Anda di halaman 1dari 37

BAHAN SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


KLIEN NY. W DENGAN
GANGGUAN ORIENTASI REALITA (WAHAM)

Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Jiwa

Oleh:

EFRA KHAIRI
FEBRIA KUSUMA WARDANI
HENKY NOVIANDRI
NELVA PIRAWATI
YOGI DARMAYANDA
ANDRI SAPUTRA
EVA GUSMITA
PRIANDALA
ZANIRAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah

SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul : Bahan Seminar Asuhan Keperawatan dengan Klien Ny. W Gangguan

Alam Perasaan (Waham).

Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan yang belum

terjangkau oleh penulis, maka penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan

yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak Ns. Helen Patricia, M. Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan

Jiwa dan beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Semoga amal baik yang telah diberikan kepada saya mendapat imbalan yang

setimpal dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A...................................................................................................Latar

Belakang....................................................................................... 1

B...................................................................................................Tujua

n.................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI

A...................................................................................................Penge

rtian.............................................................................................. 3

B...................................................................................................Etiolo

gi................................................................................................... 3

C...................................................................................................Psiko

patologi Waham............................................................................ 5

D...................................................................................................Manif

estasi Klinis.................................................................................. 5

E...................................................................................................Maca

m-Macam Waham........................................................................ 5
F....................................................................................................Konse

p Asuhan Keperawatan ................................................................ 6

G...................................................................................................Diagn

osa Keperawatan.......................................................................... 9

H...................................................................................................Peren

canaan........................................................................................... 10

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................... 12

BAB IV PENUTUP

A...................................................................................................Penut

up.................................................................................................. 29

B...................................................................................................Saran

......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan

dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi.

Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/penuh, atau

kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang dilakukan pada

waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.


Menurut WHO (2010) tidak kurang dari 450 juta orang diseluruh Dunia

menderita gangguan jiwa. Pada tahun 2016 rencana WHO terhadap kesehatan

mental action 2013-2020 disahkan oleh majelis kesehatan Dunia pada tahun 2013,

lembaga ini mengakui peran penting dari kesehatan jiwa dalam mencapai

kesehatan bagi semua orang. Rencana tersebut meliputi 4 tujuan utama :

kepemimpinan yang lebih efektif dan pemerintahan untuk kesehatan jiwa,

penyediaan komprehensif, kesehatan jiwa dan kepedulian sosial layanan terpadu

dalam pengaturan berbasis masyarakat, pelaksanaan strategi promosi dan

pencegahan sistem informasi yang diperkuat.

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2010 menyatakan

bahwa hampir 2,5 jt jiwa. Berdasarkan hasil penelitian Rudi Maslim (2011)

prefalensi masalah kesehatan jiwa di indonesia sebesar 6,55%. Data dari 33 RSJ

diseluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah penduduk gangguan jiwa

mencapai 2,5 jt orang.

Berdasarkan data Riskesdas (2013) menunjukkan Prefalensi gangguan

mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala – gejala depresi dan kecemasan

untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang, sedangkan gangguan

jiwa berat seperti Skizofrenia mencapai 400 ribu orang.

Sedangkan di Jambi RSJD Jambi mengatakan di tahun 2016 angka kejadian

penderita gangguan jiwa di Jambi berkisar antara 1780 orang sedangkan sekitar

340.000 jiwa penduduk Provinsi jambi kini mengalami gangguan jiwa.


Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-

ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan

logika/bukti-bukti yang nyata.

Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau

tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal

itu mustahil.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran umum tentang penerapan proses asuhan

keperawatan terhadap klien dengan gangguan orientasi realita(waham).

2. Tujuan Khusus

a...........................................................................................................Peraw

at mampu melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan waham.

b...........................................................................................................Peraw

at mampu menyusun diagnosa keperawatan sesuai dengan hasil

pengkajian

c...........................................................................................................Peraw

at mampu menyusun perencanaan keperawatan terhadap pasien dengan

keluhan waham dengan kebutuhan pasien.


d...........................................................................................................Peraw

at mampu melakukan intervensi tindakan yang nyata sesuai dengan

perencanaan tindakan keperawatan dan prioritas masalah.

e...........................................................................................................Peraw

at mampu menentukan permasalahan yang dihadapi klien dan dengan

memperhatikan pohon masalah dapat diketahui penyebab sampai pada

efek dari masalah tersebut.


