Pengampu : Dr. Vita Murniarti T., dr., Sp.OG., M.Kes., AIFO., S.H
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Nur Afifah Harahap (131020180501)
Shandy Kusumawardhani (131020180504)
Fauzah Cholashotul I’anah (131020180515)
Eka Andriany (131020180518)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
...............................................................................................................
...............................................................................................................
1
B. Tujuan
...............................................................................................................
...............................................................................................................
3
iii
E. Tujuan ANC (Ante Natal Care)
.............................................................................................................
.............................................................................................................
7
F. Refocusing Asuhan Kehamilan
.............................................................................................................
.............................................................................................................
7
G. Standar Asuhan Kehamilan
.............................................................................................................
.............................................................................................................
11
H. Tipe Pelayanan
.............................................................................................................
.............................................................................................................
12
I. Hak-hak Wanita Hamil
.............................................................................................................
.............................................................................................................
13
J. Tenaga Profesional
.............................................................................................................
.............................................................................................................
13
K. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Kehamilan
..............................................................................................................
..............................................................................................................
13
L. Evidence Based (Suatu Kajian Berdasarkan Bukti) dalam Asuhan
Antenatal
..............................................................................................................
..............................................................................................................
14
M. Telaah Jurnal
..............................................................................................................
..............................................................................................................
18
iv
BAB 3 PENUTUP
A. Simpulan
.............................................................................................................
.............................................................................................................
22
B. Saran
.............................................................................................................
.............................................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA
23
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang
didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat
masa konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari
ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi
43 minggu.1 Jumlah ibu hamil di Indonesia pada tahun 2017 tercatat sekitar
5.324.562 jiwa.2
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan
calon bayi yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga
disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat dan
menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada
masa kehamilan.3
Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan
normal juga dapat berubah menjadi kehamilan patologis.4 Patologi pada
kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang
menyertai ibu saat kondisi hamil.5
Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang
waktu kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in
partu bahkan setelah persalinan.6 Ibu hamil yang mengalami gangguan medis
atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi,
sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi lebih
besar.7
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan
suatu bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat
disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah persalinan.
Hal ini dapat terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat
oleh kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk
kematian ibu hamil yang diakibatkan karena kecelakaan.8
1
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization
(WHO) mencatat sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya
akibat komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan
sebanyak 99% diantaranya terdapat pada negara berkembang. Di negara
berkembang, pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu mencapai 239 per
100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan negara maju yang hanya
mencapai 12 per 100.000 kelahiran hidup.9 AKI di Indonesia dalam data
Kemenkes pada tahun 2016 terdapat sekitar 305 per 100.000 kelahiran
hidup.10
AKI diakibatkan karena risiko yang dihadapi oleh ibu selama masa
kehamilan hingga persalinan. Beberapa faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan ibu hamil meliputi kondisi sosial ekonomi yang
menjadi salah satu indikator terhadap status gizi ibu hamil, kesehatan yang
kurang baik pada saat sebelum maupun dalam masa kehamilan, adanya
komplikasi pada kehamilan dan saat melahirkan, adanya ketersediaan fasilitas
kesehatan khususnya pelayanan terhadap prenatal dan obstetri. Selain itu,
terdapat 4 kriteria “terlalu” yang juga menjadi penyebab kematian dalam
maternal, yaitu terlalu muda usia ibu untuk melahirkan (usia < 20 tahun),
terlalu tua usia ibu saat melahirkan (usia > 35 tahun), terlalu banyak jumlah
anak (anak > 4 orang), dan terlalu rapat jarak antar setiap kelahiran (jarak < 2
tahun).11
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda global dalam
Pembangunan Berkelanjutan dengan pelaksanaan dari tahun 2016 hingga
tahun 2030 yang merupakan pembaharuan Millenium Development Goals
(MDGs) atau agenda Pembangunan Milenium yang telah resmi berahir pada
tahun 2015. Salah satu tujuan SDGs adalah terciptanya suatu kondisi
kehamilan dan persalinan yang aman, serta ibu dan bayi yang dilahirkan
dapat hidup dengan sehat, yang dilakukan dengan pencapaian target dalam
mengurangi rasio kematian ibu secara global hingga kurang dari 70 per
100.000 kelahiran.12
Komplikasi dalam kehamilan dapat terjadi pada tahap
kehamilan trimester manapun, mulai dari fertilisasi hingga persalinan.
