Anda di halaman 1dari 17

DITERIMA

TGL __/__/__
ACC LAB
ACC
LAPORAN PRAKTIKUM NILAI

SURVEI TANAH, EROSI, DAN PERENCANAAN KONSERVASI

(GEL 0108)

ACARA I

PENENTUAN KLASIFIKASI TANAH SISTEM USDA DAN WRB

Disusun oleh :

Nama : Clarissa Eleora Arta Gunawan Giri

NIM : 19/438804/GE/08939

Hari/ Tanggal : Rabu

Waktu : 13.30

Asisten : Muh Rizky Shiddiq Nugraha

Nur Rizki Fitri Hastari

LABORATORIUM GEOMORFOLOGI DAN MITIGASI BENCANA

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
I. TUJUAN
Tujuan dari acara I, yaitu :
1. Melakukan identifikasi lapisan tanah
2. Menentukan istematika klasifikasi tanah berdasarkan system klasifikasi USDA
dan WRB

II. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakkan pada praktikum acara I adalah :
1. Gambar profil tanah
2. Buku soil taxonomy USDA
3. Buku system penamaan WRB

III. LANGKAH KERJA

Gambar profil tanah, buku taxonomy USDA, dan buku sistem penamaan WRB

membatasi horizon tanah pada gambar profil tanah berdasarkan warna dan kenampakkan tekstur

menentukan horison-horison penciri

mengidentifikasi karakteristik tanah berdasarkan horizon penciri

mengidentifikasi epipedon tanah

Menentukkan taksa tanah menurut sistem USDA dan


WRB

Tabel identifikasi serta klasifikasi


tanah menurut USDA dan WRB

Warna Keterangan
Input

Proses

Output
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Praktikum dari acara I adalah :


