
gq = gy (1 - 0,5 tg �) a + � :S 90°
dengan, (3 .48)
Nq = eong rp; tl (45" +
t:p/2)
Dari analisis Prandtl ( 1 924):
q , = cJV,
(3 .50)
dengan,
Ne (Nq - l ) ctg <p
=
(3.5 1 )
Dari Caquot dan Kerisel ( 1 953):
q�' = 0, 5 B yN �'
176
BAB III - Kapasitas
Dukung
Substitusi Persamaan (3.47), (3.49) dan (3.51) ke Persamaan (3.53),
diperoleh persamaan kapasitas dukung ultimit fondasi memanjang:
(3.54)
Nilai-nilai numerik dari persamaan persamaan faktor kapasitas
dukungnya ditunjukkan dalam Tabel 3.3.
Persamaan kapasitas dukung yang disarankan Vesic tersebut
sama dengan persamaan Terzaghi, hanya persamaan faktor-faktor ka
pasitas dukungnya berbeda, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam Per
samaan (3.48), (3.50) dan (3.52).
Persamaan kapasitas dukung Vesic (1975) selengkapnya, seper
ti juga persamaan Brinch Hansen, memberikan pengaruh-pengaruh
seperti kedalaman, bentuk fondasi, kemiringan dan eksentrisitas be
ban , kemiringan dasar dan kemiringan permukaan, yaitu:
qu = = Scdc icbcfSc cNc + sqdq iqbqgqpc)/q + Syd( iybygf 0,5ByNy
(3.55)
dengan,
Qu
komponen vertikal ultimit (kN)
B lebar fondasi (m)
L ' , B' panjang dan lebar efektif fondasi (m)
y berat volume tanah (kN/m3 )
c kohesi tanah (kN/m2)
Po D('( = tekanan overburden di dasar fondasi (kN/m2 )
S0Sq,Sy faktor-faktor bentuk fondasi (Tabel 3.6a)
dodq. dr = faktor-faktor kedalaman fondasi (Tabel 3.6b)
i,, iq, ir = faktor-faktor kemiringan beban (Tabel 3.6c)
b" bq. br = faktor-faktor kemiringan dasar (Tabel 3.6d)
g , gq, gr faktor-faktor kemiringan permukaan (Tabel 3.6e)
c
= faktor-faktor kapasitas dukung Vesic (Tabel 3.3)
N,, Nq. Nr=
Notasi dalam Tabel 3.6a sampai Tabel 3.6e sama dengan
notasi pada persamaan Brinch Hansen (Tabel 3.5 dan Gambar 3.20).
Terzaghi 178
Hansen, Meyerhof,
Vesic
Hansen, Vesic
atau untuk estimasi qu secara cepat untuk
Baik dihandingkan dengan cara lain. Jangan digunakan
hila fondasi mengalami momen (hehan tidak sentris)
digun dan atau gaya horisontal, atau hila dasar fondasi
Semharang situasi dapat diterapkan, hergantung pada
akan kesukaan
untu Jika dasar fondasi miring atau fondasi pada lereng atau
hila D/B > 1 .
k:
Tanah-tanah
herkohesi, di
mana DIBS.I BAB Ill - Kapasitas Dukung
Tabel 3.6c Faktor kemiringan beban (Vesic 1 975)
Faktor
kemiringan Nilai Keterangan
beban
. - 1 - iq
l
q ---
Nctg cp Untuk <p > 0
Untuk <p = 0
[ 1-
H
+ A ' ca ctg <p
]m >
- Untuk VIA 'ea :S 1
lm+l >
V
HO
[1
V+
A' ca ctg <p
2+B I L
- Untuk dasar horisontal
mL cos 8n + ms sin 8n
.q
(Gambar 3.20)
5,1 4 tg rp
gc
l -
' 2 Batasan:
gc 1 - /3 � < 45°
Jr+ 2
dan
gq = gy (1 - tg �)2 �<<.p
Penyelesaian:
Dalam penyelesaian akan digunakan persamaan Vesic ( 1 975).
Untuk <p = 3 8°, dari Tabel 3.3, kolom 3 dipero1eh:
Ne = 6 1 ,35; Nq = 48,93; Nr = 78,02
M u ka air minim um P = 1 0 00 kN
o, = 2 m
I
8 = 2 m
�� �
Gambar C3.13.
cp) 2
B 8° )
dy= 1
Tekanan overbuden efektif pada dasar fondasi:
Po ' = D J ( = 2 X ( 1 9,81 - 9,8 1 ) = 20 kN/m2
Kapasitas dukung ultimit neto untuk pasir (c ' = 0):
qun = Sqdo[lo (Nq - 1) + Sydy 0,5
By 'Ny
1 ,78 X 1 ,23 X 20 X (48,93 - 1 ) + 0,6 X 1 X 0,5 X 2 x 1 0 X 78,02
2
2567 kN/m
3,1 4
--
25 67
F= 9' 6 > 3
269
=
qn =
3,14
- - - -
F=
2567 1 0 3 > 3
= '
248,5
Faktor aman muka air pada kedudukan minimum dan maksi
mum lebih besar dari 3 , maka fondasi aman terhadap keruntuhan ka
pasitas dukung. Jika gesekan antara dinding fondasi dan tanah di seki
tamya diperhitungkan, faktor aman menjadi lebih tinggi.
Penyelesaian:
ex=
1
+- I
My= 225
: EL
kN.m : ,
20 m
M x = 1 8-0 -
- - - -
- (a) Tampak alas
kN- .-m
}
P = 900
kN My= 225 kN.m
rT\m
ex= 0,25
D1 = 1,8 m
0,4
��- 8 = 1 ,8 m
mT.i.
--� (b) Tampak samping
'"'-�- 8' = 1 ,3 m �
Gambar 3.14.
Analisis dan Perancangan 183
Fondasi - I
"
K
=
Po = DJY = 1 , 8 X 1 8 = 32,4
kNim2
Kapasitas dukung ultimit:
Karena beban vertikal, maka faktor kemiringan beban ie = iq = i1 1 =
Tekananfondasi neto:
2
qn = 900/( 1 ,3 x 1 ,4) = 494,5 kN/m
Tekanan akibat beban kolom dapat dianggap sebagai beban
fondasi neto . Bila tekanan fondasi neto dihitung secara tepat, dengan
menganggap teba1 pelat fondasi 40 cm dan berat volume beton 24
3
k N/m , maka tekanan fondasi ke tanah :
q tekanan akibat beban kolom + pelat fondasi + tanah di atas
pelat fondasi
900/( 1 , 3 x 1 ,4) + 0 ,4 x 24 + ( 1 , 8 - 0,4) 1 8
2
529,3 kN/m
q" 2
= q - D1y = 5 29,3 - 32,4 = 496,9 kN/m (hampir
Contoh soa/ 3. 1 6:
Fondasi te1apak berbentuk buj ursangkar lebar 2 m
diletakkan dengan dasar miring sebesar a = 1 0° (lihat Gambar
C3.15) . Beban tegak lurus pelat fondasi V = 1 200 kN dan sejaj ar
pelat fondasi H =
400 kN. Permukaan tanah datar dan kedalaman fondasi 0,30 m
(diambil ni1ai terkecil). Tanah fondasi homogen dengan <p = 25°, c =
3
25 kN/m2 , dan Yb = 1 7,5 kN/m • Berapa faktor aman
terhadap
keruntuhan tanah hila digunakan persamaan kapasitas dukung:
(a) Hansen dan
(b) Vesic?
V = 1 200 kN
H = 400 kN
---·-----·
Tanah:
c = 25 kN/m2
(0 = 25°
·t,, = 1 7 ,5 kN/m3
Gambar C3.15.
2
Luas dasar fondasi: A = 2 x 2 = 4 m
Kedalaman fondasi : Dr = 0,30 m
Cek batasan gaya: H < A ' Ca + V tg 0 = Pnwk
Pmak = A ' ea + V tg 8 = 4 X 25 + 1 200 tg 25"
659,6 kN > 400
kN
Faktor aman terhadap penggeseran F = Pmak!H = 659,6/400 = 1 ,65
Tekanan tanah pasif diabaikan dan dianggap dasar fondasi
sangat kasar, sehingga adhesi e a = c dan sudut gesek antara dasar
fondasi dan tanah 8 = <p.
] [
= 0,47
1 - iq 1 - 0,47
.
z qn - = 0 47 -' = 0 42
Nq - 1
--
1 0' 66 - 1
'
'
ctg
[
Ln = 1 - (0,7 - "
a
V + A ' c11 (/J =
[
I -
1
(0,7 - 1 0 / 450) 400
+ 4 x 25 x ctg 25°
5
200
= 0,3 5
iyL = 1 (karena H arah panjang fondasi no!)
Faktor bentuk fondasi dari Hansen (Tabel 3.5a), untuk
beban miring se arah B (beban vertikal dan horisonta1 yang
bekerja meng hasilkan resultan beban miring) :
Se 1 + (Nq/Nc) (B '/L ')icB = I+ ( 1 0,66/20,72)(2/2)0,42 = 1
,22
Sq = I
1 + (B '/L ') iq8 sin <p = + (2/2)0,47 x sin 25° = I ,2
s7 = 1 - 0,4 (B 'iy81L 'irL) = 1 - 0,4 (2 x 0,35) I (2 x 1 ) = 0 , 86
Contoh soal 3. 1 7:
Diketahui fondasi cmpat persegi panjang bemkuran 0,5 m x 2 m
dalam Gambar C3.16. Beban kolom V = 1 000 kN, gaya horisontal se
arah panjangnya HL 380 kN dan searah lebarnya H8 0
=' '=
Penyelesaian:
V = 1 000 kN
H, � o
Or = 0. 5 m
8 - 0, 5 m
Gambar C3. 1 6.
Dalam hal ini, hitungan akan dilakukan dengan memperhatikan
koreksi sudut gesek dalam:
<j)ps 1 , 1 <rtr
=
a) Cara Hansen
irs [ = 1- ·] 5 -
0,7H s
V + A'c ctg <p
1 0
Tinjauan arah panj angnya (L)
i
qL
= [l- +0,5H1 ]5 = [l1 000-- 0,5 x 38' 0 ]5
V
=03 5
i
yL
= [1- 0+0,7H1 ]5 = [11 -0000,7 x 380 ]5 = 0 2 1
V
Sqs "'' I + sin <p (B/L)iq8 = 1 + sin 47°(0,5/2)( 1 ) = 1 , 1 8
Sys 1
= 1 - 0,4(Biy1/U1L) = - 0,4[(0,5 x 1 )/(2 x 0,2 1 )]
= 0,52 < 0,6, maka dipakai 0,6.
SyL 1
SqL = 1 + sin <p (L/B) iqL = 1 + sin 47°(2/0,5)(0,35)= 2,02
= 1 - 0,4(LiyL /Bi;s) = 1 - 0,4[(2 X 0,2 1 )/(0,5 X )]
= 0,66 > 0,6
1
= 1 , 1 8 x 1 ,1 5 x 1 x 1x (0,5 x 9) x 1 87,2
1
2
+ 0,6 X 1X X ] X 0,5 X 0,5 X 9 X 299,52 = 1 547,5 kN/m
3 80 = 0 56
'
= - 1 000 + 0
iq = I - V + A ' c ctg tp l
'
Y V + A' ea ctg qJ 1 000 + 0
+
1 ,27 X 1 , 1 6 X 0,56 X 1 X (0,5 X 9) X 1 87,2 1
0,9 X 1 X 0,35 X 1 X 0,5 X 0,5 X 9 X 403 ,65 = 98 1 kN/m2
Dengan cara Vesic, diperoleh qu = 98 1 kN/m2 .
{!;
( 1 ) 8 bervariasi, bergantung pada jenis
dan karakteristik tanah
(2) Anggapan yang umum dipakai (8 = 60') W = Wp + Wt
mungkin tidak aman dalam beberapa haI . = berat pelat fondasi ditambah berat tanah
(a)
(b)
a
dangkal
dalam
(c)
Gambar 3.21 Fondasi menahan gaya ke atas (Teng, 1 962; Bowles 1 996).
Jika tanah granuler dan terendam air, maka berat volume tanah efektif
(y') harus digunakan dalam hitungan. Jika fondasi terdiri dari beberapa
fondasi yang mengalami gaya ke atas, maka perlu diadakan uj i beban ke
arah atas.
Balla ( 1 96 1 ) mengusulkan tahanan tarik fondasi, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 3.21c. Tahanan tarik dianggap berkem bang
pada bidang ab. Meyerhof dan Adam ( 1 968), mengusulkan hal yang sama
seperti Gambar 3.2lc, hanya fondasi ditinjau untuk kondisi fondasi
dangkal dan dalam yang terletak pada tanah kohesif maupun granuler.
(1) Fondasi lingkaran:
56c)
Persamaan-persamaan (3.56b) dan (3.56c) dapat digunakan untuk
fondasi lingkaran dan bujursangkar.
dengan,
Tu tahanan tarik ultimit (kN)
c kohesi (kN/m2 )
L, B = panj ang dan lebar/diameter3
fondasi (m)
r berat volume tanah (kN/m )
D kedalaman fonfdasi (m)
H D - L (m)
196 BAB Ill - Kapasitas
Dukung
L tebal timbunan (m)
sr faktor bentuk fondasi
Ku K, = 1 - sin <p koefisien tekanan tanah lateral
=
Tabel 3.7 Nilai-nilai m, sr dan HIB untuk berbagai nilai <p (Meyerhof dan
Adam, 1 968)
<po
20 25 30 35 40 48
Maksimum 4 ,4 5
maka
kedalaman total fondasi "dalam" adalah D >2,5B. Jika ditentukan 8 =
1 m, maka agar dikategorikan fondasi "dalam", D dalam Gambar
3.2 1c harus lebih besar 2,5 m.
Koefisien tekanan tanah Ku secara pendekatan dapat diambil
dari salah satu persamaan berikut ini (Bow1es, 1 996):
Ku Ko = I - sin <p 2
Ku KP dengan Kp = tg (45+<p/2)
Penyelesaian:
Pasir
cp ; 30". c ; 0
yb ; 18, 5 kN/m 3 ; K0; 0,5
Gambar C3.17.
Luas fondasi: � n x 2 2 = 3, 1 4 m2
Keliling fondasi = n x 2 = 6,28 m
Luas selimut: A = keliling fondasi x D1 = 6,28 x 1 ,5 = 9,42 m2
Berat pelat fondasi = WP = 0,45 x 3,1 4 x 24 = 33,9 kN.
Berat tanah di atas pelat fondasi:
w; = ( 1 , 5 - 0,45) X 3 ,1 4 X 1 8,5 = 61
kN
Tahanan gesek tanah di sekeliling fondasi, hila tepi fondasi dianggap
kasar:
Fr =0,5 DJYAK0 tg (j) = 0,5 X 1 ,5 X 1 8,5 X 9,42 X 0,5 X tg 30°
=37,7 kN
198 BAB Ill - Kapasitas Dukung
Tahanan fondasi ultimit terhadap gaya tarik vertikal ke atas:
Tu = WP + Wt + Fr = 33,9 + 6 1 + 37,7 = 1 32,6 kN .
Penyelesaian:
DIB = 2/4 = 0,5 < HIB = 2,5 (Tabel 3.7, untuk <p = 20°, H/B = 2,5
dan
m = 0,05). Jadi, hitungan tahanan tarik didasarkan fondasi "dangkal".
Dari Persamaan (3.56d):
Tu = 2cD(B + L) + nD2 (2 �; B + L - B)Kutg rp + W
+
kN
Tu = 2 X 40 X 2(4 4) + 1 8(22 )(2 X 1 ,025 X 4 + 4 - 4) X
0,66 X tg 20° + 632 = 2053 kN
Tahanan tarik maksimum (dengan faktor aman F = 3) = TuiF =
205 3/3 = 685 kN > 500 kN.
Jadi, fondasi menara aman terhadap gaya tarik.
Ana/isis dan Perancangan Fondasi - I
199
T= 500 kN
1 Tanah :
<p = 20°, c = 40
y b = 1 8 kN/m 3
kN/m
2
Pelat :
Ybeton= 25 kN/m3
Gambar C3.18.
(a)
3
40
< : ' 2
20
10
0
5
� "' c, ' $, = 0
I
i§ c 2 , <jl2 = 0
qu = c 1 Nm + q
q = D r1
9 � 10 �
<: <:
2 3 4 5 6 7 8 9 10 y�
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 oc
Gz/ C1 C z/ C 1
(a) Fondasi empat persegi panjang (b) Fondasi bujur sangkar dan lingkaran
Gambar 3.23 Faktor kapasitas dukung Vesic untuk tanah kohesif berlapis
(Vesic, 1 970).
dengan,
c1 kohesi lapisan lempung atas (kN/m2 )
Nm = faktor kapasitas dukung (Gambar 3.23 atau Tabel 3.8)
(3 .59)
dengan,
f3 indeks penetrasi = EL! { 2H(E +
L) }
H jarak permukaan lapisan lempung bawah dengan dasar
fondasi (Gambar 3.23) (m)
L, E berturut-turut adalah panjang dan lebar fondasi (m)
:t,N, N, ' = faktor kapasitas dukung yang
memperhatikan
koreksi bentuk fondasi
c1, c2 berturut-turut kohesi
2 pada lapisan lempung atas
dan bawah (kN/m )
Nilai Nm untuk kasus yang ke-2 ini harus tidak melebihi AcNe .
c2/c 1
5,14
5,14
2
3
5,59
4
5
10
5,93 7,43
00
Tabel 3.8b Faktor kapasitas dukung Nm dari Vesic, untuk fondasi bujur
sangkar dan 1inkaran (LIB = I ) (Vesic, 1 970)
BIH
c;lc1
4 6 8 10 20 40 00
I ,5
2
3
4
5
7,97
10
00
Penyelesaian:
B = 2,5 m
kN/ri\
Lempung 1 :
tp 1 = oa, c 1 = 50
Lempung 2 :
= oo, c 2 = 70
<p2
kN/ri\
Gambar C3. 19.
Di sini terlihat bahwa bila kuat geser lapisan bawah lebih kecil
daripada lapisan yang di atas, kapasitas dukung menj adi lebih kecil
dari pada hasil soal (b).
H= 1 m
Lempung 2 :
2
<p 2 = oo ; c 2 = 20 kN/m
3
y2 = 20 kN/m
Gambar C3.20.
Penyelesaian:
Ne '
6
5
2
4
0
0 0,5 1 ,0
1 ,5 2,0 2,5 3,0 3,5
H/8 H/8
500
Nr ' 400
300
200
1 00
50
10
5
Penyelesaian:
Pasir :
H=2m <JlJ = 30° ; c = 0
y = 1 5 kN/m 3
Gambar C3.2 1 .
1)
dengan,
Br = lebar fondasi fiktif (m)
B = lebar fondasi sebenamya (m)
H = jarak dasar fondasi terhadap tanah lunak di bawahnya (m)
_ _ _ _ _ Br= B + H _ _ _ _ _ Tanah 2 =
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-. c2 ; �2 ;
_ _
Y2
Gambar 3.26 Kapasitas dukung tanah berlapis dengan memperhitungkan lebar fondasi
fiktif.
(3 . 62b)
B
q u = (qur- rJf) IL r (3.62c)
�
Contoh soa/ 3.23:
Fondasi bujur sangkar 1 ,5 m x 1 ,5 m terletak pada lapisan
tanah yang terdiri dari pasir padat tebal 2 m pada bagian atas, dan
lempung jenuh sangat tebal di bagian bawahnya (Gambar C3.22) .
Pasir mem
punyai cp' = 45° dan YJ = rd = 1 6,5 kN/m3 . Lempung jenuh
mem
3 2
punyai: y2 = Ywt = 1 7 kN/m , Cu = 30 kN/m dan (/Ju = 0 . Jika
kedalam
an fondasi 1 m dan air tanah di permukaan tanah lempung, hitung
kapasitas dukung aman (F = 3).
