KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Daya saing suatu perusahaan atau negara sangat ditentukan oleh kemampuan
tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Tersedianya
tenaga kerja atau SDM yang kompeten dan profesional merupakan syarat mutlak
yang harus dimiliki dalam menghadapi ketatnya persaingan global, baik secara
nasional maupun internasional.
1.2. Tujuan
1.3. Sasaran
Ruang lingkup materi yang tercakup dalam pedoman sertifikat kompetensi ini
meliputi bentuk sertifikat ; mekanisme penerbitan sertifikat ; pengendalian,
pengawasan (monitoring), evaluasi dan pelaporan serta sanksi.
1.6. Pengertian
9. Uji Kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis, untuk
menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada
kualifikasi atau unit kompetensi tertentu.
10. Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang memenuhi persyaratan sebagai
tempat untuk melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan materi dan
metoda uji kompetensi yang akan dilaksanakan.
BAB II
SERTIFIKAT KOMPETENSI
Sertifikat kompetensi terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu sertifikat unit kompetensi dan
sertifikat kualifikasi kompetensi.
Bahasa yang digunakan pada penulisan Sertifikat Kompetensi ditulis dalam dua
bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini sesuai dengan visi dan
misi BNSP agar tenaga kerja Indonesia bisa bersaing dalam pasar kerja nasional
dan internasional serta dalam kerangka kerja MRA (Mutual Recognition
Arrangement).
1. Halaman Depan :
2. Halaman belakang:
1. Halaman Depan:
2. Halaman belakang :
3. 5 digit ketiga, menunjukkan nomor urut dari pemegang sertifikat pada saat
terdaftar pada LSP, sektor/sub sektor atau bidang profesi yang
bersangkutan. Penomoran disesuaikan dengan nomor urut pada saat
pemegang sertifikat diregistrasi . Nomor registrasi akan kembali ke angka 1,
apabila masuk kedalam pergantian tahun.
Pemilik Sertifikat Kompetensi adalah Tenaga Kerja Indonesia dan Tenaga Kerja
Asing yang mendapatkan pengakuan atas kompetensi kerja yang dimilikinya.
Pengakuan tersebut diberikan oleh BNSP atau LSP setelah dinilai memenuhi bukti–
bukti yang dipersyaratkan. Sebagai bukti terhadap pengakuan tersebut BNSP atau
LSP mengeluarkan sertifikat kompetensi.
Jika masa berlaku sertifikat habis dapat di-resertifikasi atau diperbaharui/ divalidasi
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Khusus bagi pemilik sertifikat yang rusak, pemilik sertifikat dapat mengajukan
permohonan kepada LSP atau BNSP dengan melampirkan sertifikat asli yang
rusak.
5. Biaya pembuatan blanko sertifikat yang dipesan oleh LSP untuk kebutuhan
program sertifikasinya, ditanggung sepenuhnya oleh LSP yang bersangkutan.
Area atau ruang lingkup sertifikat unit kompetensi yang dapat diterbitkan oleh
BNSP atau LSP adalah unit-unit kompetensi yang terdapat pada SKKNI
(Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) sesuai dengan LSP atau
sektor/sub sektornya masing-masing.
Sertifikat unit kompetensi dapat juga diterbitkan terhadap unit-unit kompetensi
yang telah dikonvensikan atau telah diverifikasi oleh BNSP.
Area atau ruang lingkup sertifikat kualifikasi kompetensi yang dapat diterbitkan
oleh BNSP atau LSP adalah jenjang atau kualifikasi yang sudah ditetapkan oleh
masing-masing LSP atau sektor/sub sektor dengan mengacu kepada Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
2.15. Validasi
Validasi merupakan hal yang sangat penting dalam penerbitan sertifikat, karena
menunjukkan kewenangan dan tanggungjawab secara kelembagaan dari penerbit
sertifikat, dalam hal ini adalah BNSP dan LSP.