2
Diagnosis dini faktor risiko terhadap komplikasi akan mengarah pada
pengobatan dan mencegah timbulnya bahaya terhadap ibu maupun janin.3
Sehingga dalam perjalanannya asuhan kepada ibu hamil memegang
peranan penting dalam membantu menurunkan angka kematian ibu sehingga
diperlukan pemahaman terkait dengan pengembangan asuhan kehamilan agar
asuhan yang diberikan sesuai dengan evidence based.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang:
1. Filosofi asuhan kehamilan
2. Lingkup asuhan kehamilan
3. Prinsip pokok asuhan kehamilan
4. Sejarah asuhan kehamilan
5. Tujuan ANC (Ante Natal Care)
6. Refocusing asuhan kehamilan
7. Standar asuhan kehamilan
8. Tipe pelayanan
9. Hak-hak wanita hamil
10. Tenaga profesional
11. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan
12. Evidence based (suatu kajian berdasarkan bukti) dalam asuhan antenatal
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
3. Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri (TFU)/
posisi/ Presentasi dan penurunan janin.
4. Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan struktur panggul.
5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin
dengan fetoskope/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
6. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)
7. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
8. Mengkaji kenaikan berat Badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
9. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi
Bidan.
10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis
gravidarum tingkat I, abortus iminen dan preeklamsia ringan.
11. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan
kehamilan.
12. Memberi immunisasi
13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya
termasuk rujukan tepat pada : kurang gizi, pertumbuhan janin tidak
adekuat, PEB dan hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda
aterm, kematian janin, oedema yang signifikan, sakit kepala berat,
gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, KPSW,
Persangkaan Polihidramnion, DM, kelainan kongenital, hasil laboratorium
abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular
seksual, vaginitis, infeksi saluran kencing.
14. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi
orangtua.
15. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil
seperti nutrisi, latihan, keamanan, merokok.
16. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia.
5
C. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
Prinsip merupakan dasar atau azas kebenaran yang menjadi pokok
dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Sebagai seorang bidan dalam
melakukan asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas pokok
dan fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar kewenangan atau mal
praktik. Selain harus memiliki kompetensi, bidan dalam melaksanakan asuhan
harus berpegang pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Kebidanan; Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan, pelayanan dilaksanakan sesuai standar
pelayanan kebidanan dan standar profesi bidan.14,15
6
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi.
2. Mendeteksi dan menatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau obstetri
selama kehamilan.
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi.
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.
7
1) Pendidikan dan konseling kesehatan tentang:
a) Tanda-tanda bahaya dan tindakan yang tepat
b) Bidang utama dari asuhan diri sendiri seperti gizi, termasuk
suplemen, mikronutrisi, serta hidrasi, persiapan pemberian ASI
eksklusif dan segera, pencegahan dan pengenalan gejala-gejala
PMS (Penyakit Menular Seksual), pencegahan malaria, dan
infeksi cacing.
2) Pembuatan rencana persalinan, termasuk kesiapan menghadapi
komplikasi
3) Penyediaan TT
4) Penyediaan mikronutrisi, profilaksis termasuk zat besi dan folat.
Hal ini bergantung pada bukti-bukti epidemiologis setempat
mengenai kekurangan mikronutrisi, vitamin A, iodium, dan
kalsium.
5) Penyediaan IPT dan SP, terutama bagi primigravida dan multi
gravida pada wilayah-wilayah yang terlanda malaria endemik
secara berselang.
6) Penyediaan pengobatan anhelminth (pemberantasan penyakit
cacingan) di wilayah-wilayah yang secara signifikan sering
ditemukan cacing gelang.
7) Pemberian kemudahan untuk pemberdayaan klien agar bisa secara
aktif terlibat dalam situasi dirinya, terutama dalam kaitannya
dengan gizi serta kesiapan menghadapi kelahiran.
b. Pendeteksian secara dini tanda-tanda penyakit atau komplikasi yang
bisa mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi
baru lahir.
