Ketangguhan Vs Double Hardening PDF
Ketangguhan Vs Double Hardening PDF
40 YANG TELAH
MENGALAMI PROSES DOUBLE HARDENING DENGAN
CARBURIZING
Skripsi
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
Nama : Widya Mukti Setiadji
NIM : 5201401043
Prodi : Pendidikan Teknik Mesin S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
1
2
PENGESAHAN
Skripsi
Perubahan ketangguhan Bahan ST.40 Yang Telah Mengalami Proses
Double Hardening Dengan Carburizing.
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Tim Penguji
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
Hadromi, S. Pd., MT
NIP. 132093201
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
ii
3
ABSTRAK
iii
4
Motto:
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan teruntuk:
¾ Papi & Mama tercinta terima kasihku untuk do’a dan dukungannya,
kebahagiaan kalian merupakan semangat buatku.
¾ Bulek & Kakak-Kakakku yang menjadi suri tauladanku.
¾ Seseorang yang selalu menemani hatiku, (DiMaSa)..thanks buat semua yang
telah kamu berikan..senyummu kesejukan hatiku.
¾ Almamaterku.
iv
5
KATA PENGANTAR
skripsi berjalan dengan lancar. Penulis mengakui bahwa dalam penelitian dan
penulisan ini tidak lepas dari banyak kekurangan, namun berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. Pada
Semarang
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai,
penulisan skripsi.
9. Seseorang (DiMaSa) yang telah membantu do’a, tenaga dan pikiran dalam
penyusunan skripsi.
v
6
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak ataupun peneliti. Peneliti
hanyalah milik Allah dan kekurangan hanya milik kita. Kritik dan saran yang
membangun atas segala kekurangan dalam skripsi ini penulis terima dengan
senang hati.
Penulis
vi
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Permasalahan.................................................................................... 4
C. Tujuan............................................................................................... 4
D. Manfaat ............................................................................................ 4
E. Penegasan Istilah .............................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 9
A. Landasan Teori................................................................................ 9
1. Baja ............................................................................................ 9
2. Penambahan Unsur Campuran.................................................... 15
3. Carburizing ................................................................................. 16
4. Double Hardening ....................................................................... 20
5. Tempering ................................................................................... 20
6. Media Pendingin ......................................................................... 6
7. Ketangguhan ............................................................................... 24
B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 31
A. Bahan Penelitian.............................................................................. 31
B. Variabel Penelitian .......................................................................... 32
vii
8
C. Metode Penelitian............................................................................ 32
D. Waktu Dan Tempat Penelitian ........................................................ 37
E. Diagram Alir Penelitian................................................................... 38
F. Tehnik Pengumpulan Data............................................................... 39
G. Analisis Data ................................................................................... 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 40
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 40
B. Pembahasan ..................................................................................... 57
BAB V. PENUTUP............................................................................................. 62
A. Simpulan ......................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 64
LAMPIRAN........................................................................................................ 65
viii
9
DAFTAR GAMBAR
ix
10
x
11
DAFTAR TABEL
xi
12
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat kuat, liat, keras, dan
mempunyai titik cair yang tinggi. Logam terbuat dari bijih logam yang
ditemukan dalam keadaan murni atau bercampur. Bijih logam ini didapat dari
logam.
Dari pengolahan logam inilah baru didapat logam yang kita inginkan.
Logam yang telah jadipun masih disebut logam setengah jadi (raw material)
mendapatkan bentuk dan kualitas yang lebih baik. Agar memperoleh hasil
yang baik, komponen-komponen dari hasil mesin skrap, mesin bubut, mesin
kekerasan dan keliatannya. Misalnya poros transmisi dan roda gigi. Saat
beban puntir. Komponen tersebut juga harus mempunyai sifat lentur, karena
1
2
Gabungan antara beban puntir dan lentur, juga diperlukan pada saat transmisi
konstruksi bahan yang keras pada permukaan dan ulet pada intinya untuk
kekerasan, kekuatan dan sifat liat yang diperlukan. Untuk mencegah keausan
permukaan saja sedang inti tetap ulet. Untuk itu perlu dilakukan proses
dapat dilakukan pada bagian-bagian tertentu saja sesuai kebutuhan dan fungsi
alat tersebut.