Sertifikat kompetensi dianggap sah atau valid apabila seluruh item pada sertifikat
kompetensi sudah diisi dengan benar serta ditandatangani oleh pihak-pihak yang
berwenang sesuai dengan identitas yang tertulis pada sertifikat serta diberi
stempel lembaga penerbit sertifikat.
2.16. Dokumentasi
BAB III
MEKANISME PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI
2. LSP melalui komisi teknis (tim penilai uji kompetensi), menilai rekomendasi
yang diajukan asesor kompetensi melalui pemeriksaan dokumen-dokumen/
bukti-bukti pendukung serta metoda lain sesuai dengan kebutuhan serta
memutuskan hasil akhir penilaian.
6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli LSP yang bersangkutan dengan tinta
stempel berwarna biru.
10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti penerimaan
dari pemilik sertifikat.
1. Asesor uji kompetensi melalui Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) BNSP
merekomendasikan kepada BNSP peserta uji kompetensi yang dinyatakan
kompeten untuk unit-unit kompetensi yang diujikan dengan disertai
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan.
7. Setiap sertifikat yang akan diterbitkan wajib dimasukan kedalam data base
BNSP.
10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti penerimaan
dari pemilik sertifikat.
6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli LSP yang bersangkutan dengan tinta
stempel berwarna biru.
10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti penerimaan
dari pemilik sertifikat.
6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli BNSP dengan tinta stempel berwarna
biru.
10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti penerimaan
dari pemilik sertifikat.
2. LSP, mengkaji ulang seluruh bukti-bukti pendukung yang ada sesuai dengan
duplikat sertifikat yang diajukan.
10. Setiap penyerahan duplikat sertifikat harus disertai dengan tanda bukti
penerimaan dari pemilik sertifikat.
10. Setiap penyerahan duplikat sertifikat harus disertai dengan tanda bukti
penerimaan dari pemilik sertifikat.
BAB IV
PENGENDALIAN DAN SANKSI
4.1. Pengendalian
4. LSP mencatat jumlah sertifikat dan nomor seri sertifikat yang diterima dari
BNSP dan didokumentasikan di buku induk sertifikat masing-masing LSP.
5. BNSP dan LSP harus membuat data base tentang sertifikat Kompetensi yang
diterbitkan dan dicatat identitas pemilik, nomor seri sertifikat, nomor induk/
registrasi dan nomor sertifikat. Data base termasuk didalamnya data-data
pendukung seperti identitas lengkap pemilik serta data-data uji kompetensi.
7. Blanko sertifikat yang rusak dan tidak dapat dipergunakan harus dicatat nomor
serinya dan dilaporkan kepada BNSP.
4.2. Monitoring
Monitoring dilaksanakan oleh BNSP dan Instansi terkait dan dimaksudkan untuk
mengetahui sampai sejauhmana proses penerbitan sertifikat dilaksanakan sesuai
dengan prosedur, mulai dari pengadaan blanko, pemesanan blanko oleh LSP,
penerbitan sertifikat oleh BNSP atau LSP serta penggunaan sertifikat kompetensi
oleh yang bersangkutan sesuai dengan prosedur yang benar.
4.3. Evaluasi
4.4. Pelaporan
BNSP, dalam hal ini komisi sertifikasi memberikan laporan kepada pleno BNSP.
Sedangkan LSP memberikan laporan kepada BNSP melalui komisi sertifikasi.
4.5. Sanksi
Bagi siapapun, baik Lembaga Sertifikasi Profesi, Institusi maupun perorangan yang
dengan sengaja atau tidak sengaja telah melanggar ketentuan tentang penerbitan
sertifikat akan dikenakan sanksi dalam bentuk sanksi administratif dan atau sanksi
hukum.
a. Teguran lisan
b. Sanksi tertulis
2. Sanksi Hukum
BAB V
PENUTUP
DAFTAR LAMPIRAN