1) Anemia berat
2) Proteinuria
3) Hipertensi
4) Sifilis dan PMS lainnya tergantung pada tingkat keberadaannya
pada populasi setempat
8
5) HIV
6) Malpresentasi janin setelah minggu ke-36
7) Aktivitas janin (DJJ dan pergerakan yang terlihat).
c. Intervensi yang tepat waktu untuk penatalaksanaan suatu penyakit atau
komplikasi.
1) Anemia berat
2) Perdarahan selama kehamilan
3) Hipertensi yang disertai proteinuria dengan atau tanpa eklamsi
4) Sifilis, klamidia, gonore,herpes, serta penyakit menular seksual
(PMS) lainnya yang banyak terdeteksi di wilayah tersebut
5) HIV
6) Malpresentasi atau kelainan (letak lintang, sungsang, hidrosefalus,
gemeli) setelah minggu ke-36.
7) Kematian janin
8) Kondisi medis yang terjadi secara bersamaan, seperti misalnya
tuberculosis, diabetes, hepatitis).
2. Isi Asuhan Antenatal Terfokus
Selama ini seringkali fokus asuhan antenatal adalah penapisan
dengan tujuan menggolongkan masing-masing ibu dalam kategori resiko
yang spesifik (resiko rendah atau resiko tinggi). Meskipun faktor resiko
bisa mengidentifikasi kelompok-kelompok wanita dengan kemungkinan
komplikasi lebih besar, faktor resiko tidak bisa memprediksi individu
mana yang akan menemui resiko. Meskipun pertimbangan resiko bisa
digunakan oleh bidan sebagai penyusunan rencana tindakan dan
pengobatan, program penyaringan yang akan menggolongkan wanita ke
dalam kategori resiko pasti akan mengabaikan wanita yang ebresiko
rendah, dan akan kehilangan kredibilitasnya dalam mengestimasi para
pemakai atau masyarakat yang mengamati bahwa wanita yang mereka
ketahui sebagai resiko rendah akan mengembangkan komplikasi dan
banyak lainnya yang memiliki resiko tinggi akan melahirkan tanpa
maslahsama sekali. Oleh karena itu, perlu dilakukan hal-hal sebagai
9
berikut: 18
a. Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi.
Meskipun pendidikan kesehatan sudah semakin banyak
dimasukkan ke dalam asuhan antenatal, namun isi dan metode
penyampaian pendidikan ini sering tidak efektif karena tidak
memecahkan masalah kekhawatiran, tetapi justru merupakan anjuran
rutinitas yang memberikan petunjuk yang tidak masuk akal dan tidak
sesuai kebutuhan individu. Pendidikan dan komunikasi antar pribadi
harus didasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa serta
mengormati martabat dari para klien tersebut.Keluarga dan orang dekat
harus dilibatkan dalam pendekatan terhadap pendidikan ini beserta
pemecahan masalahnya.
b. Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien dan masyarakat.
Asuhan antenatal memberikan kesempatan bagi klien untuk
belajar mengetahui dan mempercayai sistem asuhan melalui tenaga
kesehatan. Asuhan antenatal hendaknya bisa diakses oleh para ibu
hamil dimana akses ini juga harus memperhitungkan akses kultural,
waktu, dan letak geografisnya, seperti apakah asuhan antenatalnya
akan berlangsung di rumah, di tempat pelayanan kesehatan primer atau
di tingkat rujukan. Sebagai contoh, pada rencana persalinan, harus
menjelaskan secara rinci pengaturan yang dibuat untuk merespon
dalam cara yang tepat waktu terhadap perkembangan suatu komplikasi,
termasuk transportasi beserta sistem rujukannya, donor darah, dan
siapa yang mendampingi dalam membuat keputusan. Anggota-anggota
keluarga dan penolong persalinan harus mengetahui tanda-tanda dari
komplikasi yang mengancam jiwa agar tidak terlambat dalam membuat
keputusan.
Sehingga, asuhan antenatal harus diintregasikan secara ketat
dengan jasa pelayanan ibu dan anak lainnya, meningkatkan
komunikasi yang efektif antara pemberi asuhan dan tenaga ahli.