Penyelesaian:
Pasir :
Dt= 1 m '
<p = 45°, c ' = 0
yd
I
- [,;'
3
= 1 6,5 kN/m
h �--8 = 1 ,5 m'---
/>�
l\
'\�
\�
\
\
\
,
;-c�--- 8 = 2, 5
- - - - - - - - -
Lempung :
2
Gambar C3.22. <p = 0° , c = 30 kN/m
y 581 = 1 7 kN/m
3
Analisis dan Perancangan Fondasi -
I
213
Lebar fiktif fondasi yang menekan lapisan lempung, dengan
asumsi penyebaran tekanan 2 V: 1 H:
Bt= B + H = l ,5 + l = 2,5 m
�
qu" = qu - Y1H = 663 - 1 X 1 6,5 = 646,5 kN/m
Kapasitas dukung aman:
(jl
oo � = I . untuk
BIH< I ,4 !
1 00
� = I , untuk4,77
3,34
BIH< I , I 2
20°
� = I . untuk
BIH<0,86
30°
� = 1. untuk
BIH<0,63
B!H 2 3
{j)
oo � = 1. untuk sembarang BIH
1 0" �- = I , untuk B/H < 4,07
20° �- = I , untuk BIH < 2, 1 4
30° (;, = 1 . untuk 8/H < 1 ,3
- --------- - ------- - -- - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -------------- - - - -- -- - - - - - - - - - - -
Lapisan keras
Gambar 3.27 Fondasi pada tanah pendukung yang dilandasi tanah keras.
Penyelesaian
:
Pa= D1 r = 1 x I 9 = 1 9 kN/m2
Jarak dasar fondasi ke lapisan batu, H = 2 - 1 = 1
m.
BIH = 2/l = 2
<p = 20°, dari Tabel 3.1, dipero1eh: Ne = 1 7,7; Nq = 7,4; Nr = 5
Dari Tabel 3.9a dan 3.9b, Se = 1 ,39; Sq = 1 ,3 3 ; Sy =
l.
Lapisan batu
Gambar C3.23.
s
F 1
3 '
1 30 10
1 20 20
<" 1 1 0
<� 1 00 40
Ol
c
::J 90 50
-"'
::J f-
TI 80 D..
m
>,
N 60
(/)
m
TI 70 70 2::
�
0
:>;: 60 80 z
� I
"- 50 I
:§m1 40
lL
30
20
10
0
� � � � � � � � « �
Sudut gesek dalam (<j>) (derajat)
500 50 = N
400 40
N-SPT
300 30
200 20
1 00
10
0 3 4 5 6
Lebar fondasi, B (m)
( )
m
2
qa 8N B + 0,3 (kN/m2 ); untuk lebar B > 1 ,2 (3. 64b)
B
=
221
-
Ana/isis dan Perancangan Fondasi
I
dengan qa adalah kapasitas dukung ij in neto dalam satuan kN/m2 , un
tuk penurunan sebesar 2,54 cm ( 1 " ). Meyerhof menyarankan nilai N
diambil nilai rata-rata dari j arak 0 sampai B di bawah dasar fondasi.
Bowles ( 1 968) menyatakan bahwa persamaan yang diusulkan
Meyerhof terlalu hati-hati, oleh karena itu Bowles menyarankan qa
pada Persamaan (3.64a) dan (3.64b) dinaikkan kurang lebih 50%
nya, dan sekaligus memberikan faktor kedalaman fondasi sebagai
berikut:
( 2
qa = 20 N Kd ; untuk lebar B :::; 1 ,2 m (3 .64c)
K d ; untuk lebar B > 1 ,2 m (3.64d)
J
B + 0,3
q a = 1 2,5N
B
dengan,
qa kapasitas dukung ij in neto untuk penurunan 1 " (kN/m2)
Kd = ( 1 + 0,3 3DIB) = faktor kedalaman fondasi, dengan nilai
maksimum Kd = 1 ,3 3 .
B lebar fondasi (m)
D kedalaman fondasi (m)
700
600
E
z 400
"'
o-
300
200
E (kN/m')
400.000
200.000
1 . 000 2.000
klfr
1 + 2p0
2 (3 .66d)
4 1 Po '> 1 ' s kl.fi
eN =
.
-3 ' 25 + 0 ' 5
Po
dengan p0 ' = tekanan overburden efektif (ksf) ( 1 k/fe = 47,94
kN/m2 ).
Analisis dan Perancangan -
I 225
Fondasi
Peck et al. ( 1 974) mengusulkan:
Cv = 0,77 log (20/p,/) (3 .
66e)
dengan p0' = tekanan overburden efektif (tonlf t\ Persamaan ini 2
tidak valid, j ika p0 ' < 0,25 ton/ft2 (perhatikan: 1 ton/ft2 ;::; 1 kg/cm ).
'
dengan Po = tekanan overburden vertikal efektif (kN/m2 ).
(3. 66g)
CN = __!:2__ (3 .66i)
p '
0, 7 + - 0-
l OO
'
dengan Po = tekanan overburden efektif
(kN/m2).
Penyelesaian:
= = 1 , 15.
Tabel C3 . 1
2,50
4,00
Penyelesaian:
Untuk menghitung N yang akan digunakan untuk perancangan,
nilai N60 lebih dulu dikoreksi terhadap tekanan overburden
efektif. Hasilnya diperlihatkan dal am Tabel C3. 1 .
Karena tanahnya pasir kasar dianggap normally consolidated,
maka dipakai Persamaan (3.62h):
3 3
CN = 1 '
2 + Po 2 + Po
Pr 1 00
Tekanan overburden efektif dihitung sebagai berikut ini.
Misalnya pada kedalaman 2,5 m,
2
Po ' = ( 1 ,5 X 1 8,5) + (2,5 - 1 ,5) X 10 = 27,75 + 1 0 37,75 kN/m
=
¥ � ·� - - --
B=2,5 m -�
� :_ � ���-
Gambar C3.24.
Penyelesaian:
Tabel C3.2.
Po
Keda1aman (m) N6o (kN/m 2) eN
1 ,50
2 ,50
45,5 3,50
55,5 4,50
5,50
6,50
B = 5 m
1 ,0 m I
m.a . t \Z..._
L
- -.,. - - -Pasir : - - - - -
- yb = 1 7 kN/m3
y ' = 10 kN/m3
Gambar C3.25.
q a = 1 2' SN (B + 0 '3 2
B
K
d)
= 1 2,5 X 1
S + 0,3
S
r{1 + 0,33 X (1 / 5)} = 293 kN/m2
9(
Tekananfondasi total (q) :
q q n + Dm
= 293 + ( 1 X 1 7)
2
= 3 1 0 kN/m
Berat tangki maksimum ij in untuk penurunan 1 " = 323 x (5 x
t O) = 1 5 .500 kN.
(3 .
dengan
lebar B � 1 ,20 m,
� B+
= u 50
q 0,30
( B ) 2 (kg/cm2) (3 .
67b)
Analisis dan Perancangan 233
Fondasi - I
dengan qa = kapasitas dukung ijin untuk penurunan 2,54 cm ( 1 ") dan
2
q, adalah tahanan konus dari a1at kerucut statis tipe De1f da1am kg/cm
dan B adalah 1ebar fondasi da1am meter.
Dalam menggunakan Persamaan (3.67) dan Gambar 3.29,
tahanan konus (q,) diambil nilai qc rata-rata pada keda1aman 0 sampai
B dari dasar fondasi.
Persamaan-persamaan (3.67a) dan (3.67b) dibuat
berdasarkan
hubungan q, = 4N (Meyerhof, 1 956), dengan N dipero1eh dari uj i
SPT.
Bila digunakan Persamaan (3.64d), dengan q, = 4N, dipero1eh:
Untuk B :::; I ,20 m:
q "
q" = , K "
-· (3 .67c)
(kg/cm")
20
Untuk B 2 1 ,20 m:
qa -
(
� B + 0,3 0
2
j K k
, 2 )
33 B
(3 .67d)
dengan B = lebar fondasi dan K" = 1 + 0,33DIB (D = kedalaman
dasar fondasi), dengan nilai maksimum K1 = I ,33.
Terkait dengan hubungan antara N-SPT dan tahanan konus (q,)
dari alat uj i kerucut statis, Robertson dan Campanella ( 1
983) mengusulkan hubungan tahanan kerucut statis (qc) dengan
nilai N SPT, yang disajikan dalam bentuk hubungan antara diameter
butiran rata-rata Djo dengan rasio q/N, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 3.32. Terlihat bahwa untuk tanah
berbutir ha1us (lempung), ni1ai tahanan konus q, � N, sedang
ni1ai q, = 4N (seperti yang disarankan oleh Meyerhof) berlaku
untuk tanah dengan diameter rata rata sekitar 0, 1 0 mm (pasir butiran
halus sampai sedang) .
Untuk tanah kohesif, nilai kuat geser undrained (su = cu)
yang disarankan Begcmann ( 1 974) :
q, - Po
'
S u = Cll = (3. 68)
N I c
9
Pasir
6
10
6
4
3
2
0
0,001 0,01 0,1
Diameter butiran rata-rata , 050 (m)
Gambar 3.32 Variasi rasio q/N dengan diameter butiran rata-rata, D50
(Robertson dan Campanela, 1 983).
qa = !b___(2 2
+ 0 '3 0 (1 + 0 33 X 1 5 / 2)
) ' '
33 2
2
= 1 ,75 kg/cm = 1 72 kN/m2
236 BAB III - Kapasitas
Dukung
f 0
Ta hanan konus qc (kg/c m2 )
50 1 00 1 50 200
�- - j
Gambar C3.26.
qB )q h =
; untuk tanah 70a) (3
. 70b)
pasir
dengan,
dan
(3 .7 l c)
dari nilai q dan s yang diperoleh, beban fondasi sebenarnya,
dihitung dengan persamaan:
(3 .7 l d)
dengan,
Pp
beban fondasi ultimit pada ukuran sebenarnya (kN)
Ap luas dasar fondasi sebenarnya (m2)
q, s nilai-nilai yang diperoleh dari Persamaan-persamaan
238
BAB Ill - Kapasitas Dukung
(3.7 1 b) dan (3.71c)
KP keliling fondasi sebenamya (m)
T
Lapisan l u n a k
�- 1 ,5
-
0,2q,
1,5 B
Lapisan l u na k
Gambar 3.33 Pengaruh lapisan lemah pada uji beban pelat (Craig, 1
974).
Q q= QIA
Tegangan (q)
..
k = q/8
(modulus awal)
',
, k = q/8
',, (modulus sekan)
'
\
\
(3.73)
dengan,
2
q = QIA, = tekanan pada pelat (kN/m )
Q= beban titik (kN)
Ac = luasan pelat dalam kontak dengan tanah di bawahnya (m2 )
£\ = lendutan pelat rata-rata (m)
(3.74)
lz l3 l4 1 1
1 1
1n·1 Muka tanah
-- - - 8 - I-� - -88-- -] --
on
n _�
.. - 1 1 -·- - - .
-
�
Pelat fleksibel
atau m+
• x
pasir kepadatan sedang,
(3.77)
0,5
I
k= k
1,5m
dengan,
m == LIB
panjang fondasi (m)
B luntukfondasi
L
=ebarfondasi dengan lebarB (kN!
(m)= km\
(kN!m\dari uji bebanpelat dengan lebarB1 = 30 cm
k =k
k1
esi6c 1) m e gus u l k a n h itu n g a n m o d u l us
(19
dari reaksik oetanah
V
hubungan fi siedasar
n k ' d e n g a n m o d u lu s e la s ti s
E:
(3.78)
dengan,
Ana/isis dan Perancangan Fondasi - I
243
E,, Er berturut-turut adalah modulus elastis tanah dan fondasi
(kN/m2)
=
(3 . 80)
Tanah-tanah berlempung:
Kapasitas dukung ijin, qa <::; 200 kPa 1 2000 24000
�
Penyelesaian:
2 x 1 002 )
= 1 05(
B+b
' 1 00 + 30
= 2,48 cm
Penyelesaian:
Dengan menggunakan Persamaan (3.71b) dan (3.71c):
Pelat 1 :
pl = A l q + K]S
40 = (0,30 X 0,30)q + (4 X 0,30)s
40 = 0,09q + 1 ,2s . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( 1 )
P2 = A 2q + K2s
85
85
== (0,45 0,45)q + (4 0,45)s
X X
0,2025 q + ,80s . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .(2)
1
Dari (1)dan (2), diperoleh:
q = 370,4 kN/m2
2
s = 5,55 kN/m
Untuk fondasi sebenamya Pp 400 kN, dari Persamaan
(3.71 d) :
=
Penyelesaian:
cm =
Penurunan ij in fondasi dengan lebar B = 1 m adalah Sn
0,0254 m. Untuk pe1at dengan lebar b = 0,30 m (1ihat Persa
(-- )2
maan 2,54
(4.25):
2B
S8 = x Sb
(--)2
B+b
2 X 1 x sb
o,o254 =
1 + 0,3
1 cm, beban pe1at ada1ah 1 ,8 kN. Pada beban ini, tekanan pada
pelat bujursangkar dengan lebar 0,3 m:
247
qh =
l ,S = 2 0 kN /m2
0,3 x 0,3
Beban (kN)
0 2 3 4 5 6
0
€ 2
-2-·
c 3
""
c 4
::J
::; 5
c
(]) 6
CL
7
8
Gambar C3.27.
( ) qb ( }o
=
= 2 .
66,7 kN/m
qs == =
Penyeles{lian:
Tekanan pada dasar fondasi sebenamya = 3 00/( 1 x 1 ) = 300 kPa.
Pada uj i beban pelat dengan lebar 30 cm, untuk defleksi =
4,5
mm ( Gambar C3.28), modulus reaksi tanah-dasar, k1 300/0,0045 =
3
=
66666 kN/m
Gambar C3.28.
B
2
Modulus reaksi tanah-dasar untuk fondasi lebar = 1 m, dari
Persamaan (3.76):
k = kI ( B + BI ) 2
( + 0'30 )
2B
1
= 66666 = 2 8 1 66
2 X I
3
kN/m
k k
Hasil ini memperlihatkan bahwa pada tekanan yang sama,
fondasi yang lebih lebar akan menghasilkan yang lebih kecil.
Dalam
B1 0,3 k1 k.
3
soal ini, untuk fondasi selebar 1m, 28 1 663 kN/m , sedang
untuk pelat lebar = m, = 66666 kN/m > Hal ini
disebabkan pada =
tekanan yang sama, fondasi yang lebih lebar akan menekan tanah
pada zona luasan tertekan yang lebih dalam dan luas (lihat Gambar
3.33), sehingga penurunan yang dihasilkan lebih besar.
Penurunan yang
k
lebih besar ini menghasilan yang lebih kecil.
Keriki1 kepadatan
sedang/ Pasir berkeriki1
kepadatan sedang
Keriki1 tidak padat/pasir berkeriki1 tidak padat
Pasir padat
PEN URUNAN
4.1 PENDAHULUAN
� Retak
Retak
� D +E
Penurunan satu s1si
dari bangunan
2,u
-
·
-- =
V
dengan, E
Llcr
' = _2Q_
2
2n:z
1
l + (r / z)
. 5/2
2
J (4.2)
dcngan,
Ana/isis dan Perancangan Fondasi
-
255
I
L1crz = tambahan tegangan vertikal (kN/m2)
z kedalaman titik yang ditinjau (m)
r jarak horisontal titik di dalam tanah terhadap garis kerj a
beban (m)
' '
'
' '
'
' :
,
' /
/
i
A
I - ]_
1
5] / 2
Jika faktor pengaruh untuk beban titik didefinisikan sebagai:
( (4.3)
2�r l + (r / z) 2
maka Persamaan (4.2) akan
menjadi: (4.4)
L1crz = g2 l
z
0,4
I
0 ,2
0, 1
Gambar 4.4 Faktor pengaruh (I) akibat beban titik, didasarkan teori
Boussinesq (Taylor, 1 948).
Contoh soa/ 4. 1:
Susunan fondasi diperlihatkan dalam Gambar C4.1.
Beban kolom A = 400 kN, kolom B 200 kN dan kolom-kolom C =
=
Penyelesaian:
B eban-beban kolom dianggap sebagai beban titik, karena
itu tambahan tegangan di bawah masing-masing fondasi dapat
dihitung dengan persamaan:
L1o:z = g l
2
z
: 3m 3m :
;}.az( C1 ) =;}.az( C2) = !}.az( Cs) = !}.az( C4)
- --rn-k_"_ ffi---- J,
i i
ffi--·--------ffi-----------EE-
(a) Denah fondasi
! !
1 3m l
1 0Q kN
. �
- '
3m 3m z =6 m
Gambar C4.1.
Beban r z
Kolom
B
c
B1B4= 6,0 m
Hitungan I di bawah pusat fondasi B � , pada kedalaman z = 6
m, oleh akibat beban-beban seluruh fondasi diperlihatkan dalam
Tabel C4. lb .
B4
A
c1
Cz
c3
c4
kN/m2
Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi B1, akibat beban fondasi
c
= 1 00/62 x (0,273 + 0,273 + 0,063 + 0,063) = 1 ,87 kN/m2
Tambahan tegangan akibat beban seluruh fondasi, di bawah pusat
fondasi B1, pada kedalaman 6 m:
�cr, (BI) = 3,03 + 5,03 + 1 , 87 = 9,93 kN/m2
Tegangan-tegangan di bawah masing-masing pusat fondasi B1 sampai
B4, pada kedalaman 6 m:
�crz (BI) =� cr, (B2) =� cr, (B3) =�crz (B4) = 9,93 kN/m2
--.�
Gambar 4.5 Tegangan akibat beban terbagi rata berbentuk laJur memanjang.
+
4rr m2+n2+l +m2n2 (m 2 + n 2
+ I)
2 2
arc tg 2mn(m +n +
2 2 2 2
m + n +1- m n
(4.6b)
4B 3B 2B B q BB qB 2B 3B 4B
2B
a I '
2B
4B
4B
0.02q -
I
I
6B
6B
--+--
I
I
BB BB
I
...- + o.o 5q
10B 10B
06q
... . . .
12B 12B
Gambar 4.6 Isobar tegangan untuk beban terbagi rata berbentuk laj ur
memanjang dan bujur sangkar teori Boussinesq (Sowers, 1
979).
B = mz
X
!z
y
Acrz l
A
Gambar 4.7 Tegangan di bawah beban terbagi rata berbentuk empat persegi
panjang.
m - 2,0 m=x
�
=
0,26 0,26 m = 3,0
m = 1 ,8
B --Y m = 1,6
0,24
0,24 m = 1 ,4
6.crz qi _
m - 1 ,2
0,22 0,22
1 ,0 m - o,9 m =
m=
m= B lz
n = L/ z 0,8 m - 0,7
0,20 0,20
m d an z dapat ditukarkan m =
0�6 0 ,1 8
0,18
0, 01 0.02 0,04 0,1 0,2 0, 3 0 ,5
0.16 0 ,1 6
0,1 4 m = 0 ,4 0,1 4
0,12 0,12
0, 10 m = 1,0 m - 0. 3 0,10
m = 2,0
0,08 0,08
m - 0,2
0,06 0,06
0,04 0,04
0
0 m - 0, 0
T
E -- · """""""""""""" : x""""""""" H
8 c
F
Gambar 4.9 Contoh hitungan tambahan tegangan vertikal di bawah titik
tertentu akibat beban terbagi rata empat persegi panj ang.
�
3 .5 m
D - - -- - - -- - :.5 m
Gambar C4.2 .