BAB II

WAHAM

A. Waham

Waham ditandai dengan syndrome depresi parsial/penuh, atau kehilangan

minat/kesenangan pada aktivitas yang bias dan yang dilakukan pada waktu lalu

ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.

Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-

ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan

logika/bukti-bukti yang nyata.

Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau

tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal

itu mustahil.

Waham adalah kepercayaan yang salah dan berfikir yang tidak sesuai

dengan orang lain dan kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart dan Sundeen,

1995).

B. Etiologi

1. Teori Psikodinamika

Teori psikoanalitik berfokus pada hubungan anak dan orang tua, yang

tidak memuaskan sejak dini, dengan proses berduka yang tak terselesaikan.

Ini mengakibatkan individual terfiksasi pada tahap marah, dari proses


berduka, dan mengarahkannya ke diri sendiri. Ego tetap lemah sementara

superego menjadi luas dan menjadi sifat menghukum.

Teori kognitif menunjukkan keyakinan bahwa depresi terjadi sebagai

akibat dari gangguan kognitif, menimbulkan evaluasi negatif tentang diri

selama proses pikir terganggu. Individu menjadi pesimis dan memandang diri

terhadap berharga dan tidak adekuat, serta hidup dalam keputusasaan.

2. Teori Biologi

Karena adanya beberapa kekuatan/pengaruh dari beberapa penyakit

keluarga yang mempunyai gejala yang sama.

3. Teori Dinamika Keluarga

Karena orang tua yang terlalu pemarah, menuntut dan kaku, tidak

percaya pada diri sendiri, mudah tersinggung.

Rentang respon neurologist :

Respon adaptif Respon maladaptif


 Pikiran logis  Pikiran kadang  Kelainan
 Persepsi akurat terganggu pikiran/ delusi
 Emosi  Ilusi  Halusinasi
konsisten dengan  Reaksi  Delusi
pengalaman emosional berlebih  Ketidakmampu
 Perilaku cocok  Perilaku ganjil an untuk mengalami
 Hubungan  Menarik diri emosi
 Isolasi sosial
C. Psikopatologi Waham

Seseorang yang merasa terancam dengan orang lain, atau dirinya sendiri

mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang

tidak menyenangkan akan terjadi dan menyangkal ancaman tersebut, terhadap

persepsi diri atau objek realita melalui manifestasi, kesan terhadap suatu kejadian

atau suatu keadaan dilanjutkan dengan memproyeksi pikiran dan perasaannya ke

lingkungan, sehingga pikiran, perasaan keinginannya yang negatif dan tidak dapat

diterima akan datang dari luar dirinya, akibatnya orang tersebut berusaha untuk

memberi alasan atau rasional tentang interprestasi perangai (dirinya sendiri/

terhadap realitas dirinya sendiri dan orang lain).

D. Manifestasi Klinis

1. Yakin bahwa pikirannya bertanggung jawab terhadap

kejadian/bencana.

2. Berpikir bahwa dirinya mendapat kekuatan super dari yang maha

kuasa.

3. Curiga, pemarah, takut, ditunjukkan pada lingkungan atau orang lain.

4. Perhatian menurun, sulit berkonsentrasi pada aktivitas

sederhana/kejadian

5. Pola bicara tidak logis/inkoheren

6. Pola tidur tidak teratur

7. Ambivalen
E. Macam-Macam Waham

1. Waham agama : yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara

berlebihan.

2. Waham kebesaran : yaitu keyakinan klien yang berlebihan terhadap

dirinya atau kekuatannya.

3. Waham somatik : klien yakin bahwa bagian tubuhnya terganggu,

terserang penyakit atau di dalam tubuhnya terdapat binatang.

4. Waham curiga : klien yakin bahwa ada orang/sekelompok orang yang

sedang mengancam dirinya.

5. Waham nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di

dunia ini/ sudah meninggal dunia.

6. Waham sisip pikir : yaitu klien yakin bahwa orang lain mengetahui isi

pikirannya, padahal ia tidak pernah menyatakan pikirannya pada orang

tersebut.

7. Waham siar pikir : yaitu klien yakin bahwa pikirannya dikontrol oleh

kekuatan luar.

F. Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian :

1. Faktor predisposisi

a. Perkembangan
Ketidakmampuan, individu dalam menyelesaikan tugas-tugas

perkembangan, misal rasa saling percaya yang tidak terbina, kegagalan

dalam mengungkap perasaan dan pikiran.

b. Lingkungan

Yang tidak terapeutik sering mengancam dan menimbulkan cemas

berkepanjangan.

c. Interaksi

1) Curiga merasa diawasi, kaku dan tidak toleran terhadap

dirinya.

2) Yang perlu diantisipasi, yaitu memperhatikan dalam perubahan

penampilan, persepsi dan isi pikir.

3) Tidak mampu memfokuskan pikiran dan tidak terselesaikan,

tidak mampu mengorganisasikan pikiran untuk menyelesaikan

masalah

2. Faktor Presipitasi

a. Faktor internal

Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang bermakna, secara berulang dan

ketakutan karena adanya penyakit fisik.

b. Faktor eksternal

Adanya trauma/serangan fisik, kehilangan hubungan penting dengan

orang yang berarti dan adanya kritikan dari orang lain.


c. Faktor biokimia

Kadar dopamine yang meningkat di atas, kelebihan dopamin akibat

meningkatnya produksi dan pelepasannya.

3. Faktor perilaku

a. Dimensi fisik

1) Nutrisi tidak adekuat terhadap delusi yang menyiksa.

2) Kesukaran tidur

3) Kesenangan dan keindahan, kurang perhatian ketika area pada

delusi.

4) Aktivitas tidak fungsional.

Kebiasaan pengobatan menolak tidak menurut aturan hidup karena

takut akan membahayakan (waham penganiayaan)

5) Perilaku destruktif

a) Kurang pengontrolan pikiran berdasarkan delusi.

b) Usaha bunuh diri

c) Pembunuhan

b. Dimensi emosional

1) Ekspresi emosi, kadang-kadang tidak ada

2) Takut yang berlebihan

3) Mencurigai orang lain/tidak percaya pada orang lain

4) Kasar, tidak menghargai, sukar marah

5) Terlihat bingung dan senang berfantasi


6) Merasa bersalah

7) Bermusuhan

c. Dimensi sosial

1) Percaya diri tidak realistik

2) Curiga

3) Menarik diri dan isolasi

4) Merasa dirinya orang terkenal/hebat.

d. Dimensi spiritual

1) Kepercayaan yang berlebihan

2) Tidak mampu menikmati hidup

3) Merasa dirinya Tuhan

4. Mekanisme koping

a. Denial : menghindari kenyataan yang tidak diinginkan.

b. Proyeksi : mengatakan harapan, pikiran, perasaan, motivasi sendiri

sebagai harapan.

c. Disosiasi : memisahkan diri dari lingkungan.

G. Diagnosa Keperawatan

Pohon Masalah

Perubahan proses Akibat


pikir waham

Kerusakan Masalah Utama


komunikasi verbal
Gangguan harga diri,
Causal/penyebab
harga diri rendah

Diagnosa Keperawatan :

1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham.

2. Perubahan proses pikir waham berhubungan dengan harga diri rendah

kronis.

H. Askep Teoritis

1. Diagnosa : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan

perubahan proses pikir waham.

Tujuan umum : Klien dapat melakukan komunikasi verbal

Tujuan khusus : 1.Klien dapat membina hubungan saling percaya

2.Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak

terpenuhi

3.Klien dapat membina hubungan realitas

4.Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

Perencanaan :

a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien

b. Jangan menambah dan mendukung waham klien

c. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung


d. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-

hari dan perawatan diri.

e. Beri tujuan pada penampilan dan kemampuan klien yang

realitas.

f. Observasi kebutuhan sehari-hari.

g. Bicara dengan klien dalam kontak realitas

h. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok

i. Diskusikan dengan keluarga tentang gejala waham, cara

merawatnya.

2. Diagnosa 2 : Perubahan proses pikir berhubungan dengan harga diri

rendah kronis

Tujuan umum : Proses pikir baik sesuai dengan realita.

Tujuan khusus : 1.Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat

2.Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki

3.Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

4.Klien dapat menetapkan kegiatan sesuai kondisi

5.Klien dapat menggunakan sistem pendukung yang ada.

Perencanaan :
a. Bina hubungan saling percaya

b. Diskusikan kemampuan dan aspek yang dimiliki.

c. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat

digunakan selama sakit.

d. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan

setiap hari sesuai kemampuan.

e. Beri kesempatan pada klien mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

f. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara

merawat klien dengan harga diri rendah.