Pemanasan pada temperatur tinggi untuk jangka waktu yang relatif lama
dalam dan butir-butir perlit pada bagian permukaan menjadi kasar (Suratman,
1994: 143). Kekurangan pada proses carburizing pada logam dapat diperbaiki
yang halus dapat menghasilkan kekerasan yang lebih baik dari pada ukuran
butir struktur logam yang besar (Endri Maulana, 2006: 2). Perlakuan panas
bahan mengalami deformasi dalam keadaan panas dan dingin sehingga bahan
lanjut maka perlu dilakukan pengujian bahan dengan menggunakan uji impact
Carburizing”
4
B. Permasalahan
carburizing.
carburizing.
C. Tujuan
carburizing.
D. Manfaat
konstruksi.
E. Penegasan Istilah
agar tidak menyimpang dari tujuan, sehingga judul mudah dipahami dan dapat
memerlukan peninjauan istilah baik menurut tata bahasa maupun kamus untuk
mencegah adanya penafsiran yang salah pada judul skripsi. Adapun yang perlu
1. Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang ada atau timbul karena rangkaian atau
2002:899)
2. Double Hardening
3. Media Pendingin
baja jenis St.40 pada proses double hardening adalah air (H2O).
4. Baja St.40
Ross), Arti dari baja jenis St.40 adalah baja karbon rendah yang
5. Carburizing
jalan memanaskan benda kerja dalam kedap udara selama waktu tertentu
benda kerja.
6. Pengujian Ketangguhan
Baja karbon yang biasanya bersifat ulet dapat diubah menjadi getas bila
sumbu, suhu rendah dan laju regangan tinggi atau laju pembebanan yang
cepat. Ketiga faktor tersebut tidak harus ada secara bersamaan pada waktu
sesuatu yang timbul dari pengujian kepekaan patah getas yang telah
sama pada bagian inti dengan cara menurunkan temperatur baja karbon rendah
Bab II. Landasan Teori dan Hipotesis, berisi teori-teori yang diperoleh
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, Berisi tentang hasil penelitian
A. Landasan Teori
1. Baja (Steel)
Baja adalah merupakan suatu campuran dari besi (Fe) dan karbon
(C), dimana unsur karbon (C) menjadi dasar. Disamping unsur Fe Dan C,
baja juga mengandung unsur campuran lain seperti sulfur (S), fosfor (P),
Yaitu baja yang mengandung karbon kurang dari 0,30%. Baja karbon
Baja karbon tinggi ialah baja yang mengandung kerbon antara 0,6% –
9
10
Baja konstruksi umumnya terdiri atas baja karbon dan baja kualitas tinggi
tanpa paduan yang dipertimbangkan atas tegangan tarik yang tinggi. Baja jenis
ini banyak digunakan dalam kontruksi bangunan, gedung, jalan, poros mesin
b) Baja otomat
Baja otomat terdiri dari baja paduan tinggi, baja ini mengandung 0,07-
Baja jenis ini diperoleh dengan cara menaruh baja karbon rendah dalam
bahan yang kaya akan kandungan karbon dan dipanaskan bersama dalam oven
sampai suhu kritis atas, baja case hardening tetap liat pada bagian inti namun
diagram fasa besi karbon untuk seluruh rentang paduan besi dengan
karbon yang mencakup baja dan besi cor. Kadar karbon pada diagram
tersebut bervariasi dari nol sampai 2%. Seperti pada tabel atau diagram
karbon pada austenit adalah sekitar 1,7% (E) pada 11400 C. sedangkan
larutan karbon pada ferrit naik dari 0% pada 9100 C menjadi 0,025%
karbon mencapai 0,8% pada temperatur 7230 C, titik ini disaebut titik
autectoid. Baja untuk kadar karbon 0,8% disebut baja autectoid dan
sedangkan baja dengan kadar karbon lebih dari 0,8% disebut baja
hypereutectoid.
susunan atom yang lain. Besi sangat stabil pada temperatur di bawah
910o C dan disebut sebagai besi alfa (Fe α). Pada temperatur antara
910o C dan 1392o C, besi dikenal dengan besi gamma (Fe γ) dan pada
memelihara susunan atom tersebut tidak ada lagi dan membuat besi
pemanasan.
karbon rendah karena pada baja tersebut hanya memiliki unsur karbon
kurang lebih 0,17 % mengandung unsur sulfur (S) sebesar 0,05% dan
mengandung unsur fosfor (P) sebesar 0,08%. Kandungan unsur sulfur dan
unsur adalah untuk mengurangi sifat yang tidak dinginkan pada baja karbon.
dalam baja.
