Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERSEPSI SENSORI


PADA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN DIRUANG BETA

DISUSUN OLEH

DORIS ZARTIA
DWINA KETI AMELIA
TRIO MANDALA
JEFRIL KAMADANI
LINDI PRIMADANI
NELSI ROSALINDA

AKADEMI KEPERAWATAN
BINA INSANI SAKTI SUNGAI PENUH
2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta yang telah membukakan pintu pikiran penulis sehingga
makalah laporan tutor ini dapat penulis selesaikan proposal “Terapi Aktivitas
Kelompok Persepsi Sensorik pada Pasien Halusinasi Pendengaran di ruang
Arjuna”. Serta tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak-pihak yang telah mengambil peran dalam membantu kami menyelesaian
Proposal ini yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.

i
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami ikhlas dengan lapang dada menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun. Terakhir kami berharap semoga karya tulis ini dapat berguna
bagi penulis dan bagi pembaca.

Jambi, November 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
.............................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
.............................................................................................................................
iii

A. Latar Belakang
......................................................................................................................
4
B. Rumusan Masalah
......................................................................................................................
5
C. Tujuan
......................................................................................................................
5

ii
D. Manfaat
......................................................................................................................
6
E. Metode
......................................................................................................................
6
F. Media dan Alat
......................................................................................................................
6
G. Setting Tempat
......................................................................................................................
6
H. Pembagian Tugas
......................................................................................................................
7
I. Pasien
......................................................................................................................
8
J. Susunan Pelaksana
......................................................................................................................
8
K. Tata tertib dan Antisipasi Masalah
......................................................................................................................
9
TakStimulasiPersepsiSesiI: Mengenal Halusinasi................................10
Tak Stimulasi Persepsi Sesi II: Mengontrol Halusinasi : Menghardik
.................................................................................................................
14

DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................................................................
25

iii
A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan
diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana
klien berada (American Nurses Associations). Menurut WHO, kesehatan
jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai
karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.
Ada tujuh diagnosa dalam keperawatan jiwa yang salah satunya adalah
halusinasi. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi
yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus
yang nyata Keliat, (2011) dalam Zelika, (2015). Halusinasi pendengaran
adalah klien mendengar suara-suara yang tidak berhubungan dengan stimulasi
nyata yang orang lain tidak mendengarnya (Dermawan dan Rusdi, 2013).
Sedangkan menurut Kusumawati (2010) halusinasi pendengaran adalah klien
mendengar suara-suara yang jelas maupun tidak jelas, dimana suara tersebut
bisa mengajak klien berbicara atau melakukan sesuatu.
Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi
penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan.
Angka terjadinya halusinasi cukup tinggi. Berdasarkan hasil pengkajian di
Rumah Sakit Jiwa Medan ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi.
Menurut perawat di Rumah Sakit Grhasia Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta khususnya di ruang kelas III rata- rata angka halusinasi mencapai
46,7% setiap bulannya (Mamnu’ah, 2010).
Pasien dengan halusinasi diruang arjuna rumah sakit jiwa daerah jambi
menempati urutan pertama dengan angka kejadian lebih kurang 50 persen
dari 16 pasien di ruang arjuna.

iv
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan sebagai tugas untuk
memahami keperawatan jiwa yang harus dikuasai 7 komponen salah satunya
halusinasi, maka kelompok mengambil tema terapi aktivitas kelompok
dengan halusinasi. Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi merupakan
upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial. Kami menganggap dengan therapy aktifitas kelompok
(TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, klien yang mengikuti
terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasinya sehingga klien dapat berkerja sama dan tidak mengganggu
anggota kelompok yang lain.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang


dapat diambil ialah, Bagaimana konsep terkait terapi aktivitas kelompok
persepsi sensori pada pasien halusinasi pendengaran?

C. Tujuan
 Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi
yang dilakukan sehingga dapat mengontrol halusinasinya.
 Tujuan Khusus
a. Klien mampu menceritakan masalah dan perasaanya
b. Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol halusinasinya
c. Klien mampu menyebutkan dan mempraktekkan 5 benar obat dan cara
minum obat yang benar.
d. Klien mampu mempraktekkan cara bercakap-cakap untuk mengontrol
halusinasinya
e. Klien mampu melakukan jadwal kegiatan untuk mengatasi
halusinasinya.
D. Manfaat
1. Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok pada
gangguan persepsi halusinasi bagi pembaca dan penulis .
2. Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi aktivitas
kelompok pada gangguan persepsi halusinasi.

v
3. Agar bisa menjadi bahan koreksi di referensi yang sebelumnya.
4. Mampu meningkatkan identitas diri pasien.
5. Mampu meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial
pasien.

E. Metode
1. Dinamika kelompok,
2. Diskusi, dan
3. Tanya jawab.

F. Media dan alat

G. Setting tempat

Keterangan :

: Leader

: Co Leader

: Fasilitator

: Observer

: Pasien

H. Pembagian tugas
1. Leader Tugas:
a. Memimpin jalannya TAK
b. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK

vi
d. Memimpin diskusi kelompok

2. CO leader Tugas:
a. Membuka acara
b. Mendampingi leader
c. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
d. Meneyerahkan kembali posisi kepada leader
e. Menutup acara diskusi

3. Fasilitator tugas:
a. Memberikan stimulus dan memotifator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalan terapi
b. Menyiapkan alat sebelum dan yang akan digunakan selama tak
berlangsung
c. Membantu menyiapkan klien dan sasaran yang menunjang ketika
kegiatan kelompok berlangsung

4. Observer Tugas:
a. Mengobservasi jalannya kegiatan
b. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan nonverbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)

I. Pasien
1. Kriteria pasien
a. Pasien dengan halusinasi pendengaran yang sudah menunjukkan
kemauan untuk menceritakan apa yang didengar
b. Pasien dengan halusinasi pendengaran, pasien sudah mampu mengatasi
jika halusinasi tersebut muncul

2. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut kegiatan TAK

J. Susunan pelaksanaan
a. Susunan perawat pelaksaan TAK
 Leader
 CO leader
 Fasilitator
 Observer

vii
b. Pasien peserta TAK sebagai berikut:
No Nama Masalah Keperawatan

1.