Penyelesaian:
Beban total yang didukung kolom-kolom dianggap disebarkan
sccara sama pada luasan fondasi pelat, maka
m= B
z
35
= ' = 0' 583
6
L 7
n = - = - =' 1 1 7
z 6
Dari Gambar 4.8, diperoleh: I = 0, 1 42
2
�O"z(D) = 2Iq = 2 X 0, 1 42 X 32,6 = 9,3 kN/m
B
(c) Tambahan tegangan di bawah titik A :
7
m= - = - =1 1 7
z
L 7
n = - = - =' 1 1 7
z 6
Dari Gambar 4.8, dipero1eh: I = 0, 1 9 1
�O"z(A) = Iq = 0, 1 9 1 X 32,6 = 6,2 kN/m2
(4.7)
t
Gambar 4.10 Tcgangan di bawah beban terbagi rata bcrbentuk lingkaran fleksibel.
Karcna dA r dO dr, dengan integrasi Persamaan (4. 7),
c�
maka: (4.8)
3q r" dO dr0
a-" =
[1 + (r I z) 2 r 2
(4.9a)
]31
[1 + (r I z)2
2
BAB IV - Penurunan
268
Foster dan Ahlvin ( 1 954) memberikan grafik faktor pengaruh I
untuk tambahan tegangan vertikal pada sembarang titik di bawah
beban terbagi rata berbentuk lingkaran fleksibel pada Gambar 4.1 1 .
F aktor pengaruh I untuk tambahan tegangan di bawah pusat beban
lingkaran, dinyatakan oleh kurva xlr = 0 .
F a ktor pengaruh, I (% )
:
4.0 I
-- + 1
-
6.0 I
- �----
·
i I I
4
zlr
5 --
10 iI I I
0
" z,.
__
7 '
I
g
i Catatan : Angka-angka pada
1 ,
j kurva menunjukkan xir
1Q - -- -
Contoh soa/ 4. 3:
Luasan beban berbentuk lingkaran yang flcksibel
berdiamcter
7,8 m terletak di permukaan tanah. Tekanan terbagi rata q c= 1 1 7
kN/m2 bekerj a pada luasan tersebut. Berapa tambahan tegangan
vertikal pada kedalaman 4 m, di tepi (titik B ) dan pusat (titik A)
fondasi?
3, 9 m
Gambar C4.3.
Table C4.2.
r X z � O'z = fq
Titik (kN/m2)
(m) xlr z/r
(m) (m) I
3,9 3,9 A
B
panjang
satuan untuk menggambar l ingkaran tersebut, adalah AB. Lingkaran
lingkaran dibagi-bagi oleh garis-garis, sedemikian hingga sektor
sektor l ingkaran yang terbentuk mempunyai sudut yang sama. Ni lai
pengaruh diberikan oleh l ln, dengan n adalah j umlah elemen-elemen
yang terpotong oleh garis l ewat pusat lingkaran dan lingkaran
lingkaran. Karena terdapat 200 elemen, ni lai faktor pengaruh (D
bemilai 1 1200 atau 0,005 .
3 m ,
9m
q = 1 00 kN/m2 '. 6 m
p Q
9 m
Gambar C4.4.
Penyelesaian:
Pada Gambar C4.4, ska1a AB pada gambar ekiva1en dengan z =
6 m. Denah 1uasan beban digambar dengan ska1a garis AB yang
dianggap mempunyai panjang 6 m. Karena tambahan tegangan yang
akan dihitung dibawah titik P, maka P di1etakkan di pusat 1ingkaran
Newmark.
Se1anjutnya,
=
Tambahan tegangan pada keda1aman 6 m di bawah titik P:
� c rz = q nl 100 X 42 , 1 x 0,005 = 2 1 kN/m
2
� crz = qB (4. 1 3)
B+z
--
-{- ./
"' :
1/ /
z � :'
�/:
... . .
B + Z
Q = qBL
L +Z
Penyelesaian:
Tambahan tegangan pada kedalaman z = 4 m (Gambar C4.5):
� crz= Q l OO 2
kN/m2 (L + z)(B + z)
""
(3 + 4)(3 + 4)
7 m
Gambar C4.5.
4.4.1 Penurunan-Segera
4. 4. 1. 1 Tanah Homogen dengan Tebal Tak
Terhingga
Persamaan penurunan-segera atau penurunan elastis dari
fondasi yang terletak di pennukaan tanah yang homogen,
elastis, isotropis, pada media semi tak terhingga, dinyatakan oleh:
qB . (4. 1 5a)
si =
1- Jl )I
£( 2 p
dengan,
si = penurunan-segera (m)
2
q = tekanan pada dasar fondasi (kN/m )
B = lebar fondasi (m)
2
E = modulus elastis (kN/m ) (Tabel 4.3).
f1 = rasio Poisson (Tabel 4.2).
Analisis dan Perancangan Fondasi
277
- I
lp = faktor pengamh (Tabel 4.1 ) .
Tabel 4.l Faktor pengaruh Jm (Lee, 1 962) dan JP ( Sch1eicher, 1 962)
untuk fondasi kaku, dan faktor pengaruh untuk fondasi
tleksibel (Terzaghi, 1 943)
Bentuk fondasi
L ingkaran
Buj ur sangkar
2
l [ L [ l + [cL I B) + 1 ] In [ L+ (L I B) 2 1 (4. 1
J ln + +
P= lf B LI 5b)
B
B
dengan L dan B adalah panjang dan lebar fondasi. Nilai-nilai J untuk
berbagai bentuk fondasi, ditunjukkan dalam Tabel 4.1 . P
Schleicher ( 1 925) juga mengusulkan faktor-faktor pengamh JP
untuk fondasi kaku, seperti yang ditunjukan dalam Tabel 4. 1 . Untuk
fondasi-fondasi yang terletak di pennukaan (Das, 1 983):
atau
M (1
tg 8 = - 2)
- )..l (4. 1 7b)
Im L E
B 2
dengan,
8 = sudut rotasi fondasi (deraj at)
Q = resultan beban fondasi (kN)
e = eksentrisitas resultan beban fondasi (m)
B = lebar fondasi (m)
L = panjang fondasi (m)
= rasio Poisson (Tabel 4.2)
E = modulus elastis tanah (kN/m2 ) (Tabel 4.3)
M = momen yang terjadi pada fondasi (kN.m)
Im = faktor pengaruh (Tabel 4.1).
Perkiraan nilai rasio Poisson ()l) dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Terzaghi menyarankan:
f.1 = 0,3 untuk pasir
f.1 = 0,4 sarnpai 0,43 untuk lempung.
Umumnya, banyak digunakan :
Ana/isis dan Perancangan Fondasi - I
279
,u = 0,3 sampai 0,35 untuk pasir
,u = 0,4 sampai 0,5 untuk lempung.
Modulus elastis (£) tanah dapat pula diperoleh dari uji beban
pelat (plate load test). Jika modulus elastis tanah granuler diambil dari
uj i beban pelat, nilainya dapat ditentukan dari persamaan berikut:
( 4. 1 8)
dengan,
EP modulus elastis dari uji beban pelat dengan lebar
Bp(kN/m2 )
=
0 0,7 0, 1 0,2
'
' '
'' ' ' '
' ''
'
11 f
'
LIB � 5
�
£8 I 9J I
""" 1 ---.: 1
1.{) I
1 r
II
r r
1
4
: '-J/ £ 9 ::
·.
I I ' . l t 1
I
I
I
I I I
H/8
'' '' : ;?
1 ,'
' :
'' '' '
' 3 r' '':
I 1 J I
/
'' '
Gambar 4.14 Penurunan segera pada sudut luasan beban terbagi rata
fleksibel di permukaan (Steinbrenner, 1 934).
1 .00
0.90
(/(}
(/
0.80 (}
( �os
� , - ��� 03
0.70
�, _ os
0.60 Q3
0.50 0.1 1 10
D/B
f+a+'
50
20
2 Tanah keras
1' 1
10
2 =UB
8ujur sangkar
Lingkaran
0
10 1 00 1 000
0.9
It a
0.7 1 5 1 10 00
10 1 00 1 000
D/8
Gambar 4.16 Grafik yang digunakan dalam Persamaan (4.24) (Janbu et al,
1 956 ) .
Contoh soal 4. 6:
L= 10m
B = 10 m
£���'
��'W q = 176 kNtm·
Lempung jenuh
E = 6000 kN/M'
.. .
ft = 0,5 'f = 18 kN/m '
H=5m
Gambar C4.6.
286 BAB IV -
Penurunan
I E p I E
86 X 5
= X 4 X 0,75 X 0, 13 0,03 m
60000
=
--
Contoh soal 4. 7:
Denah fondasi rakit yang kaku (5 8,44 m x 1 8,30 m)
Penyelesaian:
Akan dihitung penurunan di pusat fondasi (titik A). Untuk ini
fondasi dibagi menjadi 4 bagian yang sama, dengan panjang L 1
54,88/2 = 27,44 m dan lebar E1 = 1 8,3/2 9, 15 =
m.
Tekanan fondasi neto qn = 350 - ( 1 ,52 x 1 9,2) = 32 1
L 1 /E1 = 27,44/9,15 = 3
---= l
9, 1 5 m
- -
- Pas1r
3
6, 1 m B = 1 8,30 m
m.a.t m 0,000145 m2/kN
�
(
1 =
�
0,000046 m2 /kN
-- - - -
mv =
5
Lapisan batu
Gambar C4.7.
289
SJ. ! 9,15x32 1 X 4 X (), 3 'i 0 ,.,6 m
= • . = , ._
1 6 1 00
2 Lapisan lempung tebal H1 , dengan 1-1 0,5 dan E = 1 6 1 00
kN/m (Gambar C4.7), Ir = 0,75 F1 .
HIB 1 = 6, 1 /9, 1 5 = 0,67; L /B1 3 , =
S '1 1 = 2Bl x
',, J:: (4.25)
S
B+b )
--
BAB IV - Penurunan
290
( =
dengan,
SB = penurunan fondasi (m)
sb = penurunan pada uji beban pe1at (m)
b = lebar pe1at uji (m)
(b) Penurunan-segera dari hasil uji SPT
Penurunan pada tanah pasir dapat diestimasi dengan mengguna
kan hasi1 uji SPT (Standard Penetration Test). Untuk ha1 m1,
Meyerhof ( 1 965) menyarankan persamaan sebagai berikut:
4q
Si = ; untuk B ::;;1 ,2 m
-( )
(4.26a) N
2
_!
]_ 6 B (4.26b)
Si = ; untuk B >1 ,2
m
N
-B + 1
dengan,
q= intensitas beban da1am k/ft2 (1 k/ft2 = 48,07 kN/m2 )
B= 1ebar fondasi da1am ft (1 ft = 30,48 cm)
Si= penurunan da1am inci (1 in.= 2,54 cm)
N= jum1ah puku1an da1am uji SPT
(--)B
n
N
4 (4.27b)
Si = � 2
;muntuk B > 1 ,2
N B+1
dengan,
B = 1ebar fondasi (ft)
qn = tekanan fondasi neto (k/ft2 )
I c
Po
dengan,
si penurunan akhir (m) dari lapisan setebal H (m)
Po · = tekanan overbuden efektif rata-rata, atau tegangan efektif
sebelum penerapan beban, di tengah-tengah lapisan
(kN/m2 )
f:...p= f:...crz tambahan tegangan vertikal di tengah-tengah
=
(4.3 1 )
dengan,
cl = faktor koreksi kedalaman
c2 faktor rangkak (creep)
qn = tekanan fondasi neto (kN/m2 )
=
·c;;
ro
"0 B/2
c
J2
...
ro
(/) B
ro
"0
.c
ro
�
ro
.D
'6 2B
�
1\1
�
c
ro
E
ro
<ii 3B
"0
Q)
�
4B
fzp = 0,5 + 0, 1
(4.33b)
dengan,
crv'
(kN/m2 ) =
= tegangan efektif pada kedalaman //P
B q, (kg/cm')
Muka tanah 0 50 1 00
OJ
.. !
N
c
lapisan 5
ro ..
E
ro 0. lapisan 3
ro
..
.
"0
�
·� ...... . ............. .... .. .
E
ro
"' lapisan 4
Ol
c
.3
:.c
'6
c
ro
c:
2
::J
c
Cl)
0..
Contoh soa/ 4.
8:
Fondasi telapak berbentuk bujur sangkar 1 ,5 m x 1 ,5 m
terletak pada tanah pasir kasar berlanau yang sangat tebal.
Fondasi pada kedalaman 1 m dan tekanan fondasi kotor pada
dasar fondasi 300
kN/m2 . Muka air tanah terletak pada kedalaman 1 m dari permukaan.
Tanah pasir mempunyai berat volume Yb = 1 8,5 kN/m3 dan y ' = 1 0
3
kN/m . Dari hasil uji SPT diperoleh variasi nilai N rata-rata yang
telah
dikoreksi seperti pada Gambar C4.8. Tentukan penurunan pada pusat
fondasi dengan cara-cara (a) De Beer dan Marten, (b)
Schmertmann.
Penyelesaian:
Hitungan penurunan cara De Beer dan Marten dilakukan
sampai pada kedalaman 2B = 2 x 1 ,5 = 3 m di bawah dasar fondasi
(atau 1 + 3
= 4 m dari permukaan tanah). Nilai qc pada Gambar C4.8b, dida
sarkan pada jenis pasir agak kasar yang secara pendekatan qc = 4N.
Selanjutnya, hitungan angka pemampatan C, dilakukan dalam Tabel
C4.3a.
Hitungan �crz di bawah pusat fondasi dilakukan da1am Tabel
C4.3b, yaitu dilakukan dengan membagi luasan fondasi menjadi 4
bagian yang sama, dengan B1 = 1 ,5/2 = 0,75 m = L1• Tekanan fondasi
neto:
qn = 300 - (1 X 1 8,5) = 28 1 ,5 kN/m
2
q, (kg/cm') lz
N - SPT 48 64 96 0 0.1 0.2 0.3 0,4 0, 5
!
' ':
':
1 : : : 1 Dasar fondasi
,
2 2 2 '
y, = 1 8. 5 kNim'
16 2 , 5 .. . . ... 0,
.
•
.
=
.
, = 10 kN/m' ,3 • • • ••• • ---··· .·.·· . .
. • .. · 0.
· ••• .
.18
35 • • • •
.
Gambar C4.8.
=
dengan !J.p !J.cr" H, p0 ' dan C telah dihitung dalam Tabel C4.3a.
Faktor pengaruh I dihitung dengan menggunakan Gambar 4.8.
Tabel C4.3b.
Keda-
I = 4Iq 1n Po si
1aman Blz = L/z i:'.crz
(m)
'+ L ' . P
Gbr.4.8. (kN/m2) Po '
(m)
1 ,5
2,5
3,5
Si = 0,0 1 7 m
Tabel C4.3c.
Keda- & qc E = 2,5 si
1aman
c1 c2 2 q, 2
fz
(m) (kN/m ) (kN/m )
(m)
1 ,25
1 ,75
2,25
2,75
3 ,25
3 ,75
Si = 0,0 1 8 9
-
299
'
)
=' o 97
o 5
'
c2 = 1 + 0,2 log
0,1
Ditinjau penurunan untuk t = 1 tahun:
Si = C1 C2qn
2s
Penurunan-segera dihitung dalam Tabel C4.3c, dengan
& , Persamaan (4.3 1)
I
2
dengan tekanan fondasi neto: !'J.p = qn = 281,5 kN/m .
Dari Tabel C4.3c, diperoleh penurunan-segera fondasi = 18,9 mm.
0,8
c,/p, '
0.7
= 0 , 1 1 + 0,00 37 (PI)
0.6
0,5
c,/p,,'
0.3
0,2
0,1
0 20 40 60 80 100 1 20 140
lndeks Plastisitas (PI), %
Gambar 4.20 Hubungan kuat geser undrained (cu) dengan indeks plastisitas
(PI) lempung terkonsolidasi normal (Skempton, 1 957).
4.4. 2. 1 Hitungan
Penurunan
Interval tekanan yang diperhatikan dalam analisis penurunan
konsolidasi umumnya di antara tekanan tanah vertikal efektif
sebelum
pembebanan (p0' ) (yaitu tekanan overburden efektif awal) sampai
tekanan vertikal akibat beban tanah (p0') ditambah tambahan
tekanan
akibat beban fondasi pada kedalaman yang ditinjau (!:p:,. ). Jadi,
untuk hitungan penurunan, angka pori e0 diambil pada kedudukan
po' , sam pai angka pori menjadi e1, yaitu angka pori saat
berakhimya konso
lidasi. Pada saat konsolidasi berakhir, tekanan vertikal pada
kedalam an tanah yang ditinjau pada kedudukan p/ = po' +!:p:,. .
Titik eo diambil dari kurva e � log p ' dan dipilih titik pada kurva
dengan tekanan p0 ' Tekanan p0 ' ini adalah tekanan awal pada
kedalaman contoh tanah
•
S
=
� H = eJ � eo H
1 + e0 1 + e0 (4.34)
c
dengan,
e4 - e3
C,. = ; pada kurva pelepasan beban
log (p 3 ' / p4
')
dengan e1 sampai e4 dan p/ sampai p/ adalah titik-titik pada kurva
yang ditunj ukkan pada Gambar 4.2 1 .
Untuk lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated),
yaitu jika, p0' = Pc ' (Gambar 4.22a), perubahan angka pori (L1e)
akibat konsolidasi dinyatakan oleh :
L1e = Cc (4.3 7)
'
og Po
' '
Po Po
e,
e,
C, • • •• •
'
: :' ' : ••
p'(skala log)
- -lli:
Christady Hardiyatmo).
� �: - t
ea C,
:� ---.------
�,
Cc
e1
I� e
ec
i 1
' ' ''
'' '
' '' '
:'' :'' ': � e2
'
i i Cc
' ' '
� L
:
'' :'' :' e1 -- - -- --- -- - -- -
:
' : :' :'
: I '
' ' '
Pa' p! ' p'
(skala log)
Catatan:
(1) P1 ' = Pa' + �p
(2) Cc dan C, pada gambar ada/ah kurva yang telah
dikoreksi (kurva lapangan)
306 BAB IV -
Penurunan
yang telah dikoreksi, yang merupakan pendekatan dari kurva asli di
lapangan, adalah kurva yang digunakan dalam hitungan kemiringan Cc
dan Cr.
··
M.U *
..
... ........�-�:.agi
������
-
��� ke -�- �---· ·
}
· • ·· ··· ··· ·- -· -- --- - . . ·- -- -· - : -·- -·-- . . · -- ······· ·· - ······ ···,·· ··· ·
-
-
··· ·
-�- -
--
- - :::;���t""
":
e e
A A AC/ED
Kurva asli
-
--- d1 lapangan
Kurva di
laboratorium :
0 ,42e0 - - - - - - - - • - - - - - - - - -
p (skala log)
' p (skala log)
'
(a)
a
H!B
0,25
0,50
2,00
4,00
1 0,00
(4.46)
dengan,
Tv = faktor waktu
H1 = panj ang lintasan drainase (H1 = H/2, untuk drainase
dobel
dan H1 = H, untuk drainase tunggal) (m)
H = tebal lapisan lempung yang mampat (m)
Cv = koefisien konsolidasi pada interval tekanan tertentu
(m2/det) .
t--lLl
- lingkaran
- - Meman)ang
Lempung
sangat
Terkonsolidasi normal sensitif
311
Tipe kurva variasi kelebihan tekanan air pori awal yang
digunakan bergantung pada distribusi tekanan fondasi pada
lapisan
lempungnya. Tabel 4.6 menunjukkan kasus-kasus dengan distribusi
tekanan pada lapisan lempung yang terjadi dianggap seragam
(Gambar 4.26a dan 4.26b).
Di laboratorium, nilai Cv ditentukan dari penggambaran kurva
waktu (t) terhadap pembacaan penurunan. Umumnya digunakan dua
macam cara, yaitu metoda kecocokan log waktu (log-time fitting
me thod) yang disarankan oleh Casagrande dan Fadum ( 1 940)
(Gambar
4.27a), dan metoda akar waktu (square root time method) yang
disarankan oleh Taylor ( 1 948) (Gambar 4.27b).