BAB III

TINJAUAN KASUS

Ruang rawat : Srikandi

Tanggal dirawat : 15 Agustus 2018

I. Identitas Klien

Nama : Ny. w

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 44 Tahun

Informal : Orang tua klien

Agama : Islam

Alamat : Sunngai gelam, Ma. Jambi

Tanggal Pengkajian : 27 Agustus 2018

II. Alasan Masuk

Klien diantar oleh keluarga dan orang tua klien ke Rumah Sakit Jiwa

Jambi, dengan keluhan berbicara sendiri, melihat keluarga yang sudah

meninggal, mendengar suara, dan merasa memiliki kekuatan seperti tuhan dan

bisa mengendalikan isi pikiran orang lain

III. Faktor Predisposisi

Klien sebelumnya klien sudah pernah mengalami gangguan kejiwaan, dan

sudah lebih 2 tahun putus obat, riwayat pengobata sebelumnya kurang berhasil
IV. Faktor Presipitasi

Klien sering menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar, tidur-

tiduran, berjalan mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak bercerita,

selalu bercerita bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi.

Masalah keperawatan :

1. Kerusakan komunikasi verbal

2. Harga diri rendah

V. Fisik

a. Tanda-tanda Vital :

TD : 110/80 mmHg

S : 36,5oC

N : 84 kali/menit

RR : 22 kali/menit

b. Ukur : TB : 168 cm, BB : 65 kg

Tidak ada keluhan fisik


VI. Psikologi Sosial

1. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki / perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal satu rumah
Konsep Diri
a. Citra diri

Klien merasa dirinya cantik tanpa ada kecacatan atau kekurangan pada

dirinya.

b. Identitas

Saya adalah seorang pekerja di PNS, sekarang saya tidak bekerja lagi.

c. Peran

Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti orang yang

lainnya.

d. Ideal diri
Jika saya sembuh nanti saya ingin melanjutkan pekerjaan saya sebagai

PNS.

e. Harga diri

Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena uang saya 3 Triliyun

tidak diberikan kepada saya.

Masalah keperawatan :

HDR Kronis

2. Hubungan Sosial

Orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah suami, sebelum

mengalami gangguan kejiwaan, klien sering aktif dalam organisasi

masyarakat.

3. Spiritual

Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/

melaksanakan sholat 5 waktu.

VII. Status Mental

a. Penampilan

Cara berpakaian klien kurang rapi, tapi selalu bersih karena diganti tiap

hari.

Masalah keperawatan :

Defisit Perawatan Diri


b. Pembicaraan

Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Ny. w tidak mau

memulai pembicaraan bila tidak dimulai duluan, tidak mau memulai

pembicaraan bila tidak dimulai duluan, dan kadang-kadang membisu, klien

sering tidak nyambung dengan pertanyaan perawat.

Masalah keperawatan :

Kerusakan komunikasi verbal.

c. Aktivitas motorik

Tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentang kaki.

d. Alam perasaan

Gembira yang berlebihan, karena merasa mobil baru akan menjemputnya

pulang.

Masalah keperawatan :

Waham kebesaran.

e. Interaksi selama wawancara

Selalu mempertahankan pendapatnya

Masalah keperawatan :

Gangguan komunikasi verbal.

f. Persepsi

Selalu timbul ide-ide baru dari dirinya sendiri dan bercerita dari satu topik

ke topik lain yang masih ada hubungan.

MK : perubahan persepsi sensori.


g. Isi pikir

Selalu meninggi setiap semua cerita, Flight of Ideas

Masalah keperawatan :

Gangguan isi pikir

h. Tingkat kesadaran

Ny. W kelihatan bingung.

i. Memori

Klien menganggap suami dan anaknya sudah meninggal.

j. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien dapat berhitung sederhana dengan baik.

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Frekuensi : 2 x sehari

Jumlah : 1 porsi dihabiskan.

b. BAB/BAK

BAB : 1x / hari

BAK : 3-4 x / hari

c. Mandi

Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan

d. Istirahat dan tidur

Klien tidak memiliki masalah gangguan tidur.

e. Mekanisme koping

Benial, proyeksi dan disosiasi.


ANALISA DATA

Masalah
No Data
Keperawatan
1 Data Subjektif : Waham kebesaran
Klien mengatakan adanya orang yang ingin merebut
posisinya.