1) Silisium (Si)
Silisium merupakan unsur yang selalu ada dalam baja dengan jumlah
3) Nikel (Ni)
3. Carburizing
ke dalam campuran ini, ditempatkan dalam suatu wadah dan di tutup rapat
mempunyai bentuk kisi kristal kubik pemusatan sisi atau face centered
cubik (FCC). Bentuk kisi ini mempunyai jarak atom yang lebih besar,
tinggi. Kandungan karbon akan bervariasi dalam arah menuju inti. Pada
jam dalam kondisi yang dapat menyerahkan karbon. (Amanto, 1994: 85),
diikuti dengan pendinginan dalam oven, hal ini dapat terjadi karena pada
suhu tersebut berada pada fasa austenit, karbon dapat meresap ke dalam
(CO2). CO2 ini kemudian bereaksi dengan karbon dari medium menurut
CO2 + C (arang) ↔ 2 CO
2CO ↔ CO 2 + C (arang)
austenit dan berdifusi. CO2 hasil dari reaksi tersebut bereaksi kembali
Kekerasan lapisan baja dapat mencapai 1 mm. Salah satu cara agar
(K4Fe(CN)6).
tambah adalah :
18
a. Komposisi I
b. Komposisi II
(Kalium ferosianida)
Pada suhu yang tinggi katalis akan bereaksi dan membentuk gas CO
CO2 + C ↔ 2CO
Gas CO akan larut pada fasa austenit dan bereaksi dengan Fe sebagai
berikut:
pengarbonan.
19
15-20 jam, sedangkan jika dengan suhu 9000C dibutuhkan waktu sekitar
dibuat oleh dunia industri adalah sekitar 1,0 mm. Jika kita lihat kembali
Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan suhu 9500C dan
waktu 4 jam penahanan untuk proses karbonasi, dengan asumsi pada suhu
dalam besi bias lebih meningkat sesuai dengan harapan. Waktu 4 jam
4. Double hardening
bagian kulit mengandung 0,8%C dan pada bagian intinya tetap 0,2%C.
tersebut sehingga tidak menghasilkan kekerasan yang baik, untuk itu harus
akan menghasilkan butiran kristal yang lebih halus. Proses ini harus
5. Tempering
Pada dasarnya baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak
1985). Pada saat tempering dapat terjadi proses difusi yaitu karbon dapat
melepaskan diri dari martensit berarti keuletan (ductility) dari baja naik,
Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk
kekuatan tarik akan turun pula, sedang keuletan dan ketangguhan baja
akan meningkat.
Pada suhu 2000 C sampai 3000 C laju difusi lambat dan hanya
difusi berlangsung lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi diantara
temper martensit baja karbon 0, 45% dapat dilihat pada Gb. di bawah ini.
6. Media Pendingin
senyawa yang dapat berwujud padat, cair dan gas. Pada rumus kimia air
adalah H2O, yang berarti pada setiap molekul air ada dua atom hidrogen
yang terikat dengan atom oksigen. Air membeku pada suhu 2730K =
7. Ketangguhan
bahan terhadap beban kejut dengan cara mengukur energi potensial sebuah
Bandul akan berayun memukul benda uji tepat di belakang takikan. Untuk
25
pengujian ini digunakan sebuah mesin dimana suatu batang dapat berayun
secara bebas. Pada ujung batang dipasang pemukul yang diberi pemberat.
Batang uji diletakkan dibagian bawah mesin dan takikan tepat berada pada
berayun bebas memukul, batang uji hingga patah dan pemukul masih terus
berayun sampai ketinggian H1. Selisih antara energi awal (WH) dengan
batang uji.
yaitu ketangguhan benda uji terhadap beban kejut pada batang uji yang
impact strength yang rendah. Bahan yang ulet menunjukkan nilai impact
yang besar. Suatu bahan yang diperkirakan ulet ternyata dapat mengalami
patah getas. Patah getas ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal antara lain
sangat rendah.
