Anda di halaman 1dari 7

Portofolio – Medik

No. ID dan Nama Peserta : Andy adeputra


No. ID dan Nama Wahana : RSUD Lasinrang Pinrang
Topik : Tetanus
Tanggal (kasus) :20 january 2018
Nama Pasien : Tn. M (44 tahun) No. RM: 22 03 91
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Rifai, M.Kes
dr. Agus Salim
Tempat Presentasi : Ruang Pertemuan RSUD Lasinrang Pinrang
Obyektif Presentasi :
 Keilmuan  Ketrampilan Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi Anak  Remaja Dewasa Lansia  Bumil
Deskripsi :
Laki – laki berusia 34tahun datang ke RSUD Lasinrang Pinrang dengan keluhan kaku pada
seluruh tubuh dan sulit membuka rahang sejak 1 hari yang lalu. Riwayat luka pada jari kaki
kanan saat bekerja disawah1 minggu yang lalu dan tidak mengobati luka
Tujuan : Membahas penatalaksanaan tetanus pada pasien dewasa
Bahan bahasan :  Tinjauan Pustaka Riset Kasus  Audit
Cara membahas :  Diskusi Presentasi dan diskusi  Email  Pos
Data Pasien : Nama : Tn. M Nomor Registrasi: 22 03 91
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Seorang pria berusia 44 tahun datang ke RSUD Lasinrang Pinrang dengan keluhan utama
pasien merasa seluruh tubuh menjadi kaku sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan
sulit menggerakkan rahang sejak 1 hari SMRS sehingga sulit makan dan minum. Riwayat
luka pada kaki kanan saat bekerja disawah SMRS. Riwayat imunisasi tetanus sebelumnya
tidak diketahui. Keluhan seperti ini sebelumnya tidak ada

2. Riwayat Keluarga : Keluhan serupa pada anggota keluarga lain tidak ada.
3. Riwayat Penyakit :
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya tidak ada.
Riwayat penyakit lain tidak ada
4. Lain-lain
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : CM
Tekanan Darah : 140/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Portofolio – Medik

Suhu : afebris

Status generalis
Kepala : deformitas (-)
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, trismus (+) 1 jari
Leher : kaku, KGB tidak teraba membesar
Paru : simetris saat statis dan dinamis, vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : BJ I-II normal, regular, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : datar, BU (+) N, NT (-), perut papan (+), Opistotonus (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT<2”, terdapat scar bekas luka pada digit V pedis D

Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 13.0 gr/dL
Leukosit : 9.100 mm3
Trombosit : 413.000 mm3
Hematrokit : 38,4%

Daftar Pustaka :
1. Farrar J. J. Et al. Tetanus. Centre for Tropical Diseases. Ho Chi Minh City, Vietnam.
2000. 69:292-301
2. https://medlineplus.gov/tetanus.html, cited 27 November 2016
3. Jones. Royden. Et al. Tetanus. Netter’s Neurology. New York. 2012.48: 422-423

Hasil Pembelajaran :
1. Menentukan diagnosis dan klasifikasi tetanus
2. Mengetahui mekanisme terjadinya tetanus
3. Mengatasi kegawatdaruratan pada pasien tetanus
4. Mengetahui pencegahan pada pasien tetanus
Portofolio – Medik

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif
Seorang pria berusia 44 tahun datang ke RSUD Lasinrang Pinrang dengan keluhan utama
pasien merasa seluruh tubuh menjadi kaku sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai
dengan sulit menggerakkan rahang sejak 1 hari SMRS sehingga sulit makan dan minum.
Riw Kejang (-) Riwayat luka pada kaki kanan saat bekerja disawah SMRS. Riwayat
imunisasi tetanus sebelumnya tidak diketahui, riwayat pemberian Imunisasi aktif
(Tetanus Toksoid) 0,5cc / IM 2 hari SMRS di PKM. Keluhan seperti ini sebelumnya
tidak ada
2. Objektif
Pemeriksaan Fisik
 Status Generalis
SS / GC / CM
GCS E4M6V5
T : 140/70 mmHg
N : 80 x/menit
P : 22 x/menit
S : Afebris
 Kepala: Kelainan (-)
 Mata: Konjungtiva anemis (-), Sklera Ikterik (-)
 Mulut : Trismus (+) 1 jari
 Leher : Kaku, pembesaran KGB (-)
 Thorax
1) Paru
Inspeksi : Gerakan nafas simetris kiri = kanan,
Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
2) Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : S1/S2 reguler, murmur tidak ada
 Abdomen
Inspeksi : Datar, opistotonus (+)
Palpasi : NT (-), defans muskuler (+)
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Perkusi : Tidak dilakukan
 Ekstremitas
Inspeksi : Tampak vulnus laceratum pada genus sinistra
Portofolio – Medik

 Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal

Laboratorium (20 januari 2017)


Darah rutin
 WBC : 9.1
 RBC : 4.61
 HGB : 13.0
 HCT : 38.4
 PLT : 413
 MCV : 83.3
 MCH : 28.2
 MCHC : 33.9

3. Assessment

Pendahuluan
Tetanus merupakan infeksi pada sistem saraf oleh bakteri Clostridium tetani.(1)
tetanus disebabkan oleh neuro toksin yang poten, tetanospasmin, yang dilepaskan oleh
bakteri gram-positif yang bersifat obligat anaerob. Tetanus biasanya didapatkan pada
pasien dangan infeksi atau perlukaan pada bagian tubuh yang beragam.