Data Objektif :
Cerita selalu meninggi bicara spontan dan lambat.
2 Data Subjektif : Harga diri rendah
 Saya ingin mengambil semua uang saya
sebanyak 3 triliyun sama keluarga saya
 Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga

Data Objektif :
 Tidak percaya diri
 Dan duduk sendiri

POHON MASALAH

Akibat RPK

Masalah utama WAHAM

Harga diri rendah


Penyebab
kronis
Diagnosa Keperawatan :
1. Kerusakan komunikasi verbal

2. Perubahan proses pikir waham kebesaran


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. W
Ruang : Srikandi

Diagnosa Perencanaan
No Tgl Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
29 Kerusakan TUM :
Agustus komunikasi Klien dapat melakukan
2018 verbal komunikasi verbal
berhubungan TUK :
dengan waham 1.Klien dapat membina 1.1. Klien dapat 1.1.1. Bina hubungan saling percaya 1.1.1.Hubungan saling percaya
hubungan saling mengungkapkan  Salam terapeutik sebagai dasar interaksi yang
percaya. perasaannya dan  Perkenalkan diri terapeutik
keadaan saat ini  Jelaskan tujuan interaksi
secara verbal.  Ciptakan lingkungan yang tenang
 Buat kontrak yang jelas
 Tepati waktu
1.1.2. Jangan membantah dan dukung waham 1.1.2.Meningkatkan orientasi realita
klien klien dan rasa percaya klien
 Katakan perawat menerima dan yakin
 Katakan perawat tidak mendukung
1.1.3. Observasi apakah waham klien 1.1.3.Waham harus dikenal terlebih
mengganggu aktivitas sehari-hari dahulu oleh perawat agar
intervensi efektif.

2.Klien dapat Klien dapat 2.1.1. Beri pujian pada penampilan dan 2.1.1.Memberikan hal yang positif
mengidentifikasi menunjukkan kemampuan klien yang realitas. atau pengakuan akan
kemampuan yang kemampuan yang meningkatkan harga diri klien.
dimiliki dimilikinya. 2.1.2. Diskusikan dengan klien kemampuan 2.1.2.Meningkatkan/mengingatkan
Klien dapat yang dimiliki pada waktu lalu dan saat kembali pengetahuan dan
menyebutkan ini yang realistis. kemauan klien
kelemahan yang 2.1.3. Jika klien selalu bicara tentang 2.1.3.Untuk mengetahui sampai
ada pada dirinya. wahamnya, dengarkan sampai dimana kebutuhan waham
kebutuhan waham tidak ada. klien

3.Klien dapat 3.1. Klien dapat 3.1.1.Observasi kebutuhan klien sehari-hari. 3.1.1.Untuk mengetahui apa
mengidentifikasi menjelaskan semua kebutuhan klien.
kebutuhan yang tidak kebutuhan yang 3.1.2.Diskusikan kebutuhan yang tidak 3.1.2.Untuk mengidentifikasi apa
terpenuhi tidak terpenuhi. terpenuhi baik selama di rumah maupun yang menjadi kebutuhan klien
di rumah sakit. dan pemecahan masalahnya.
3.1.3.Atur situasi agar klien tidak mempunyai 3.1.3.Agar waham klien tidak
waktu untuk menggunakan wahamnya. meningkat.

4.Klien dapat 4.1. Klien dapat 4.1.1. Berbicara dengan klien dalam 4.1.1.Untuk menghindari waham
berhubungan dengan bercerita/sesuai konteks realitas.
realitas dengan realitas. 4.1.2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas 4.1.2.Agar klien dapat berorientasi
kelompok dengan realitas.
4.1.3. Berikan pujian terhadap tindakan 4.1.3.Meningkatkan harga diri klien
positif yang dilakukan oleh klien. sehingga berani bergaul
dengan lingkungannya.

5.Klien dapat 5.1. Setelah 2 kali 5.1.1.Diskusikan dengan keluarga tentang : 5.1.1.Untuk mencegah terjadinya
dukungan dari pertemuan klien  Gejala waham kembali waham.
keluarga dapat membina  Cara merawatnya
hubungan dan  Lingkungan keluarga, follow up
dukungan dari
keluarga

Klien dapat Diskusikan dengan keluarga/klien tentang 6.1.1.Untuk mencegah terjadinya


