Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR/TIDAK MENULAR


“Kegiatan Penyuluhan Mengenai Demam Berdarah Dengue Di Posyandu Asoka”

I. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemis di Indonesia
dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat yang cenderung
meningkat serta semakin meluas penyebarannya dari tahun ke tahun. Penyakit DBD ini
ditemukan hampir di seluruh belahan dunia terutama di negara-negara tropis dan subtropis
baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik, dan sering menimbulkan Kejadian Luar
Biasa (KLB). KLB biasanya berkaitan dengan datangnya musim hujan sehingga terjadi
peningkatan aktifitas vektor dengue pada musim hujan yang dapat menyebabkan terjadinya
penularan penyakit DBD pada manusia melalui vektor nyamuk Aedes.
Merebaknya kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian
menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dan
sebagian lagi menganggap bahwa sektor kesehatan yang sangat berperan penting dalam kasus
ini. Sampai sekarang belum ditemukan obat dan vaksin yang efektif untuk penyakit DBD,
sehingga upaya pencegahan penyakit DBD lebih menitikberatkan pada pemutusan rantai
perkembangan vektor. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan cara pengendalian
vektor sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit DBD. Kampanye PSN sudah digalakkan dengan semboyan 3M, yakni menguras
tempat penampungan air secara teratur, menutup tempat tempat penampungan air dan
mengubur/memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk.
Selain PSN, upaya pencegahan penyakit ini telah dilakukan antara lain dengan cara
penaburan larvasida dan fogging focus, tetapi PSN merupakan cara pemberantasan yang lebih
aman, murah dan sederhana. PSN sangat tergantung pada peran serta masyarakat dan
sayangnya pemahaman masyarakat terkait penyakit DBD masih sangat kurang.
II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Tanggung jawab terkesan masih dibebankan pada sektor kesehatan, padahal DBD
sebenarnya adalah tanggung jawab semua pihak karena erat kaitannya dengan kebersihan dan
perilaku masyarakat. Penanggulangan penyakit DBD sangat tergantung dengan peran serta
masyarakat. Bentuk peran serta masyarakat yang diharapkan adalah kegiatan PSN secara
rutin dan mandiri, dengan cara mengamati keberadaan jentik di rumah masing-masing,
sehingga outcome yang diharapkan mampu mengurangi dan mencegah kasus DBD.
Namun budaya PSN di masyarakat tampaknya masih sangat kurang. Masyarakat lebih
mengidolakan fogging focus, padahal fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa saja.
Tanpa kegiatan PSN, fogging akan sia-sia dan hanya menghabiskan anggaran pemerintah
saja dan kasus DBD akan selalu ada dan tidak pernah akan selesai. Bahkan bisa
menimbulkan masalah baru karena suatu saat nyamuk akan resisten atau kebal terhadap
fogging.

III. PEMILIHAN INTERVENSI


Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami akan mengadakan penyuluhan
kesehatan berjudul Demam Berdarah Dengue, yang akan dijelaskan tentang pengertian, cara
penularan, gejala, tindakan awal yang harus dilakukan, serta pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mengurangi terjadinya kasus DBD di masyarakat.

IV. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan kejang demam diadakan pada tanggal 6 Oktober 2017 di
Posyandu Asoka, Desa Alausalo, Kec. Maniangpajo, Kab.Wajo. Penyuluhan menggunakan
slide power point. Penyuluhan dirangkaikan dengan diskusi dan tanya jawab antar pemateri
dengan audience. Audience terdiri dari ibu-ibu peserta posyandu yang membawa bayinya
untuk pemeriksaan rutin dan imunisasi.

V. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan satu minggu sebelumnya dengan mempersiapkan
peralatan dan bahan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Peserta yang hadir kurang lebih 20 orang. Penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Peserta penyuluhan antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan sebagian besar peserta aktif
dalam kegiatan ini dengan memberikan pertanyaan.
3. Evaluasi Hasil
Lebih dari 75% peserta yang hadir mampu memberikan umpan balik kepada pemateri mengenai
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada peserta. Hal ini membuktikan bahwa peserta
memperhatikan materi yang disampaikan oleh pemateri.

PESERTA PENDAMPING

dr. A.Vawella Febria dr. H. Gusaidi, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai