37 78 1 PB PDF
37 78 1 PB PDF
1, FEBRUARI 2016
ABSTRAK
Telah dilakukan peelitian pembuatan masker peel off mask yang mengandung an untuk
merumuskan peel off mask yang mengandung ekstrak etanol buah naga merah (Hylocereus
costaricensis (F.A.C Weber) Britton & naik) dengan konsentrasi yang bervariasi: 8%, 10%, dan 12%
b/b. Beberapa evaluasi yang dilakukan untuk setiap rumus, yaitu: organoleptik, homogenitas, stabilitas
pada 50C suhu dan suhu kamar, pH, kemampuan untuk menyebar, tes tes iritasi, kemampuan untuk
mengering, kemampuan untuk meregang, dan uji kepuasan panelis terhadap masker. Dari evaluasi,
ditemukan bahwa semua formula memenuhi persyaratan. Hasil analisis statistik menggunakan metode
Kruskal wallis menunjukkan bahwa Formula 3 (F3) paling disukai panelis dinilai dari segi warna,
baud an kelembutan.
Kata Kunci : Hylocereus costaricencis (F.A.C Weber) Britton & rose, Buah Naga Merah, Masker Peel
Off
ABSTRACT
A research had been conducted to formulate a peel off mask containing ethanolic extract of red
dragon fruits (Hylocereus costaricencis (F.A.C Weber) Britton & rose) in varied concentration: 8%,
10%, and 12% w/w. Some evaluations were done to each formula, which were: organoleptic,
homogenetic, stability at temperature 50C and room temperature, pH, ability to spread, test irritation
test, ability to dry, ability to stretch, and test of panelist satisfaction to the mask. From the evaluationts,
it was found that all of the formulas met the requirements required for a peel off mask preparation.
Result of statistical analysis using cruscal wallis method to panelist showed that formula 3 (F3) was
the most satisfying preparation assessed in terms of colour, odor, and mildness.
Keywords : Hylocereus costaricencis (F.A.C Weber) Britton & rose, Red Dragon Fruit, Masker Peel
Off
ISSN : 2087-5045 18
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
meningkatkan konsumsi buah-buahan atau lumpang dan stamfer, cawan penguap, pot
sayur-sayuran yang mengandung antioksidan ( salep, sudip, tube, kaca objek, kaca arloji, pH
vitamin C, vitamin E, flavonoid dan polifenol meter, kertas grafik, plastik transparan, beker
). Buah naga super merah merupakan salah glass, plat kaca, desikator, botol maserasi, kain
satu buah yang paling populer dikalangan flanel, tabung reaksi, furnase, krus porselen,
masyarakat. Sejak dibudidayakan diwilayah corong, oven, rotary evaporator.
indonesia buah naga hanya dimanfaaatkan
untuk konsumsi segar, selain rasanya manis
buah naga juga memiliki kandungan gizi
bermanfaat serta berkhasiat seperti vitamin,
mineral dan kandungan serat yang cukup Bahan
tinggi. Buah naga diketahui mengandung Bahan-bahan yang digunakan pada
sejumlah antioksidan seperti vitamin C, penelitian ini adalah : Buah naga super merah,
vitamin E, antosianin dan lycopen (Winarsih, alkohol 96%, asam sitrat 3%, polivinil alkohol
2007; Le bellec et al, 2006). Antosianin (PVA), carbomer 940, propilenglikol, alkohol
merupakan senyawa flavonoid yang memiliki 70%, hidroksi propil metil selulosa (HPMC),
kemampuan sebagai antioksidan (Santoso, nipagin, trietanolamin (TEA), oleum rosae,
2006). Vitamin C merangsang pembentukan aqua dest, kloform, etil asetat, FeCl3, HCl (p),
kolagen dan elastin yang berfungsi menjaga serbuk Mg, norit, asam sulfat (H2SO4) (P),
dan memelihara elastisitas kulit (Apriadji, amoniak 0,05 N, H2SO4 2N, reagen mayer,
2007 ; Thielle, 2000). Selain itu vitamin C juga dapar asetat pH 4, dapar fosfat pH 7, masker
berfungsi untuk menghambat oksidasi peel off pembanding
dihidroksifenil alanin (DOPA) menjadi
melanin, sehingga mencegah terjadinya Panelis
hiperpigmentasi pada kulit (Retno, 2007). Panelis sebanyak 30 orang perempuan
Masker adalah salah satu kosmetik berumur 18-24 tahun. Sukarealawan dimintai
perawatan kulit wajah. Namun, proses kesediaannya untuk menggunakan masker dan
pemakaian masker pada umumnya cukup mengisi blanko kesediaan sebagai panelis
rumit, padahal gaya hidup masyarakat
perkotaan dipenuhi dengan kesibukan.
