Lamp3 PermenPU21 2009
Lamp3 PermenPU21 2009
NOMOR: 21/PRT/M/2009
TENTANG
LAMPIRAN III
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL......................................................................................... .................. 4
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... 5
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 6
Menindaklanjuti Peraturan Peresiden No.29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan
Subsidi Bunga Oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum,
disusunlah suatu peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) tentang kelayakan
investasi pengembangan SPAM yang diajukan oleh PDAM. Permen PU ini merupakan
pedoman teknis kelayakan investasi SPAM oleh PDAM melalui skema penjaminan dan
subsidi bunga. Permen PU ini dilengkapi pula dengan 3 (tiga) lampiran yang merupakan
uraian teknis yang terkait dengan pedoman kelayakan investasi SPAM berbasis pinjaman
bank, yaitu :
Lampiran 1 : Pedoman Tata Cara Pengajuan Pinjaman Investasi PDAM Melalui Bank
Lampiran 2 : Pedoman Penilaian Kelayakan Usulan Investasi SPAM
Lampiran 3 : Pedoman Standar Harga Satuan Investasi SPAM
Lampiran mengenai Pedoman Standar Harga Satuan Investasi SPAM ini, disusun untuk
melengkapi pengaturan teknis yang terdapat dalam batang tubuh Permen PU tersebut,
khususnya yang terkait dengan perkiraan biaya investasi SPAM.
Pedoman ini disusun oleh panitia teknis penyusunan rancangan Peraturan Menteri PU
tentang kelayakan investasi pengembangan SPAM yang diajukan oleh PDAM, dan telah
dirumuskan melalui rapat-rapat teknis dan rapat konsesus pada tanggal 18-19 Agustus
2009 di Bogor. Rapat teknis dan rapat konsesus ini dihadiri oleh wakil-wakil instansi
terkait, wakil-wakil PDAM dan Perbankan.
3. ACUAN NORMATIF
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
2.3 Jarak Sumber Air Baku ke Unit Produksi (Panjang Pipa Transmisi Air Baku)
Harga satuan investasi per-SR khususnya pada komponen unit air baku,
dipengaruhi oleh panjang pipa transmisi air baku (jarak sumber air baku ke unit
produksi). Dalam menghitung komponen biaya investasi pipa air baku, asumsi
yang digunakan hanya untuk investasi pipa sepanjang 100 meter.. Peningkatan
harga satuan investasi akibat faktor bertambahnya panjang pipa transmisi air baku
tidak termasuk dalam lingkup pengaturan harga satuan investasi melalui
pembiayaan bank karena peningkatan investasi untuk pipa transmisi air baku
merupakan komponen dukungan pemerintah dalam penyediaan air baku yang
dibiayai dari dana APBD dan atau APBN
2.4 Jarak Unit Produksi ke Daerah Pelayanan(Panjang Pipa Transmisi Air Minum)
Harga satuan investasi per-SR khususnya pada komponen unit produksi,
dipengaruhi oleh panjang pipa transmisi air minum yaitu jarak unit produksi ke
batas daerah pelayanan atau batas zona distribusi.
Variasi panjang pipa transmisi air minum yang dijadikan acuan dalam menentukan
standar harga satuan investasi adalah :
- Panjang pipa transmisi air minum : 1.000 m
- Panjang pipa transmisi air minum : 5.000 m
- Panjang pipa transmisi air minum : 10.000 m
HARGA SATUAN
No. U R A I A N PEKERJAAN SATUAN
(Rp.)
1 UNIT AIR BAKU
1.1 INTAKE
(Bendung. Saluran Pembawa dan Sump Well)
a. Kapasitas 100 - 300 l/det. L/Det 8.000.000
b. Kapasitas 400 - 1000 l/det. L/Det 7.200.000
c. Kapasitas 1100 - 2000 l/det. L/Det 6.500.000
d. Kapasitas 2100 - 5000 l/det. L/Det 5.600.000
Adapun gambar skematik keempat pola investasi SPAM tersebut dapat dilihat pada
gambar 5.
Pedoman ini tidak memberi acuan standar investasi untuk seluruh pola investasi
seperti yang digambarkan dalam gambar 5.
Pola pengembangan SPAM yang diberi acuan harga satuan pada tabel pedoman
adalah :
a. Pola Peningkatan Produksi (skema 2)
Pola ini merupakan pengembangan SPAM di wilayah pelayanan eksisting (In-
Field)
Harga satuan yang disajikan pada tabel 4A, 4B, dan 4C atau pada gambar 8A, 8B,
dan 8C disusun dengan asumsi bahwa, penambahan pelanggan (SR) tidak
memerlukan pemasangan pipa distribusi pembagi atau pipa distribusi tersier serta
pipa pelayanan, karena lokasi calon pelanggan telah berada didalam sel dasar
jaringan distribusi eksisting. Apabila penambahan calon pelanggan (SR)
memerlukan pemasangan pipa distribusi pembagi dan pipa pelayanan (membentuk
sel baru), maka harga satuan pada tabel 4A, 4B, dan 4C atau pada gambar 8A, 8B,
dan 8C harus ditambahkan biaya pemasangan pipa distribusi bagi dan pipa
pelayanan.
Tambahan biaya investasi per-SR untuk letak pelanggan di luar sel dasar jaringan
distribusi eksisting dapat dilihat pada tabel 4D.
Petunjuk penggunaan tabel standar harga satuan investasi SPAM dapat dilihat pada
bagan alir (gambar 6).
Petunjuk umum dari pedoman ini adalah bahwa :
1. “Semakin tinggi kepadatan pelangan (SR/Ha) didalam zona distribusi akan
menyebabkan Komponen investasi pada unit distribusi dan pada unit produksi
menjadi semakin rendah sehingga biaya investasi per-SR menjadi lebih
murah.
2. Semakin jauh jarak zona distribusi terhadap lokasi unit produksi (IPA) atau
semakin panjang jarak pipa transmisi air minum, akan menyebabkan
komponen investasi pada unit produksi menjadi semakin meningkat, sehingga
biaya investasi per-SR menjadi lebih mahal.
3. Semakin jauh jarak instalasi pengolahan air (IPA) terhadap sumber air baku
atau semakin panjang jarak pipa transmisi air baku akan menyebabkan
komponen investasi pada unit air baku menjadi semakin meningkat, sehingga
biaya investasi per-SR menjadi lebih mahal.
1. Pedoman ini berlaku khusus sebagai pedoman standar harga satuan investasi SPAM
yang sebagian pembiayaannya melalui pinjaman Bank untuk periode 2009-2014 sesuai
dengan periode yang tercantum pada Perpres No.29 Tahun 2009 tentang Pemberian
Jaminan dan Subsidi Bunga Oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan
Penyediaan Air Minum.
2. Pedoman harga satuan ini tidak ditujukan sebagai pedoman biaya kontruksi karena
biaya konstruksi dalam pembangunan SPAM harus ditetapkan melalui Rencana
Anggaran Biaya (RAB) yang dihitung dari perencanaan terperinci (DED/Detailed
Engineering Design).
3. Pedoman ini dapat digunakan pihak kreditur (Bank) dalam menilai kewajaran biaya
usulan investasi, serta dapat digunakan oleh pihak debitur (PDAM) dalam
memperkirakan usulan investasi proyek, walaupun pada saat penyusunan dokumen
kelayakan, dokumen perencanaan terperinci (DED) belum tersedia.
DJOKO KIRMANTO