(a) Aliran
Aliran
H
Kedap Air
tso
BAB IV - Penurunan
312
Metoda Taylor digunakan untuk menghitung C pada kedudu
kan derajat konsolidasi U = 90 %. Pada kedudukan ini, Tv = 0,848.
Nilai Cv dinyatakan dalam persamaan:
(4.47b)
31 4 BAB IV - Penurunan
--
t1 4t 1
-- l
6,8
-
!
--
X
6,4
I
--- --- - r � ----- -
! '
I
'E 6 - I
.s R so
c
"'
i
5 ,6
2
::> ---
oI 10o
-2
c ·� -- - - R so = I I I ,
Q)
(L R100 ,
5,2 I
I
I I '
I I '
4,8
I
1 50
0 ,1 10 1 00 1 000
Waktu (menit) 1 0000
(a)
6,8
6,4
'E
.s 6,0
c
"'
c
2
::>
c
"'
(L
5,6
5,2
4,8 'l't
(b)
..
Pasir
. . . . . . .. ..
(a)
Lapisa n p a s i r t i p i
.
s
(b)
r-J' -=::=:= �
(c)
Jalan Clapham
Jalan Hurley
Jembatan Waterloo
Stasiun Elstree
--"-- - - - --------------·--··------ ---------
(4. 5 1 b)
dengan,
= penurunan konsolidasi sekunder
S,
H = tebal benda uji awal atau tebal lapisan lempung
eP = angka pori saat akhir konsolidasi primer
t2 = tl + !':..t
t = saat waktu setelah konsolidasi primer berhenti.
N ilai Ca dapat diperoleh dari grafik hubungan angka pori (e)
terhadap waktu (t) (Gambar 4.29).
e
p
---
0 11 12
Waktu, t (skala log)
31 8 BAB IV - Penurunan
tanah secara lateral di bawah struktur. Terzaghi ( 1 943)
menyatakan
bahwa kedua faktor tersebut dapat menghasilkan tipe penurunan yang
sangat berbeda dari struktur yang satu ke struktur yang lainnya, dan
besarnya penurunan masih tergantung, antara lain, dari tingkat
tegangan dan macam tanah lempung.
Tabel 4.8 Nilai CIY1C. beberapa macam tanah (Mesri dan Godlewski . 1
Contoh soa/ 4. 9:
Hitung penurunan total di pusat fondasi pada fondasi rakit
pada Contoh soal 4.7, bila koefisien perubahan volume (mv)
lapisan lempung bervariasi menurut kedalaman. Variasi tersebut
dapat dilihat di dalam Gambar C4.7 dan lempung termasuk
terkonsolidasi berlebihan (overconsolidated).
Penyelesaian:
Hitungan tambahan tegangan vertikal pada tiap tengah-tengah
lapisan di bawah pusat fondasi ditu�jukkan pada Tabel C4.4a dan
hitungan penurunan konsolidasi ditunjukkan dalam Tabel C4.4b.
Se = 0,23 1 +0, ] 35 + 0,080 +0,049 +0,024
= 0,5 1 9 m = 5 1 9 mm
Lempung termasuk terkonsolidasi berlebihan, maka faktor
koreksi penurunan konsolidasi diperkirakan 0, 7 (Tabel 4.5), jadi:
Se = 0,7 x 5 1 9 = 363 mm
321
yang kedap air. M uka air tanah pada kcdalaman 4 111 dan fondasi pada
kcdalaman 1 111. H i tung bcsarnya penurunan akhir total dan penurunan
sctclah 3 tahun. hila tekanan pada dasar fondasi q = 1 82 k N/m� .
Penyelesaian:
Denah fondasi
G a mhar C4.9.
J 82 - ( 1 X 1 8 ) = 1 64
k ' l 1 n·
1,, ( I
c= �l ' lF1 , ( 1 - p -
-
� 0 . 9 1 F1 + 0.52
Fe. HB I 3/ 1 1 . L ! /B I
�· = L
dari G a m b ar 4. 1 4 . d ! pero k h · F1 = 0.3 6 dan Fe = 0,07
E
(h) Penurunan !ap isan !empzmg
Penurunan pada lapi san lcmpung adalah ju m lah dari
penurunan segera dan pcnurunan konsol idas i .
11, 0,75 F1
=
H2/B 1 = 6/ 1 = 6; L 1 1B t � - I.
D ar i G a m b a r 4. 1 4 . dipcrolch F1 = 0,46
lv1 a k a .
si)
2
dcngan p = 0 , 5 d a n E = 1 6000 k N i m .
fft :B I =� 3 I = 3 ; r 1 1B 1 � I .
dari G a m b a r 4. 1 4 . d i p cro l e h F1 c= 0, 3 6
M a LL
1 64 X I
S = ---� - X (4 X 0. 2 7 ) ().0 ! 1 n1
1 6000
=
!I
87 + 1 4,4
= 0,03 x log - + 0,5 log 0,0 1 5
m
=
87 95
Penurunan konsolidasi total:
O,O l
5
Se � H x 3 = 0,022 m
1 + e0 1 + 1,068
= =
TV =
Cv t
HI
2
=
0,45
32
X 3
= O' 15
Jika dianggap lebih dulu, U < 60% berlaku Persamaan (4.48a):
U=�
Se
Penurunan konsolidasi pada t = 3 tahun:
Sr = USe = 0,44 X 0,022 = 0,0097 m
Penurunan total setelah 3 tahun = IS; + S,
Catatan:
\' ) '
H, -
')
1 ,5-
]112 112
J ika dianggap dulu , U < 60 %, maka bcrlaku:
I
log ( 1 - U) ( -0.085 - 0,6) -0,734
= -- ••-=
0,933
1 -· U 1 0 ° · 734 = 0. 1 84
=
!
'
� "· :
.f i ,_-+- Me � g t�r rd1i-ili(J "-l hh:·l t
�l :-
:
'*''
G a rn bar 4.30 an t ara waktu terhadap penge mban gan dan
punn : : ; an a k i h a t bcban b a n g u n a n ( To m l in so n , 2 00 ! ) .
Waktu (I)
I
o f Penurunan konsolidasi
8
1 terkoreksi
,---� ---- --
·-------
G
: A 1 ·--
'""'i
- -- - � F
Periode pembebanan, t1
Penurunan konsolidasi
pembebanan mendadak
328 BAB IV -
Penurunan
garis sej ajar absis, sehingga memotong garis AA 1 yang
merupakan proyeksi titik A ke kurva penurunan OF, cli titik C.
Sembarang titik
yang lain pacla waktu sebelum t1 cliasumsikan, misalnya pacla waktu t.
Dari titik 0,5t, clitarik garis tegak lurus absis ke bawah hingga
memo tong kurva OF cli titik D. Dari D, clitarik garis sejajar absis
hingga me motong garis AA 1 cli E. Perpotongan garis OE clengan garis
tegak lurus
absis yang clitarik clari waktu t, memberikan titik yang
menunjukkan
penurunan pacla waktu t cli kurva terkoreksi. Titik-titik yang lain
pacla
kurva terkoreksi cli antara waktu 0 sampai cli t1 clapat clibuat clengan
cara yang sama. Kurva terkoreksi setelah melampaui titik C,
clibuat clengan menarik garis-garis yang panj angnya sama clengan
panj ang BC
clari titik cli sepanjang kurva OF ke kanan, sejajar absis. Ujung-
ujung garis ini hila clihubungkan oleh kurva yang clitarik melalui
titik-titik yang telah clitemukan sebelumnya akan membentuk kurva
terkoreksi (OG). Penurunan total terkoreksi clapat cliperoleh clengan
menambah kan penurunan segera clengan penurunan konsoliclasi
terkoreksi pada
Gambar 4.3 1 .
Penurunan
Lempung
•
•
•
•
•
•
•• • ••••
•
••
.
. .. .
...
.
..
..
..···
.. '
;� .:
.. :
.
0 50 1 00
Lebar fondasi B (cm)
Pasir
A ·······:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Lunak
...... A
Pasir
(a) Penurunan
1:: - - JL- - - - :- - ,
f-- --
EJ '
L
j+
-
�
-
I
I
' - -- � �
''
: ':
'
' '
:s · ------- ----
: J
-
� _j_ '-,
TJ
- - ... <
n_/
--
' 8 ,
rJ
· - - - - - - - - - - - - - - - - - - "'
T _ _
E
(/)
E E 60
'i)j
::>
E 300 -""'
� E
E 25o
"'
<
=
40
<= <=
� 200 2
::> 20
2 c
::> Q) I
<= 150 (1.
Q)
(1. 111 0000
100
116000
50
1 14000 I
E
E :>
1 12000
�
"'
E 1/1000
� 1 1500 +
1 1200
0 20 40 60 80 1 00
Penurunan tak seragam maksimum (mm) Penurunan tak seragam maksimum (mm)
(b ) Lapisan keras
(a )
(c )
Lempung
(d )
- -
-
_-_. Lempung
---= - lempung Lempung
� 'l'..&kivzva�
Ul (k ) (/ )
PERTIM BANGAN·PERTI
MBANGAN DALAM
PERANCANGAN FON DASI
5.1 PENDAHULUAN
'
'
' '
"
Penyebaran te kana n
6.1 PENDAHULUAN
6.2 PERANCANGAN
p
q= (6. 1 )
A
dengan,
2
q = tekanan sentuh (tekanan pada dasar fondasi, kN/m )
P = beban vertikal (kN)
A = luas dasar fondasi (m2 )
(a) (b)
M
e=-
p
Bila beban eksentris 2 arah (ex dan ey), tekanan pada dasar
fondasi dihitung dengan persamaan:
q =-P ± Mx Yo ± My x
(6.2)
-- -- o
A IX Iy
dengan,
q
tekanan sentuh, yaitu tekanan yang terj adi pada
kon
tak antara dasar fondasi dan tanah dasar pada titik
(xo, Yo) (kN/m2 )
jumlah beban vertikal (kN)
2
luas dasar fondasi (m )
berturut-turut, momen terhadap sumbu-x dan
sumbu-y (kN.m)
momen inersia terhadap sumbu-x dan sumbu-y
4
(m ).
qmin
(a) (b)
[ ]
Persamaan (6.3) menj adi:
P 6ex
q =
A
1 ± ; untuk (ex � L/6) (6.4)
L
dengan ex adalah eksentrisitas searah sumbu-x (Gambar 6.2). Jika
resultan beban P dan momen M terletak pada ex > L/6, q dari
Persamaan (6.4) menjadi negatif, atau gaya tarik terjadi pada
dasar
fondasi. Tetapi, dalam kenyataan, tegangan tarik tidak dapat
berkem
bang dan tekanan tanah yang terj adi akan seperti pada Gambar
6.4.
356 BAB VI - Fondasi Telapak Terpisah dan Fondasi
Memanjang
·;;;
"'
"0
c:
.E
ffi
.n
"'
...J
"'
"'
.n
.!l
.c:
�
"'
"'
"'
"'
-�
.g?
1"
"
'
�
"'
11
0.2
!J;"'
�
z
0.1
qmax
Kasus 11 Kasus N
KP T
q ," � BL
B
j_
Gambar 6.3 Hitungan tekanan maksimum pada dasar fondasi untuk fondasi
empat persegi panjang (Teng, 1 962).
Dapat diperoleh,
2P
q mak = (6.6)
Bx
dan x/3 = (L/2 - (6.7a)
ex) (6.7b)
X = 3 (L/2 -
ex)
Gambar 6.4 Distribusi tekanan pada dasar fondasi bila ex > L/6.
- - - - - - , {ill] - - - -
Gambar 6.5 Posisi kolom untuk mengusahakan resultan gaya aksial dan
momen lentur pada pusat fondasi.
-�
dkiubaatut
Tumpuan
(a) Kolom beton (b) Kolom baja
Gambar 6.7 Hubungan antara kolom dan fondasi.
Contoh soa/ 6. 1:
Bangunan bertingkat yang dilengkapi ruang bawah tanah
ber ukuran 1 0 m x 3 0 m akan dibangun di atas tanah pasir.
Perancangan fondasi bangunan tersebut dipertimbangkan dapat
diwakili oleh po tongan tampang bangunan pada Gambar C6.1 .
Dasar fondasi terletak pada kedalaman 2,5 m dari permukaan tanah.
Beban-beban dinding P1 dan P3 sebesar 3 5 0 kN/m ' , sedang beban
kolom P2 sebesar 1 000 kN. Beban-beban tersebut sudah termasuk
beban-beban lantai, tanah di atas pelat fondasi dan beban struktur.
Garis kerja resultan beban-beban dinding P1 dan P3 eksentris dengan
e = 20 cm, ke arah dalam ba-
Penyelesaian:
(a)
Persamaan kapasitas dukung ultimit netto
: (b)
q un =
qu - Df y
0 0 1 00 200
__
P1 = 350 kN/m' � =1 000 kN
2 5m
= 16,5 kN/m3 I ,
2,5
o· = o.s
T P = 350 kN/m'
c=O
cp' = 35 ° 3
y2 = 1 6,5 kN/m3 Pasir sedang
6,0
I
1
r::
"'
9 ,75
1 1 ,75
Pasir sangat padat
i--s1
(c) Pembebanan dan dimensi fondasi
Gambar C6. 1 .
qs = + s r dr 0,5BrNr - D1y) + D1 y
sq = 1 + tg < p = 1 + tg 3 5 ° = 1 ,7
sr = 0,60
Faktor keda1aman fondasi dari Vesic (Tabel 3.6b) :
Untuk D/B ' < 1 :
dq = 1 + 2 (D '/Bz) tg <p (1 - sin <pi
= 1 + 2 (0,5/Bz) tg 35 ° (1 - sin 35 i = 1 + 0, 1 3/Bz
dy = 1
1 (s d D ' yN
qs = q q q + s y dy 0,5ByNY - D1 y ) + D1 y
F
1 000
qs = Ji2
I {
2
= 3 1,7 1 +
0,1 3
B
z
} {
x 0,5 x 1 6,5 x 33,3 + 0,6 B12+
0,1 3 } x
l
0,5 B2 1 6,5 X 48,03 - 2,5 1 + (2,5 1 6,5)
J
X X X X
6,5
Dipero1eh,
{ }
F
350 1 1
- =
B3 3
-l }0,1 3
+-
B3
X 0,5 X 1 6,5 X 33,33 +
{
+ ]+ X 0,5 X 83 X ] 6,5 X 48,03 - (2,5 X ] 6,5) :
+ (2,5 X 1 6,5)
350 1 1 92
= 95,08 + ' + 1 73,33B3
B3 B3
2
1 73 ,33B3 + 95 ,08B3 - 3 3 8,08 = 0
Fondasl. P2 ; q n =1--
000 - (2,5 X
2
1 6,5) = 285,28 kN/m
1,75 2
Hitungan faktor pengaruh untuk fondasi memanj ang dan
fon dasi bujur sangkar diperoleh dari Gambar 4.6, dengan z =
kedalaman lapisan yang dihitung dari dasar fondasi, dan x = jarak
horisontal dari pusat ke pusat luasan fondasi.
Tabel C6.l d memperlihatkan jumlah tambahan tegangan (llcrz)
di bawah fondasi P1 oleh pengaruh bebannya sendiri dan beban-beban
fondasi P2 dan P3.
4.6a)
Tabel C6.2a. L1o;, di bawah pusat fondasi P2 o1eh pengaruh beban fondasi
PI (BI = 1 ,2 m, qn = 25 1 kN/m2)(Gambar 4.6a)
Keda1aman
(m)
4,25
7,875
10 ,75 8,25 6,88 5 4 ,1 7 0,05 12 ,6
!J.,p
= IJ,.crz = 1 00,8 kN/m 2 (lihat Tabel C6.1 d)
q 1 2000
C = 1' 5 x c ' = 1 '5 x 256' 8
Po 70 1 =
'
S =
H p + p
ln � !J,. = � ln
70 1 + 1 00 8
' ' =' 0 0 1 2 m
I c p� 256,8 70,1
Penurunan segera fondasi P1 = P3 dengan,
si ) = si P = 0,0 1 2 + o,oo7 + o,o 1
(� ( ,>
= 0,029 m = 29 mm < 40 mm (OK!)
Tabel C6.3b Hitungan penurunan fondasi P2
c H
Lapisan z
qc 2 Po' 2 (m)
l!'.p 2 Si
(m) (m) (kN/m ) (kN/m ) (kN/m ) 256,8 (m)
3,5
2,5 - 6 4,25 1 2000 70, 1 1 1 3 5,6 3 ,75 0,0 1 6
60,88 0,007
6,0 - 9,75 7,875 1 2000 1 32,8 46,
14
9,75 -11, 75 1 0 ,75 3000 18 3,5 3 1,48 24,52 2 0, 0 1 3
Penurunan fondasi P2:
si ( P ) = 0,0 1 6 + o,oo7 + o,o l 3
2
= 0,036 m = 3 6 mm < 40 mm (OK!)
=
hidup 800 kN, kapasitas dukung ijin tanah qa = 1 80 kPa,fc ' kolom =
30 MPa, f c ' fondasi = 20 MPa, h 300 MPa, tulangan
memanjang
kolom terdiri dari batang tulangan baja D25 . Rencanakan
penulangan
nya.
Penyelesaian:
Kapasitas dukung aman: qs = quuiF + D{'{ (a)
F = qurlqn . maka
qn = qun/F
atau qn = qa D{'{
-
Zona geser
E
E Tampang kritis
0
lO
,..._
("')
11
Cil
(a)
=
Gaya geser total terfaktor yang bekerja pada penampang kritis:
Vu = Pu (L2 - b/) = 1 93 ,43 (3,75 2 - 1 , 1 02) = 2486,06 kN
Kuat geser beton ( Vc) diambil nilai terkecil dari :
dan
l . m x (t l OO x 4)x 6oo = 3.935.480 N
3
Diambil nilai terkecilnya, maka: Vc = 3.935.480 N = 3935,5 kN
Kuat geser beton maksimum:
( �
Vc mak = 4J.l od (dengan bo = 4 bx)
= 4J20 (4 x 1 1 00) x 600 = 47225,75 kN > 3935,5 kN
X
dengan,
Cc = blok tekan beton
z = lengan kopel
rjJ = faktor reduksi lentur = 0,80
.fc' = kuat tekan beton
a = tinggi blok tekan beton ekuivalen = fJ1c
E cu = 0,003
0,80
(- 8500)a 2 + (1 0200000 )a - (3 1 9233333 )
= 0
Diperoleh:
a1 = 32, 16 mm dan a2 = 1 1 67,84 mm, dipakai a = 32, 16 mm
c = 32,1 6/0,85 = 37,83 mm.
c
&cu
A
0,85.fc ' .a.b =
, . !,
bd 1000 x 600
=
(1 I 4)1t 25 X
2
dengan jarak antar tulangan:
s= 1000 / 4 = 250 mm
Menurut SNI 03-2847-2002, jarak antar tulangan maksimum
adalah 3 x tebal pelat = 3 x 700 2 1 00 mm atau 450 mm, sehingga
=
'
l 3550 mm
•
l()
tj
N
N
E
E
0 l() l() "'
L - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3750 mm
3750 mm
3750 mm
7. 1 PENDAHULUAN
Jika dua kolom atau Iebih letaknya terlalu dekat satu sama lain,
lebih baik digunakan fondasi telapak gabungan yang menggabungkan
kolom-kolom tersebut menjadi satu fondasi tunggal. Beberapa alasan
digunakannya fondasi telapak gabungan, antara lain :
(a) Jarak kolom terlalu dekat satu sama lain, sehingga hila dipakai
fondasi yang terpisah sisi-sisinya akan berimpit.
(b) Jarak kolom sedemikian dekat dengan batas pemilikan tanah, atau
dibatasi oleh bangunan yang telah ada sebelumnya.
(c) Perancang bermaksud menanggulangi momen penggulingan
yang terlalu besar pada fondasi.
(d) Bangunan-bangunan, seperti: pilar jembatan, pilar talang air,
yang terletak pada tanah berkapasitas dukung rendah, yang
dengan demikian membutuhkan dasar fondasi yang lebar. Pele
baran luas fondasi dilakukan dengan menggabungkan pilar-pilar
menj adi satu fondasi.