Sehingga dibutuhkan produk masker yang METODOLOGI PENELITIAN
praktis dalam pemakaiannya, salah satunya
adalah dengan memakai masker peel off. Pembuatan Masker Peel Off
Masker peel off merupakan sediaan kosmetik Polivinil alkohol ditambah aqua dest
perawatan kulit wajah yang berbentuk gel dan empat kalinya lalu dipanaskan dalam gelas
setelah diaplikasikan ke kulit wajah dalam piala, diaduk sampai warnanya bening dan
waktu tertentu hingga mengering, sediaan ini homogen. Carbomer 940 ditaburkan dalam aq
akan membentuk lapisan film transparan yang dest biarkan 24 jam agar carbomer 940
elastis, sehingga dapat dikelupaskan (Morris, mengembang dengan baik, kemudian
1993). ditambahkan TEA 5 tetes hingga pH 5-6.
Berdasarkan uraian di atas, maka pada HPMC dikembangkan dengan aqua dest,
penelitian ini mencoba untuk memformulasi dibiarkan selama 30 menit. Campurkan ketiga
masker peel off dari ekstrak etanol buah naga masa dalam lumping, gerus homogen.
super merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C Tambahkan propilenglikol dan nipagin yang
Weber ) Britton & Rose) dan mengevaluasi telah dilarutkan dalam alkohol 70 %, gerus
sifat - sifat fisika masker peel off serta uji sampai terbentuk massa yang homogen.
kesukaan panelis. Ekstrak buah naga dilarutkan dengan sisa aqua
dest, digerus kemudian tambahkan basis
sedikit demi sedikit gerus. Tambahkan 5 tetes
ALAT DAN BAHAN oleum.rosae gerus hingga homogen.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah : Timbangan analitik, HASIL DAN PEMBAHASAN
kertas perkamen, kertas pH, gelas ukur 100 ml,
erlemeyer, batang pengaduk, pipet tetes, Hasil
ISSN : 2087-5045 19
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
1. Sampel yang digunakan berupa sampel diperoleh waktu yang berkisar antara 24
segar sebanyak 1,200 kg didapatkan menit – 30 menit, dimana waktu
ekstrak kental 107,39 gram dengan mengering dari F0 = 00’17’’.24’’’ F1 =
rendemen 8,93%. 00’.24”.50”’; F2 = 00’.26”.52”’; F3 =
2. Organoleptis 00’.29”.45”’; P = 00’.20”.46”’ .
Cairan kental, violet tua, bau khas, rasa 6. Hasil uji iritasi masker peel off dari
asam. ekstrak etanol buah naga selama 1 hari
3. Kelarutan Mudah larut dalam air, menunjukkan, 30 orang tidak mengalami
mudah larut dalam etanol 96 %, tidak reaksi iritasi yang ditandai dengan tidak
bercampur dengan kloroform dan etil munculnya kemerahan, gatal-gatal atau
asetat bengkak pada kulit panelis.
4. Larutan 10 % ekstrak etanol buah naga 7. Hasil pemeriksaan stabilitas terhadap
super merah mempunyai pH = 3,11 suhu 5°C dan terhadap suhu kamar 27°C
5. Kandungan air = 11,92%. menunjukkan bahwa masker peel off dari
6. Kadar abu = 2,24%. ekstrak etanol buah naga tidak mengalami
7. Uji metabolit sekunder pemisahan dan perubahan fisik selama 6
Ekstrak etanol buah naga mengandung minggu.
beberapa senyawa metabolit sekunder
yaitu flavonoid dan fenolik. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk
memformulasi ekstrak etanol buah naga
Hasil Evaluasi Masker Peel Off (Hylocereus costaricensis (F.A.C Weber)
1. Pemeriksaan organoleptis masker peel off Britton & Rose) dalam bentuk sediaan
dari ekstrak buah naga yang secara kosmetika yaitu masker peel off dengan
visual selama 6 minggu didapatkan hasil menggunakan konsentrasi ekstrak yang
F0, (bentuk setengah padat, tidak berbeda-beda yaitu untuk F1 (8%), F2 (10%)
berwarna, bau khas mawar); F1, (bentuk dan F3 (12%). Penggunaan konsentrasi
setengah padat, warna merah, bau khas ekstrak ini didasarkan pada orientasi yang
mawar); F2, (bentuk setengah padat, telah dilakukan, dimana awalnya digunakan
warna merah, bau khas mawar); F3, konsentrasi 6%, 8%, 10% setelah dilakukan
(bentuk setengah padat, warna merah, bau cek pH sediaan ternyata kosentrasi 6% pH nya
khas mawar); P, (bentuk setengah padat, 4,16, sementara antosianin buah naga stabil
warna merah muda, bau khas cheri). pada pH dibawah 3 dan warnanya akan
2. Pemeriksaaan homogenitas masker peel berubah apabila pH di atas 4 – 5 (Markakis P,
off dari ekstrak etanol buah naga 1982) dan jumlah vitamin C dalam buah naga
menunjukkan masker yang homogen. yaitu 8- 9 mg / 100 gram (Winarsih, 2007).
