Perjanjian Kerjasama Penyediaan percetakan yang selanjutnya disebut Perjanjian, dibuat dan
ditandatangani di UPT Puskesmas Rawat Inap Sipispis, Desa serbananti Kec Sipispis, pada hari
senin tanggal 22 bulan januari tahun 2018, oleh dan antara :
I. Abdul Ghoni selaku pemilik hand desidn yang berkedudukan dan berletak di jl.Sei Serayu
no.19 Medan, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, karenanya sah bertindak
untuk dan atas nama serta mewakili pemilik PERCETAKAN selanjutnya disebut “ PIHAK
PERTAMA”;
II. dr. Fitri Oktavia Pulungan selaku Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Sipispis yang
berkedudukan dan berkantor di Desa serbananti kec. sipispis, dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut., karenanya sah bertindak untuk dan atas nama serta mewakili UPT
Puskesmas Rawat Inap Sipispis, selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”.
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK dan masing-masing disebut Pihak sepakat untuk menandatangani Perjanjian dengan
syarat dan ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
PARA PIHAK bermaksud untuk melakukan kerja sama dalam penyediaan percetakan bagi UPT
Puskesmas Rawat Inap Sipispis dengan tujuan melengkapi kinerja pelayanan Admen, UKM dan
UKP UPT Puskesmas Rawat Inap Sipispis, dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian ini.
PASAL 2
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini tentang penyediaan percetakan untuk melengkapi
kebutuhan kegiatan Admen, UKM dan UKP UPT Puskesmas Rawat Inap Sipispis sebagaimana
diuraikan dalam Perjanjian ini.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini, PARA
PIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana diuraikan sebagai
berikut:
1. Hak PIHAK PERTAMA
a. Menerima pesanan percetakan tentang jenis maupun jumlah yang dibutuhkan oleh
PIHAK KEDUA;
b. Menerima pembayaran sesuai pesanan PIHAK KEDUA;
Halaman 1
c. Menerima pemberitahuan dari PIHAK KEDUA, apabila terjadi perubahan pesanan jenis,
jumlah maupun waktu penggunaan pesanan, tiga (3) hari sebelum hari penggunaan;
d. Menerima keluhan yang disampaikan PIHAK KEDUA tentang ketidak sesuaian antara
pemesanan dengan barang yang diterima;
e. PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk menandatangani perjanjian kerjasama dengan
PIHAK KEDUA;
f. Memberikan teguran dan atau peringatan tertulis kepada PIHAK KEDUA dalam hal
terjadinya penyimpangan terhadap pelaksanaan kewajiban PIHAK KEDUA dalam
Perjanjian ini;
g. Meninjau kembali Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA tidak memberikan tanggapan
terhadap peringatan tertulis;
h. Menghentikan perjanjian apabila terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA;
Halaman 2
f. Memberi tahukan pada PIHAK PERTAMA secara lisan maupun tulisan apabila terjadi
perubahan maupun pembatalan pesanan tiga (3) hari sebelum tanggal penyediaan;
PASAL 4
BIAYA PEMBAYARAN
1. PIHAK PERTAMA dilarang memungut biaya tambahan pada PIHAK KEDUA atas pesanan
barang yang diberikan.
2. PIHAK KEDUA dilarang memungut biaya yang dibebankan pada PIHAK PERTAMA atas jasa
pengambilan barang pesanan.
3. PIHAK KEDUA dilarang memungut biaya pada PIHAK PERTAMA apabila terdapat barang
pesanan yang rusak.
4. PIHAK KEDUA membayar biaya yang dibebankan pada PIHAK PERTAMA paling lama tiga
(3) bulan terhitung tanggal pemesanan.
PASAL 5
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku terhitung secara efektif sejak tanggal 23 bulan maret dan tahun 2018.
2. Perjanjian ini berakhir sesuai kesepakatan PARA PIHAK.
3. Apabila PARA PIHAK tidak berkeinginan/sepakat untuk mengakhiri perjanjian ini maka batas waktu
berlakunya perjanjian ini adalah tidak terbatas sampai PARA PIHAK sepakat untuk mengakhiri
perjanjian.
4. Apa bila ada salah satu dari PARA PIHAK ingin mengakhiri perjanjian, maka PIHAK yang
berkeinginan berkewajiban memberi tahukan pada salah satu PIHAK minimal tiga (3) bulan
sebelum perjanjian diakhiri.
5. Apa bila perjanjian diakhiri, segala kewajiban PARA PIHAK harus diselesaikan tanpa merugikan
salah satu dari PARA PIHAK.
PASAL 6
EVALUASI DAN PENILAIAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 7
MONITORING DAN EVALUASI
1. Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
secara langsung, berhak untuk melakukan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan
pelaksanaan kegiatan penyediaan percetakan serta kewajiban PARA PIHAK untuk
perbaikan pelaksanaan kegiatan.