Batas pemilikan
� ondas i gabungan
0
\ I Fondasi kantilever
G
le terpisah
G
G a mba r 7. 1 Contoh penggunaan beberap a j enis fondasi pada satu bangunan.
I.P (7 . 3 a )
"� ;l r i,·
- I -
I
\
--1- : - 1- --L-- /
-- l i
clan
(7 .3b )
(7.4)
dcngan,
r � j arak garis kerj a resultan P1 dan P1 terhadap sisi B::
-r�
r = r0
B 1 -- - ----� - • B 2
(a) (b)
maka B = AIL.
Langkah-langkah perancangan fondasi telapak gabungan
berbentuk trapesium dilakukan sebagai berikut:
( 1 ) Si apkan denah bangunan, perhatikan l etak-letak kolom, dinding,
dan l etak beban-beban dimana terdapat ruang-ruang khusus,
seperti tempat mesin berat yang kemungkinan menimbul kan
getaran.
( 2) Tentukan beban mati, beban hidup, momen lentur pa�a tiap-tiap
kolom dan dinding. Pilihlah susunan kolom-kolom yang membu
tuhkan struktur fondasi gabungan.
(3 ) Pada dua kolom atau lebih yang membutuhkan struktur fondasi
gabungan, dihitung jumlah total dari beban-beban kolornnya
(L.P).
(4) Tentukan lokasi resultan beban-beban. Jika pada kolom-kolom
nya terdapat momen lentur, pengaruh momen ini harus diper
hitungkan terhadap resultan L.P-nya (lihat Gambar 7.3).
(5) Estimasikan nilai kapasitas dukung ijin (qa) menurut jenis tanah
dasar fondasi. Untuk itu, nilai-nilai kapasitas dukung aman dalam
Tabel 3.7 dapat dijadikan pertimbangan.
(6) Dicoba panjang pelat fondasi L dan hitung luas pelat fondasi
yang diperlukan, dengan
dengan,
A = luas dasar fondasi
qa = estimasi kapasitas dukung ijin dari langkah (5).
B1 =
2A 3r
L L
( -l) (7.6)
(7.7)
dengan,
B 1 = s1s1 trapesium pada bagian yang dibatasi oleh batas
pemilikan
-
Iy -:=Is Ar
2
0
2
q=-
A
'LP
--
My
±
xo
I
y
(7. 1 0)
I
Pusat berat Iuasan ------r-
- - -- @- - - ----
1 I I I
-t
··
I I
I I
'
I
I
(7 . 1 1 )
L.P ( 6e \
BL L }
. ( 7 . 1 2a)
dan
4'£P (7. 1 2b)
q = ----- ----- · untuk (e >
L/6)
3B(L -- 2e, ) '
(c) (d)
Balok 1 kat
�IP q
1
k
q2
IR,
(b)
q1 = R1 /A 1
Dari persamaan,
395
5)
Tekanan pada dasar fondasi kolom P2, dihitung dengan
persamaan:
(7. 1 6)
dengan A�o A 2 , berturut-turut adalah luas dasar fondasi kolom P1 dan
P2, dan q�> q2 , berturut-turut adalah tekanan pada dasar fondasi kolom
P1 dan P2• Simbol-simbol yang lain dapat dilihat pada Gambar 7.6.
Dalam perancangan, hasil akhir q1 dan q2 harus lebih kecil dari
pada kapasitas dukung ij in (qa) . Dari tekanan pada dasar fondasi
yang telah diperoleh, dapat dihitung besamya momen dan gaya-gaya
lintang yang terjadi pada balok ikat dan telapak fondasinya. Dari
sini, kemu dian dapat dilakukan hitungan penulangan beton.
Contoh soal 7. 1:
Dua buah kolom akan digabungkan oleh sebuah fondasi ga
bungan (Gambar C7. l ) . Area bangunan sebelah kiri terbatas oleh
ba tas batas pemili kan. Beban pada kolom P1 = 800 kN dan pada
kolom P2 1 600 kN. Fondasi terletak pada tanah lempung j enuh
=
dengan
1
berat volume rata-rata 20 kN/m dan koefisien tekanan pori A = 0,9.
Dari uji tekan bebas diperoleh cu seperti yang ditunjukkan pada Gam
2
bar C7. 1 . Modulus elastis tanah rata-rata E = 20000 kN/m pada selu
ruh kedalaman lapisan lempung. Hitung dimensi fondasi yang aman
terhadap kapasitas dukung dan penurunan.
Penyelesaian:
Lq a
2 Kedalaman (m)
C0 (kN/m )
0
70 1,5 m
60
80
70
mv = 0 ,0001 m
2
/kN
4,5 m
(a)
mv = 0 , 0 0 01 2 m 2 /kN
7,5 m
2 1 90
mv = 0,0003 m /kN
---77T 200 1 0 ,5 m
�-�---�-�· --------�--
r-:;ry
L.apisan kerikil berpasir sangat padat
Pusat berat luasan fondasi
dibuat pada resultan beban (IP)
(b)
Gambar C7. 1 .
398 BAB VII - Fondasi Te!apak Gabungan dan Fondasi Telapak Kanti!
ever
2
Cu = Y4 (70 + 60 + 80 + 70) = 70 kN/m .
Dihitung D/B = 1 ,5/2,6 = 0,5 8. Dari Gambar 3. 1 0 ,
diperoleh
N, = 7,2 (untuk fondasi bujur sangkar).
Untuk fondasi memanj ang ukuran 2,6 m x 6, 14 m yang akan
dipakai :
N, (
= 0,84 + 0,1 6 X X (
Ne = 0,84 + 0,1 6 X X 7,2 =
6,53
F
2400 = 1 50 kN/m �)
(dengan qn =
1
6,14 X 2,6
Jadi, dimensi fondasi memenuhi syarat keamanan terhadap
keruntuhan akibat kapasitas dukung dengan faktor aman F = 3 .
2,6 X 6,14 82
qn = q - Dt Y = 1 82 - ( 1 ,5 X 2
20) = 1 52 kN/m
399
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Janbu dkk.
( 1 956).
q ,t B
5- =
1
E
[5 2 X
Si = 0,85 X 0,9 = 0,0 1 5 m = 1 5 mm
X 20000
Dengan menerapkan koreksi penurunan segera bila fondasi
kaku (Persamaan (4.16b), maka penurunan segera terkoreksi Si
= (0,93)( 1 5 ) = 14
mm.
L'laz = L'lp =
(B + z )(L +
z)
Dengan qn = 1 52 kN/m2 , z = j arak dari dasar fondasi ke
tengah tengah lapisan yang ditinj au, L = panj ang fondasi = 6,
1 4 m dan B = le bar fondasi = 2.6 m. Hitungan penurunan
konsolidasi (Se) dilakukan pada Tabel C7.1, dengan Scroed1 = m,
.dpll.
Koreksi penurunan konsolidasi dengan A = 0,9 dan HIB =
9/2,6
= 3,36
Dari Gambar 4.24, dengan cara interpol asi antara fondasi
lingkaran dan fondasi memanj ang, diperoleh secara
pendekatan
400 BAB VII - Fondasi Telapak Gabungan dan Fondasi Telapak Kantilever
B = o,92 .
Lapisan
(m)
1 ,5 - 4,5
4,5 -7,5
7,5 -10,5 7,5 1 7.6 3 0,00003 0,00 1 6
Jumlah = 0,0356 m
Penyelesaian:
(a) Hitungan dimensifondasi dan kapasitas
dukung
Didasarkan pada kondisi tanah pasir, dicoba kedalaman fondasi
1 ,5 m. Pada kedalaman ini, rata-rata nilai N = 3 5 .
Diperkirakan
lebar fondasi terbesar B kira-kira 3 ,5 m . Nilai N yang dipakai
dalam hitungan kapasitas dukung ijin adalah N dari dasar fondasi
sampai kedalaman B (Terzaghi dan Peck, 1 948). Karena itu,
dipakai nilai N dari kedalamaan 1 ,5 - 5 m, yaitu N 3 5 . Dari =
1 500
R I = [ 6+(0,5x 2,25) - 0,4] kN.
= 1 682
dengan RI adalah reaksi gaya pada pusat dasar fondasi
kolom PI
Tekanan sentuh pada dasar fondasi kolom PI .
RI 1 682
ql 2
2 = 332 kN/m
=
2 =
BI '
2 25
Untuk N = 35, B I = 2,25 m dari Gambar 3.29, diperoleh
qa = 3 80 kN/m2 > q1 =
2
3 32 kN/m (OK!)
N -SPT
I q �
= 3,30 m
--- ·-
81I I
I 82
c1
I
Gambar C7.2 Rencana ukuran fondasi pada pemisalan awal (B1= 2,25 m, B2
= 3,30 m, D1 = 1,5 m) .
(a. 2) Fondasi kolom P2
Reaksi gaya di pusat kolom P2 , yaitu R2 :
Analisis dan Perancangan Fondasi -
I
403
=
_!_ [(6 X 4000) - (0,5 X 2,25 - 0,4) 1 500] = 3 8 1 8 kN
6 -
Lapisan
(m)
1,5 � 5,0
5,0 - 1 3
Tabel C7.2b lla, di bawah pusat fondasi kolom P1 oleh pengaruh beban P2
(B2 = 3,30 m, qn2 = 352,7 kN/m2)
406 BAB VII - Fondasi Telapak Gabungan dan Fondasi Telapak Kantilever
Penurunan total fondasi kolom Pi :
LSj = 0,013 + 0,037 = 0,05 m
Penurunan total fondasi kolom Pi adalah sama dengan
penurunan segeranya = 0,05 m = 50 mm > 40 mm (tidak memenuhi).
Tabel C7.3a �crz di bawah pusat fondasi kolom P2 oleh pengaruh beban P1
(B I = 2,25 m, qni 334,7 kN/m2)
=
Lapisan X x/B1
(m)
( m)
1 ,5 - 5,0 5,275 2,34 1 ,75 0,77
5,0 -13 5,275 2,34 7,50 3,33
Tabel C7.3b �crz di bawah pusat fondasi kolom P 2 oleh pengaruh beban P 2
(Bz = 3,30 m, qnz = 352,7 kN/m2)
Lapisan
(m)
1 ,5 - 5,0
5,0 - 1 3
1 ,5 - 5,0
5,0 - 1 3
rri.emenuhi)
Penurunan maksimum fondasi telapak pada pasir menurut
Tabel 4.9 adalah 40 mm. Jadi, dimensi fondasi yang dirancang
belum memenuhi syarat. Karena itu, tekanan pada dasar
fondasi harus diperkecil dengan cara menambah lebar fondasi.
Hitungan dengan cara yang sama seperti di atas, namun dengan
menambah lebar fondasi harus di1akukan, sampai penunman
mak
simum dan beda penurunan (8/L) (dengan 8 = selisih penurunan antara
2 fondasi dan L = jarak pusat ke pusat 2 fondasi) harus lebih kec il dari
yang disyaratkan.
408 BAB VII - Fondasi Telapak Gabungan dan Fondasi Telapak Kanti!
ever
Rencanakan dimensi dan tulangan fondasi tersebut.
0,30 m
Gambar C7.3 Fondasi gab•1ngan segiempat.
Penyelesaian:
Letak resultan beban kolom terhadap P1 adalah:
'i.M = 600 X 0, 1 5 + 1 000 X 4,65 = 1 600r
r = 2,96 m (sebelah kanan dari P1 )
Agar resultan beban kolom berimpit dengan pusat berat luasan
fondasi, maka panjang fondasi (L) yang diperlukan adalah 2 x 2,96 =
5,92 m dibulatkan menj adi L = 6 m
Berat volume tanah di atas fondasi, dan3 pelat fondasinya
dianggap sama dulu, yaitu y = 20 kN/m
.
2
Tekanan fondasi ke tanah ijin neto qn = 1 30 - (20 x 1 ,5) = 1 00 kN/m
Luas fondasi yang diperlukan = jumlah beban mati dan hidup di
kedua
kolom dibagi luas pelat fondasi:
A = (300 + 550 + 300 + 450)/ 1 00 = 1 6 m2
Karena panj ang fondasi L = 6 m (hasil hitungan di atas) ,
maka lebar fondasi B 1 6/6 = 2,67 m, diambil B =
=
2,70 m
Pul
Pu2
==
masing-masing kolom adala� :
1 ,2 X 300 + 1 ,6
1 ,2 X 550 + 1 ,6
X
X
300
450
== 840
1 3 80 kN
kN
Dicoba dengan tebal fondasi
3 awal 700 mm = 0, 70 3m.
Berat volume beton 23 kN/m dan tanah di atasnya 1 6,5 kN/m .
=
Reaksi tekanan tanah tekanan akibat beban kolom-kolom + pelat
6,5
=
beton + tanah di atas pelat = ( 840 + 1 3 80)/(2,7 x 6) + (23 x 0,7 + 1
=
q = 1 66,4 x B 1 66,4 x 2,7 449,3 kN/m
=
Skema beban dan diagram bidang momen untuk model fondasi
gabungan diperlihatkan dalam Gambar C7.4.
m
=
= lebar kolom + (0,5d)2 = 300 600 = 900 mm = 0,9
bo 4b,
Gaya geser total terfaktor yang hekerj a pada penampang kritis
:
dan
!.
. .J20x(900x4)x600 3 . 2 19.938
= N
3219938}0 3219,94
3
(4R
Diambil nilai terkecil dari keduanya = N= kN
1,
Kuat geser beton maksimum Vc mak = d
Untuk fondasi buj ursangkar f3c = sehingga tahanan
geser maksimum,
3219,94
Vc = = X X X =
0,75 3219
, 94 2414,95 1227
geser beton minimum saja adalah :
< ! J V';, = <!J Vc = X = kN > Vu = kN
(OK!)
0,56
= (Yz X ( Yz X =
lI I
!I I
I
-·�-·-----
-- "
I I I I I
r----------t------ · ·-------· ·- -- - ------r �------�1
I I
I I I I
I I 1
I (a) I
I I I
I I
I I
I
1 ' 1 0 1 3 ,9
_
:
1
67,2
-- 7 2 1 ,4
1 27,66
(b)
Gambar C7.4 (a) Sketsa pembebanan untuk
penulangan. (b) Diagram gaya !intang dan
momen.
412 BAB VII - Fondasi Te/apak Gabungan dan Fondasi Telapak
Kantilever
Kuat geser pelat fondasi dengan hanya memperhitungkan kuat
geser beton minimum:
� Vn = � Vc = 0,75 X 1 207,48 = 905,608 kN > Vu = 2 1 0 kN
(OK ! )
Cek berat tanah dan fondasi yang
3 diasumsi kan di atas dengan
berat volume tanah 1 6,5 kN/m
= (23 X 0 ,7 )bcton
2
+( 1 6,5 X 0,8)tanah
= 29,3 kN/m :::: 1,5 x 20 30 kN/m2 (OK! )
=
(-
2
]
X (
0,85 X 20 X [ 000 + (0.85 20 1000 600 )
X X X a -
295,9 X 1 0
0,80
6
J =0
• � 300
Rasio penulangan (p) :
p= �
2 1 20 == 0,003 53 > 0,002 (OK ! )
b.d 1 000 600 X
(--
,l-
-- .0,85.fc 'h )a " + (0,85.fc 'h.d )a -
\
(
9
�� = 0
1 6,34
s
n = 1 2 00
2
. .
= 2,4. Dtambtl 3 tulangan D25
I n x
4
25
dan j arak antar tulangan
adalah:
s = 1 000 I 3 = 333 mm diambil 300 mm
c u
6,401
c
'
Sehinggaj; diambil sebesar.fv = 300 MPa:
0,85 .fc ' .a.b 0,85 x 20 x
A =
3,9 1 000 =
== 789,988 mm2
x
s f, 300
n
=
1200 = 5,9. Diambi1 6 buah tulangan D 1 6
_L4
r c x l 62
dan jarak antar tulangan adalah :
s = 1 000/6 = 1 67 mm diambi1 1 50 mm
9016 14025 14 016
1 ,5 m 1 ,575 m
- 9025
. . . . . . .. • • • •
1 30 1 6
(Disebarkan merata pada daerah ini)
------ o :- -� ________,
(9025) (1 2025) (1 4025)
- --
DASI RAKIT
8.1 PENDAHULUAN
8. 2 . 1 Ka pasitas Dukung
(a) Fondasi rakit pada tanah Pasir
Karena area fondasi raki t yang sangat l uas di bandingkan
dengan fondasi tcl apak. untuk fondasi rak it yang terletak pada
tanah pasir, faktor aman terhadap keruntuhan kapasi tas dukung
selalu besar. Dcngan bcrtambahnya l ebar rak it atau bertambahnya
kerapatan relatif tanah . maka kapasitas dukung bertambah dengan
cepat. Oleh karena itu. untuk fondasi rak i t yang terl etak pada
tanah pas i r, kemungki n an terjadinya keruntuhan terhadap kapasi tas
dukung sangat kec i l .
Pada Gamb ar 3.29 dapat d il i h at, bahwa k urva kapasitas du
kung ij in pada penurunan I " , umumnya, tak tcrgantung dari lebar
fon dasi ( B) asa lkan lcbar fondasi lebih bcsar dari 6,5 m. Dengan
dasar
i n i , Peck et aL ( 1 95 3 ) menyarankan persamaan kapasitas dukung ij in
(qa) untuk fondas i raki t yang lebar, sebagai berikut:
N-3
q (8. 1 )
"
dengan N adalah j umlah pukulan per 3 0 c m dalam uj i SPT.
N i l a i q" yang diperolch pada Persamaan (8. 1 ) dapat sedikit d
itambah b i l a terdapat lapi san batu kurang dari 0,5 l ebar
fondasi rakit. Scbal i knya, n il a i C f a harus dibagi 2 j i ka muka a i r
tanah pada dasar fondasi atau l cb i h bawah dari dasar fondasi
atau l cb i h t inggi l agi. Untuk muka air tanah yang terletak diantara
dasar fondasi dan j arak B dari dasarnya, maka dapat dilakukan
reduk si q" antara 0 sampai 50%.
mcng
akibatkan keruntuhan tanah tidak bergantung pada lcbar fondasi rakit.
Pada penambahan kedalaman, kapasitas dukung ultimit bertambah
oleh akibat beban terbagi rata (Po D1y) . Untuk mcngurangi
=-
tckanan
akibat berat bangunan pada tanah, lcbar fondasi harus ditambah .
Karena penambahan lebar fondasi tidak memungkinkan ak ibat
terbatasnya luas tanah untuk bangunan. maka hila fondasi rakit
terletak pada lempung lunak, untuk mcngurangi tckanan tanah yang
besar, fondasi harus diperdal am. Untuk ini dapat dipakai jenis jimdasi
apung (floatingj(nmdation) .
8.2.2 Penuruna n
Walaupun hal-hal yang mcmpcngaruhi kcamanan fondasi raki t
dan fondasi telapak sama, tctapi karakter penurunan kedua
fondasi berbeda. Perbedaannya dilihatkan olch Peck d al. ( 1
974) dalam G a m b a r 8. 1 . Zona tanah tertekan oleh fondasi rakit
yang mcngal ami penurunan berkembang lebih dalam, sehingga
lebih besar daripada fondasi telapak. Bentuk permukaan pcn
urunan fondasi ra kit hila tanahnya kohesif homogcn akan
bcrupa cekungan dcngan ni lai
_ __.... -------
Tekanan
(a) (b)
Gambar 8.1 Perbedaan distribusi tekanan antara fondasi telapak dan fondasi
rakit pada tanah di bawahnya (Peck et al, 1 974).
(a) Sekclompok fondasi tclapak.
(b) Fondasi rakit.
- - - - - -o- - - - - - - -
bertambah, maka hams selalu diketahui apakah besar
penumnan masih dalam batas toleransi.
R u a n g
bawah tanah
'
.