3. Pemeriksaan pH masker peel off dari Maka konsentrasi yang digunakan pada
ekstrak etanol buah naga yang dilakukan formulasi ini yaitu 8%, 10% dan 12%.
selama 6 minggu, menunjukkan hasil Buah naga mengandung sejumlah
yang berubah setiap minggunya dimana antioksidan seperti vitamin C, vitamin E,
kisaran pH pada F0= 4,65 - 4,90, F1 antosianin, lycopen (Winarsih, 2007, Le bellec
=3,73 -3,83, F2 = 3,60 – 3,87, pada F3 = et al, 2006). Dimana antosianin merupakan
3,51 – 3,85, pada P = 5,04 – 5,14 . golongan flavonoid yang berfungsi sebagai
4. Pemeriksaan uji daya menyebar masker antioksidan (Santoso, 2006). Sedangkan,
peeel off dari ekstrak etanol bah naga vitamin C dapat merangsang pembentukan
dengan beban 1g, 2g, 5g, d uji daya kolagen dan elastin yang dapat mencerahkan
menyebar F0= (1g= 3,62cm2; 2g = kulit wajah, kombinasi antara vitamin C dan
5,10cm2; 5g = 5,30cm2) F1 (1g = 4,71cm²; vitamin E dapat mengaktifkan kembali vitamin
2g = 5,10 cm²; 5g = 5,93 cm²) F2 (1g = C yang telah teroksidasi (Apriadji, 2007;
3,46 cm²; 2g = 5,10 cm²; 5g = 6,15 cm²) Thielle, 2000). Lycopen merupakan kelompok
F3 (1g = 5,51 cm²; 2g = 5,72 cm²;5g = karotenoid sebagai senyawa yang memiliki
7,06 cm²) P (1g = 3,62 cm²; 2g = 3,79 daya antioksidan tinggi, senyawa ini mampu
cm²;5g = 6,83 cm²). melawan radikal bebas akibat polusi dan
5. Hasil uji waktu mengering masker peel off radiasi UV (Di Mascio et al, 1989).
dari ekstrak etanol buah naga super merah
ISSN : 2087-5045 20
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Sediaan dipilih dalam bentuk masker mudah dioleskan pada kulit wajah. Untuk
peel off karena dinilai lebih efektif dan efisien memperpanjang umur simpan sediaan dalam
baik dari segi pemakaian maupun efeknya. basis juga ditambahkan zat pengawet yaitu
Dimana sediaan dalam bentuk masker peel off nipagin. Sebagai pelarut digunakan etanol 70%
ini mempunyai konsistensi seperti gel yang dan air suling. Etanol akan memberikan rasa
mudah digunakan dengan cara dioleskan dingin ketika masker diaplikasikan pada kulit
diwajah dan dibiarkan hingga mengering dan wajah sehingga dapat menimbulkan rasa
membentuk lapisan film tipis, transparan dan nyaman dan dapat mempercepat proses
elastis sehingga mudah untuk dilepaskan tanpa pengeringan masker. Oleum rosae
proses pencucian seperti masker bentuk lain ditambahkan untuk menutupi aroma dari
pada umumnya. Dari segi efek sediaan selain sediaan. Selain itu oleum rosae juga dipilih
dapat memberikan efek yang sesuai dengan zat sebagai pengaroma sesuai dengan sediaan yang
aktif yang terkandung didalamnya, masker berwarna merah seperti bunga mawar.
peel off juga sangat efektif dalam mengangkat Ekstrak buah naga diperoleh dari
sel kulit mati, komedo, minyak berlebih, dan proses maserasi. Metode ini dipilih karena
penyumbatan pada pori-pori (Moris, 1993). prosesnya sederhana, cukup efektif untuk
Masker peel off yang telah dibuat menarik zat yang diinginkan, dan tidak ada
yaitu sebanyak empat formula dengan proses pemanasan, sehingga kerusakan zat-zat
menggunakan komponen basis akibat suhu yang tinggi dapat dihindari. Buah
PVA+Carbomer 940+ HPMC dimana naga dengan perendaman selama 1 hari
penggunaan basis ini berdasarkan hasil menggunakan pelarut etanol 96%. Alasan
orientasi, basis yang polimernya dikombinasi pemilihan etanol 96% sebagai pelarut adalah
menghasilkan sediaan yang ideal. PVA tidak toksik, dapat mencegah pertumbuhan
digunakan sebagai pembentuk gel yang akan bakteri dan jamur, serta karena sampel yang
menghasilkan gel yang dapat membentuk digunakan adalah sampel segar. Maserasi
lapisan film yang tipis, transparan dan elastis sampel dilakukan di tambahakan asam sitrat
sehingga mudah untuk dilepaskan. 3% karena kestabilan antosianin berada dalam
Penambahan HPMC dan carbomer 940 dalam suasana asam. Asam sitrat 3% tidak bersifat
formula bertujuan untuk membentuk gel yang korosif mampu menghasilkan nilai kadar total
lebih ideal sehingga dapat meningkatkan antosianin lebih besar. Hal tersebut sejalan
viskositas dan elastisitas sediaan. Carbomer dengan penelitian (Wirda et al, 2011), bahwa
merupakan basis gel yang pembentukan gelnya asam sitrat 3% adalah jenis pengasam yang
tergantung pada pH (Allen, 2002). Carbomer terbaik dalam ekstraksi antosianin kubis
dikembangkan dalam air bersifat asam. Dalam merah.
keadaan asam, gugus karboksil dari polimer Proses maserasi dilakukan selama 1
carbomer terputus dan terurai sebagian. hari. Maserat kemudian disaring dulu dengan
Sedangkan dalam keadaan basa dengan kain flannel untuk mencegah terbawanya
penambahan TEA dalam formula ini akan pengotor-pengotor seperti serat buah, lalu
meningkatkan pemutusan gugus karboksil diuapkan dengan alat rotary evaporator hingga
menyebabkan gaya tolak menolak antara gugus didapatkan ekstrak kental daging buah naga
karboksil, ikatan hidrogen pada gugus super merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C
karboksil meregang sehingga terjadi Weber) Brittton & Rose). Selanjutnya
peningkatan viskositas (Florence and attwood, dilakukan pemeriksaan ekstrak etanol buah
1998). Penambahan alkohol dapat menurunkan naga super merah yang meliputi pemeriksaan
viskositas dan kejernihan dari carbomer. organoleptis, kelarutan, kandungan air, kadar
Dengan penambahan TEA hal tersebut dapat abu, pH, dan uji fitokimia.
diatasi, dan TEA juga dapat merubah pH gel Dari penelitian yang telah dilakukan
(Allen ,2002). Selain itu pada basis juga evaluasi ekstrak etanol buah naga meliputi
ditambahkan propilenglikol yang berfungsi organoleptis bentuk kental, bau khas, warna
sebagai plastisizer,emolien dan humektan violet tua, rasa asam. pH 3,11 ini memenuhi
memiliki kemampuan untuk menarik air, persyaratan antosianin yang stabil pada pH
sehingga sediaan tetap lembab dan tidak dibawah 3 dan akan berubah warna jika pH
kering, disini propilenglikol juga dapat diatas 4-5 (Markakis, 1982) . Kelarutan
meningkatkan viskositas sediaan, dimana ekstrak buah naga super merah yaitu mudah
diharapkan sediaan menjadi cukup kental agar larut dalam air dan etanol 96%, tidak larut
ISSN : 2087-5045 21
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
dalam etil asetat dan kloroform. Kadar abu sediaan yang homogen. Pemeriksaan dilakukan
ekstrak etanol buah naga super merah 2,24% dengan cara mengoleskan sediaan sebanyak
memenuhi persyaratan ekstrak kental (< 5%), 0,1 gram pada kaca objek.