Patah ulet selain ditandai oleh nilai impact yang tinggi tetapi juga
kristalin.
dan getas, sifat peretakan pada baja dapat terjadi dalam tiga bentuk
rendah
permukaan yang tidak rata dan nampak seperti beludru, buram dan
diserap oleh benda uji sebelum terjadi patah dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
E = GR ( cos β – cos α )
Dengan :
E
HKB =
A
B. Kerangka Berpikir
Baja karbon yamg banyak digunakan pada industri-industri otomotif,
kebutuhan rumah tangga yaitu mempunyai sifat sesuai kebutuhan, maka baja
banyak pada bagian permukaan dibanding dengan dinding bagian dalam pada
suhu 900o C s.d 950oC (Surdia, T, 2000). Pada dasarnya proses perlakuan
29
panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam keadaan
padat untuk mengubah sifat-sifat logam tersebut (Avner, 1974). Salah satu
Dari hasil carburizing, perbedaan karbon yang ada dalam bahan dari
bagian kulit dengan bagian inti sangat berbeda. Misalnya kulit 0, 8% C dan
ada bagian intinya tetap pada 0, 2%C sehingga pada bagian dalam adalah baja
hipoentektoid dan bagian kulit baja adalah baja hyperentektoid. Oleh karena
proses pengerasan dari bahan yang telah mengalami proses carburizing untuk
memperbaiki struktur bagian kulit sama pada bagian inti benda kerja
(Frederick Palallo, 1995: 53). Pemanasan pertama dilakukan pada suhu 880o C
s.d 900oC yaitu untuk memperbaiki bagian dalam benda kerja yang mengalami
cementit pada bagian luar sehingga akan terjadi pengerasan unsur karbon pada
kedua dilakukan pada suhu 750 s.d 780 untuk mengurangi tegangan-tegangan
proses ini harus diakhiri dengan proses pemudaan (tempering) pada suhu
30
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan Penelitian.
1. Bahan penelitian
Bahan penelitian dibuat dari baja karbon rendah (low carbon steel)
bubut sebanyak 15 buah dengan ukuran 10x50 mm. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa baja dengan kandungan karbon > 0,3% tidak dapat disepuh
keras, agar dapat disepuh keras maka diberi tambahan karbon dengan cara
karbonasi.
Variabel Penelitian
Variabel bebas dari penelitian ini adalah carburizing dan double hardening.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai ketangguhan dan struktur
mikro.
3. Varabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah raw materiall (ST. 40), suhu
31
32
Metode Penelitian
1. Peralatan Penelitian
berikut :
2. Uji Komposisi
dan rata.
3. Pembuatan Spesimen
ditentukan.
4. Carburizing
benda uji yang terbuat dari pelat baja. Pemanasan dilakukan dengan
kotak yang telah ditaburi dengan bubuk arang yang telah dicampur dengan
40% BaCO3, benda uji diatur dengan jarak antara benda 2 cm kemudian
34
ditaburi kembali dengan bubuk arang batok kelapa secara merata. Tutup
(furnace) yang telah diatur dengan temperatur 9500C dan ditahan selama 4
5. Double Hardening
pada bagian luar sehinga akan terjadi penetrasi karbon pada bagian kulit
pendingin air.
tidak rapuh.
UGM.
7. Pengujian Ketangguhan
yang telah ditentukan, beban berayun tanpa tahanan dari benda uji.
dengan direm.
h. Mencatat jarum penunjuk (merah) pada skala yang benar berapa derajat
pengujian.
Muhammadiyah Salatiga.
UGM.
38
data yang diperoleh dari penelitian dalam lembar pengamatan. Data yang
Nilai
Pengujian Pengujian Pengujian
No Proses pengerjaan rata-
I II III
rata
1 G. RAW
MATRIAL
2 H. CARBURIZING
3 I. D.HARDENING
4 J. D.HARDENING
II
5 K. TEMPERING
Analisis data
7. Hasil Penelitian
pendingin air terhadap ketangguhan bahan ST.40 yang telah mengalami proses
histogram dan foto yang meliputi: uji komposisi, pengamatan struktur mikro,
Uji Komposisi
metode sampel. Sampel 1 untuk uji komposisi adalah dari kelompok raw
40
41
Komposisi kimia
Unsur Prosentase (%) Unsur Prosesntase (%)
Fe 75 V 0,002
S 0,009 Mn 0,009
Al 0,054 Mo 0,009
C > 4,584 W 0,013
Ni 0,047 P 0,034
Nb 0,024 Cu 0,208
Si 0,115 Ti 0,009
Cr 0,006 Mg > 0,038
material baja karbon rendah sebagai material uji dalam penelitian ini. Hasil
pukulan takik).