6.Klien dapat minum obat tepat obat, dosis, frekuensi, efek dan efek kesalahan dalam pemberian
menggunakan obat waktu, dan dosis. samping. obat.
dengan benar Diskusikan perasaan klien setelah minum 6.1.2.Untuk mengetahui bagaimana
obat reaksi obat terhadap tubuh
klien.
2 30 Perubahan TUM :
Agustus proses pikir Klien mampu
2018 waham berhubungan dengan
kebesaran orang lain tanpa merasa
berhubungan rendah diri
dengan harga
diri rendah TUK :
kronis 1. Klien dapat 1.1. Klien dapat 1.1.1. Diskusikan dengan klien kelebihan yang 1.1.1. Mengidentifikasi hal-hal
memperluas menyebutkan ada pada dirinya. positif yang dimiliki klien
kesadaran diri kemampuannya 1.1.2.Beritahu klien bahwa manusia tidak ada 1.1.2. Menghadirkan realitas
2. Klien dapat yang ada setelah 1x yang sempurna, semua memiliki yang ada pada diri klien
menyelidiki dirinya pertemuan. kelebihan dan kekurangan.
3. Klien dapat 1.2. Klien dapat 1.1.3.Anjurkan klien untuk lebih 1.1.3. Memberi kesempatan
mengevaluasi menyukai meningkatkan kelebihan yang ada pada berhasil lebih tinggi.
dirinya. kelemahan pada dirinya.
4. Klien dapat dirinya dan menjadi
membuat rencana halaman untuk
yang realistis mencapai
5. Klien keberhasilannya.
mendapat dukungan
dari keluarga untuk 2.1. Klien dapat 2.1.1.Diskusikan dengan klien ideal dirinya, 2.1.1. Untuk mengetahui sampai
meningkatkan harga menyebutkan cita- apa harapan selama di rumah sakit, dimana realitis dari harapan
dirinya. cita dan harapan rencana klien setelah pulang dan apa klien
yang sesuai dengan cita-cita yang ingin dicapai.
kemampuan setelah 2.1.2.Bantu klien mengembangkan antara 2.1.2. Membantu klien
1 x pertemuan. kemampuan yang dimilikinya. membentuk harapan yang
2.1.3.Beri reinforcement positif terhadap realistis
keberhasilan yang telah dicapai. 2.1.3. Memberi penghargaan
terhadap perilaku positif.
3.1. Klien dapat 3.1.1.Bantu klien mengidentifikasikan atau
menyebutkan keinginan yang berhasil dicapainya. 3.1.1. Mengingatkan klien bahwa
keberhasilan yang 3.1.2.Kaji bagaimana perasaan klien dengan ia tidak selalu gagal.
pernah dialaminya. keberhasilannya tersebut. 3.1.2. Memberi kesempatan
3.2. Klien dapat 3.2.1. Bicarakan kegagalan yang untuk menilai dirinya sendiri.
menyebut pernah dialami klien dan sebab-sebab 3.2.1. Mengetahui sejauh mana
kegagalan yang terjadinya kegagalan. kegagalan tersebut
pernah dialaminya. 3.2.2. Kaji bagaimana respon klien mempengaruhi klien.
terhadap kegagalan tersebut dan cara 3.2.2. Mengetahui koping yang
mengatasi. selama ini yang digunakan
oleh klien
4.1. Klien dapat
menyebutkan 4.1.1. Bantu klien untuk 4.1.1. Klien tetap realistis
tujuan yang ingin merumuskan tujuan yang ingin dicapai. terhadap kemampuan yang
dicapai setelah 1 4.1.2. Diskusikan dengan klien dimilikinya.
kali pertemuan. tujuan yang ingin dicapai. 4.1.2. Mempertahankan klien
4.1.3. Bantu klien memilih prioritas untuk tetap realistis
tujuan yang akan dicapai. 4.1.3. Agar prioritas yang dipilih
Keluarga dapat sesuai kemampuan
berespon dan 5.1.1. Anjurkan pada keluarga
memperlakukan untuk memberi kesempatan berhasil 5.1.1. Memberikan kesempatan
klien secara tepat. pada klien. pada klien untuk sukses.
5.1.2. Anjurkan keluarga untuk 5.1.2. Membantu meningkatkan
menerima klien apa adanya. harga diri
5.1.3. Anjurkan keluarga untuk 5.1.3. Meningkatkan interaksi
melibatkan klien setiap pertemuan klien dengan keluarga klien
dalam keluarga.
No.
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
29 TUK I 1. Salam terapeutik “Selamat siang pak” (tersenyum) S : Nama saya W, saya suka dipanggil W
Agustus 2018  Memperkenalkan diri O : Suara pelan
10.00-10.30  Berjabat tangan Bicara spontan
 Duduk bersebelahan Ekspresi tenang
 Membuat kontrak A : Adanya hubungan saling percaya
 Menunjukkan sikap empati P : Pertemuan berikutnya klien dapat mengidentifikasi
Nama saya, mahasiswa STIKES Syedza Saintika Padang, kemampuan yang dimiliki.
praktek di sini selama dua minggu.

