Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Saat guru berdiri dalam kelas dan memulai bercerita kepada murid-murid tentang mata
pelajaran, tentunya guru berharap murid antusias dengan pelajaran yang diterangkannya. Guru
menatap mata siswa satu persatu dan memperkirakan kemampuan mereka dalam menangkap
bahan pelajaran yang diberikan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu pemberian motivasi
kepada siswanya.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang
tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau
anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik
dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai
dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar,
terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri
siswa. Selanjutnya dapat membentuk kebiasaan siswa senang belajar, sehingga prestasi
belajarnya pun dapat meningkat.
Pada hakekatnya inti dari pendidikan di sekolah adalah proses belajar mengajar. Semua
pihak yang tersangkut di dalamnya, baik kepala sekolah, guru, konselor, siswa, petugas lainnya
maupun orang tua siswa sangat mengharpkan terjadinya proses belajar mengajar yang optimal.
Terjadinya proses belajar yang optimal, diharapkan siswa akan mampu meraih prestasi yang
tinggi. Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan sistem pengajarannya, disekolah juga
mengupayakan terjadinya motivasi belajar.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1. Adakah pengaruh motivassi belajar terhadap hasil belajar.
2. Seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
2. Untuk mengetahui besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MOTIVASI DAN MOTIVASI BELAJAR
Motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang
agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan
tertentu.
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J.Mc.Donald
dalam H Nashar, 2004:39). Tetapi menurut Clayton Aldelfer dalam H.Nashar (20004:42)
motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakuka kegiatan belajar yang didorong
oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri
secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham
Maslow alam H.Nashar, 2004:42) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal
yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga
perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.
Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar
secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis,
penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
6. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu
diberikan pujian. Pujian merupakan bentuk motivasi yang positif.
7. Hukuman
Hukuman sebagai bentuk motivasi yang negatif, tetapi kalau diberikan secara bijak dapat
menjadi alat motivasi yang baik.
8. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan pada diri anak didik sehingga hasilnya
akan lebih baik pula.
9. Minat
Minat muncul karena ada kebutuhan. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai
minat yang kuat.
10. Tujuan yang Diikuti
Rumusan yang diikuti dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat
penting. Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk belajar.
2.3 CIRI-CIRI MOTIVASI
Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu
dikemukakan adanya beberapa ciri-ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah
berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu
saja sehingga kurang aktif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya. (kalau sudah yakni akan sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan maasalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu memiliki
motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun
mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
Siswa yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Siswa
yang harus mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup
rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsive terhadap berbagai masalah
umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh
guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan
optimal.
2.4 BENTUK-BENTUK MOTIVASI
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Dengan
demikian bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut :
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a. Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.
e. Teori Harapan.
Menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara
tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti
dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.
2Teori ini berfokus pada tiga hubungan :
1. Hubungan usaha–Kinerja. Kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang mengeluarkan
sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja.
2. Hubungan kinerja-Penghargaan. Tingkat sampai mana individu tersebut yakin bahwa
bekerja pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang diinginkan.
3. Hubungan penghargaan–Tujuan pribadi. Tingkat sampai mana penghargaan-penghargaan
yang diberikan memuaskan tujuan-tujuan pribadi atau kebutuhan-kebutuhan seorang individu
dan daya tarik dari penghargaan- penghargaan potensial bagi individu tersebut.
1. Menerima siswa apa adanya. Siswa adalah seorang manusia yang masih muda dan perlu
dibimbing guna menjadi manusia dewasa. Tiap siswa mempunyai karakter dan bakat yang
berbeda. Oleh karena itu, tiap siswa merupakan pribadi yang unik, yang membuatnya berbeda
dengan lainnya. Guru harus menerima setiap siswa sebagaimana adanya, dengan segala
kekurangan dan kelebihannya. Hal ini akan membentuk rasa harga diri yang tinggi dalam diri
siswa. Guru juga perlu menemukan sesuatu (bakat atau kelebihan) dalam diri siswa yang bisa
membuatnya merasa penting.
2. Menciptakan rasa aman dan menyenangkan bagi siswa untuk mengeksplorasi serta
mengekspresikan seluruh potensinya. Siswa adalah makhluk yang memiliki rasa ingin tahu.