42
Hasil pengujian impact ditunjukkan dalam tabel dan grafik, maka akan
Tenaga
Lebar Tinggi Tinggi A HKB
No. Kode patah
(mm) (mm) h1 (mm2) (J/mm2)
(Joule)
1 BD1 10,3 9,99 8,2 84,46 143 1,693
2 BD2 10,1 10,0 8,1 81,81 138 1,687
3 BD3 10,0 10,10 8,0 80,0 135 1,687
1,695
HKB (J/mm2)
1,693
1,690
1,687 1,687
1,685
1,680
1 2 3
Material
Tenaga
Lebar Tinggi Tinggi A HKB
No. Kode patah
(mm) (mm) h1 (mm2) (J/mm2)
(Joule)
1 C1 10,2 10,1 7,5 76,5 33 0,4314
2 C2 10,0 9,99 8,1 81 35 0,4321
3 C3 10,2 10,0 8,0 81,6 35,5 0,4350
43
HKB (J/mm2)
0,4340
0,4330
0,4321
0,4320 0,4314
0,4310
0,4300
1 2 3
Material
Tenaga
Lebar Tinggi Tinggi A HKB
No. Kode patah
(mm) (mm) h1 (mm2) (J/mm2)
(Joule)
1 DH I 1 10,1 10,05 8,3 83,83 3,5 0,0417
2 DH I 2 10,0 10,0 8,0 8,0 3,4 0,0425
3 DH I 3 9,5 10,01 7,7 73,15 3,1 0,0424
0,0430
0,0425
HKB (J/mm2)
0,0425 0,0424
0,0420
0,0417
0,0415
0,0410
0,0405
1 2 3
Material
Tenaga
Lebar Tinggi Tinggi A HKB
No. Kode patah
(mm) (mm) h1 (mm2) (J/mm2)
(Joule)
1 DH II 1 10,0 10,0 8,4 84,0 8 0,0952
2 DH II 2 9,6 10,05 8,3 79,68 7,5 0,0941
3 DH II 3 10,3 10,1 8,2 84,64 8,0 0,0947
0,0960
HKB (J/mm2)
0,0955
0,0952
0,0950
0,0947
0,0945
0,0941
0,0940
0,0935
1 2 3
Material
Tenaga
Lebar Tinggi Tinggi A HKB
No. Kode patah
(mm) (mm) h1 (mm2) (J/mm2)
(Joule)
1 T1 10 10,03 8,2 84 18 0,2143
2 T2 10,1 10,0 8,0 80,8 17,5 0,2166
3 T3 10,0 10,03 8,3 83 17,8 0,2144
0,2155
0,2150
0,2145 0,2143 0,2144
0,2140
0,2135
0,2130
1 2 3
Material
2,000
1,689
HKB (J/mm2)
1,500
1,000
0,4328
0,500 0,2151
0,0422 0,0946
0,000
BD C DH I DH II T
pembanding.
46
sebesar 0,4328 J/mm2. Dari perlakuan panas ini kekuatan impact bahan
Nilai impact pada proses double hardening I adalah 0,0422 J/mm2 dan
Nilai impact pada proses double hardening II adalah 0,0946 j/mm2 dan
Nilai impact pada proses tempering adalah 0,2151 J/mm2 dan mengalami
material. Jadi dari data hasil pengujian impact di atas diketahui bahwa
Foto mikro menggunakan dua buah lensa yaitu lensa obyektif dan lensa
okuler. Lensa okuler berfungsi untuk memperoleh fokus gambar yang akan di
angka 10 –11)
“Revolvingnes Piece”
48
5. Lihat pada “Eye Piece” yaitu pada lensa okuler atau hidupkan layar
monitor
yang fokus
7. Pilih lokasi pada spesimen yang diinginkan dengan memutar “Y- Axis
Raw Material
0,135%. Untuk foto mikro baja raw material seperti terlihat pada
gambar mempunyai struktur ferrit dan perlit. Baja mempunyai sifat liat
dan lunak.
Perlit
ferrit
mikro yang dihasilkan pada proses carburizing ini adalah sementit dan
perlit.