1. Tabel identifikasi serta klasifikasi tanah menurut USDA dan WRB

Tanah merupakan akumulasi partikel mineral di mana ikatan yang


terjalin didalamnya lemah akibat pengaruh karbonat atau oksida yang tersenyawa
di antara partikel tersebut maupun material organik (Craig, 1989). Klasifikasi tanah
dilakukan karena pada dasarnya setiap tanah di berbagai wilayah memiliki
morfologi yang khas. Setiap tanah pada dasarnya memiliki morofologi khas sebagai
bentuk dari keterpaduan faktor iklim, jasad hidup, bahan induk, dan umur tanah
yang mempengaruhi pembentukan tanah (Hanafiah,2005). Klasifikasi tanah
dilakukan untuk berbagai tujuan, antara lain menata pengetahuan kita tentang tanah,
memudahkan mengingat sifat-sifat tanah, mempelajari hubungan dan sifat tanah
yang baru. Selain itu juga pengklasifikasian tanah banyak dilakukan untuk
keperluan pertanian. Penamaan tanah dalam klasifikasi tanah diperlukan sebagai
alat komunikasi antar pakar dan praktisi tanah di seluruh dunia baik dalam
mengevaluasi lahan, transfer teknologi pengeleloaan lahan, dan lainnya
(Subarja,2014)
Terdapat beberapa jenis klasifikasi tanah yang bisa digunakkan. Di Indonesia
sendiri klasifikasi yang digunakkan adalah Soil taxonomy dari USDA dan soil unit
dari FAO. Soil taxonomy diputuskan sebagai system klasifikasi tanah yang formal
secara nasional dalam Kongres Nasional V Himpunan Ilmu Tanah Indonesia
(Hardjowigeno, 1993). Pengklasifikasian USDA dan FAO memiliki system dan
beberapa nama yang berbeda dalam klasifikasinya. Klasifikasi tanah berdasarkan
USDA dibagi menjadi ordo, sub-ordo, great group, sub-group, famili, dn seri (Soil
Survey Staff, 2010) sedangkan klasifikasi FAO dibagi menjadi Gleysol, Regosol,
Lithosol, Renzina, Andosol, Podzol, Solonetz, Yermosol, Xerolsol, Kastanozem,
Chernozem, Phaeozem, dan lain sebagainya (Subardja, 2014).
Mekanisme pengklasifikasian dari kedua metode ini juga berbeda. Klasifikasi
USDA dilakukan dengan beberapa langkah, langkah pertama adalah
mempertimbangkan karakter lingkungan. Kemudian, dilanjutkan dengan
pendeskripsian profil tanah dengan melihat lapisan organic, warna, tekstur, struktur
tanah, dan batas horizon. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan lapisan pedon
dan epipedon. Langkah keempat adalah menentukan regim kelembaban dan suhu
tanah. Setelah seluruh langkah sudah dilakukan, bisa langsung dilakukan
pengklasifikasian USDA mulai dari taksa ordo. Berbeda dengan FAO, taksa FAO
ditentukan dengan mendeteksi horizon penciri, material, dan sifat tanah, lalu
dilakukan penentuan RSG (Reference Soil Group) dan diakhiri dengan penetuan
qualifiers.
Identifikasi lapisan tanah berdasarkan gambar yang diberikan dilakukan dengan
pengamatan terkait warna, urutan tanah, kedalaman, tekstur, dan juga material-
material yang ada di tanah seperti dedaunan. Identifikasi lapisan tanah dilakukan
dengan menentukan nama setiap horizon berdasarkan faktor pencirinya. Setelah itu,
dittentukanlah epipedon setiap tanahnya. Epipedon sendiri merupakan horizon
tanag yang terbentuk dekat permukaan. Salah satu ciri epipedon adalah struktur
batuannya yang Sebagian besar telah hancur. Setiap horizon juga memiliki ciri yang
unik sehingga bisa diklasifikasikan lagi menjadi berbagai jenis horizon seperti
spodik, kandic, agrik, dan lainnya. Setelah epipedon dan jenis horizon sudah
terklasifikasi, penentuan klasifikasi tanah berdasarkan USDA dan taksa FAO akan
lebih mudah.
Hasil identifikasi 10 gambar tanah mengklasilkan beragam klasifikasi.
Klasifikasi ini banyak didasari pada jenis horizon yang beragam, warna tanah, dan
teksutr tanah. Hal ini dikarenakan tidak terdapat data yang cukup detik untuk
mengidentifikasi berdasarkan kelembaban tanah, ukuran butir tanah, kandungan
mineral tanag, dan lainnya. Pada gmabar pertama teridentifikasi memiliki epipedon
folistik karena ada bahan organic (diasumsikan karena ada banyak daun yang
berberan besar dalam proses pembentukan bahan organic). Taksa USDA tanah
terklasifikasi Entisol sedangkan taksa FAo terklasifikasi sebagai antrosol karena
adanya ciri horizon agrik yang terlihat dari horizon di bawah horizon Ap terlihat
beberapa lubang-lubang cacing yang kecil.
Pada gambar kedua jenis epipedon yang dimilikki adalah molik, identifikasi ini
berdasarkan value dan kroma epipedon yang mirip dengan kandungan organic yang
tinggi. Berdasarkan jenis horizon yang dimilikki, yaitu Bf dan Bf2. Horizon jenis
ini menandangan tanha tersebut terdapat kandungan es. Tanah jenis ini biasanya
terdapat di Gunung Jaya Wijaya karena jenis tanah ini, teklasifikasi jenis tanah
berdasarkan USDA adalah gelisol dan berdasarkan FAO adalah histosol. Pada
gambar ketiga terklasifikasi epipedon melanik dikarenakan warna kroma dan value
cocok serta kedalaman tanah yang cocok dengan ciri epipedon melanik. Taksa
USDA terklasifikasi sebagai andisol karena di dalam 60 cm dari permukaan tanah
mineral atau dari batas atas suatu lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik.
Taksa FAO tekrlasifikasi sebagai Andosol.
Gambar keempat memiliki epipedon, Taksa USDA, dan Taksa FAO secara
berurutan adalah Okrik, Aridisol, dan Cryosols. Hal ini karena pada epipedon tidak
memenuhi definisi krn value dan kroma yangterlalu tinggi, pengklasifikasian
Aridisol didasari pada epipedonnya terklasidikasi okrik, dan klasifikasi FAO
didasari karena diidentifikasi karena proses aluviasi yang massif. Pada gambar
kelima epipedon, Taksa USDA, dan Taksa FAO secara berurutan adalah okrik,
Ardisol, dan Cambisol. Hal ini didasari karena, pada epipedon horizon terlihat jelas
mempunyai value warna lebih rendah, kroma lebih tinggi, atau hue lebih merah.
Klasifikasi taksa USDA didasari pada epipedonnya terklasidikasi okrik dan
klasifikasi FAO karena sifat horizonnya yang berupa kambik. Pada gambar enam
epipedon, Taksa USDA, dan Taksa FAO secara berurutan adalah molik, spodosol,
dan podzol. Klasifikasinya banyak didasari adanya dominasi mineral dilihat dari
jenis horizonnya dan teridentifikasinya horizon spodik.
Gambar ketujuh memiliki epipedon, Taksa USDA, dan Taksa FAO secara
berurutan adalah Okrik, Vertisol, dan Leptosol. Klasifikasi ini banyak didasari pada
letak tekstur tanah (material keras/batuan) dan lapisan horizon permukaan yang
tipis. Gambar kedelapan memiliki jenis epipedon melanik, klasifikasi USDA
andisol, dan klasifikasi FAO andosol. Pengklasifikasian ini didasari pada warna
tanah yang mengindikasikan adanya sifat andik yang memiliki kandungan volkan
dan letak kedalaman tanahnya. Gambar sembilan memiliki epipedon okrik,
klasifikasi tanah USDA aridisol, klasifikasi tnaha FAO arenosol. Klasifikasinya
banyak dipengaruhi kenampakkan teksturnya, sifat tanahnya yang kering, serta
value dan kroma tanahnya. Gambar sepuluh terklasifikasi memiliki epipedon histik,
klasifikasi tanah Entisol berdasarkan USDA, dan klasifikasi tanah anthrosol
berdasarkan taksa FAO. Klasifikasi ini banyak didasari pada kenampakan tanah
(terdapat beberapa lubang cacing) dan ketebalan tanah, di mana teridentifikasi
lapisan tanah Ap dikira-kira memiliki ketebalan tanah 20-60 cm.
2. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat lewat acara I, adalah :