Asuhan antenatal harus secara terus menerus terfokus kembali pada
10
klien serta lingkungannya untuk memaksimalkan kesempatan bagi
kesejahteraan ibu maupun bayi.
11
Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan
kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10 T yaitu :19
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;
2. Ukur tekanan darah;
3. Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan;
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),
pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi); yang pemberian
pelayanannya disesuaikan dengan trimester kehamilan.
9. Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;
10. Temu wicara (konseling)
H. Tipe Pelayanan
Tipe pelayanan dalam asuhan kebidanan meliputi layanan kebidanan
primer, layanan kebidanan kolaborasi dan layanan kebidanan rujukan.13
1. Layanan kebidanan primer merupakan pelayanan bidan yang sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Bidan.
2. Layanan kebidanan kolaborasi merupakan layanan Bidan sebagai anggota
tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai salah
satu urutan proses kegiatan layanan.
3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan Bidan dalam rangka rujukan
ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya Bidan menerima
rujukan dari dukun, juga layanan horisontal maupun vertikal ke profesi
kesehatan lain.
12
1. Wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif, yang
diberikan secara bermartabat dan dengan rasa hormat.
2. Asuhan harus dapat dicapai, diterima, terjangkau untuk/semua perempuan
dan keluarga.
3. Wanita berhak memilih dan memutuskan tentang kesehatannya.
J. Tenaga Profesional
Mengenai tenaga-tenaga profesional yang bekerja dalam pelayanan
kebidanan adalah sebagai berikut:19
1. Dokter spesialis dalam ilmu kebidanan dan kandungan
2. Dokter bukan spesialis yang mempunyai banyak pengalaman di bidang
kebidanan
3. Dokter umum
4. Bidan
5. Public Health Nurse
6. Tenaga dalam bidang kesehatan anak
7. Tenaga dalam pelayanan sosial
13
sesuai dengan kewewenang dan lingkup praktek bidan
3. Communicator (komunikator)
Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi secara
efektif dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat dan profesi lain
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.
4. Decision Maker (pengambil keputusan dalam asuhan kebidanan)
Seseorang yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan
klinik dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat
dengan menggunakan prinsip partnership.
5. Manager (pengelola)
Seseorang yang mempunyai kemampuan mengelola klien dalam
asuhan kebidanan dalam tugas secara mandiri, kolaborasi (team) dan
rujukan dalam kontek asuhan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
14
mengenai tujuan asuhan antenatal yaitu :
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersihan diri dan
proses kelahiran bayi.
b. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun
Obstetri selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis
dan sosial.
2. Adapun Antenatal care akan efektif bila meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Asuhan diberikan oleh petugas yang terampil dan berkesinambungan.
b. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan
komplikasi.
c. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toksoid,
suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).
d. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu
hamil (HIV, sifilis, tuberkulosis, Hepatitis, penyakit medis lain yang
diderita (misal : hipertensi, diabetes, dan lain-lain).
3. Asuhan Antenatal secara tradisional
Seperti dalam asuhan antenatal, sebelum dikenal adanya asuhan
berdasarkan evidence based, asuhan yang diberikan berdasarkan
tradisional. Asuhan yang banyak berkembang saat ini sebenarnya berasal
dari model yang dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini. Lebih
mengarah ke ritual dari pada rasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah
ke frekuensi dan jumlah dari pada terhadap unsur yang mengarah kepada
tujuan yang essensial.
4. Pentingnya deteksi penyakit dan bukan penilaian/pendekatan risiko
Pendekatan risiko yang mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan
antenatal adalah melakukan screening untuk memprediksi faktor-faktor
15
risiko untuk memprediksi suatu penyakit, tetapi berdasarkan hasil studi di
Zaire membuktikan bahwa 71% persalinan macet tidak bisa diprediksi,
90% ibu yang diidentifikasi berisiko tidak pernah mengalami komplikasi
dan 88% dari wanita yang mengalami perdarahan pasca persalinan tidak
memiliki riwayat yang prediktif.
