Anggota :
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) standar kerja yang harus dipenuhi
oleh suatu perusahaan guna menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif dengan mengendalikan berbagai resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja.
Ruang lingkup K3 terdiri dari aspek tenaga kerja, sistem kerja, sarana dan prasarana
perusahaan. Sistem manajemen K3 (SMK3) wajib diterapkan oleh perusahaan di
Indonesia dan memiliki landasan hukum yang diatur dalam UUD 45 pasal 27 ayat 2,
Undang-undang No.1 tahun 1970, Undang-undang No.13 tahun 2003 dan Permenaker
No. 05/Men/1996.
Berbagai macam permasalahan di bidang K3 masih banyak ditemukan terutama
di negara berkembang seperti Indonesia. Masalah yang masih ditemukan antara lain
kurangnya perhatian dari semua pihak akan pentingnya keselamatan kerja, masih
tingginya angka kecelakaan kerja dan rendahnya komitmen dari pemilik dan pengelola
usaha. Hal ini juga berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk dapat
bersaing secara global.
Salah satu kegiatan dalam pelatihan hiperkes yang diselenggarakan oleh Pusat
K3 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI adalah melakukan kunjungan ke
perusahaan PT. Karsa Surya Indonusa pada tanggal 07 September 2017 yang memiliki
jenis usaha dalam bidang jasa hiburan transportasi gondola yang berlokasi di kawasan
Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Melalui laporan ini kami menyampaikan hasil
inspeksi secara obyektif dan subyektif pada PT. Karsa Surya Indonusa beserta hasil
analisa data dan pemecahan masalah yang kami temukan terkait penerapan SMK3 di
perusahaan tersebut.
Tujuan dilakukan kunjungan atau Walk Through Survey adalah untuk mengetahui
implementasi dan efektifitas prosedur Keselamatan Kerja pada perusahaan yang
dikunjungi dengan memfokuskan pada sistem penanggulangan kebakaran, sistem
listrik, konstruksi bangunan atau alat; bahan dan proses kerja; landasan kerja (SOP);
kecelakaan kerja; Alat Pelindung Diri (APD) yang disiapkan; serta tanggap darurat dan
jalur evakuasi.
600 m
Naik-turun 600 m
penumpang
Naik-turun
STASIUN C penumpang
1. Memiliki surat kompetensi atau sesuai dengan landasan kerja yang digunakan.
2. Memiliki ijin operasi atau bekerja
3. Memiliki persiapan alat pelindung diri yang lengkap dan sesuai dengan bidang
yang akan dikerjakan.
4. Mematuhi standar operasi yang telah ditetapkan oleh landasan kerja yang
digunakan oleh perusahaan.
5. Memiliki regu penolong yang siap untuk melakukan tugas bila terjadi suatu
kecelakaan.
BAB II
PELAKSANAAN
Kunjungan pada GONDOLA ANCOL PT. Karsa Surya Indonusa dilakukan pada
tanggal 07 September 2017 pukul 12:00 s.d 16:00 WIB.
HASIL PENGAMATAN
o Dinamo Motorbox adalah alat utama pada mesin gondola yang bekerja
untuk memutarkan kabel besi sehingga gondola dapat bergerak dan
mengelilingi sesuai dengan jalur yang telah dibuat.
o Mesin pengatur oli adalah alat yang digunakan untuk mengatur distribusi
oli pada mesin sehingga mesin tetap lancar dalam bekerja dan tetap
dingin.
o Generator emergensi juga disiapkan bila suplai listrik pada kotak motor
dinamo sewaktu-waktu mati
Gondola di Taman Impian Jaya Ancol merupakan gondola buatan Swiss tahun
2003. Berat maksimum yang dapat ditampung gondola ini adalah 480 Kg atau setara
dengan 6 orang dewasa. Gondola dapat bergerak karena dikaitkan ke kawat baja,
dimana kawat tersebut dijalankan dengan roda-roda besar sehingga gondola dapat
bergerak mengelilingi rute yang telah dibuat. Pada pagi hari sebelum gondola
beroperasi, mesin gondola akan dipanaskan dulu sebelum kemudian gondola mulai diisi
oleh penumpang. Sepanjang rute perjalanan gondola maupun di dalam ruangan
gondola, tidak terdapat CCTV, sehingga tidak diketahui manakah gondola yang sedang
ada penumpang dan yang tidak ada.