1. Identifikasi lapisan tanah berdasarkan gambar yang diberikan dilakukan dengan


pengamatan terkait warna, urutan tanah, kedalaman, tekstur, dan juga material-
material yang ada di tanah seperti dedaunan. Lapisan tanah yang di identifikasi
berupa lapisan epipedon, ciri lapisan tanah, klasifikasi horizon tanah, dan
lainnya.
2. Klasifikasi tanah berdasarkan USDA dibagi menjadi ordo, sub-ordo, great
group, sub-group, famili, dn seri sedangkan klasifikasi FAO dibagi menjadi
Gleysol, Regosol, Lithosol, Renzina, Andosol, Podzol, Solonetz, Yermosol,
Xerolsol, Kastanozem, Chernozem, Phaeozem, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Craig, R. F. (1989). Mekanika Tanah 1. Jakarta : Erlangga.

Hanafiah, K. A. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Hardjowigeno, S. (1993). Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Edisi Pertama.


Jakarta : Akademika Pressindo.

Panjaitan, F., Jamilah, J., & Damanik, M. (2015). Klasifikasi Tanah Berdasarkan
Taksonomi Tanah 2014 Di Desa Sembahe Kecamatan Sibolangit.
Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 3(4), 106267.
https://doi.org/10.32734/jaet.v3i4.11796

Soil Survey Staff. (2010. Keys to Soil Taxonomy. Washington D.C : NRCS-
USDA.