kandungan air ekstrak etanol buah naga super Evaluasi pH masker peel off dari
merah 11,92% memenuhi persyaratan ekstrak ekstrak etanol buah naga super merah
kental (<15%). Hasil uji fitokimia yaitu (Hylocereus costaricensis (F.A.C Weber)
mengandung flavonoid dan fenolik sesuai Britton & Rose) yang diamati selama 6
dengan literatur yang menyatakan kandungan minggu menunjukkan hasil yang berubah-
buah naga super merah terdapat flavonoid dan rubah setiap minggunya. Nilai pH ini berkisar
fenolik (Cahyono, 2009; Winarno, 1984). antara; F0 = 4,65- 4,87, F1 = 3,73 – 3,83, pada
Dalam pembuatan sediaan farmasi F2 = 3,60 – 3,87, pada F3 = 3,51 – 3,85, pada
diperlukan tahapan-tahapan seperti P = 5,09 – 5,14. Disini pH sediaan cenderung
preformulasi, formulasi dan proses evaluasi. asam dan menunjukkan hasil yang tidak sesuai
Preformulasi memerlukan pertimbangan dengan range pH normal kulit yang berkisar
karakteristik fisika, kimia dan biologi dari 4,5-6,5 (Anwar, 2012). Hal ini disebabkan pH
semua bahan obat dan bahan tambahan yang bahan aktif (Ekstrak etanol buah naga super
digunakan dalam membuat produk tersebut merah) adalah asam (pH= 3,11) sehingga
(Ansel, 1989). dengan meningkatnya jumlah ekstrak maka pH
Pemeriksaan terhadap bahan-bahan sediaan lebih rendah.
tambahan juga perlu dilakukan, Pemeriksaan Pengukuran konsistensi dapat
meliputi organoleptis, kelarutan dan bobot dilakukan dengan cara uji daya menyebar,
jenis. Hasil pemeriksaan telah memenuhi prinsipnya ialah menghitung pertambahan luas
persyaratan sesuai dengan Farmakope yang diberikan sediaan setelah diberi beban 1g,
Indonesia Edisi III, Farmakope Indonesia Edisi 2g, dan 5g. Dari hasil pemeriksaan
IV dan Handbook Pharmaceutical Excipients pertambahan luas, terlihat bahwa masker peel
Edisi II. Dengan demikian bahan-bahan yang off dari ekstrak etanol buah naga super merah
akan digunakan sudah dapat dipakai untuk (Hylocereus costaricensis ( F.A.C Weber)
pembuatan masker peel off. Britton & Rose) F3 yang memiliki
Pada evaluasi organoleptis masker pertambahan luas paling besar dibandingkan
peel off dari ekstrak etanol buah naga yang dengan F0,F1,F2 dan pembanding. Hal ini
dilakukan selama 6 minggu didapatkan hasil disebabkan karena setelah penambahan ekstrak
F0 (Bentuk kental, tidak berwarna , bau khas pada basis F3 menghasilkan sediaan yang
mawar); F1 (bentuk setengah padat, warna konsistensinya agak encer, tapi pada saat
merah, bau khas mawar); F2 (bentuk setengah pengolesan tidak meleleh.
padat, warna merah, bau khas mawar); F3 Pemeriksaan uji waktu mengering dari
(setengah padat, warna merah, bau khas masker peel off ekstrak etanol buah naga super
mawar); P (setengah padat, warna merah merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C
muda, bau khas chery). Perbedaan konsistensi Weber) Britton & Rose), menunjukkan
antar formula disebabkan karena konsentrasi formula F0 memiliki waktu mengering yang
ekstrak yang digunakan berbeda dan jenis lebih cepat dibandingkan F1, F2, F3 dan
pengaroma yang digunakan sama sehingga Pembanding. Hal ini dapat disebabkan karena
aromanya sama. Dari hasil evaluasi F0 tanpa penambahan ekstrak sehingga
organoleptis terhadap masker yang meliputi konsistensi masker yang kental. F1 lebih cepat
bentuk, warna dan bau ini menunjukkan bahwa mengering dibandingkan F2 dan F3 karena
sediaan masker tidak mengalami perubahan konsistensi F1 lebih kental dari F2 dan F3. F3
selama penyimpanan. Hal ini terjadi karena konsistensinya agak encer, karena konsentrasi
kesesuaian antara bahan-bahan dan cara ekstrak yang paling tinggi.
penyimpanan sehingga tidak terjadi interaksi Pada pemeriksaan uji iritasi kulit dari
kimia antara bahan yang dapat menyebabkan sediaan dilakukan dengan uji tempel tertutup
perubahan-perubahan pada sediaan dan terhadap 30 orang panelis. Uji ini dilakukan
menghasilkan suatu sediaan yang stabil pada dengan cara 0,1 gram sediaan dioleskan pada
penyimpanan. lengan atas bagian dalam dengan diameter 2
Pemeriksaan homogenitas masker peel cm selama 24 jam. Hasil menunjukkan tidak
off dari ekstrak etanol buah naga yang telah menyebabkan iritasi dari 30 orang panelis.
dilakukan selama 6 minggu menunjukkan hasil
ISSN : 2087-5045 22
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
ISSN : 2087-5045 23
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
ISSN : 2087-5045 24