Anda di halaman 1dari 3

Responsi STEPK

Nama : Clarissa Eleora Arta Gunawan Giri


NIM : 19/438804/GE/08939

Soal Genap
Jawaban :

1. Berdasarkan ciri yang diberikan dapat diketahui bahwa tanah tersebut memiliki ordo
alfisol dan sub-ordo ustalfs. Potensi permasalahan yang bisa ditemui adalah jika jenis
tanah ini dijasikan sebagai lahan pertanian intensif dan ditanami tanpa usaha
pengawetan bisa menyebabkan tanah mengalami kemerosotan kesuburan kimiawi dan
fisik tanah. Kemudian sifat tanah yang mampu kembang dan kerut hingga kedalaman
50 cm juga memiliki potensi besar untuk terjadinya longsor apalagi ketika terususn
pada lereng yang terjal.

2. Rancangan Kegiatan pra-lapangan, lapangan, dan pasca lapangan

Kegiata Estimasi
n Waktu
Pralapangan

Persiapan data untuk seluruh kegiatan 1 hari

Pembuatan peta tentatif 1 hari

Mengurus perizinan kegiatan survei lapangan 1 minggu

Mengurus peminjaman alat survei lapangan 1 minggu

Persiapan alat dan bahan survei lapangan 2 hari

Pembuatan checklist lapangan 2 hari

Persiapan basis data wilayah kajian dan data sekunder 2 hari

Perancangan anggaran 1 minggu

Mengidentifikasi kendala lapangan dan pencarian solusi 3 hari

Persiapan petunjuk teknis lapangan 3 hari


Survei pendahuluan dan administrasi lokasi 2 hari

Perencanaan dan pengajuan proposal 1 minggu

Lapangan

Kegiatan lapangan (Tabel 2.5.2) sesuai urutan tabel kalian ya 3 hari

Validasi Hasil 1 hari

Pengambilan sampel tanah 1 hari

Identifikasi dan uji sifat tanah di lapangan 1 hari

Pascalapang
an
Pengolahan data hasil lapangan 2 hari

Koreksi peta tentatif dengan data lapangan 3 hari

Pembuatan peta 3 hari

Laporan Akhir 1 minggu

3. Arti coding :
plot<-ggplot(data = idw.output,aes(x = long,y = lat))
line code ini ditujukan untuk memplotting data model IDW untuk melihat persebaran
dalam plottingan serta keberagaman data (data yang semakin berkumpul di tengah
semakin baik).

layer1<-c(geom_tile(data = idw.output,aes(fill=var1.pred)))
pembuatan layer 1 untuk pembacaan data

layer2<-c(geom_point(data=points, aes(x=X, y=Y), shape=21, colour="red"))


line code ini berfungsi untuk pembacaan data juga dan membentuk layer kedua
dengan data x dan y dan output berwarna merah

plot+layer1+layer2+scale_fill_gradient(low="#FEEBE2",high="#7A0177")
+coord_equal()
line code ini berfungsi untuk pembacaan data untuk menggambungkan kedua layer
sehingga menjadi peta akhir yang akan dilayout di aplikasi QGIS maupun ArcGIS

secara keseluruhan line code diatas berfungsi untuk memplotting hasil interpolasi
IDW setelah dilakukan perhitungan IDW dan tekstur tanah di lapangan.
4. SWAT merupakan model prediksi yang menjelaskan hubungan manajemen lahan
dengan aliran air, sedimen, dan zat kimia lainnya. Unit analisis yang digunakan
adalah HRu sehungga dalam pemodelannya di DAS dibagi menjadi beberapa sub
DAS. Pengaplikasian model SWAT memiliki beberapa simulasi penerapan antara lain
konservasi teras, tile drainage, filter strip, strip cropping, fire, grassed waterways,
plant parameter update, residual management, dan generic conservation practice.
Beberapa simulasi yang sering digunakan adalah konservasi teras dan filter strip.
simulasi konservasi teras merupakan simulasi yang dirancang untuk menahan
limpasan dan mencegah erosi sedangkan simulasi filter strips merupakan jalur
vegetasi lebat untuk menaham limpasan di lereng tinggi dan menyaringnya. Simulasi
strip filter disimulasikan mengurangi sedimen, nutrisi, bakteri, dan pestisida tetapi
tidak mempengaruhi limpasan permukaan. Peranan pengembangan model SWAT
digunakan untuk memprediksi pengaruh pengolahan lahan terhadap hidrologi,
sedimen, serta hasil kimia dari kegiatan pengolahan lahan, simulasi yang digunakan
memiliki tujuan yang sama dengan variabel penelitian yang berbeda jika konservasi
teras didominasi dengan faktor erosi konservasi filter strips menjadikan vegetasi
sebagai acuan utamanya.

5. Konsep pemodelan yang digunakkan pada ADONIS adalah memodelkan lereng


maupun jenis konservasi lereng pada kondisi tanah tertentu yang naantinya akan
dianalisis nilai safety factornya menggunakkan teknik SSR (Shear Strength
Reduction). Teknik SRR (Shear Strength Reduction) merupakan teknik di mana
penentuan posisi bidang longsor tidak dibutuhkan, bidang ini akan terbentuk secara
alamiah pada zona dimana kekuatan dan metode ini mampu memantau perkembangan
progressive failure termasuk overall shear failure. Hasil model pada ADONIS didapat
melalui pertimbangan nilai gravitasi dan jenis material taanah kajian. Jenis material di
lapangan kemudian dimodelkan menggunakan model Mohr-Coulum. Berbeda dengan
penentuan faktor keamanan lereng menggunakan ILWIS. Konsep pemodelan yang
digunakkan ILWIS menggunakan infinite slope model dimana terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi seperti berat volume tanah, berat volume air, tebal tanah,
tinggi Mukai air tanag, lereng, sudut gesek, dan kohesi tanah. Selain itu, yang
membedakan konsep pemodelan ADONIS adalah asumsi lereng/bidang longsor
dibutuhkan. Pemodelan menggunakan ILWIS mengasumsikan tanah bersifat
homogen dan bidang gelincir berada di dasar lereng.

Anda mungkin juga menyukai