Perlit
Sementit
Perlit
ferri
bagian inti material strukturnya tetap yaitu ferrit dan perlit lebih
proses ini struktur mikro yang terbentuk pada material baja hasil
Sementit
Perlit
ferrit
Perlit
ferrit dan perlit pada bagian tengah. Pada bagian tepi proses double
51
pada bagian permukaan dan inti lebih keras. Jadi, ketangguhan proses
Sementi
Martensit
Ferrit
Perlit
struktur ferrit dan perlit lebih tipis pada bagian tengah dibandingkan
Perlit
Martensi
Ferrit
Perlit
tempering pada bagian inti struktur yang terdapat pada material tetap
ferrit dan perlit, sehingga ketangguhan menjadi lebih baik dari proses
merubah susunan struktur mikro ferrit dan perlit pada raw material
Penampang Patah
penampang patahannya.
54
Secara umum bentuk patahan pada pengujian pukul takik ada 3 bentuk,
a. Raw Material
penampang yang tidak rata dengan bentuk kristal yang tidak rata,
dengan sifat ulet dan lunak. Penelitian ini dapat diketahui unsur karbon
b. Carburizing
kristalnya tidak rata, kasar dan berserat yang menandakan bahan ini
55
patah campuran.
c. Double Hardening I
patahnya terlihat rata, butiran kristalnya rata pada bagian tengah dan
d. Double Hardening II
patahnya terlihat rata, butirannya lebih halus pada tepi, pada bagian
getas.
e. Tempering
terlihat serat-serat halus rata pada bagian tepi dan bagian tengah
terlihat berserat dan lebih kasar dengan bentuk kristal yang tidak rata.
campuran.
material.
8. Pembahasan
menambah unsur karbon pada bagian permukaan agar dapat disepuh keras,
karena pada baja karbon rendah mempunyai kandungan karbon di bawah 0,3%
lapisan luar yang keras dan bagian inti yang kenyal dan liat.
Pada penelitian ini katangguhan baja sangat jauh menurun setelah baja
mempengaruhinya.
59
terlihat rata dan butirannya halus pada bagian tepi. Sedangkan pada bagian
tengah terlihat butiran kasar berserat. Penambahan unsur karbon pada material
bagian tengah tetap mempunyai struktur ferrit dan perlit. Struktur ini
sifat luar getas, bagian dalamnya ulet dan memiliki bentuk patahan campuran.
besar dan struktur perlit mulai terurai pada bagian tepi sedangkan pada bagian
tengah struktur perlit terlihat tebal dan lebar sehingga baja menjadi getas.
merata dengan butiran yang agak kasar pada bagian inti dan permukaan.
Proses ini merupakan proses pengerasan inti pada baja yang mempunyai
sedangkan bagian tengah struktur perlit lebih merata dan kembali seperti
1,5944 J/mm2 terhadap raw material. Bentuk patahanya terlihat rata, butiranya
lebih halus pada tepi, bagian tengah terlihat lebih kasar. Jadi, proses double
terhadap proses double hardening I dan bentuk patahan baja bersifat getas.
bagian tengah/inti tetap ferrit dan perlit dengan penampang patahnya terlihat
serat-serat halus rata pada bagian tepi dan bagian tengah terlihat berserat dan
lebih kasar dengan bentuk kristal yang tidak rata. Jadi, baja mempunyai luar
atas, raw material mempunyai nilai ketangguhan yang paling tinggi sebesar
1,689 J/mm2 setelah dikenai perlakuan panas dimana dalam hal ini adalah
sebesar 0,0422 J/mm2, double hardening II sebesar 0,0946 J/mm2, dan proses
semua data penelitian di atas diperoleh data yang dapat membuktikan bahwa
PENUTUP
A. Simpulan
kembali menjadi struktur ferrit dan perlit dengan susunan kristal yang
lebih besar dan merata atau homogen. Jadi, proses double hardening
62
63
patah getas pada spesimen perlakuan proses double hardning I dan II.
B. Saran
bahan ST. 40 adalah ketangguhan bahan menjadi hilang tetapi, untuk dapat
memperoleh sifat baja yang bagian luar getas dan bagian dalam ulet sebaiknya
40
Lampiran 1 41
42
Lampiran 2 43
44
Contoh.
b. Ketangguhan (HKB)?
Penyelesaian:
a) E = GR ( cos β – cos α )
= 112,5 (1,271)
= 143 joule.
E 143
b) HKB= = = 1,693 j/mm2
A 84,46
45
Lampiran 5
NIM : 5201401043
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
FT. UNNES
Drs. Pramono
NIP. 131474226