�
'
' .
�
.
- - / Lensa pasir
tidak padat
\
j
•
Zona
mampat
\\
/
..... .. _ _ _ _ _ _ _ _ _ .... . . .
8.3. PERANCANGAN
q = L.P
A
± L.Pey y ± L.Pexx
IX Iy
(8.2)
dengan,
= (
L.P
q BL l
±
6eL ± 6e8
L B J
(8.3)
dengan,
L panj ang rakit
B
e8, eL = lebar rakit
eksentrisitas resultan beban arah B dan L
--- - -- - .. _ _ 1
'-
-Fondasi rakit beton bertulang
(b ) Perkuatan fondasi dengan fondasi rangka kaku
Gambar 8.4 Struktur pengaku pada fondasi rakit (Peck et al., 1 974).
m.a. - m. a. t �
- - - -c
+ � �)
penurunan
�
Keleb ihan
Penguran g an
tekana n
Gambar 8.5 Tiga cara untuk merancang fondasi rakit pada tanah lunak
(a) Struktur sangat kaku dapat memberikan penurunan yang seragam
(b) Struktur fleksibel dengan defleksi yang besar tanpa mengalami kerusakan
(c) Struktur fleksibel, terjadi penurunan seragam oleh variasi kedalaman
ruang bawah tanah (Terzaghi et al., 1 996).
(a)
Tanah urug
Tanah urug
(c) Lantai �
Penutup
· . · · a·. · .: ·= ·. · .· · · · . · · ·a. ·
.: ·= .· · · · .· · · ·; .· · ·; .· · · ·
kedap a1r •
• •
•
• Pipa drainase
membran
selama pelaksanaan
Fondasi Telapak
Gambar 8.7 Detail fondasi telapak pada tanah pasir bila ruang bawah tanah
terletak di bawah muka air tanah (Terzaghi et al., 1 996).
Contoh soal 8. 1:
Bangunan bertingkat dirancang dengan menggunakan
fondasi rakit ukuran 20 m x 20 m. Tekanan pada dasar fondasi
bangunan total
1 1 0 kN/m2 . Dasar fondasi pada kedalaman 3 m, dan tanah di
bawah
fondasi berupa lempung tidak homogen setebal 28,5 m yang terletak
pada lapisan pasir berkerikil sangat padat (Gambar C8.1). Variasi
koefisien perubahan volume mv tanah lempung menurut kedalaman
nya diperlihatkan pada Tabel C8.3 1 . Sudut gesek dalam <pu = 0 dan
berat volume jenuh 20 kN/m , pada seluruh kedalaman tanah
lempung.
Analisis dan Perancangan Fondasi - I
433
Tabel C8.1 Variasi mv menurut keda1aman
0 - 4,5
4,5 - 1 0,5
10,5 - 1 6,5
1 6,5 - 22,5
22,5 -2 8,5 0,0000 1
Modulus
2 elastis untuk kedalaman 3 - 4,5 m adalah E =
4000 kN/m , sedang modulus elastis rata-rata pada kedalaman 4,5 -
28,5 m adalah E = 1 0000 kN/m 2 • Koefisien konsolidasi tanah
2
lempung rata rata Cv = 1 8,25 m /tahun, dan koefisien tekanan pori A
= 0,8. Muka air
tanah pada kedalaman 3 m. Selidiki apakah kedalaman dan luas
bangunan tersebut memenuhi syarat faktor aman terhadap kapasitas
dukung dan penurunan toleransi.
Penyelesaian:
(a) Hitungan kapasitas dukung
Tekanan fondasi neto: qn = 1 1 0 - (3 x 20) = 50 kN/m2 .
4,5
130
1 0,5
Lempung jenuh : 3 110
<Jlc = 0; y,, = 20 kN/m 130 Kedalaman
2
Cv = 1 8, 2 m /tahu n 110
1 6 ,5
100
1 20
22 ,5
130
120
100
1 40 2 8,5
Gambar CS. I .
= 50 x 20
S; 0,5 x 0,97 x = 0,049 m
1 0000
Penurunan lempung setehal H1 = 4,5 - 3 = 1 ,5 m, hila 2
dianggap lapisan mempunyai modulus elastis E = 1 0000 kN/m ;
LIB = 1 ; H/B = 1 ,5/20 = 0,08 ; DjB
3/20 = 0, 1 5 =
Dari Gambar 4.16 diperoleh !li = 0,08 dan llo = 0,97
= 50 x 20
S; 0,08 x 0,97 x = 0,0078 m
1 0000
Penurunan lapisan lempung sesungguhnya (dari kedalaman 4,5 -
2
28,5 m) dengan E = 1 0000 kN/m
S; = Sil - Si2 = 0,049 - 0,0078 = 0,04 1
m
Dengan memperhatikan koreksi kekakuan fondasi yang diamhil
50 20 2
x - 46 5
2 kN/m2
(20 + 0,75)
'
(c) S, = mJ{L1o:, = 0,0002 x 1,5 x 46,5 = 0,0 14 m
Tabel C8.2 Hitungan penurunan konso1idasi
Lapisan Keda1aman z
.do;,
(m) (m) (m ) (m) 0,0002 0,0 1 4
3,0 - 4,5 3,75 0,75 46,5 1 ,5
4,5 - 1 0,5 33,3 6 0,000 1 0,020
7,5
10,5 - 16,5 1 3,5 10,5 2 1 ,5 0,00005 0,0065
6 0,00002 0,00 1 8
1 6,5 - 22,5 1 9,5 16,5 1 5,0
6
22,5 -2 8,5 25,5 22,5 11,0 6 0,0000 1 0,0006
Se = 0,043 m
Penurunan konsolidasi:
S,raed) = 0,0 14 + 0,02 + 0,0065 + 0,0018+ 0,0006 = 0,043 m
Koreksi penurunan hila koefisien tekanan pori A = 0,8 untuk
fondasi bujur sangkar, dapat dilakukan sebagai berikut:
Analisis dan Perancangan Fondasi - I
437
Diameter ekivalen fondasi bujur sangkar bila dianggap
sebagai
fondasi lingkaran:
2 11
� rrD = B2 , diperoleh D = 20 (4/n) 2 = 22,56 m
H /B = 22,5/22,56 = 1,13 ; A = 0,8
Dari Gambar 4.24, diperoleh 13 = 0,83 .
Maka, penurunan konsolidasi terkoreksi:
Se = 13 X Sc(oed) = 0,83 X 0,043 = 0,036 m = 36 mm
Penurunan lapisan pasir sangat padat di bawah lapisan lempung
dapat diabaikan karena sangat kecil.
(b. 3) Penurunan akhir total
Penurunan akhir total adalah jumlah dari penurunan segera
dan penurunan konsolidasi, maka:
S = S/ + Se = 33 + 36 = 69 mm
Bila diinginkan untuk mengetahui kecepatan penurunannya,
dilakukan cara sebagai berikut :
Dasar fondasi dianggap tidak kedap air, sehingga drainase
terj adi pada arah atas dan bawah, atau drainase dobel, jadi:
H1 = H/2 = 25 ,5/2 = 1 2,75 m
Untuk U = 90 %, waktu penurunan konsolidasi yang dibu
tuhkan:
HI 1 , 0,848
t = 2 TV = 2 7 52 X = 7 5 tahun
'
CV 1 8,25
--
D I ND I N G PE NAHAN TANAH
9.1 PENDAHULUAN
( 1 ) Dinding gravitasi
(2) Dinding semi gravitasi
(3) Dinding kantilever
(4) Dinding counte�fort
(5) Dinding krib
(6) Dinding tanah bertulang (reinforced earth wall).
Tulangan
I
. I
D1ndmg penah<y>
Dinding penallan
I Dinding penaha r1./
/ 11/
I
I
I
I 1 � /
I I
, 1 't,__Bidang longsor
/
,.. "' ..B.(_ id ;mg longsor
2,2
2, 0 _ __ L_L _ _
1, 8
1 ,6
- --
l_ _
� 1 ,4
-
�I.
c
Q)
ii 1 ,2
"'
Q)
0
� 1, 0
0 ,8
0,6
•
Akt1f
0,2 _ __ _
Ka minimum (longgar)
0,004 0,006
0,0
-0,0002 0,002
Rasio Y/H
Teganga n pada
kedudukan pasif
(b)
(i) (ii)
Gambar 9.3 Tekanan tanah lateral dan lingkaran Mohr yang mewakili
kedudukan tegangan di dalam tanah.
(a) Tegangan-tegangan pada kedudukan Rankine
(b) Orientasi garis-garis keruntuhan teori Rankine pada:
(i) Kedudukan aktif. (ii) Kedudukan pasif.
446 BAB IX - Dinding Penahan
Tanah
Jadi untuk tekanan vertikal tertentu, tekanan tanah lateral hanya
akan terdapat diantara dua nilai batas Ka crv dan K crv. Kedudukan
P
tegangan pada batas-batas nilai tersebut disebut tegangan pada kedu
dukan Rankine (Rankine state). Kemiringan bidang-bidang kegagal
an di dalam tanah pada ke dua kedudukan batas tersebut
diperlihatkan pada Gambar 9.3b.
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
(a) Rotasi ujung ba wah (b) Rotasi ujung a las (c) Melengkung di tenga h
Koefisien K
dengan,
sd tegangan gcser yang terjadi pada dinding belakang
rj =
c, , adhesi antara tanah dan dinding belakang
8 sudut gcsek antara tanah dan dinding
0 komponen tegangan normal, yaitu tekanan tanah lateral
yang arahnya tegak lurus pennukaan dinding.
Dalam perancangan dinding penahan tanah, gesekan antara din
Jing belakang dan tanah, sebaiknya diperhitungkan sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
Pa = Ka z (9.8)
y dengan,
Ka = =
tg 2 (45 -
lP)
1+ Slll lp 2
Tekanan tanah aktif total (Pa) untuk dinding penahan tanah setinggi
H dinyatakan oleh persamaan:
Pa = 0,5 H2 y Ka
(9.9)
dengan titik tangkap gaya pada H/3 dari dasar dinding penahan.
(b) Permukaan tanah urug miring
Ditinj au untuk kasus tanah urug tidak berkohesi (c = 0)
yang permukaannya miring di belakang dinding penahan tanah,
dengan permukaan dinding belakang licin (Gambar 9.5b).
Tegangan lateral bekerj a pada bidang vertikal dari elemen tanah
(bidang yang paralel dengan bagian permukaan dinding belakang)
akan sejajar dengan permukaan tanah urug.
HyKa
(c)
(9. 1 0)
Karena sudut yang dibentuk antara cr dan p adalah p
(lihat Gambar 9.5c sebelah kanan), maka garis dari titik 0
bersudut p terhadap absis akan memotong lingkaran Mohr pada
titik-titik A dan
C. Garis OA menyatakan resultan tegangan p dan garis OC
menyata
kan resultan tegangan cr. Gambar 9.5c memperlihatkan OA = p dan
OC = cr, sedang cr1 dan cr3 merupakan titik-titik potong
lingkaran
Mohr dengan sumbu-x. Bila digambarkan DB tegak lurus A C,
maka
Analisis dan Perancangan Fondasi - I
453
cr l +
OB OD cos f J = cos /J
cr3
2
Karena (a1 :- a3.) =; (a1 + a3 ) sin q>, dari Persamaan (9.1 0),
dapat diperoleh:
2 (9. 1 1 )
AB = BC =a1 + a3 q > - sin
2 p
Tegangan a = OB + BC
.
(9. 1
2 2
Tegangan p = OB - AB 2)
(9. 1 3 )
2
-p cos q>
atau = K =
cr cos p + 2 q>
p - cos
(9. 1 4)
atau Pa =
Ka Y Z (9. 1 5 1:>
)
Dalam persamaan tersebut,
Ka = COS B cos � - 2 � - cos 2
(9. 1 5c)
<p
cos � + � - cos 2
<p
dengan,
� sudut kemiringan pem1Ukaan tanah urug terhadap hori
sontal
sudut gesek dalam tanah
6)
dengan arah garis kerja tekanan yang sejajar permukaan tanah
urug dan bekerja pada ketinggian H/3 dari dasar dinding penahan.
Bila � = 0 (untuk permukaan tanah horisontal), Persamaan
(9. 1 5c) menj adi:
Ka = 1 - sin <p
1 + sin <p'
Persamaan ini sama dengan Persamaan (9.3).
f3 cp
cos f3 - 2 f3 cos 2
-
cp
Titik tangkap gaya tekanan tanah pasif terletak pada H/3 dari
dasar dinding penahan dan arahnya sejaj ar dengan permukaan tanah
urug.
Pada Persamaan (9. 1 8) bila tanah urug horisontal (� = 0),
p (0)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
p(")
34
0
5
10 4,7437
15
20
30
35
40
- Pada kedalaman z = 0:
Tekanan aktif efektif terhadap dinding pa = Kat q
Pada kedalaman z = h�, karena tanah tidak terendam air, tekanan ver
tikal total sama dengan tekanan vertikal efektif, atau:
O"v = crv' = (q + Yl h t )
Tekanan tanah aktif pada bagian dinding setinggi h1 adalah
Pa = Pa' = Ka l av' = Ka l (q + Yt h i )
- Pada kedalaman z = h1 + h2 = H, karena tanah setebal h2 terendam
air, maka pada bagian ini dipakai berat volume efektif (y2 '):
av' = (q + Y1 h1 + Y2 ' h2)
Tanah 1 (pasir 1) 1-
if1 , Y1 , Ka1 > Ka2 h
1
G1 = Q
Aktif m.a.t
H
- ,
'
Tanah 2 (pasir 2) 1
Pa3
::.'t ,,, t
(a)
Gambar 9.6 Diagram tekanan tanah aktif Rankine (Ka1 > Ka2).
- Tekanan tanah aktif pada bagian dinding setinggi h 1
adalah
Pa' = Ka2. crv = Kal(q + Y 1h 1 + Y2' h2)
- Tekanan lateral akibat tekanan air setebal h2 atau pada z = H:
U = Ywh2
Tekanan tanah aktif total pada dinding penahan dengan tinggi H, ada
lah sama dengan luas diagram yang dintunj ukkan pada Gambar
9.6b, yaitu:
atau,
Pa = qh1 Ka1 +'li Y1h1 2Kat+ qh2Ka2 + Y1h1h2Ka2 + Y2 Y2 'hlKa2+ 'liywh/
Perhatikan bahwa tekanan tanah lateral (tinggi = h 1)
terhadap
bagian dinding di bawahnya (yaitu bagian lapisan 2) adalah
sama
dengan bila tekanan tanah setebal h1 dianggap sebagai beban terbagi
rata yang menekan pada bagian dinding bawahnya. Bila tanah lapisan
1 dianggap sebagai beban terbagi rata terhadap dinding di bagian la
pisan 2 :
q' = h 1Y1
atau
1 Tanah 1 (pasir 1 ) -T
p1 > 1 I ��· =y� . K Kp2
Pasif
: m.a.t
I
H
Tanah 2 (pasir 2)
1
p <!'2, Y2 · K 2 h2
l
I
c2 = 0
I
(a) (b)
Gambar 9.7 Diagram tekanan tanah pasif Rankine (Kp 1 > Kp2) .
maka
Dalam persamaan tersebut, terlihat bahwa terdapat kemung
kinan Pa negatif, yang berarti ada gaya tarik yang bekerja pada
tanah. Pada bagian tanah yang menderita gaya tarik tersebut, tanah
menj adi retak-retak. Retakan bila terisi oleh air hujan selain
mengurangi kohesi juga mengakibatkan tambahan tekanan tanah
lateral akibat tekanan hidrostatis.
Kedalaman kritis h, yang menyatakan kedalaman tanah yang
retak, terj adi saat Pa = 0. Dari Persamaan (9. 19), dapat diperol eh:
2c
he = yfi(; (9.20)
-YKP
(9.22b)
Di permukaan tanah,
pP = 2dK"
Besamya gaya-gaya tekanan tanah aktif dan pasif pada
dinding penahan tanah dengan tanah urug yang kohesif,
dinyatakan oleh
persamaan-persamaan sebagai berikut:
1) Tekanan tanah aktiftotal:
Pa = 0,5 yH2 Ka - 2cH -Y K, (9.23 )
2) Tekanan tanah pasiftotal:
H Tanah: c, 'll
HyKa - 2c-/Ka
a) Diagram tekanan tanah aktif
Pasif
Tanah: c, 'll
H
H/2
b) Diagram tekanan tanah pasif
Gambar 9.8 Diagram tekanan aktif dan pasif pada tanah kohesif (c > 0
dan <p > 0).
2
=
2
2 sm a
.
sm(
Tekanan aktif total Pa ditentukan dari poligon gaya pada Gambar
9.10b.
w
sin(i - tp) sin( l 80° - a - i + t p + 5)
atau
2 sin a
(·
sm(a + 1 ). sin(a
.
sm(z
.
-
+ fJ) )
fJ)
.
sm( l 80
sin(i - tp)
.
- a - z +tp+
(9 28)
.
J)
Derivatif dari Persamaan (9.28), dPa
di = 0
akan diperoleh nilai maksimum gaya Pa terhadap dinding, yaitu:
2 2
Pa= yH
2 ( sin (a + tp)
2
(9 . 29)
sm a sm(a - J 1 +
. 2 . sin(a
sin(tp-+J)J) sin( a +- fJ)
sin(tp fJ) J
Analisis dan Perancangan Fondasi -I
463
Jika f3 = 8 = 0 dan a = 90° ( dinding vertikal, licin dengan tanah urug
horisontal, maka Persamaan (9.29) akan berbentuk:
2 2
yH (1 - sin <p) yH (9 .30)
(a! (b)
Gambar 9.10 (a) Kondisi saat longsor (b) Segi tiga gaya.
p rH2 (9.3 1 )
a=
K a
2
dengan,
.2
Sil l a ill
S
.
+
3) -
sin( <p + 6) sin( < p - / (9.32)
Dengan cara yang sama, tekanan tanah pasif dapat pula ditentukan.
Menurut Gambar 9. l l a,
W= --
rH2 .
2
. sin( a +
Sill( a + z)
sin(i - /3)
(9.33)
dan dari segi tiga gaya Gambar 9.l l b,
p w
+ (b) Poligon
sin(l 80 ° - i - < p - 8 - a) gaya untuk
=
p
hitungan
tekanan
pasif.
(a) (b)
465
dP
Dengan mengambil nilai minimum dari =0
diperoleh,
(9.35a)
. . sin(<p + 5)
-
yH l + sin q> yH 2
2 2
pP = - = tg (45+ q > / (9.3 5b)
2)
2 1 - sin q> 2
2
sin (a -
(
Kp = <p) (9.36)
J
. 2 sin( <p + 5) sin( <p + J3)
sm a sin(a + 5) sin(a + J3)
(a + 5) 1 -
.
sm
dengan,
a sudut kemiringan dinding penahan tanah terhadap garis
horizontal (deraj at)
8 sudut gesek antara dinding dan tanah (derajat)
f3 sudut kemiringan permukaan tanah urug (derajat)
sudut gesek dalam tanah (derajat)
Untuk dinding penahan tanah seperti pada Gambar 9.12a, gaya
tekanan tanah aktif total pada dinding dengan tinggi H,
dinyatakan oleh persamaan:
0 0,354
16 0,3 1 1
17 0,309
20 0,306
22 0,304
a = 90 ° ; =-5o
8
( 0) 26
0 0,3 7 1
16 0,328
17 0,327
20 0,324
22 0,322
a = 90° ; =0o
8
n
0 0,390
16 0,349
17 0,348
20 0,345
22 0,343
a = 90° ; = +5 o
8
(0 ) 34 26
0 0,4 1 4
16 0,373
17 0,372
20 0,370
22 0,369
468 BAB IX - Dinding Penahan Tanah
Tabel 9.5a (lanjutan)
a = 90° ; = +1 0 o
8 q> (0)
(") 2
0 0,443
16 0,404
17 0,404
20 0,402
22 0,40 1
a = 90" ; = +1 5 o
8
( )
" 34
0 0,482
16 0.447
17 0,447
20 0,446
22 0,446
0 2,223
16 3 ,367
17 3.469
20 3 ,806
22 4,064
8
n
0 3,537 2,561
1 65,775 4, 19 5
17 4,346
20 4,857
22 5,253
a = 90" ; = +5 •
8
(0)
0 2,943
16 5,250
17
20 6,249
22 6,864
8
n
0 3,385
16 6,652
17 6,992
20 8, 1 86
22 9 , 1 64
a = 90" ; = +1 5 "
8
n 34
0 3,9 1 3
16 8,61 1
17 9,139
20 1 1 ,049
22 1 2 ,676
=
:'\
Tanah: 'P• c 0
H/2
H/3
qKa HrKa
Gambar 9.13 Diagram tekanan tanah aktif akibat beban terbagi rata q
untuk teori Rankine.