30 2. Salam terapeutik S : Saya adalah seorang PNS dan saya bekerja di kantor
Agustus 2009  Mengingat kontrak, topik, waktu dan tempat apakah Ibu lurah Paalmerah, saya di sini lagi menunggu sebuah
14.00-15.00 masih ingat pertemuan kita yang kemarin, pertemuan mobil baru datang.
sekarang kita akan membicarakan apa ? O : Bicara spontan
 Mengevaluasi kemampuan TUK 1 apakah Ibu mengingat Pelan
salah ? Inkoheren terkadang
 Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang Ekspresi tenang
dimilikinya. Kontak mata lama
Apa contoh keberhasilan yang telah Ibu raih ? A : Waham klien telah diketahui dan mengidentifikasi apa
 Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya yang menjadi kemampuan klien
untuk bercerita. P : Pertemuan berikutnya klien dapat menjelaskan semua apa
 Memberi pujian kepada klien atas ungkapan selama yang menjadi kebutuhan klien.
interaksi, bagus Ibu sudah banyak bercerita tentang diri
Ibu.
 Menyimpulkan kemampuan selama interaksi
 Tadi Ibu mengatakan bahwa Ibu adalah sebagai PNS dan
bekerja di kantor lurah Paalmerah, ibu orang yang
hebat !!, hanya saja karena mobil belum diberikan Ibu
jadi istirahat dan menunggu di sini.
 Mengakhiri pertemuan “Baiklah Ibu pertemuan kita
cukup sampai di sini.
Besok kita bertemu lagi pada jam 12.00 Wib, kita akan
bicara mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi.

TUK 3  Selamat siang Ibu! apa Ibu sudah Sholat Zukur S : Klien mengatakan saya ingin dan harus memiliki sebuah
 Mengingat kontrak apakah Ibu masih ingat kita akan mobil.
membicarakan apa ? O : Emosi sedikit meningkat
 Sekarang tolong Ibu jelaskan apa kebutuhan sehari-hari Ibu Suara pelan
dan apa kebutuhan Ibu yang tidak terpenuhi ? Kontak mata
 Menyimpulkan cerita klien, bahwa ia sekarang lagi A : Telah dapat diidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan
membutuhkan sebuah mobil. klien
 Menjelaskan kepada klien bahwa kita tidak terlalu P : Pertemuan berikutnya klien dapat berhubungan dengan
mengharapkan sesuatu yang diluar kemampuan. realitas.
 Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas-aktivitas
bermanfaat dan tidak ada waktu untuk wahamnya.
 Ibu besok kita bertemu lagi untuk bercerita lagi.

TUK 4  Selamat pagi ! Ibu kelihatannya sudah rapi sekali. S : Klien bercerita saya dulunya hampir tertangkap di
Malaysia karena membawa intan emas dan berlian untuk
 Ibu masih ingat kontrak kemarin ? presiden
 Mengajak klien bercerita tentang keadaan yang realitas O : Semangat
pada hari ini. Kontak mata
 Menganjurkan klien untuk bermain dan bergabung Banyak berbicara tentang kelebihan yang dimiliki.
bersama teman-teman klien yang lainnya. A : Klien belum dapat berhubungan dengan realitas dan perlu
 Memberi pujian terhadap tindakan yang dilakukan pasien. ditingkatkan lagi
P : Pertemuan berikutnya besok luas, masih pada intervensi
yang sama perlu ditingkatkan

TUK 5 S : Klien mengatakan sudah tahu tentang bentuk dan nama


 Tidak terlaksana dikarenakan tidak bertemu dengan obat serta dosis untuk dimakan
keluarga klien O : Memperhatikan obat yang diperlihatkan oleh perawat
TUK 6 Menanyakan satu persatu obat yang dikenal
 Bapak masih ingat apa-apa saja yang sudah kita bicarakan A : Dapat menyebutkan jenis dan nama obat dan guna obat
sesuai kontrak ? P : Klien dapat berhubungan dengan realitas.

