LP Kala Ii Lama
LP Kala Ii Lama
B. Etiologi
Faktor Ibu
His tidak efisien (adekuat)
Timbulnya his adalah indikasi mulainya persalinan, apabila
his yang timbul sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka akan
mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks atau yang
sering disebut dengan inkoordinasi kontraksi otot rahim, dimana
keadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim ini dapat menyebabkan
sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan
atau pengusiran janin dari dalam rahim, pada akhirnya ibu akan
mengalami partus lama karena tidak adanya kemajuan dalam
persalinan.
Faktor jalan lahir (pinggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
Usia
Jika dilihat dari sisi biologis manusia 20 - 35 merupakan
tahun terbaik wanita untuk hamil karena selain di usia ini kematangan
organ reproduksi dan hormon telah bekerja dengan baik juga belum
ada penyakit-penyakit degenerative seperti hipertensi, diabetes, serta
daya tahan tubuh masih kuat. Tidak semua ibu dengan usia kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dipastikan mengalami partus
lama, akan tetapi pada sebagian wanita dengan usia yang masih muda
organ reproduksinya masih belum begitu sempurna dan fungsi
hormon-hormon yang berhubungan dengan persalinan juga belum
sempurna pula.
Ditambah dengan keadaan psikologis, emosional dan
pengalaman yang belum pernah dialami sebelumnya dan
mempengaruhi kontraksi uterus menjadi tidak aktif, yang nantinya
akan mempengaruhi lamanya persalinan. Sedangkan pada ibu dengan
usia lebih dari 35 tahun diketahui kerja organ-organ reproduksinya
sudah mulai lemah, dan tenaga ibu pun sudah mulai berkurang, hal ini
akan membuat ibu kesulitan untuk mengejan yang pada akhirnya
apabila ibu terus menerus kehilangan tenaga karena mengejan akan
terjadi partus lama (Amuriddin, 2009)
Paritas
Respons stress
C. Patofisiologi
b. pada janin :
- Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan
negative.
Gejala utama yang perlu diperhatikan pada partus lama antara lain :
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi : temperatur tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen
meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri
segmen bawah rahim
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbau,
cairan ketuban bercampur mekonium
5. Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong
ke atas, terdapat kaput pada bagian terendah
6. Keadaan janin dalam rahim : asfiksia sampai terjadi kematian
7. Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura
uteri, kematian karena perdarahan atau infeksi.
E. Dampak Persalinan Lama Pada Ibu-Janin
Persalinan lama dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi salah satu
atau keduanya sekaligus.
Infeksi bahaya yang serius yang mengancam pada ibu dan janinnya
pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri didalam
cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh
korion sehingga terjadi bakterimiaa dan sepsis pada ibu dan janin.
Pneumonia pada janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi, adalah
konsekuensi serius lainnya. Pemeriksaan serviks dengan jari tangan akan
memasukkan bakteri vagina kedalam uterus. Pemeriksaan ini harus dibatasi
selama persalinan, terutama apabila dicurigai terjadi persalinan lama.
Ruptura uteri
Pembentukan Fistula
Partus lama itu sendiri dapat dirugikan. Apabila panggul sempit dan juga
terjadi ketuban pecah lama serta infeksi intrauterus, risiko janin dan ibu akan
muncul. Infeksi intrapartum bukan saja merupkan penyulit yang serius pada ibu,
tetapi juga merupakan penyebab penting kematian janin dan neonates. Hal ini
disebakan bakteri didalam cairan amnion menembus selaput amnion dan
menginvasi desidua serta pembuluh korion, sehingga terjadi bakteremia pada ibu
dan janin. Pneumonia janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi, adalah
konsekuensi serius lainnya.
Kaput Suksedeneum
Ansietas
Tindakan vacum
ekstraksi
Robekan serviks
Perdarahan
uteri
Ketidakseimbangan
Resiko infeksi
cairan dan elektrolit
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses persalinan
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai cara
meneran
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (vakum ekstraksi)
4. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
perdarahan
H. Rencana Keperawatan