3.3 LANDASAN KERJA DAN STANDAR OPERASI KERJA
Pihak manajemen juga memiliki alur pemeriksaan yang dibuat bila terjadi gangguan
pada gondola
3.4 INSTALASI LISTRIK DAN PRASARANA LAINNYA
Instalasi listrik yang diamati pada tempat kerja adalah sebagai berikut:
a. Sumber listrik:
- PLN 500 kVa dengan kekuatan 200 kVa (200.000 watt)
- Terdapat tiga penggerak
- Sistem terkomputerisasi
b. Mesin Genset :
- berjumlah satu dengan kekuatan 300 kVa (300.000 watt)
Prasarana kerja lainnya yang dapat diamati di area perusahaan antara lain:
a. Gondola
- Beban maksimal per kabin 480 kg (6 orang dewasa)
- Jumlah total kabin 37 buah akan digunakan sesuai kebutuhan pengunjung
- Total jarak tempuh 2.416,82 meter (± 2,4 Km)
- Jumlah Tower 11 unit. Tower tertinggi 21 m, Tower terrendah 11 m. Jarak
antar kabin 25,2 detik..
- Kecepatan 0,5-4 m/s.
- Penggerak seling : motor listrik DC 380 V.
- Sensor tanda bahaya kecepatan angin :
Siaga 1 : 36 knot (18m/s)
Siaga 2 : 26 Knot (13m/s)
Bangunan tempat kerja PT Gondola Astra Internasional terdiri dari 3 tower yang
terdiri yakni:
Stasiun A
Stasiun B sekaligus kantor PT Gondola Astra Internasional
Stasiun C
Kebakaran merupakan salah satu kejadian yang sering terjadi ditempat kerja.
Oleh karena itu setiap tempat kerja harus memiliki sistem pengendalian kebakaran.
APAR merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menanggulangi
kebakaran. Tempat rekreasi Gondola telah menerapkan sistem pengendalian
kebakaran, terbukti dengan adanya APAR di tempat kerja. Gondola memiliki 3 stasiun
yaitu A, B dan C yang telah dilengkapi dengan fasilitas APAR dengan jumlah kurang
lebih 5 – 7 APAR pada setiap stasiun. Sesuai dengan PERMENAKERTRANS nomer 04
tahun 1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR bahwa setiap
APAR harus di periksa 2 kali dalam setahun. APAR pada tempat rekreasi Gondola
hanya rutin di cek satu kali tiap tahun, terbukti dengan label tanggal kadaluarsa pada
setiap tabung APAR. Hal ini belum sesuai dengan PERMENAKERTRANS nomer 04
tahun 1980. Ketika ditanyakan kepada pekerja, tidak semua pekerja mengetahui cara
pemakaian APAR yang benar. Selain itu,ditemukan 2 tabung APAR di stasiun B telah
kadaluarsa. Di semua stasiun tidak ditemukan adanya detektor asap untuk mendeteksi
kebakaran yang terjadi.
Bila terjadi mati listrik, korban yang berada di gondola akan ditolong oleh tim
personil keselamatan yang telah diberikan latihan kesehatan dan keselamatan kerja.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami di kantor Gondola Ancol (PT. Karsa Surya
Indonusa). Kami mengidentifikasi adanya beberapa risiko yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan
kerja. Maka dari itu, kami menyusun perencanaan yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan
kerja, sebagai berikut:
Mengecek APAR
secara berkala
Memasang alat
Tidak ditemukan alat
Tidak dapat sensor
sensor asap/kebakaran.
mengidentifikasi asap/kebakaran
potensi terjadinya
kebakaran
Membuat jalur
Tidak dapat
Tidak ditemukan adanya evakuasi
mengevakuasi
jalur evakuasi.
dengan cepat saat
dalam keadaan
gawat darurat.
Stasiun C Tidak ditemukan alat Tidak dapat Memasang alat
sensor asap/kebakaran. mengidentifikasi sensor
potensi terjadinya asap/kebakaran
kebakaran
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Harrington & F.S Gill. 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. Edisi 3. Penerbit EGC.
Jakarta.
Republik Indonesia. 1970. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja. Lembaran Negara RI Tahun 1970. Sekretariat Negara.
Jakarta.