 Mengobservasi responden verbal dan non verbal di saat ini.


 Mendiskusikan dengan klien macam-macam obat yang
dimakan CPZ (warnanya kuning orange, Heximer (warna
TUK 1 kuning), Codameg (warna biru) dimakan 3x sehari. S : Selamat pagi Bu ....
Klien mengatakan jika saya tidak memiliki mobil jabatan
 Selamat siang Ibu? sudah makan siang ? dan sudahkah saya akan diturunkan.
bapak minum obat ? Teman-teman saya sudah pakai mobil semua.
O : Klien menjawab singkat, menunduk, bicara pelan
 Mengingat kontrak kemarin dan topik apakah Ibu masih A : Klien mampu mengungkapkan kelebihan dan
ingat, kita sedang ingin membicarakan apa ? waktu 15 kekurangannya.
menit. P : Pertemuan berikutnya tentang menyelidiki diri.
 Mengobservasi respon verbal dan non verbal.
 Mendiskusikan kelebihan dan kelemahan klien, Ibu sudah
cukup hebat dan pintar dan bukan berarti jika tidak punya
mobil Ibu akan turun dari jabatan, Ibu masih banyak
orang-orang yang tidak bisa makan dan tidak mempunyai
pekerjaan tetapi mereka masih dapat menjalani kehidupan.
 Menyimpulkan hasil pertemuan, klien terlihat mulai dapat
menerima penjelasan dari perawat
TUK 2  Mengakhiri pertemuan dan menyepakati pertemuan besok. S : Saya ingin cepat pulang dan saya ingin membeli sebuah
mobil dan melanjutkan kuliah.
 Selamat Ibu? apakah Ibu sudah mandi pagi ? O : Bicara lancar
 Apakah bapak masih ingat perjanjian kita bahwa kita hari Kontak mata lama
ini akan membicarakan apa ? A : Klien belum dapat menyelidiki dirinya dan perlu
 Mengevaluasi TUK sebelumnya terutama tentang ditingkatkan lagi.
kemampuan yang dimiliki klien. P : Rencana dilanjutkan dan buat kontrak pertemuan
 Mengobservasi kepada klien apa harapan selama dirawat berikutnya.
dan apa rencana setelah pulang.
 Membantu klien untuk mengembangkan keinginan dan
kemampuan yang dimiliki.
Saya percaya Ibu pasti bisa asalkan Ibu mau berusaha dan
dalam keadaan sembuh
Mengakhiri pertemuan dan membuat kontrak untuk
TUK 3 pertemuan berikutnya. S : Selamat siang bu
Saya masih ingat kita akan membuat jadwal kegiatan
 Menyampaikan salam terapeutik selamat pagi Ibu! lagi saya kan ?
nonton acara apa ? Saya menyapu
 Mengevaluasi TUK sebelumnya. Sholat sesuai waktu
 Memberi pujian atas kemampuan yang dimilikinya. Mandi 2 kali
 Membantu membuat rencana realistik sesuai kemampuan Bermain dan bergabung dengan teman yang lainnya.
klien O : Bicara lancar
 Mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan secara nyata. Ekspresi tenang
 Mendorong klien untuk melaksanakan rencana yang telah Kontak mata lama
dibuat, mulai nanti sore Ibu sudah bisa melaksanakan A : Dapat melaksanakan jadwal kegiatan yang dibuat
jadwal yang telah kita buat. P : Klien dapat membuat rencana kegiatan yang lebih baik
 Pertemuan siang ini kita sudah cukup bagus, Bapak sudah dengan bantuan perawat.
dapat membuat jadwal yang telah kita buat
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pengkajian

2. Pengkajian

3. Evaluasi

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/

penuh, atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang

dilakukan pada waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.

Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan,

ide-ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan

logika/bukti-bukti yang nyata.

B. Saran

Agar dapat memberikan dukungan mental dan seoptimal pada pasien

dalam proses penyembuhan dan mampu merawat pasien di rumah agar tidak

kambuh lagi hari ini. Dikarenakan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam

memotivasi pasien untuk cepat sembuh dan meningkatkan harga diri pasien serta

kepercayaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.

Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Budi Ana Keliat, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan


Keluarga. Jakarta : PT. Fajar Interpratama.

Anda mungkin juga menyukai