Anda di halaman 1dari 4

Kuliner Khas Sabu Raijua

1. Wollapa

Wollapa merupakan makanan khas masyarakat di kabupaten Sabu Raijua,NTT. Makanan ini
terbuat dari bahan dasar beras yang ditumbuk sampai halus dan gula merah dari lontar khas
Sabu. Beras pilihan awalnya ditumbuk dan dicampur menjadi seberti adonan kue adonan tersebut
kemudian dibentuk dan dibungkus menggunakan kulit jagung yang sudah kering atau juga daun
kelapa dan kemudian dikukus hingga matang. Makanan ini biasanya dijual Rp. 1.000,00/buah.

2. Gula Sabu
Gula Sabu merupakan makanan khas masyarakat di pulau Sabu yang berbentuk cairan
kental,warnanya coklat kehitaman menyerupai kecap.Gula sabu berbahan dasar yang disadap
dari pohon lontar. Gula sabu merupakan hasil olahan pertanian mayoritas penduduk Pulau Sabu
dan Raijua. Hal tersebut tidak aneh di sana karena pohon tuak di sana sangatlah banyak dan
merupakan sumber nira(bahan baku pembuatan gula sabu).

Gula sabu bahasa Sabunya “Donahu” atau lengkapnya “Donahu Hawu”. Bagi masyarakat di sana
gula sabu merupakan pangan utama selain beras dan jagung yang melengkapi keseharian mereka
ditengah kondisi geografis Pulau Sabu yang rawan kekeringan. Apabila di sana terjadi gagal
panen tanaman palawija dan stok makanan menipis, maka gula Sabu juga dipakai sebagai
panganan untuk tetap bertahan.

Cara menikmatinya sendiri yaitu hanya disendok gula sabunya lalu dimakan. Cara lainnya adalah
gula sabu diseduh dengan air hangat maupun dingin,kemudian diminum seperti teh atau kopi.
Bisa juga dicampurkan dalam membuat rujak. Gula sabu diyakini memiliki kalori yang
cukup,sebab meneguk beberapa sendok atau tegukan maka akan terasa kenyang.

Gula Sabu juga memiliki manfaat gula sabu yang diseduh dengan air dapat menyembuhkan
penyakit magh. Dan bagi anda yang ingin diet juga bisa menyeduh gula sabu degan air. Gula
Sabu juga dapat dijadikan bahan campuran jenis pangan lainnya.

3. Duwe
Duwe merupakan minuman khas masyarakat di Pulau Sabu dan Raijua. Duwe terbuat dari buah
tuak yang disadap selama beberapa hari. Rasanya sangat manis, dan bisa menetralkan tensi orang
yang HB nya rendah atau HB nya tinggi. Untuk mendapatkannya kita bisa membelinya pada
mone(sebutan pria) yang baru turun dari [ohon tuak,karena kita bisa mendapatkan lebih banyak
dan murah dengan harga Rp. 2.000,00 saja.

4. Sopi/ tuak

Sopi/ tuak merupakan minuman khas dari pulau sabu, sopi/ tuak sering diminum dalam acara-
acara adat tertentu. Namun akibat seringnya banyak permintaan sopi/ tuak sendiri sering dijual
secara illegal. Sopi/ tuak terbuat dari air tuak yang disadap kemudian dimasak dalam sebuah
tungku kedap udara. Kemudian uapnya yang berubah menjadi zat cair disuling ke dalam batang
bambu dan ditampung didalam botol,sebelum itu pertama-tama dibubuhka bubuk akar husor
yang tekah ditumbuk. Maksunya agar air sopi/ tuak tidak menjadi manis dan mengental sehingga
menjadi gula merah ketika dimasak dalam pembuatan sopi/ tuak.

Kualitas sopi/ tuak sendiri berbeda-beda , tergantung dari cara pengolahannya atau
pemasakannya, sekali penyulingan menghasilkan dua jerigen atau 10 liter/harinya yang di jual
seharga Rp. 10.000,00/ botol mineral sedang atau seharga kurang lebih Rp. 200.000,00/ jerigen.
Sopi/ tuak sendiri mempunyai kandungan alkohol yang tinggi sekitar lebih dari 30%. Sopi masuk
ke dalam minuman keras golongan C. Jika sopi/ tuak dilegalkan maka kadar alkoholnya akan
dibatasi. Di daerah setempat sopi di produksi masal oleh masyarakat setempat. Disana sopi/ tuak
memang dianggap illegal oleh pemerintah, tapi keberadaannya tetap dibutuhkan untuk
mendongkrak ekonomi rakyat dipedalaman dan juga karena sopi telah berakar dalam kehidupan
masyarakat sabu.

5. Lawar

Lawar di Sabu sangat berbeda dengan lawar di tempat lain. Lawar merupakan makanan khas
masyarakat Sabu yang dibuat dari rumput laut,cuka,cabe,bawang merah,dan ikan putih,biasanya
disantap kosong atau disantap dengan nasi.

Anda mungkin juga menyukai