P 3x 2 z
2 2 s1 (9.4 1 a)
2J[ ( x + 2 )
x
2
Substitusi x = mH,
nH dan crx
z = = crh , diperoleh
3P 2
m n (9.4 l b)
crh -
- rr. 2 2 2
2 H (m + n )
512
Dari penelitian Gerber ( 1 929) dan Spangler ( 1 938), persamaan
tersebut mendekati kenyataan bila diubah menjadi,
2n 2
l,77P
ah = ry . m ry)3 untuk m > 0,4 (9.42a)
H - (m 2 + n -
-
(9.42b)
ah =
trH(m 2 n2 ) 2
+
(9.43) Dari pengamatan Terzaghi ( 1 954), nilai-nilai yang
diperoleh lebih
472 BAB IX - Dinding Penahan
Tanah
mendekati kenyataan hila Persamaan (9.43), dimodifikasi menjadi:
4q
2
m n untuk m > 0,4
a- h =- (9.44a)
J[H (m 2 + n2 )2
q 0,203n (9.44b)
a- h untuk m ::::; 0,4
H (0,1 6 + 2n 2)
-
=
(a) Beban titik (a) Beban garis (a) Beban terbagi rata
Gambar 9.14Tekanan tanah pada dinding akibat beban, beban titik beban
garis dan beban terbagi rata memanjang.
+
H H P; " 0,5y (AB)'K,
Oiabaikan pada A
cara Coulomb
(J = r1 untuk cara Rankine
0 = li disepan)ang AB untuk cara Coulomb
ii disepanjang AB : p-:8stp
9. 4. 2. 1 Tekanan Tanah
Aktif
Analisis keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada baj i
tanah yang akan longsor dilakukan dengan memutar segitiga gaya
searah putaran jarum j am sebesar (90 - <p) (Gambar 9.1 6). Pada
kondisi ini vektor yang menyatakan berat baj i tanah yang akan
longsor W, menjadi sejajar garis A C. Reaksi R akan sej aj ar garis
longsor ACn dan vektor Pa akan sej ajar AD. Jika berat baji-baj i
tanah yang akan longsor W�, W2, W3, • • dipasang dengan skala
•
seterusnya.
5) Hitung berat tiap-tiap baj i tersebut ( W,, W2 , W3 dan • • • • • • • •
sete
rusnya).
Garis posisi
fJ = a - 8
dengan
Analisis dan Perancangan Fondasi - I
477
garis AD, sehingga memotong garis-garis longsor anggapan
(garis-garis A C� , A C2, A C3 . . . . . ) .
8) Gambarkan kurva Culmann lewat titik-titik potong yang ditemu
kan dalam langkah (7).
9) Gambarkan sebuah garis yang menyinggung kurva Culmann,
yang sejaj ar dengan garis A C. Ditemukan sebuah titik singgung.
1 0) Gambarkan sebuah garis lewat titik singgung kurva Culmann
yang telah ditemukan dalam langkah (9) sejajar garis AD, se
hingga memotong garis A C. Panj ang garis ini (garis Pa) dikalikan
dengan skala gaya yang dipakai adalah gaya tekanan tanah aktif
total yang dihitung.
c. = c. X
BD C = c x
BC
Gambar 9.17Hitungan cara grafik Culmann untuk tekanan tanah aktif pada
tanah kohesif.
mini mum dari ordinat kurva Culmann dikalikan dengan skala gaya
yang dipakai adalah tekanan tanah pasif total tanah ke dinding
penahan.
(a) (b)
Gambar 9.18 Hitungan cara grafik Culmann untuk tekanan tanah pasif.
Tabel 9.6 Koefisien gesek (j) antara dasar fondasi dan tanah dasar (AREA,
1 958)
Jenis tanah dasar fo ndasi f = tg r5
Tanah granuler kasar tak mengandung l anau atau 0,55
lempung 0,45
Tanah granuler kasar mengandung l anau 0,35
Tanah lanau tak berkohesi 0,60
Batu keras permukaan kasar
Rn = Wf
f = tg 6,
1},, = sudut gesek antara dasar fondasi
dan tanah
(a)
dengan,
IPa h 1 h + aIP vB
"IMw Wb 1
IMgt
"IMw momen yang melawan penggulingan (kN.m)
2.Mg1 momen yang mengakibatkan penggulingan (kN.m)
W berat tanah di atas pelat fondasi + berat sendiri din-
ding penahan (kN)
B lebar kaki dinding penahan (m)
IP h
'IPaav
jumlah gaya-gaya horizontal (kN)
jumlah gaya-gaya vertikal (kN)
Faktor aman terhadap penggulingan (Fg1) bergantung pada jenis
tanah, yaitu:
a. Persamaan Terzaghi
Kapasitas dukung ultimit (qu) untuk fondasi memanjang dinya
takan oleh persamaan:
qu cNc + DtrNq + 0,5 BrN (9.50)
=
r
dengan,
c = kohesi tanah (kN/m2)
Dr = kedalaman fondasi (m)
3
y = berat volume tanah (kN/m )
B = lebar fondasi dinding penahan tanah
(m)
N0 Nq dan Nr = faktor-faktor kapasitas dukung
Terzaghi
(Tabel 3.1)
Penggunaan persamaan Terzaghi untuk menghitung kapasitas
dukung tanah struktur dinding penahan tidak tepat, karena persamaan
Terzaghi hanya berlaku untuk fondasi yang dibebani secara
vertikal dan sentris, sedang resultan beban-beban pada dinding
penahan tanah
q
dengan q = tekanan akibat beban struktur. Umumnya, faktor aman (F)
terhadap keruntuhan tanah dasar minimum diambil sama dengan 3.
Tekanan stmktur pada tanah dasar fondasi dapat dihitung dari
persamaan-persamaan sebagai berikut:
1) Bila dipakai cara lebar efektif fondasi (asumsi Meyerhof) :
9. 7. 1 Bentuk Dinding
Penahan
E stimasi dimensi dinding gravitasi, dinding kanti lcver dan din
din g counter/iN"! bcrdasarkan pcngalaman diperli hatkan pad a Gambar
9.22. D i mensi-dimcnsi yang tercantum dalam gambar terscbut hanya
scbaga i pctunj uk awal untuk langkah pcrancangan .
D i nding grav it asi ( Ga m b a r 9 .2 2 a ) . Bcntuk dinding
pcnahan
02 m (mini mum )
H H
IHi8 - H/6
B 0.5 - 0 .7 H
=
8 = 0,4 - 0, 7
(a) Dinding gravitasi (b) Dmding kantilever
Kemiringan 1 50
,2 - 0,3 m
B = 0,4 0,7 H
D = H/ 1 4 - H/ 1 2
Minimum 0.2 m
P,, cos p
H,,l3
q,
Uraian arah vertikal dari P, yaitu P, sin
11 kadang-kadang diabaikan
V = W, + W, + P, sin p
=
V
H =
Wpas
=
balu +
P, pada bidang
Lebar dasar
Wtallah
AB
BC
a= �( 1 +
6e ) s:; kuat desak ij in bahan dinding
(9.53a)
B B
dengan,
V, H = komponen gaya vertikal dan horisontal
B = lebar bagian potongan yang ditinjau
e = eksentrisitas
(l ± B )
V 6e
q= (9.54a)
B
• Bila e > B/6
2V
(9. 54b)
Bila e :s:; B/6, maka tekanan dinding ke tanah yang terj adi
Tek a n a n tanah
p asi f sering
diabaikan
H,yKa
Ji k a e s B/6
qnvw. (b)
(c) Dinding
counterfort
Hitungan tekanan tanah u ntuk dinding coumcl {i)l'\ hampir : tnl< L
dengan dinding kantilever. Kedua bagian pclat t(mda s t yang di p : ,a h
k an oleh d i nd i ng vertikaL mcrupakan struk tur kanti le\ e r ( !
i h at Gambar 9.22). Perbedaan h i tu ngan terlctak pada bagian pcrm
u k aan dinding yang d ianggap bertumpu pada dinding rcnguat
(counter/nrt l. Pelat fondasi bagian bel akang d ipcngaruhi o kh momcn
ncgatif akibat berat tanah ya ng terletak di atasnya.
Countelfort dapat dirancang sebagai bc n t u k baJ i ka m i k v c r
'
ang
terjepit pada dasarnya. J i ka diti nja u scbaga i k esatuan. t ubu h
di ihling, dan d indi ng counterj(Jurt dapat dianggap scbagai ;-.truktur
bnlok · · r .
K ak i dalam fondasi dipengaruhi o leh tekanan ke bawah akibat h·
ban tanah di atasnya. Tekanan i n i mcnyebabkan m omen kntur
t 11 .:gati r pada pelat bawah, dcngan tegangan tarik bckcrj a pada
bagian atas pelat dan momen l entur positi f pada bagian
tengah di ail lara
counte1.Jort
.
Contoh soal 9.
1:
D iketahui di nd i ng penahan tanah dcngan tinggi ) m s.� pcr t i
yang terli hat pada Gambar C9. l . Tan ah di bel akang d l llding n t
cm
:c
punyai (() = 30°, c = 0 kN/m , angka pori e -- 0,53 dan berat _icn is I i,
·
2,7. Jika tanah fondasi dianggap kedap air, h itung tckanan tanah akt i l'
pada dinding dengan cara Coulomb b i la :
Penyelesaiau:
(b)
P,.,
1 3 ,8 5 kN pwlal
( C) 160.7 kN .
G ambar C9. 1 .
Ben1t volume ta n ah :
1
(G,. _
20,7 1 kN/m3
Ysat -
1+e (1 + 0,53)
3
y' = 20,7 1 - 9,8 1 = 10,9 kN/m
l
2 °
�
sin (90° + 30
)
° ° 2
2 sin(30° + 20 ) sin(30" - 0 )
sin 90° sin(90° - 20° ) 1 +
sin(90° - 20° ) sin(90° + 0° )
= 0,297
Penyelesaian:
' c, = 0
;, = 19 kN/rn '
3 ,5 m
2 , 33 m
Gambar C9.2.
Tabel C9. 1 a.
No
l 0,4 X 6,2 X 25
2 0,4 X 6,2 X 0,5
3 0,8 X 4 X 25
4 2,2 X 6,2 X 1 9
(4 - 1 ,8) x l 0
I,W=
504 BAB IX - Dinding Penahan
Tanah
Ka = tg2 (45°- 3 5/2) = 0,2 7 1
'i.Pah = 0,5 H2 yJ(a + qHKa
Tekanan tanah aktif total dan momen terhadap 0,
dihitung dalam Tabel C9.1b.
Tabel C9. 1 b
2
0,5 X 7 X 1 9 X 0,271 = 1 26,2
1 0 x 7 x 0,27 1 = 1 8,92
2...Pa = 145, 1 2
h '
Fg ,= 360,75
L., M gl
= 1 ,65 m
I. W 454,2
=
2
A ' = B ' x 1 = 3,32 x 1 = 3,32 m
Gaya horisontal : H 1 45, 12 kN dan gaya vertikal: V = 454,2
=
iq = [1- 0,5H
V + A' ca ctg cp ]5 ->
0
= [I _ 0,5 (1 45,1 2)
454,2 + 3,32 20 X ctg 35° ]5
=
O ' 49
X
ic iq - (1 - iq) I Ne tg <p
=
- 454,2 + 3 ,32 X 20
35°
X ctg
= 798,4 kNim2
506 BAB IX - Dinding Penahan Tanah
Bila dihitung dengan berdasarkan lebar fondasi efektif (lebar
fondasi efektif), yaitu tekanan fondasi ke tanah dasar terbagi rata
secara sama, maka:
, V 454,2
q = -= = 1 36,8 1 kNIm 2
B' 3,32
--
q ' 1 36,8 1
q u(B' ) 798,4(3,32)
F= = = 5,84 (sama)
V 454,2
sedangkan kuat tarik baj a (/y) = 300 MPa. Gunakan faktor beban
mati 1 ,2 dan
beban hidup 1 ,6 (untuk beban terbagi rata
q).
Penyelesaian:
1 0,4 X 6,2 X 25 X 1 ,2
2 0,4 X 6,2 X 0,5 X 25
3 0,8 X 4 X 25 X 1 ,2
4 2,2 X 6,2 X 1 9 X 1 ,2
(4 - 1 ,8) X 10 X 1 ,6
LW = 553,8 LM = 13 62,2
Tabel C9.3. Momen ke 0
Beban horisonta1 terfaktor dari tekanan tanah Jarak dari 0 (kN.m)
aktiftota1, Pa (kN) (m) 352,71
126,2 X 1 ,2 1 5 1 ,38
= 2,33
ma
4 4 '
mm
4 4 '
Diagram tekanan tanah terfaktor untuk penulangan ditunjukkan
508 BAB IX - Dinding Penahan Tanah
dalam Gambar C9.3.
q = 10 kN/m2
2,07 m
6 ,2 m
0.. ......
qK, = 1 0 X 0,271
2 15,29
2,7 1 kN/m 2
=
kN
Karena seluruh nilai <p Vn= <p Vc > Vu, maka dinding vertikal
tidak memerlukan tulangan geser, hanya dipasang tulangan minimum
saja.
510 BAB IX - Dinding Penahan
Tanah
Tabel C9.4 Hasi1 hitungan momen dan gaya lintang terfaktor
Potongan Vu (kN) Mu(kN.m)
3
y / y
I-I
II-II
III-III 6,2 3 8 ,44 238,3 145,6 328,9
Catatan: y = kedalaman diukur dari permukaan tanah urug.
bw D Vc <pVn=qNc Vu
Potongan .fc' (Mpa) (mm) (m) (kN) (kN) (kN)
I-I
II-II
IJI-III
Potongan
I-I
II-II III-III
b = 1 000 mm
( (
�
-o
(- 2, .0,85.20. 1 000 ( 10 ) 6
)a2 328,9. 1 0
+ 0,85 .20. 00.700 a - -
0,80
(- 8500)a 2 + (1 1 900000)a - (4 1 1 1 25000) = 0
Dipero1eh: a 1 = 35 ,4 mm dan a2 = 1 3 64,6 mm, dan dipakai a =
As
= 0,85 .fc ' .a.b = 0,85 x 20 x 35,4 x l 000 _ 2009 mm
2
fs 300
Rasio penulangan (p) :
A 2009 - 0,00287
p= =
-b.d5 1 X 700
000
B atasan Pmin menurut Pasal 9 .1 2 adalah sebesar
0,0020, sehingga rasio penulangan masih memenuhi.
2
Dengan nilai luas tulangan As 2009 mm , maka jumlah =
Gaya geser, Vu =
- ( 1 46, 1 3 - 6 1 ,6 1 ) x 0,5 x 2,2 = -93 (reaksi
tanah)
M" =
(6 1 ,6 1 x 2 f/2) = - 1 49 (reaksi tanah)
2
-
= 56 82 '
= � 534 = 0,00076
b.d
=
p 1 000.700
Batasan Pmin adalah sebesar 0,0020, sehingga rasio penulangan
dipakai batasan minimum p = 0,0020 atau luas tulangan As = 0,0020
x 1 000 x 700 = 1400 mm2 .
Dengan nilai luas tulangan As = 1 400 mm2 maka jumlah
tulangan per meter pelat untuk diameter tulangan 25 mm adalah :
n =
. . 3 buah tulangan D25
1 400 = 2,85 buah d1ambll
4 rc.25 2
1
4,2
6 ,2
5D 1 2 0, 8
Penyelesaian:
Hitungan berat dinding dan momen terhadap 0, diperlihatkan
dalam Tabel C9.9a.
[ )
Ka 2
sin( <p + 8)
==
. 2 .
sm a sm (a
sin(-< p8)- �1 )+
sin(a - 8) sin(a + �)
e = arc tg (6/2 ,2) =
20°
a = 1 80° - (90° - 20°) = 1 1 0°
0 = (2/3)<p = (2/3) X 35° = 23,3°
� = oo
J
=
(
sin(35 + 23,3) sin(35 - 0)
2
sin 1 1 0 sin (l l 0 - 23,3) 1 + sin(1 1 0 - 23,3) sin(1 1 0 + 0)
= 0, 127
10kN/m2
20kN "
q=
i (l =
6m o.!w
2·5 kN
2m 3m
"1 =
{a)
3,4 m
C
:·------------- -
1,!1 ,92 � 6m
(b)
o
1,6 m 2,2 m
a
i
Gambar C9.5.
51 9
Tabel C9.9a.
"LW= 150
Tabel C9.9b.
No. (kN)Pa
2
1 0,5 X 6 X 19 X 0, 127 = 43,43
2 10 x 6 x 0, 1 27 = 7,67
"LP. = 5 1 ,1 0 5 1,00 2,94
Fg 1 43,35 X 2 + 7,65 X 3 --
288,2 + 2,50 X 2,33 + 0,44 X 2,7 295 ,2 1 =2 ' 69> 1 5
= 1 09,65 '
= (OK)
qmak=
L,W + L . 1 50 + 2,5 +
Pav 0,44
B' 0,78
= 1 96,08 kN/m2 < qa = 300 kN/m2 (OK! )
Dari basil hitungan-hitungan diatas, dinding penahan tanah
memenuhi syarat kestabilan. Dalam perancangan masih
diperlukan untuk memeriksa kestabilan lereng global akibat
pengaruh beban dinding penahan.
Penyelesaian:
Tekanan tanah lateral pada dinding dihitung menurut cara
Rankine:
Ka = tg2 (45° - cp/2) = tg2 (45° - 30/2) = 0,33
2 2
Pa l = 0,5 H ytf<a = 0,5 X 5 X 19 X 0,33 = 78,38 kN
Pa2 = qHKa = 1 0 X 5 X 0,33 = 1 6,67 kN
Momen Pa1 dan Pa2 terhadap titik 0 = 5/3 x 78,38 + 5/2 x 1 6,67 =
1 72,308 kN.m
q = 10 kN/m2
Tanah urug:
3
' I ' = 30o ; c = 0 ; Yb = 19 kN/m
5m
1m 0,5 m 2.1 m
Gambar C9.6.
Tabel C9. 10. Hitungan gaya vertikal dan momen ke 0 per meter
Gaya vertikal Jarak dari 0 Momen ke
No. O (kN/m) (m) (kN.m)
= 13
1 0,4 X 1
2 0,5 X 0,4
3 0,5 X 3
4 0,8 X 4,0
5 0,5 X 0,
6 2,6 X 0,40 X 19 = 1 9,76
7 2, 1 x 4,2 x 19 = 1 67,58
Qv 50
1 0 X 2,1 = 21
l : V = 398 , 98 2:M= 8 8 8,97
78,3 8 + 1 6,67 + 10
= B - 2e 4 - (2 x 0,3) (OK)
Dari hasil-hasil hitungan, pangkal j embatan memenuhi
syarat stabilitas.
Penyelesaian:
AB = 2xtg 1 0o = 0 , 35 m
Tanah urug:
\P = 3 1 ° ( K, = 0 ,32), c = 0 kPa,
3
8 m rb = 19 kN/m
2
2 28,24 kN/m
278,73 kN/m
Gambar C9.7.
Tabel C9.11.
No vertika1 (kN) Jarak ke 0 (m) Momen ke 0 (kN.m)
1 0,5 X 8 X 1 ,6 X 20 128= 2,07 264,96
2 0,4 X 8 X 20 = 64 2,80 1 79,20
3 0,5 X 8 X 2 X 20 = 160 3,67 587,20
4 2 X 5 X 20 = 200 2,50 500,00
5 0,5 X 8,35 X 2 X 19 = 1 5 8,7 6 8 7 ,1 7
7 10,7 22 18,53
Fgi =
LM + B X P a
v = 22 1 8,53 + 5 X
56,73
pahX
( 1 0,35/3) 3 2 1 ,74 X
3,45
= 2,25 > 1 ,5 (OK ! )
( 'L W + Pav ) tg ob + cd B
ahp
(7 1 0,7 + 56,73) X tg 1 3,33° + 0,67 X 1 05
5
X
32 1,74
= 1 ,65 > 1 ,5
(OK! )
qmak = V
B'
= 767,43 = 2 1 0,83 kN/m2 <qa = 300
3 64
'
2 (OK! )
kN/m
Tabel 9.7 Tipe-tipe tanah urug untuk dinding penahan (Terzaghi dan Peck,
1948; Wu,
Tanah berbutir kasar, tanpa campuran partikel halus, sangat lolos air
(pasir bersih atau kerikil). Tanah ini menurut klasifikasi Unified
termasuk: GW, GP, SW dan SP. Bila disediakan drainase yang
cukup, maka tidak akan timbul tekanan air pori di belakang
dinding (ketika huj an).
2) Tanah berbutir kasar seperti pasir dan kerikil yang mengandung lanau,
sehingga permeabilitasnya bervariasi (agak rendah). Tanah ini menurut
klasifikasi Unified termasuk: GM-GP, GM-GW, SM-SP dan SM-SW.
Material ini tidak dapat menjamin tekanan air pori selalu nol.
3) Tanah-tanah pasir dan kerikil dengan kandungan lanau dan lempung
lumayan banyak (GM, GC, SM dan SC), termasuk tanah residu. Tanah
tanah ini umumnya mempunyai permeabilitas rendah dan tidak dapat
membuang air secara cepat, sehingga kadar air tanah akan bertambah
secara signifikan pada saat musim hujan.
4) Lanau dan lempung, berklasifikasi ML, MH, CL dan CH yang dapat
terurai menjadi bongkahan-bongkahan kecil ketika dihamparkan sebagai
tanah urug. Penggunaan tanah urug lempung, terutama lempung yang
mempunyai plastisitas tinggi lebih baik dihindari. Umumnya, lempung
dengan batas cair, L L > 40 dan batas plastis, PL > 20, tidak baik
digunakan sebagai tanah urug, karena mudah sekali mengalami
kembang-susut (Holtz dan Gibbs, 1 956). Karena itu, bila lempung ini
digunakan sebagai tanah urug, harus dilakukan evaluasi kembang
susutnya (dilakukan uji pengembangan).
5) Lempung kaku atau sedang yang diletakkan dalam bongkahan
bongkahan. Dengan bertambahnya kekakuan lempung, bertambah pula
rongga-rongga di antara bongkahan. Kuat geser tanah ini akan
bergantung pada sifat-sifat pengurugannya.
(a)
Tulangan
(b)
Diberi lekukan
Diberi pengisi
5 cm (filler) fleksibel ( 1 ,25 cm)
H
(c)
Lubang drain
Jarak memanjang 6 • 2
Jarak vertlkal maks. 1, ·
Lapisan drainase
pasir kasar bersih
Drainase memanjang
BERTULANG
10.1 PENDAHULUAN
Gambar 10.1 Dinding tanah bertulang dengan tulangan lajur (Al-Hussaini et al, 1 978).
Tulangan-tulangan grid yang dibuat dari bahan polimer tahan terhadap ausnya
tulangan oleh pengaruh air tanah dan tanah j elek. Tulangan tipe tensar geogrid
merupakan tulangan grid polimer yang
berkekuatan tinggi.
Dinding VSL retained earth menggunakan tulangan-tulangan
baj a grid untuk struktur penahan tanah (Gambar 1 0.2c). Pada struktur
tanah bertulang dengan grid, penutup dinding depan dapat dibuat
Geogrid
Gambar 10.2 Dinding tanah bertulang dengan tulangan grid (dari Mitchell
dan Villet, 1 987).
Gambar 1 0.4 Dinding tanah bertulang sistem angker (Murray dan lrwin,
198 1 )
.
./ Bidang longsor
k-
,/· ,.,.,..�
/ --- <:.:'
Deretan tiang-tiang _ _.?..-...- .·
- --:
--
'
Lempung
Gaya normal
Gaya normal
Gambar 10.6 Transfer tegangan antara tanah dan tulangan (Mitchell dan
Villet, 1 987). .
T (gaya tarik)
(panjang tulangan)
Tulangan
Gambar 1 0.7 Variasi gaya tarik pada tulangan (Mitchell dan Villet, 1 987).
8
y = 1 34 pcf
6
8 = 27.5°
11*
(b)
4
2
tg <p
0 15 20
0 5 10
��
� /;�, �asir + tulangan)
'
'
'
'
'
'
\
\
\
I
1 <J'1r
cr
c,
cr
.,
Gambar 10.1 1 .
Penggelinciran !
(tulangan tercabut) ! Tulangan patah
c, (Pasir
<p. +
tulangan)
<p (Pasir)
Gambar 10.11 Selubung kegagalan untuk pasir tak bertulang dan bertulang
(Schlosser dan Long, 1 972).
( 1 0.6)
548 BAB X- Tanah
Bertulang
dengan Kp = tg2 (45° + <p/2).
Tulangan T, cos 8
Gambar 1 0.12 Pengaruh posisi tulangan pada saat kuat geser pasir (Jewell
dan Worth, 1 987).
Diselesaikan,
( 1 0. 1 3)
Suku persamaan ( Tr!As)sin 8 menunjukkan timbulnya
kohesi tampak dan suku persamaan [crz + (Tr!As) cos 8] tg <p
menunjukkan adanya kenaikan tegangan normal, pada saat terjadinya
keruntuhan.
0, 3 H
metal lajur
H/2
/
/
_
H/2 /
/
/
Gambar 10.14.Garis-garis yang menyatakan letak gaya tarik maksimum pada tulangan
dalam beberapa struktur yang berbeda (Mitchell dan Villet, 1 987).
,
,
,
,
,
,
,e = 45° + "'/2
I
a) Bidang longsor Rankine b) Bidang longsor dobel blok c) Bidang longsor bilinier dan spiral logaritmik
4a)
dengan y = berat volume tanah dan z = kedalaman yang ditinjau.
2. Tegangan vertikal dihitung berdasarkan metode Meyerhof
(Gambar 10. 16b):
( 1 0 . 1 4b)
dengan,
Ka = koefisien tekanan tanah aktif
= kedalaman yang ditinjau (m)
3
z
5c)
H/2
H/2
Gambar 10.17 Gaya horisontal yang hams didukung tiap tulangan (Juran
dan Schlosser, 1 978).
I
I
I
I
I
/e = 45° + <.p/2
H '
'
'
'
'
/e = 45 + '�''2
qK, HyK,
b) Distribusi tekanan
a) Bidang longsor Rankine
(a) Stabilitas
ekstern
Hitungan stabilitas ekstem dinding tanah bertulang (reinforced
earth wall) dilakukan dengan menganggap struktur dinding
penahan sebagai blok padat. Stabilitas ekstem dinding tanah
bertulang akan bergantung pada kemampuan massa tanah bertulang
untuk menahan beban-beban luar dengan tanpa adanya resiko
keruntuhan struktur. Beban-beban tersebut termasuk tekanan
lateral tanah di belakang struktur dan beban-beban yang bekerja
di atasnya. Dalam hitungan stabilitas ekstem, keruntuhan dinding
tanah bertulang harus ditinjau
terhadap mekanisme-mekanisme berikut ini
:
560 BAB X - Tanah
Bertulang
1 . Penggeseran terhadap dasar dinding (Gambar 1 0.20a)
2. Penggulingan terhadap kaki depan dinding (Gambar 10.20b)
3. Keruntuhan kapasitas dukung tanah dasar (Gambar 1 0.20c)
4. Keruntuhan akibat kelongsoran lereng global (Gambar 1 0.20d).
"'
.....
'-:�
a) Penggeseran b) Penggulingan
c) Keruntuhan kapasitas
dukung tanah d) Keruntuhan lereng global
Tanah 1
t
H
lftK,
Lebar dasar dinding tanah hila panjang seluruh tulangan sama dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan (untuk Fgs = 1 ,5):
1 ,5 H +
Y I tg ob ( 1 0.22)
dengan,
L lebar dasar dinding tanah atau panjang tulangan (m)
Ka = koefisien tekanan tanah aktif tanah di belakang struktur
gl - L.Md
Rv Rv
dengan,
Rv = beban vertikal total = W
W = berat struktur per meter (tegak lurus bidang gambar)
Pq = Ka q H
564 BAB X - Tanah
Bertulang
P, = 0,5 Ka H2y
Ka = tg2 (45° - <p/2)
Eksentrisitas (e) sebaiknya dibuat lebih kecil dari L/6. Tegangan
vertikal pada dasar struktur diperoleh dengan membagi reaksi vertikal
dengan lebar efektif L ' (cara Meyerhof), yaitu:
= w
crv -- (1
0.28) L - 2e
Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung dinyata
kan dalam persamaan:
( 1 0.29)
2
dengan qu = kapasitas dukung ultimit (kN/m )
Kapasitas dukung ultimit dihitung dengan cara yang telah dipe
lajari dalam Bab 3 .
( 1 ) Putusnya tulangan-tulangan
(2) Tercabutnya tulangan-tulangan dari zona penahan (zona pasif).
dengan,
z kedalaman tulangan yang ditekuk masuk ke tanah (m)
crhc= tekanan horisontal rata-rata pada lipatan (kN/m2)
F faktor aman
)! = koefisien gesek antara tanah dan geotekstil, dapat diambil
tg (2cp/3)
=
)! =
Bidang-bidang
longsor potensial
/ ,' ,' / / /
,/ ,/ / ,/ ,/
z z
Gambar 1 0.23 Variasi koefisien tekanan tanah lateral (K) dengan kedalaman
untuk berbagai tipe struktur.
Tabel l 0.6 Koefisien K dan bidang longsor potensial yang pemah digunakan
dalam perancangan (Mitchell dan Villet, 1 987)
Tipe tulangan
Lajur baja
Geotekstil
VSL RE (grid)
Geogrid
Kawat dilas
Pemakuan tanah
Angker
Penyelesaian:
a. Stabilitas ekstern
Tanah urug di dalam struktur : Ka1 = tg2 (45° - 3 5°/2) = 0,2 7 1
Tanah d i belakang struktur: Ka2 = tg2 (45° - 30°/2) = 0,33
Tekanan tanah aktif total di belakang struktur:
2
+
LPa = 0,5 H 2yb Ka2 qHKa2
= 0,5 X 5 X 1 8 X 0,33 + 20 X 5 X 0,33
= 1 07,25 kN/m
q = 20 kN/m2
0,75 m
,/45° + <p/2 7
L = 3,75 m HyK,,
'i.W + qL
,
330
Maka L perlu ditambah.
205 92
e= = 0,5 m < L/6 = 3,75/6 = 0,625 m (OK)
'
41 2,5
320.000 kPa. Batas antara zona aktif dan pasif dianggap berbentuk
seperti pada Gambar Cl O.la (Schlosser dan Juran, 1 978). Variasi
koefisien tekanan tanah lateral dan koefisien gesekan antara tanah dan
tulangan (!l) diperlihatkan dalam Gambar C l O.lb dan Cl O.l c .
Dari Tabel C l O.l , terlihat bahwa faktor aman terhadap cabut
tulangan (Pp), patah tulangan (Fr dan Frs) memenuhi.
Tabel ClO.l.
No.tu1angan
Keda1aman (m) 0,50
K
0,4 1 0,39 0,37 0,35 0,33 0,32 0,30
cr,. (kN/m2) 29,00 42,5 69,5 83,0 96,5 11 0
2 20,7
ah (kN/m ) 1 1 ,89 1 6,6 24,3 27,4 30,9 33,0
M \ (kN) 8,92 1 2,43 1 5,53 1 8,22 20,55 23, 1 8 24,75
Lp (m) 2,25 2,25 2,25 2,58 2,97 3,36 3,75
J.l 1 ,44 1 ,35 1 ,26 1,17 1 ,08 0,99 0,90
FP
1 ,67 1 ,66 1, 1 ,84 2,07 2,22 2,40
F,.
F,., 1 4,35 1 3 ,88 64 7,03 6,23 5,52 5,17
14,80 1 4,28 8,24 7,23 6,4 1 7,6 7, 1 0
8,49
0,005
/),ph 8,92
Penyelesaian:
C10.2.
dengan hitungan sebagai berikut:
Sudut gesek antara tanah dan tulangan:
578
BAB
X-
Tan
ah
Bertu
lang
Misalnya pada tulangan nomer 1 (z 0,5 m): =
O"h
=
Ka O"v 0,27 1 X 2 9 7,86 !r.N/m2
=
�-'- '
2 wr vL p 2 x 0,43 x 29 x !�:2 o = . S ,
Fp = 9 6 t:,p =
h 5,9
f 0,75 m
3 0,75 m
H=5m
0,75 m
5 0,75 m
0,75 m
- - ·----
0.75 m
1 m
L = 3,75 m
Gambar C1 0.2.
Faktor aman terhadap cabut tulangan (Fp), patah tulangan CFr) dalam
22,56 x 0,75 x 1 ,5
2 X 4,25 X 1 8 X tg = 0,39 m < 1 m
23,3 °
Tabel C1 0.2.
No. tulangan 1 2 3 4 5 6 7
Kedalaman (m)
Ka 2
cr,. (kN/m )
ah (kN/m )
!:h:.P (kN)
LP (m)
FP
Fr
5,94 5,46 3 ,07 2,47 2,07 1 , 77 1, 5 6
580 BAB X- Tanah
Bertulang
DAFTAR PUSTAKA
Hill
Kogakusha, Ltd., Tokyo, Japan.
Bowles, J.E. ( 1 984), Physical and Geotechnical Properties of
Soils,
McGraw-Hill Book Company, USA.
582 Dattar
Pustaka
Edition, 275p.
FHWA (2006), Soil and Founda_tions Reji-ence Manual Volume I,
Publication no. FHWA NHI-06-088 December 2006.
Foster, C.R., and Alvin, R.G. ( 1 954), Stress and Deflections Induces
by Uniform Circular Load, Proc . Highway Res. Board, Vol.
33.
Hansen, J. B ( 1 970), A Revised and Extended Formula for
Bearing
Capacity, Danish Geotechnical Institute, Copenhagen, Bul, No .
28, pp. 2 1 .
Hardiyatmo, H.C. (2002), Mekanika Tanah If, Gadjah Mada Uni
versity Press, Yogyakarta.
Holtz, R.D. and Kovacs, W.D. ( 1 98 1 ), An Introducing to
Geotechnical
Engineering, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
Housel , W.S. ( 1 929), Discussion of The Science of Foundations,
Trans. ASCE, Vol . 93 . pp. 322-330.
Hvorslev, M.J.( 1 948), Subsurface Exploration and Sampling of
Soil
For Civil Engineering Purpose, Waterways Exp. Sta. Vicks
burg, Miss.
Janbu, N.L., Bjerrum and Kj almsli ( 1 956), Soil Mechanics Applied
to
some Enginering Problems - in Norwegian, N.G.I.
Publication,
No. 1 6, 93 pp.
Jumikis, A.R. ( 1 962), Soil Mechanics, D .Van Nostrand, NJ, 79 1 .pp.
Juran, I. and Schlosser, F. ( 1 978), Theoretical Analysis Of Failure
in
Reinforced Earth Structures, Proc. ASCE, Symposium on
Earth
Reinforcement, Pittsburg, pp. 528-55 5.
Jewell, R.A. ( 1 980), Some Effect ofReinforcement on The
Mechanical
Behavior ofSoil, Ph.D. Thesis, University of Cambrigde.
Koemer, R. M. ( 1 984), Construction and Geotechnical Methods in
Foundation Engineering, Mc-Graw-Hill, Inc.
Kovacs, W.D. and Salomone ( 1 982), SPT Hammer Energy Measure
ment, JGED, ASCE, GT 4, April, pp. 599-620.
Lambe, T.W. & Whitman, R.V. ( 1 969), Soil Mechanics, John Wil
ley
and Son, Inc., New York.
Leonard, G .A. ( 1 962), Foundation Engineering, McGraw-Hill, New
York.
Mesri, G . and Godlwski ( 1 977), Time and Stress Compressibility In-
N kg 0, 1 020
N lb 0,2248
(psf)
kPa lb/inz 2 (psi)
kPa tlm
2
lb/ft (psf) atmosfer
2 Analisi Fo
lb/ft kPa s dan nda
Peranc si
angan - I
0,04787
589
lb/n- (psf)2 lb/in" (psi) 1/1
44 lb/in 2 (psi) kPa
6.895 lb/in (psi) lb/ft2 (psf)
1 44
lb/in2 (psi) Mpa 6,895 X 1 0 -
3
tonlm2 kPa 9,807
Mpa lb/in2 (psi) 145,0
Tabel 6. Satuan volume Satuan yang sering
Dikalikan
Dari Ke dipakai, secara
dengan
ft gal 7,48 1
gal cm3 3784 1 in3 = 1 6400 mm3
0,1 337 1 fe = 0,03 m3
gal
. ft3 1 yd3 = 0,76 m3
m3 mm3 1 63 86,064 l gal = 3,8 dm3
fe m3 0,0283 1 gal = 3,8 liter
yd3 m3 0,7646
Tabel 7. Satuan berat volume Satuan yang sering
Dikalikan
Dari Ke dipakai, secara
dengan
(psf) 6,365
Ib/fe (psf) kN/m3 0, 1 57 1
kN/m3 tonlm3 0, 1 020 1 kN/m3 = 0, 1 ton!m3
kN/m3 Mg/m3 0, 1 020 1 t/m3 = 10 kN/m3
tonlm3 kN/m3 9,807
Mg/m3 kN/m3 9,807
929,03 cm
I mi1 1,609 km2
1 mie 2,589 km 2= 258,9 ha
l acre2 4046.86 m = 0,4046 ha
1 km 24 7, I 05 acre
1 ha 1 0.000 m2 0,01 km2
=
1 re 0,0283 m3
1 crnldet 1 ,9685 ftlmenit = 1 4 1 7, 3 ftlhari
oc 519 X CF - 32 )
3
1m 3 35,33 re 3
1 lb/ft 0, 1571 kN/m3
3 3
1 lb/ft 2 0,0 16 ton/m 2 1 6,02 kg/m
=
Dalam buku bagian I ini dibahas tentang cara-cara menganalisis dan merancang
fondasi dangkal serta dinding penahan tanah. Materi yang d isajikan mencakup
pengenalan sifat-sifat teknis tanah, cara penyeli
dikan tanah, teori-teori kapasitas dukung tanah serta perancangan fondasi
termasuk penulangannya.
Cara menghitung kapasitas dukung tanah disajikan menu rut teori-teori mekanika
tanah dan cara-cara empirik yang d idasarkan pada hasil uji di lapangan, seperti uji
SPT dan sondir. Pertimbangan-pertimbangan pan ting dalam perancangan
fondasi diberikan untuk berbagai macam tipe tanah dan bangunan. Pembahasan
yang dilengkapi dengan contoh contoh soal disajikan secara rinci yang
terkait dengan masalah masalah: fondasi telapak individu , fondasi gabungan,
fondasi rakit, dinding penahan tanah konvensional dan dinding penahan
tanah bertulang.