Epidemiologi
Tetanus pertama kali dijelaskan di Mesir 3000 tahun yang lalu, meskipun pada
tahun 1893 telah ditemukan imunisasi pasif dan pada tahun 1923 telah ditemukan vaksin
aktif yang efektif, tetanus tetap menjadi masalah kesehatan besar di dunia. Terdapat
800.000 – 1 juta kematian yang disebabkan oleh Tetanus di seluruh dunia.(2)

Etiologi
Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Spora dari bakteri C.tetani
dapat ditemukan di tanah, mulut dan kotoran binatang. Spora C.tetani dapat bertahan
dalam tanah hingga lebih dari 40 tahun.
Tetanus dapat menginfeksi ketika spora memasuki tubuh melalui luka. Spora
kemudian menjadi bakteri aktif dan menyebar ke seluruh tubuh dan menciptakan toxin
tetanus. Toxin ini menghadang sinyal saraf dari sum-sum tulang belakang hingga sinyal
tidak sampai ke otot, yang menyebabkan spasme otot parah. Spasme otot ini dapat
menjadi sangat kuat hingga merobek otot atau menyebabkan fraktur tulang belakang.
Waktu dari infeksi hingga gejala terjadi dapat terjadi antara 7 hingga 21 hari. (1,2)

Tanda dan Gejala (1, 2)


Tetanus yang menyeluruh bervariasi antara sedang hingga berat, bergantung pada
masa inkubasi, biasanya 2-14 hari. Biasanya tertunda hingga beberapa minggu atau
bulan setelah terjadinya luka. Keadaan yang berat biasanya ditandai dengan mas
inkubasi kurang dari 8 hari dan onset gejala kurang dari 48 jam. Pada pasien dengan
Portofolio – Medik

imunisasi lengkap atau sebagian, tetanus biasanya muncul sebagai keadaan ringan
saja. Bagian otot yang berdekatan dengan fokus infeksi akan mengalami spasme
pertama kali. Trismus dan risus sardonikus adalah gejala yang khas pada tetanus dan
di temukan pada hampir semua kasus.
 Spasme otot rahang / Trismus
 Nyeri otot punggung
 Spasme otot punggung / opistotonus
 Kontraksi otot yang sangat nyeri akibat penggunaan otot-otot yang terlalu lama
 Meliur (Meneteskan air liur)
 Keringat berlebihan
 Demam
 Spasme otot tangan atau kaki
 Sulit menelan
 Tak dapat menahan buang air kecil maupun besar

Diagnosis
Tetanus dapat didiagnosis dengan melihat gejala klinis, tak ada pemeriksaan lab
spesifik untuk mendiagnosa tetanus( 2)

Penatalaksanaan(1)
- Metronidazole merupakan drug of choice untuk mengobati tetanus, dengan dosis 400-
500 mg / 8 jam / IV selama 7-10 hari
- Pemberian oksigen untuk mencegah gagal napas, bila perlu lakukan intubasi.
- Diazepam 5-20mg/8jam/IV
- Imunisasi pasif (Anti tetanus serum) 10.000 IU/IM
- Imunisasi aktif (Tetanus Toksoid) 0,5cc / IM
- Debridemen luka
Prognosis
Sekitar 25%-50% pasien yang telah terkena tetanus akan meninggal. (1)
4. Plan
(20 Januari 2016)
S : Kaku badan dan sulit membuka rahang
O : KU sedang
TD : 140/70 mmHg
Trismus (+) <2 jari, Opistotonus (+)
A : Tetanus
P : Rawat inap
IVFD RL + D5 (1:1) 28 TPM
Diazepam 5 amp / 24 J / drips
Ranitidin 1 amp/ 12 J / IV
Metronidazole 500mg/8 jam/ iv
Rawat luka
Tetagam 3000 unit IM. 6 vial / IM deltoid dextra dan 6 vial / IM deltoid sinistra
Portofolio – Medik

(21 januari 2017)


S : Kejang (-) trismus (+)
O : KU baik
Trismus (+) 1,5 cm, Opistotonus (+)
A : Tetanus
P : IVFD D5% : RL = 1 : 1, 28 tpm
Valisanbe 7 amp/kolf cairan
Santagesik 1 amp / 8 J / IV
Metronidazole 500/8jam /iv
Ceftriaxone 1gr/12 jam/iv
 Konsul bedah u/ debrideman

(22 januari 2017)


S : Kejang (-)
O : KU buruk
Trismus (+) berkurang , Opistotonus (+)
A : Tetanus
P : IVFD D5% : RL = 1 : 1, 20 tpm
Valisanbe 7 amp/kolf cairan
Metronidazole 500/8jam /iv
Ceftriaxone 1gr/12 jam/ iv
Santagesik 1 amp / 8 J / IV
(23 januari 2017)
S : Kejang (-)
O : KU buruk
Trismus (+) berkurang , Opistotonus (+)
A : Tetanus
P : IVFD D5% : RL = 1 : 1, 20 tpm
Valisanbe 7 amp/kolf cairan
Metronidazole 500/8jam /iv
Ceftriaxone 1gr/12 jam/ iv
Santagesik 1 amp / 8 J / IV

Prognosis: Dubia Ad Malam


Rujukan: Kasus ini termasuk dalam kompetensi 3B, Mampu membuat diagnosis
klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang
diminta oleh dokter misalnya pemeriksaan lab atau x-ray.Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialisyang relevan (kasus gawat
darurat)
Kontrol dan Konseling: Pantau tanda-tanda kejang dan tanda- tanda kegawat-
Portofolio – Medik

darutatan lainnya seperti gagal nafas.


Masalah:Masalah pada kasus ini adalah kurangnya kesadaran pasien dalam mencegah
penyakit ini dengan mengobati luka

Pinrang, .....Februari 2018

Peserta, Pendamping,

dr. Andy Adeputra dr.Rifai, M.Kes dr. Agus Salim

Anda mungkin juga menyukai