Untuk memenuhi rasa ingin tahunya, ia akan mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Proses
belajar berjalan lancar manakala siswa dapat menguji kemampuannya dan mencoba pengalaman
baru, atau bahkan membuat kesalahan-kesalahan tanpa mendapat kecaman yang dapat
menyinggung perasaan mereka. Rasa aman juga datang dari sikap yang disiplin dan konsisten.
Dengan keteraturan, siswa akan merasa pasti mengenai apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukannya. Ketidakpastian akan menimbulkan keraguan dan ketakutan berbuat salah, yang
menyebabkan hilangnya motivasi. Disiplin yang baik dan tidak kaku harus diterapkan oleh guru
dan orang tua, karena tujuan disiplin adalah menolong siswa guna menjadi individu yang
independen, mandiri, dan dapat menentukan peran mereka sendiri. Disiplin harus ditegakkan
berdasarkan aturan yang masuk akal, kooperatif dan tidak otoriter.
3. Kenali seluruh potensi yang dimiliki siswa. Sejak awal, ajari siswa untuk menentukan pilihan
dan mengambil keputusan bagi dirinya sendiri. Tujuan yang dipilih dan ditetapkan sendiri
mengandung motivasi yang lebih kuat daripada tujuan yang ditetapkan oleh orang lain. Apalagi
tujuan atau potensi tertentu terlalu banyak ditentukan orang lain, bisa jadi tujuan itu tidak sesuai
dengan kemampuan siswa.
4. Berkomunikasilah dengan siswa tentang apa yang ingin mereka wujudkan dan apa saja
hambatannya. Hal ini bisa dilakukan secara terbuka antara guru, orang tua dan siswa.
Sementara itu Nasution (1986: 85) mengemukakan beberapa petunjuk singkat dalam
rangka upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswa di sekolah, antara lain:
1. Usahakan agar tujuan pelajaran jelas dan menarik, motif mempunyai tujuan, makin jelas tujuan,
makin kuat motivasi.
2. Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang diberikan.
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan, senyuman yang menggembirakan suasana.
4. Usahakan agar anak-anak turut serta dalam pelajaran. Anak-anak ingin aktif.
5. Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan anak.
6. Pujian dan hadiah lebih berhasil dari hukuman dan celaan. Sebaiknya biarlah hasil baik dalam
pekerjaan merupakan hadiah bagi anak.
7. Pekerjaan dan tugas harus sesuai dengan kematangan dan kesanggupan anak.
8. Mengetahui hasil baik menggiatkan usaha murid.
9. Hasil buruk apalagi kalau terjadi berulang-ulang akan mematahkan semangat.
10. Hargailah pekerjaan murid.
11. Berilah kritik dengan senyuman. Janganlah anak mendapatkan kesan bahwa guru marah kepadanya,
tetapi hanya kecewa atas hasil pekerjaannya atau perbuatannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang
tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau
anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik
dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai
dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar,
terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri
siswa.Berdasarkan definisi-definisi para ahli, maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat
kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari proses kegiatan
belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan
terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita
memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya. Karena
ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru adalah pemandu spiritual untuk membantu
memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid
dalam suatu kegiatan belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-
anak didik kita akan merasa dirinya berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin
menjadi mungkin.
B. SARAN
1. Dengan adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut maka diharapakan
penambahan fasilitas.
2. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan ushanya dalam rangka memperoleh informasi
non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya, seperti mencari
informasi lewat internet, membaca koran/buku selain buku referensi.
3. Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan
pendapatnya dimuka umum.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,Mohammad.1998.Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi.Bandung:Angkasa.
Arikunto,Suharsimi.1998.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rieneka Cipta.
Arikunto,Suharsimi.2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rieneka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono,1994.Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:Depdikbud.
Djamarah,Syaiful Bahri.Drs.2002.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Rieneka Cipta.
Hamalik,Oemar.2003.Prosedur Beljar Mengajar.Jakarta Bumi Aksara.
Nashar.Drs.2004.Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran.Jakarta:Delia
press.
Sardiman,A.M.2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada.
Sudjana,Nana.1996.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru.