Interpretasi data
Kompetensi dasar
Mengenal tiga sistem klasifikasi tanah utama
1
9 5. Pengantar 5.1. Prinsip-prinsip dasar dan tujuan
Sistem suatu sistem klasifikasi tanah
Klasifikasi 5.2. Perkembangan sistem
Tanah pengklasifikasian tanah di dunia
5.3. Kategori-kategori dalam
klasifikasi tanah
10 s/d 13 6. Sistem 6.1. Pengantar Taksonomi Tanah
klasifikasi tanah USDA
modern 6.2. Pengenalan sistem
FAO/UNESCO
6.3. Sistem PPT
14 & 15 7. Tanah-tanah 7.1. Distribusi geografi tanah-tanah
utama di utama di Indonesia
Indonesia 7.2. Potensi, masalah dan
pemanfaatan berbagai jenis
tanah di Indonesia
7.3. Aspek terapan dalam survai
dan pemetaan tanah
2
Tujuan klasifikasi tanah
Mengorganisasi (menata) pengetahuan kita
tentang tanah
Mengetahui hubungan setiap individu tanah
satu dengan lainnya
Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah
Mengelompokkan tanah untuk berbagai
tujuan praktis (sifat-sifat utama, lahan
terbaik, produktivitas, lokasi penelitian dsb).
Mempelajari hubungan dan sifat-sifat tanah
yang baru
3
Empat azas klasifikasi tanah
Azas genetik (genetic thread principle). Sifat
tanah pembeda adalah sifat yang terbentuk
sebagai hasil dari proses pembentukan tanah,
atau sifat yang mempengaruhi pembentukan
tanah.
Azas sifat pembeda makin bertambah
(principle of accumulating differentia). Jumlah
sifat pembeda makin bertambah semakin ke
kategori yang lebih rendah sehingga
berbentuk piramid.
4
Lanjutan azas …..
Azas menyeluruh kategori taksonomi (principle of
wholeness of taxonomic categories).
Pengklasifikasian setiap individu tanah
berdasarkan atas sifat-sifat tanah pembeda yang
telah dipilih untuk kategori tersebut.
Pembatasan azas bebas (ceiling of independence
principle). Sifat tanah yang digunakan sebagai
pembeda untuk suatu kategori tidak dapat
digunakan lagi sebagai pembeda untuk kategori
yang lebih rendah.
5
Perkembangan sistem
klasifikasi tanah di dunia
6
Periode klasifikasi teknis
Thaer (1853), Fallou (1862)
Untuk tujuan tertentu
Menggunakan faktor pembeda yang
kadang bukan sifat tanah itu sendiri
Misal kategori tinggi = tekstur, kategori
rendah = produktivitas tanah
Berdasarkan bahan induk (residual dan
aluvial)
7
Periode ditemukan pedologi
Dokuchev (Rusia) merintis dengan
konsep tanah sebagai tubuh alam
bebas (kasus tanah Chernozem).
Terbentuk dari sejumlah faktor
Menghasilkan lapisan (horizon)
Profil tanah sebagai dasar kajian
Dilanjutkan dengan kajian genesis
Dilanjutkan oleh Glinka, Sibertsev
(tanah Podzol, Solonetz)
8
Periode Amerika Awal
Hilgard (1833-1906)
Tanah sebagai benda alami. Vegetasi dan
iklim sebagai faktor pembentuk tanah.
Whitney (1909)
Klasifikasi tanah dan survai tanah dan
dasar pemetaan tanah
Sistem kategori tinggi dan rendah
9
Periode Amerika Pertengahan
Dipelopori oleh Marbut
Profil sebagai dasar untuk mempelajari tanah yang
difokuskan kepada sifat-sifat tanah itu sendiri,
bukan faktor geologi atau pembentuk tanah yang
lain
Sistem multi-kategori untuk taksonomi tanah
Definisi seri tanah
Pedalfers dan Pedocals
Baldwin, Kellog dan Thorp (1938)
memperbaiki konsep tersebut
10
Periode Kuantitatif Modern
Thorp dan Smith (1949)
Mulai 1951 untuk membuat sistem
klasifikasi tanah yang baru
Melalui berbagai pendekatan
7th Approximation (1960), plus suplemen
1964 dan 1967
Terbit sebagai Soil Taxonomy 1975
Keys to Soil Taxonomy 1998, dan terbit
menjadi “Soil Taxonomy” tahun 1999
11
Sistem klasifikasi tanah
modern
Soil Taxonomy
12
Sistem klasifikasi tanah
Dibangun atas prinsip multiple kategori
Unsur pembeda berjenjang dan
akumulatif menuju kelas yang makin
rinci
Kriteria pembeda berkembang, awalnya
berdasarkan bahan induk, warna dsb
Harus dapat berkembang dan mampu
menampung kelas-kelas baru
13
Catatan pinggir
Penggunaan Taksonomi Tanah di negara-
negara berkembang masih terkendala
ketersediaan data, metode analisis dan alat
laboratorium
Modifikasi kadang diperlukan untuk kondisi
tropika
Data iklim (suhu dan kelembaban tanah)
jangka panjang (> 10 tahun) jarang tersedia.
Pengetahuan tentang morfologi tanah sangat
diperlukan.
14
Faktor-faktor pembeda
Membedakan sifat utama (kategori tinggi)
dan sifat tambahan (kategori rendah).
Merupakan hasil dari proses pembentukan
tanah atau faktor yang berpengaruh terhadap
proses pembentukan tanah.
Bukan proses pembentukan tanah.