Subardja, D. S., Ritung, S., Anda, M., Sukarman, Suryani, E., & Subandiono, R.
E. (2014). Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional.
http://papers.sae.org/2012-01-0706/
Tabel 1. Nama dan horizon tanah
Deskripsi
No Gambar Profil Horizon Taksa USDA Taksa FAO Alasan
Epipedon
1 Folistik Entisol Anthrosol Karena pada
identifikasi
epipedon ada
bahan organic
(diasumsikan
melalui banyak
daun yg
berperan
mendominasi
proses
terbentuknya
bahan organic
Bw1, C1, ). Klasifikasi
Ap, C2, , WRB yang
Bw2 ditentukan
dipengaruhi
oleh adanya
horizon agrik
dilihat dari
horizon di
bawah horizon
Ap memiliki
lubang-lubang
cacing.
Deskripsi
No Gambar Profil Horizon Taksa USDA Taksa FAO Alasan
Epipedon
2 Molik Gelisols Histosol Karena dalam
(overlying ice) mengidentifika
si epipedon
ditemukan
Value dan
kroma
epipedon mirip
gambar.
Klasifikasi
USDA dan
WRB yang
dipakai
didasari pada
penjelasan sub
Bf2 , O, Bw, horizon f yang
Bf, menandakan
adanya lapisan
es pada tanah
di dalam
cakupan 100
cm kedalaman
tanah dari
permukaan.
Deskripsi
No Gambar Profil Horizon Taksa Taksa FAO Alasan
Epipedon
USDA
3 Melanik Andisol Andosol Karena saat
mengidentifikasi
epipedon, warna kroma
dan value cocok dan
batas atas ada di
kedalaman 30 cm lebih.
Epipedon melanik
memiliki salah satu
sifat, yaitu tanah
bersifat andik. Selain
itu melalui keterangan
horizon Bss diketahui
terdapat
penggembungan
C, A, Bss mineral liat dan
kegagalan gesekan
(shear failure). Hal ini
kemudian menjadi
dasar klasifikasi
Andisol, di mana Di
dalam 60 cm dari
permukaan tanah
mineral atau dari batas
atas suatu lapisan
organik dengan sifat-
sifat tanah andik dan
Andosol yang memiliki
ciri lapisan andik > 30
cm dan material keras
sedalam >25 cm dan
<50 cm
Deskripsi
No Gambar Profil Horizon Taksa Taksa FAO Alasan
Epipedon
USDA
4 Okrik Aridisol Cryosols Horizon Bh,bhs memiliki
bahan organic banyak
dan proses aluviasi
massif (karena sampai 2
layer). Epipedon okrik
merupakan hasil
identifikasi tidak
memenuhi definisi
karena value dan kroma
yang terlalu tinggi
sehingga tidak masuk
Bh klasifikasi epipedon
manapun. Aridisol
merupakan identifikasi
Bs berdasar jenis epipedon
yang dimilikki. proses
iluviasi yang massif
menunjukan horizon
cyric sehingga
berdasarkan Taksa FAO
C teridentifikasi jenis tanah
Cryosols
Deskripsi
No Gambar Profil Horizon Taksa USDA Taksa FAO Alasan
Epipedon
5 Aridisol Cambisol Bo1,2,3
Okrik menunjukkan
adanya
akumulasi
residul
senyawa
sesquioksida
massif. horizon
terlihat jelas
mempunyai
value warna
lebih rendah,
kroma lebih
tinggi, atau hue
A1, BCo, lebih merah,
Bo2, Bo1, sehingga
C, A2, Bo3 epipedonnya
teridentifikasi
Okrik.
Klasifikasi
USDA didasari
oleh jenis
epipedonnya
dan Taksa
FAO didasari
dari horizon
tanah kambik
berdasarkan
ciri tanah yang
di dapat
Deskripsi
No Gambar Profil Horizon Taksa USDA Taksa FAO Alasan
Epipedon
6 Molik Spodosol Podzol Horizon Bc
menunjukan
sementasi (besi
alumunium,
mangan, dan
titanium).
Horizon Bt1,2
menunjukkan
akumulasi liat
silikat, ada
proses iluviasi,
translokasi,
dan terdapat
horizon spodik.
Bc, Bt1, Ap, Karena ini
Cr, Bt2 Epipedon
tanah
merupakan
Molik karena
ada dominasi
mineral. Taksa
USDA
merupakan
Spodosol
karena
terdapat
horizon Ap dan
ada proses
iluviasi. Taksa
Fao, didasari
pada adanya
horizon spodik
< 200cm dr
permukaan
Deskripsi
No Gambar Profil Horizon Taksa USDA Taksa FAO Alasan
Epipedon
7 Okrik Vertisol Leptosol Karena, pada
epipedon
horizon Ap ga
sampe 25 cm.
Klasifikasi
USDA
teridentifikasi
Vertisol karena
terdapat ciri di
antara
permukaan
tanah mineral
dan kedalaman
18 cm atau di
E, C, Ap, dalam horizon
Bt, E/B Ap. Klasifikasi
taksa FAO
dikarenakan
adanya batuan
atau material
keras < 25 cm
dari
permukaan.
Deskripsi
No Gambar Profil Horizon Taksa USDA Taksa FAO Alasan
Epipedon
8 Melanik Andisol Andosol Berdasarkan
warna dan
jarrah 30 cm
dari permukaan
serta memiliki
warna gelap
khas tanah di
bentanglahan
vulkanik,
epipedon
teridentifikasi
sebagai
epipedon
melanik.
A, B (hue Klasifikasi
lebih USDA adalah
merah dr Andisol karena
lapisan memiliki sifat
atas), Ck, tanah andik
A/B, BCk 60% dan lebih
di dalam 60 cm
dari permukaan
tanah. Taksa
FAO adalah
andosol karena
ada tanah andik
setebal > 30
cm dalam
rentang
panjang tananh
< 100 cm
Deskripsi
No Gambar Profil Horizon Taksa USDA Taksa FAO Alasan
Epipedon
9 Okrik Aridisol Arenosols Karena pada
gambar tanah
terlihat kering
dan value
warna
cenderung
cerah (ga gelap
seperti di
deskripsi
epipedon
lainnya).
Epipedonnya
terklasifikasi
Bk, A, Ck, orik. Alas an
Bw lainnya adalah
tanah tersebut
terlihat punya
tekstur kasar
dan 40%
tekstur kasar
yang dimilikki
berada <100cm
dari permukaan
tanah.
Deskripsi
No Gambar Profil Horizon Taksa USDA Taksa FAO Alasan
Epipedon
10 Ap Histik Entisol Anthrosol Karena lapisan
horizon Ap ada
di ketebalan
20-60 cm dan
A2 Terdapat
horizon agrik
dilihat dari
horizon di
bawah horizon
Ap memiliki
lubang-lubang
2C cacing.

4C

3C

Anda mungkin juga menyukai