2. Apabila ternyata dalam penyelenggaraan penyediaan pecetakan, ditemukan penyimpangan
terhadap Perjanjian yang dilakukan oleh PARA PIHAK, maka PARA PIHAK berhak menegur
secara tertulis.
3. Setelah melakukan teguran secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat 2 Perjanjian ini dan tidak ada tanggapan atau perbaikan dari PARA
PIHAK berhak mengakhiri Perjanjian ini.
Halaman 3
PASAL 8
SANKSI
1. Dalam hal PIHAK PERTAMA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai :
a. Tidak melaksanakan kewajiban pada saat pelaksanaan penyediaan percetakan;
b. Meminta biaya tambahan untuk mengantar atau kenaikan harga tanpa pemberi tahuan terlebih
dahulu;
c. melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini,
maka PIHAK KEDUA berhak melakukan teguran tertulis kepada PIHAK PERTAMA sebanyak 3
(tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran minimal minimal 7 (tujuh) hari
kalender, dengan tembusan ke Bupati Serdang Bedagai.
2. Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Tidak melakukan pembayaran atas tagihan yang dibebankan sampai melewati batas
waktu yang disepakati
b. memungut biaya tambahan kepada PIHAK PERTAMA diluar ketentuan;dan atau
c. melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini,
maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan teguran tertulis kepada PIHAK KEDUA sebanyak
3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran minimal minimal 7
(tujuh) hari kalender, dengan tembusan ke Bupati Serdang Bedagai.
3. PARA PIHAK berhak meninjau kembali perjanjian ini apabila ternyata dikemudian hari tidak
ada tanggapan atau perbaikan dari PARA PIHAK yang ditegur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal ini.
4. Dalam hal salah satu pihak diketahui menyalahgunakan wewenang dengan melakukan
kegiatan moral hazard atau fraud yang dibuktikan dari hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa
Internal maupun Eksternal sehingga terbukti merugikan pihak lainnya, maka pihak yang
menyalahgunakan wewenang tersebut berkewajiban untuk memulihkan kerugian yang
terjadi dan pihak yang dirugikan dapat membatalkan Perjanjian ini secara sepihak.
5. Pengakhiran perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 Pasal ini
dapat dilakukan tanpa harus memenuhi ketentuan sebagaimana tertuang pada pasal yang
ada pada Perjanjian ini dan tidak membebaskan PARA PIHAK dalam menyelesaikan
kewajiban masing-masing yang masih ada kepada pihak lainnya.
PASAL 9
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini dapat dibatalkan dan atau diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum Jangka
Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Persetujuan PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian ini yang berlaku
efektif pada tanggal dicapainya kesepakatan pengakhiran tersebut;
b. Salah satu Pihak melanggar ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini (wanprestasi)
dan tetap tidak memperbaikinya setelah menerima surat teguran/peringatan sebanyak3
(tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran/peringatan minimal7
(tujuh) hari kalender, dengan tembusan ke Bupati Serdang Bedagai. Pengakhiran berlaku
efektif secara seketika pada tanggal surat pemberitahuan pengakhiran Perjanjian ini dari
Pihak yang dirugikan;
2. Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak
sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA mengenai maksudnya tersebut sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya;
Halaman 4
3. Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul dan
tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
PASAL 10
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut “Force Majeure”) adalah
suatu keadaan yang terjadinya di luar kemampuan, kesalahan atau kekuasaan PARA
PIHAK dan yang menyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau
terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure
tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang
tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokkan umum, kebakaran, dan
kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan
Perjanjian ini.
2. Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya. Pihak yang terkena
Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada
Pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas)hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majeure,yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat
yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeure tersebut. Pihak yang
terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera setelah
peristiwa Force Majeure berakhir.
3. Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga
oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu Perjanjian ini.
4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat terjadinya
peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab Pihak yang lain.
PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PASAL 12
PEMBERITAHUAN
Halaman 5
PIHAK KEDUA: dr. Fitri Oktavia Pulungan
Desa : Serbananti
Kecamatan : Sipispis
Up. : Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Sipispis
Kab. Serdang Bedagai
atau kepada alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh PARA PIHAK, satu
kepada yang lain, secara tertulis.
2. Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada hari
penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada buku ekspedisi atau buku tanda
terima pengiriman, apabila pengiriman dilakukan melalui pos atau ekspedisi maka
dianggap diterima sejak ditandatanganinya tanda terima atau maksimal 5 hari kerja sejak
dikirimkannya surat tersebut sedangkan pengiriman melalui email, telex atau faksimili
dianggap telah diterima pada saat telah diterima kode jawabannya (answerback) pada
pengiriman email, telex dan konfirmasi faksimile pada pengiriman email atau faksimili.
PASAL 13
LAIN-LAIN
Demikianlah, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli, masing-masing sama bunyinya, di
atas kertas bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditanda-
tangani oleh PARA PIHAK.
Halaman 6