Pendekatan risiko mempunyai nilai prediksi lebih buruk, oleh
karena itu tidak dapat membedakan mereka yang akan mengalami dan
yang mengalami komplikasi, juga keamanan palsu oleh karena banyak ibu
yang dimasukkan dalam risiko rendah mengalami komplikasi, namun
mereka tidak pernah mendapat informasi mengenai komplikasi kehamilan
dan cara penanganannya. Bila terpaku pada ibu risiko tinggi maka
pelayanan pada wanita hamil yang sebetulnya bisa berisiko akan
terabaikan. Dapat dikatakan bahwa setiap wanita hamil mempunyai risiko
untuk mengalami komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan
ibu bersalin yang berkualitas. Bahkan wanita yang digolongkan dalam
risiko rendah bisa saja mengalami komplikasi.
Jadi pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efisien
ataupun efektif untuk menurunkan angka mortalitas ibu karena :
a. Faktor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, biasanya bukan
penyebab langsung terjadinya komplikasinya.
b. Apa yang akan anda lakukan bila mengidentifikasi pasien risiko tinggi
dan apa yang harus dilakukan pada pasien dengan risiko rendah?
c. Mortalitas ibu relatif rendah pada populasi yang berisiko (semua
wanita) dalam usia subur). Faktor risiko secara relatif adalah umum
pada populasi yang sama, faktor risiko tersebut bukan merupakan
indikator yang baik dimana para ibu mungkin akan mengalami
komplikasi.
d. Mayoritas ibu yang mengalami komplikasi dan harus mempunyai
dianggap berisiko rendah, sebagian besar ibu yang dianggap berisiko
rendah melahirkan bayinya tanpa komplikasi.
e. Setiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi dan harus
16
mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas,
sehingga pendekatan risiko tidak efektif.
f. Bahkan wanita berisiko rendah pun bisa mengalami komplikasi
g. Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang
akan membutuhkan asuhan kegawat daruratan dan mana yang tidak
memerlukan asuhan tersebut.
Atas dasar itu dianjurkan untuk memberikan intervensi yang
berorientasi pada tujuan yang akan memberikan kerangka asuhan atenatal
yang efektif meliputi :
a. Deteksi dini penyakit
b. Konseling dan promosi kesehatan
c. Persiapan persalinan
d. Kegiagaan menghadapi komplikasi (birth preparedness, complication
readiness).
Permasalahan dengan pendekatan risiko :
a. Mempunyai nilai prediksi yang buruk dan tidak bisa membedakan ibu
yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak.
b. Memakai sumber daya yang jarang didapat banyak ibu yang
dimasukkan ke dalam kelompok “resiko tinggi” tidak pernah
mengalami komplikasi tetapi memakai sumber daya yang jarang
didapat.
c. Keamanan palsu banyak ibu yang dimasukkan dalam kelompok
“resiko rendah” mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu
bagaimana cara mengetahui atau cara menanggapi komplikasi tersebut.
d. Sumber daya dialihkan – jauh dari perbaikan pelayanan untuk semua
ibu.
M. Telaah Jurnal
1. Jurnal 121
Judul : Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja
17
Bidan dalam Memberikan Pelayanan Antenatal
Berkualitas Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bukit
Tinggi Tahun 2018
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Volume 19,
Nomor 1, Februari 2019, (Halaman 53-60) DOI
10.33087/jiubj.v19i1.545 ISSN 1411-8939 (Online) |
ISSN 2549-4236 (Print) 53
Peneliti : Khairan Nisa, Joserizal Serudji, Delmi Sulastri
Perawatan antenatal yang berkualitas memiliki peran utama dalam
mengurangi kematian ibu. Setiap upaya untuk meningkatkan kualitas juga
harus dilakukan disertai dengan upaya untuk memperhatikan faktor-faktor
yang berkontribusi untuk meningkatkan kinerja bidan di Indonesia
menyediakan layanan.
Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif pada
67 bidan di Bukittinggi dan secara kualitatif di 15 informan, di mana 9
orang memasukkan informan wawancara mendalam kepada koordinator
bidan, kepala puskesmas dan staf dan 6 informan FGD kepada bidan yang
bertugas di kesehatan pusat.