Dapat diamati langsung di lapangan atau
ditetapkan di laboratorium
Mampu membedakan tanah alami dan tanah
terganggu
Accumulating differentia
15
Kategori Soil Taxonomy
Sifat pembeda makin bertambah
Ordo
Sub-ordo
Great soil
group
Sub-group
Family
Serie
16
Kategori Taksa Faktor Pembeda
Ordo 12 Keberadaan dan sifat horizon penciri
17
Subgroup
Typic (great group)
Peralihan (intergrade)
Ultic Haplocryod
Mollic Hapludalf
Plinthic Haplorthox
Andic Dystrudept
extragrade
18
Catatan khusus
Rejim kelembaban dapat digunakan
untuk membedakan mayoritas ordo ke
dalam subordo, kecuali untuk
ARIDISOL digunakan pada kategori ordo
sehingga perlu sifat pembeda lainnya,
misal adanya argilik, natrik
HISTOSOL berdasarkan tingkat
dekomposisi bhn organik
19
Tata nama kategori Ordo
ORDO Silabel Asal kata
ALFISOL ALF Pedalfer (Al dan Fe)
20
Lanjutan Ordo
21
Suku kata penamaan subordo
Unsur Asal kata Makna
Alb Albus, putih Horizon albik
And Ando, tnh hitam Seperti ando
Aqu Aqua, air Selalu basah
Ar Arare, mengolah Mixed horizon
Arg Argila, liat putih Horizon argilik
Bor Boreas, kutub Dingin
Cry Cryos, dingin Iklim dingin
Ferr Ferrum, besi Terdapat besi
22
Unsur Asal kata Makna
Fibr Fibra, serat tnm Sedikit melapuk
Fluv Fluvius, sungai Dataran banjir
Fol Folia, daun Serasah daunan
Hem Hemi, setengah Dekomposisi bo sedang
Hum Humus, bhn org Tdp bahan org
Ochr Ochros, pucat Epipedon okrik
Orth Orthos, true Biasa terdapat
29
Gelisol
Gejala permafrost
akibat suhu dingin
atau beku
30
Histosol
Memiliki bahan
tanah organik tebal
>40 cm
Bisa ada bahan
andik < 36 cm
tebalnya
31
Spodosol
Pencucian humus
iluvial dengan seskui
oksida
Ciri hor spodik
Hor albik di atasnya
32
Andisol
Ciri utama tanah
dari bahan vulkanik
Ciri andik
33
Oxisol
Tanah terlapuk
sangat lanjut
Horizon oksik
34
Vertisol
Tanah dengan
mineral liat
mengembang
(smektit)
Merekah waktu
kering
35
Aridisol
Diklasifikasikan
karena iklim kering
Perkembangan profil
tergantung air
36
Ultisol
Bahan induk masam
dan terlapuk lanjut
Umum di daerah
tropika basah
Horizon argilik
Bercak merah-
kekuningan
Kesuburan rendah
37
Mollisol
Tanah dengan
epipedon molik
Vegetasi rumput
atau biomassa tinggi
38
Alfisol
Bahan induk
intermedier sampai
mafik
Iklim sedang
Liat tinggi
Bisa kaya oksida
besi
39
Inceptisol
Tanah dewasa
yang sudah
menunjukkan
perkembangan
horizon bawah
Horizon kambik
dan epipedon
umbrik
40
Entisol
Kedalaman solum
(profil) sangat
beragam tergantung
lingkungan
pembentukan
Banyak di sepanjang
aliran sungai
Tanah tipis di atas
batuan induk
41
Entisol
Tekstur tanah
beragam dari
berpasir
(Psamment)
42
Entisol
Stratifikasi bahan
(layering)
memperlihatkan
proses penimbunan
bahan yang
bertahap
Bahan
tersedimentasi
dapat beragam
43
Sistem Klasifikasi Tanah
Indonesia
44
Sistem klasifikasi tanah di
Indonesia
Sejak berdirinya Pusat Penelitian Tanah 1905
Sistem Mohr (1910), prinsip genesis berdasarkan
warna, dan dikembangkan berdasarkan bahan
induk dan tipe pelapukan.
Arrhenius (1928) tanah untuk tebu, single value
Tollenar (1932) tanah untuk tembakau di Jawa
Tengah, kombinasi prinsip genesis dan single
value
Druif (1936) tanah Sumut berdasarkan petrografi
dan mineralogi
45
Periode 1950-an
Belum multi-kategori
Dikenal Bodemtype berdasarkan
Bahan induk
Pelapukan
Bahan organik dan air
Grondsoort
Pembagian bodemtype lebih lanjut berdasarkan
warna, umur dan petrografi
Belum sistematik, kurang tertib, korelasi sulit
46
Perkembangan sistem klasifikasi
PPT
Mengadopsi sistem yang dikembangkan
Thorp dan Smith (1949)
Modifikasi oleh Dudal dan Soepraptohardjo
1957, disempurnakan tahun 1961
Tidak berdasarkan konsep zonal, intra-zonal
dan azonal
Sistem dengan enam kategori (golongan
sampai seri)
Disempurnakan oleh PPT 1978, 1982
47
Dasar pembagian kategori sistem PPT
Golongan
perkembangan horizon
Kumpulan
susunan horizon utama (O, A, B, C, G)
Jenis
Horizon penciri utama da gejala pengikut
Macam
Kombinasi dari warna, horizon tambahan, dan horizon
peralihan
Rupa
Sifat fisik umum horizon utama
Seri
Sifat fisik khusus horizon utama 48