2.

3.

4.

5.

K. Tata tertib dan antisipasi masalah


1. Tata tertib pelaksanaan
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir lima menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersiha dan sudah mandi
d. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
e. Jika ingin mengajukan atau menjaab pertanyaan, pserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pembimbing
f. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
g. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK
belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAK

2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada prose TAK


a. Apabila ada klien yang sudah bersedia mengikuti TAK, namun pada
saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang di ambil
adalah: mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai
dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya

viii
b. Apabila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak
boleh dilakukan
c. Apabila dalam pelaksaan dalam anggota kelompok ada yang tidak
mentaati tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan
kesepakatan ditegur terlebih dahulu, dan bila masih tidak kooperatif
maka dikeluarkan dari kegiatan.

TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI


SESI I : MENGENAL HALUSINASI

A. TUJUAN
1. Klien dapat mengenal halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasinya
4. Klien mengenal perasaanya pada saat terjadinya halusinasinya

B. SETTING
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan
2. Tempat tenang dan nyaman
C.Alat
1. Spidol
2. Papan tulis

D.METODE
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi

LANGKAH KEGIATAN
1.persiapan
- Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi: halusinasi
- Membuat kontrak dengan klien
- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2.Orientasi
a.salam terapeutik
salam dari terapis pada klien
perkenalan nama dan panggilan terapis(pakai papan nama)

ix
menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b.Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
d.Kontrak
1.terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal
suara suara yang didengar
2. terapis menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada
terapis
Lama kegiatan 20 menit
Setiap klien mengikuti legiatan dari awal sampai selesai
3.Tahap kerja
a.Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara
suara yang didengar (halusinasi)tentang isinya waktu terjadi, situasi terjadi, dan
perasaan klien pada saat terjadi
b.Terapis minta klien menceritakan halusinasi kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadinya, dan perasaan klien saat terjadinya halusinasi.mulai dari klien
yang sebelah kanan, secara berurutan sampai klien mendapat giliran, hasilnya
ditulis dibuku
b.Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
c.Simpulkan isi,waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara
yang biasa didengar
4.Tahap terminasi
a. Evaluasi
1.terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b.Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi,waktu,situasi,dan perasaan jika
terjadinya halusinasi
c.kontrak yang akan datang
1.menyepati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi
2.menyepatiwaktu dan tempat
EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah
mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi
dan perasaan saat terjadi halusinasi.

x
NO Menyebut isi Menyebut waktu Menyebut stuasi Menyebut perasaan
Nama klien
halusinasi terjadinya terjadinya saat halusinasi
halusinasi halusinasi

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI


SESI II: MENGONTROL HALUSINASI : MENGHARDIK

xi
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok ditempat yang bersih,tenang dan nyaman

C. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
3. Simulasi

D. Pembagian Tugas
Leader : jefril kamadani
Co leader : lindi primadani
Dwina keti amelia
Fasilitator : doris zartia
Nelsi rosalinda
Observer : trio mandala

E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan kegiatan
a) Lama kegiatan 30 menit
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

xii
c) Selama kegiatan berlangsung klien harus duduk tertib dan
tenang
d) Jika akan meninggalkan kelompok, klien harus meminta izin.
3) Menanyakan kepada klien apakah sudah memahami aturan
kegiatan

3. Kerja
a. Terapis meminta masing-masing klien untuk duduk melingkar,terapis
meminta kepada salah satu klien untuk menceritakan apa yang
dilakukan jika mengalami halusinasi dan apakah itu bisa mengatasi
halusinasinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan
pujian dan mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan menghardik
halusinasi dimulai dari peserta sebelah kiri sampai semua peserta
mendapat giliran
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk
tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi

4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapi menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas tersebut
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu
belajar mengontrol halusinasi dengan cara lain
2) Terapi membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK

5. Evaluasi
A. Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi Struktur

xiii
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-Leader, Fasilitator, Observer telah berperan dan
melaksanakan kegiatan TAK dengan baik

2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasikan seluruh kegiatan dari awal
hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara
c. Co-Leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang befungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu :
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

F. Evaluasi dan dokumentasi


No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan
mengatasi halusinasi

2. Menyebutkan
efektifitas cara

3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi

xiv
dengan menghardik

4. Memperagakan
menghardik halusinasi

DAFTAR PUSTAKA

- Makrifatuk, lilik, 2011, “ keperawatan jiwa” Yogyakarta, Graha ilmu

- Fitria, N, 2010, “ Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan
strategi pelaksnaan tindakan.

- Keliat, B.A,dkk. 2011. “Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic


Course). Jakarta : EGC.

- Kusumawati, F & Hartono, Y. 2010. “Buku Ajar Keperawatan Jiwa”. Jakarta :


Salemba Medika

- Dermawan, D & Rusdi. 2013. “Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Kepperawatan iwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing

- Mamnu’ah. 2010 .” Stress dan Strategi Koping Keluarga Merawat Anggota


Keluarga yang Mengalami Halusinasi. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan.
Yogyakarta : Stikes ‘Aisyiyah Ypgyakarta.

xv

Anda mungkin juga menyukai