Hasil analisis data kuantitatif, faktor yang berhubungan dengan
kinerja bidan adalah insentif, motivasi dan beban kerja. Motivasi adalah
faktor yang paling dominan terkait dengan kinerja bidan. Itu Dari hasil
analisis data kualitatif, kepemimpinan berperan penting dalam
meningkatkan motivasi kerja bidan dan mengoptimalkan peran bidan
dalam mengatasi masalah terkait dengan beban kerja yang tumpang tindih.
Bidan juga perlu meningkatkan upaya partisipasi mereka dan
memberdayakan ibu hamil agar program bisa berjalan dengan baik dan
memberikan umpan balik positif untuk meningkatkan status kesehatan ibu
hamil. Pada dasarnya antenatal layanan yang diberikan oleh bidan sesuai
dengan standar, tetapi paradigma pelayanan antenatal untuk hamil
perempuan harus beralih dari mencapai kuantitas untuk fokus pada
kualitas. Untuk meningkatkan kinerja bidan di menyediakan perawatan
18
antenatal, beberapa upaya diperlukan: pemantauan dan evaluasi kualitas
perawatan antenatal oleh bidan, keterlibatan kepemimpinan dalam upaya
meningkatkan motivasi bidan baik dari pengawasan maupun penghargaan
manajemen dalam bentuk non-material. Memberikan kesempatan yang
sama bagi bidan untuk meningkatkan kompetensi melalui pelatihan,
khususnya pelatihan yang berkaitan dengan perawatan antenatal yang
berkualitas. Selain itu, penyediaan infrastruktur di Polindes membutuhkan
perhatian.
2. Jurnal 222
Judul : Hubungan Mutu Pelayanan ANC Dengan Tingkat
Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Seberang Kota
Padang Tahun 2019
Nama Jurnal : Jurnal Publikasi Kebidanan, Vol. 10 No. 1 Edisi Juni
2019, hlm. 87-98
Peneliti : Lisa Rahmawati, Mahdalena Prihatin Ningsih, Sherli
Prima Yusrialmi.
Kepuasan ibu hamil berhubungan dengan mutu pelayanan ANC
yang disediakan. Pasien yang merasa puas akan kembali berkunjung untuk
melakukan pemeriksaan ANC. Dari 22 Puskesmas yang ada di Kota
Padang, Puskesmas dengan kunjungan ANC terendah diperolah oleh
Puskesmas Seberang Padang yaitu sebesar (67,66%) dengan target
seharusnya 95%.
Tujuan dari penelitian untuk mengetahui Hubungan Mutu
Pelayanan ANC dengan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil di Puskesmas
Seberang Padang Kota Padang.
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross
sectional. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Seberang Padang tahun
2017. Dengan populasi sebanyak 367 orang, dan sampel sebanyak 40
orang yang diambil secara accidental sampling. Penelitian dilakukan dari
menggunakan sistem komputerisasi dan dianalisa secara univariat dan
bivariat.
19
Hasil penelitian didapatkan dari Uji Chic-square bahwasannya ada
hubungan antara dimensi mutu responsiveness (p value: 0,002), dimensi
mutu reliability (p value: 0,000), dimensi mutu assurance (p value: 0,000),
dimensi mutu empathy (p value: 0,000), dimensi mutu tangibles (p value:
0.000), dan mutu pelayanan ANC dengan tingkat kepuasan ibu hamil di
Puskemas Seberang Padang Kota Padang (p value: 0.000). Dari hasil
penelitian disimpulkan, ada Hubungan Mutu Pelayanan ANC dengan
Tingkat Kepuasan Ibu Hamil di Puskesmas Seberang Padang. Saran
penelitian ini agar Puskesmas Seberang Kota Padang dapat meningkatkan
berbagai aspek pelayanan sesuai dengan dimensi mutu pelayanan ANC
sehingga menimbulkan kepuasan ibu hamil.
3. Jurnal 323
Judul : Pelayanan Antenatal Berkualitas dalam
Meningkatkan Deteksi Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil
Oleh Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Sako, Sosial, Sei
Baung dan Sei Selincah di Kota Palembang Tahun
20161Nama Jurnal : Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, Volume 3, No. 1, Januari 2016:355-
362
Peneliti : Lisa Marniyati, Irsan Saleh, Bambang B. Soebyakto
Latar Belakang : Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang profesional
untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil beserta
janin yang dikandungnya. Pelayanan antenatal yang
dilakukan secara teratur dan komprehensif dapat
mendeteksi secara dini kelainan dan risiko yang mungkin
timbul selama kehamilan, sehingga kelainan dan risiko
tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan
antenatal di Puskesmas Sako, Sosial, Sei Baung dan Sei
Selincah di Kota Palembang.
