Anda di halaman 1dari 4

3.2 PT.

BATAMEC

3.2.1 Kapal Perintis Sabuk Nusantara 108 dan 109

Kapal Perintis Sabuk Nusantara 108 dan 109 dibuat atas kerja sama Kementrian
Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Laut dengan
PT.BATAMEC SHIPYARD untuk meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana
transportasi laut sebagai wujud nyata dalam memperlancar arus penumpang, barang dan jasa
diseluruh penjuru tanah air.

Gambar. 3.11 kapal Perintis Sabuk Nusantara

Pembuatan kapal ini membutuhtan waktu 25 bulan untuk sampai pada tahap
penyelesaian dengan anggaran dana 54 milyar. Pada saat kunjungan, kedua kapal sudah
memasuki tahapan finishing untuk kemudian dapat di operasikan.

3.2.1 Spesifikasi Kapal Perintis Sabuk Nusantara 108 dan 109

Berikut Data Umum Kapal GT 1200 adalah sebagai berikut :


Panjang Seluruh (LOA) : 62,80 M

Panjang Antara Garis Tegak (LBP) : 57,36 M

Lebar (moulded) (B) : 12,00 M

Tinggi (moulded) (H) : 4,00 M

Sarat air (d) : 2.70 M

Kecepatan Percobaan : 12.00 Knot


Daya Mesin Utama : 2 x 1080 HP

Penumpang : 400 orang

Jumlah awak kapal : 36 orang

Beberapa gambar hasil kunjungan isi dalam kapal.

Gambar 3.12.a Pompa Pendingin Air Laut (Sea Water Cooling pump)

Gambar 3.12.b Mesin Generator (Generator Engine)


Gambar 3.12.cruang kendali kelistrikan

Gambar 3.12.d ruangkemudi

Gamar 3.12.e mesin penggerak utama kapal


3.2.2 Sistem permesinan dalam perkapalan

Sistem permesinan dalam perkapalan adalah sebagai unit mesin yang menghasilkan
suatu tenaga penggerak baik sebagai mesin induk ataupun mesin bantu lainnya, maka dalam
perkapalan ada beberapa persyaratan yang wajib diketahui oleh para teknisi yang bergerak
dalam bidang perkapalan.

Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam IEC (International Engineering


Corporation) publikasi terbitan nomor 92 tahun 1962 bahwa suatu mesin kapal antara lain
harus memenuhi syarat-syarat umum sebagai berikut : motor harus tetap berfungsi (tidak
mati) pada kedudukan posisi miring yang terus menerus pada sudut 15º dan tidak terus
menerus (oleng) pada sudut 22,5º ( yang dimaksud disini adalah miring atau oleng arah ke
kiri atau ke kanan), motor harus tetap berfungsi pada arah kapal oleng membujur (trim) untuk
sudut 10º bagi kapal yang mempunyai panjang L < 150 m dan 5º bagi kapal yang mempunyai
panjang L > 150 m. Jadi suatu mesin kapal pada umumnya dipakai untuk sistem permesinan
yang ada di pabrik-pabrik yang terdapat di daratan, sedangkan mesin-mesin yang ada di
pabrik-pabrik yang terletak didaratan (mesin-mesin stationair) umumnya belum tentu bisa
dipakai sebagai mesin-mesin di kapal.

Anda mungkin juga menyukai