20
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode purposive sampling. Penelitian
dilakukan sejak 30 Maret sampai dengan 30 Mei 2015
dengan teknik wawancara mendalam dan observasi.
Informan penelitian adalah 8 (delapan) orang bidan
(koordinator dan KIA) di Puskesmas Sako, Sosial, Sei
Baung dan Sei Selincah di Kota Palembang, 4 (empat)
orang Kepala Puskesmas di tempat bidan tersebut
bertugas, 8 (delapan) orang ibu hamil dan 2 (dua) orang
dokter spesialis Kebidanan RSMH. Data dianalisis
dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
Hasil Penelitian: Hasil analisis menunjukkan bahwa belum semua bidan
mendapatkan pelatihan atau sosialisasi pelayanan
antenatal, bidan mengetahui tujuan dan manfaat
dilakukan pelayanan antenatal sesuai standar, belum
semua bidan mematuhi standar pelayanan antenatal yang
sudah ditetapkan, masih terdapat sarana dan prasarana
yang belum memadai untuk melakukan pelayanan
antenatal sesuai standar, bidan telah memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai deteksi risiko dan
mampu melakukan deteksi risiko pada ibu hamil.
Kesimpulan : Dinas kesehatan propinsi dan kota melakukan pembinaan
dan pengawasan pelaksanaan pelayanan antenatal sesuai
standar.
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
21
Filosofi adalah nilai atau keyakinan atau kepercayaan yang mendasari
seseorang untuk berperilaku sehingga mempengaruhi pola kehidupannya.
Prinsip merupakan dasar atau azas kebenaran yang menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak dan sebagainya. Sebagai seorang bidan dalam melakukan
asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas pokok dan fungsinya
agar apa yang dilakukan tidak melanggar kewenangan atau mal praktik. Selain
harus memiliki kompetensi, bidan dalam melaksanakan asuhan harus
berpegang pada aturan perundang-undangan dan peraturan menteri kesehatan.
pelayanan dilaksanakan sesuai standar pelayanan kebidanan dan standar
profesi bidan.
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan
(continuity of care). Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan
dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga
profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap
saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan
terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan.
B. Saran
Setiap bidan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil
tentang pentingnya kunjungan ANC dilakukan oleh setiap ibu hamil untuk
mencegah resiko komplikasi pada persalinan.
22
DAFTAR PUSTAKA
2. Kemenkes RI. Data dan lnformasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta.
2018
6. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC. 2008
9. WHO. Fact Sheet on Maternal Mortality : Key Fact, Where do Maternal Death
Occur?. 2018. [Diakses pada 08 Oktober 2019]. Tersedia dalam: Restrived
from http://www.who.int/en/news-room/fact- sheets/detail/maternal-mortality
10. Astuti, I. Angka Kematian Ibu Masih Tinggi. 2016. [Diakses pada 08
Oktober 2019]. Tersedia dalam:
https://www.google.coid/amp/www.metrotvnews.com/amp/yNLyOwqb-
angka-kematian-ibu-masih-tinggi
11. Dinkes Jawa Tengah. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2016.
Semarang. 2017
12. WHO. World Health Statistics 2017 Monitoring Health for the SDGs,
Sustainable Development Goals. France. 2017
13. Kemenkes RI. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan: Asuhan Kebidanan
Kehamilan. [Online]. [cited 2019 Oktober 11. Available from: HYPERLINK
"http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-Kehamilan-Komprehensif.pdf"
23
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-Kehamilan-Komprehensif.pdf .
15. Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
17. Husin F. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti Jakarta: Sagung Seto; 2014.
22. Rahmawati L, Ningsih MP, Yusrialmi SP. Hubungan Mutu Pelayanan ANC
Dengan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Seberang Kota Padang
Tahun 2019. Jurnal Publikasi Kebidanan. 2019 Juni; 10: p. 87-98.
24