Anda di halaman 1dari 42

SKDI 2012 – INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Tingkat Kemampuan Tingkat Kemampuan Tingkat Kemampuan


2 3A 4A
Mendiagnosis, melakukan Mendiagnosis, melakukan
Mendiagnosis dan merujuk penatalaksanaan awal, dan penatalaksanaan secara mandiri dan
merujuk tuntas
1. Epididimitis 1. Sifilis 1. Sindrom duh tubuh genital (gonore
2. Infeksi virus herpes- 2 2. Chancroid (ulkus mole) & non-gonore)
3. Kondiloma akuminatum 2. Gonore
4. Proktitis 3. Vaginitis
5. Penyakit radang panggul 4. Vaginosis bakterial

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 2


TATALAKSANA IMS SECARA KOMPREHENSIF
1. Anamnesis 6. Pemberian kondom & anjuran
pemakaian
2. Pemeriksaan fisis dan
pengambilan spesimen 7. Tatalaksana pasangan seksual

3. Diagnosis tepat 8. Pencatatan & pelaporan kasus

4. Pengobatan efektif 9. Tindak lanjut klinis

5. Edukasi perilaku seksual

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 3


POPULASI BERISIKO
 Populasi yang berperilaku seksual berisiko tinggi:
1. Pasangan seksual baru dalam 1 atau 3 bulan terakhir
2. Pasangan seksual >1 dalam 1 bulan (3 bulan) terakhir
3. Berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulan
(3 bulan) terakhir
4. Mengalami 1/ lebih episode IMS dalam 1 bulan (3 bulan)
terakhir.
5. Perilaku pasangan seksual berisiko tinggi.

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 4


TATALAKSANA IMS - FASILITAS KESEHATAN
 Berdasarkan sarana kesehatan yang ada
• Tanpa mikroskop: pendekatan sindrom
• Dengan mikroskop: laboratorium sederhana

 Perlu mengenali
• Faktor risiko
• Gambaran klinis

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 5


KIE / KONSELING PASIEN IMS
Pesan yang perlu disampaikan:
 Mengobati sendiri cukup berbahaya
 IMS umumnya ditularkan melalui hubungan seksual.
 IMS adalah ko-faktor atau faktor risiko dalam penularan HIV.
 IMS harus diobati secara paripurna dan tuntas.
 Kondom dapat melindungi diri dari infeksi IMS dan HIV.
 Tidak ada pencegahan primer terhadap IMS dengan obat.
 Komplikasi IMS membahayakan pasien dan keturunannya

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 6


PENGOBATAN PASANGAN SEKSUAL
 Tujuan:
• Mencegah reinfeksi / berulang
• Mencegah penyebaran IMS kepada orang lain

 Strategi:
1. Notifikasi pasangan seksual
2. Expedited partner treatment (EPT): Obat untuk pasangan seksual
dititipkan melalui pasien, berdasarkan diagnosis pasien.

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 7


DUH TUBUH URETRA -
PENDEKATAN SINDROM

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 8


DUH TUBUH URETRA –
PENDEKATAN SINDROM

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 9


DUH TUBUH URETRA -
PEMERIKSAAN MIKROSKOP

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 10


DUH TUBUH URETRA -
PEMERIKSAAN MIKROSKOP

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 11


DUH TUBUH URETRA - TERAPI
PENGOBATAN SINDROM DUH
TUBUH URETRA
Pengobatan untuk gonore
tanpa komplikasi
DITAMBAH PENGOBATAN URETRITIS GONOKOKUS PENGOBATAN URETRITIS NON-GONOKOKUS
Pengobatan untuk klamidiosis
Sefiksim 400 mg, dosis tunggal, per oral ATAU Azitromisin 1 g, dosis tunggal, per oral ATAU
Doksisiklin* 2x100 mg, per oral, 7 hari
PILIHAN PENGOBATAN LAIN
Kanamisin 2 g, injeksi IM, dosis tunggal ATAU Eritromisin 4x500 mg, per oral, 7 hari
Seftriakson 250 mg, injeksi IM, dosis tunggal
* Tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 12 tahun; IM = intramuskular

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 12


Kasus 1
 Seorang laki-laki, 32 tahun, sudah  Anamnesis tambahan tentang faktor
menikah, isteri sedang hamil anak risiko:
kedua, 20 minggu. • Teman sekantor :
 Datang dengan keluhan miksi nyeri dan o Jenis kelamin?
bernanah sejak 3 hari sebelumnya o Sudah / belum menikah?
 Mengaku melakukan hubungan seksual o Cara berhubungan seksual?
dengan teman sekantor saat rapat di o Dengan/tanpa kondom?
luar kota, 3 hari sebelum kencing
bernanah. • Adakah pasangan seksual lain?
• Riwayat IMS pada pasien

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 13


Kasus 1
 Pemeriksaan fisis:
• TD 100/70 mmHg; nadi 68/mnt; pernapasan 14, suhu
36,5o
• Pemeriksaan dada, jantung, muskuloskeletal, abdomen
dalam batas normal
• Pemeriksaan rektum normal, tidak tampak luka lecet
• Pemeriksaan genital: orificium urethre externum
eritematosa, edema, dengan duh tubuh purulen, tanpa
ulkus atau limfadenopati
 Tidak ada sarana laboratorium

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 14


Kasus 1
1. Apa kemungkinan 1. Diagnosis: uretritis gonore akut, kemungkinan
diagnosis pada pasien? bersamaan dengan infeksi Chlamydia tidak dapat
2. Bagaimana
disingkirkan
penanganannya? 2. Penanganan:
 Pasien: diobati sekaligus sebagai gonore dan non-
gonore
 Isteri ?
 Teman sekantor ?

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 15


KASUS 1
 Penanganan pasangan seksual
• Isteri yang sedang hamil: notifikasi pasangan seksual
- Harus diperiksa dan bila perlu lakukan pemeriksaan laboratorium
- Diberi obat untuk kemungkinan gonore dan non-gonore pada perempuan hamil

• Teman sekantor
- Lakukan notifikasi bila mungkin
- Bila tidak memungkinkan, dapat dengan cara EPT

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 16


DUH TUBUH VAGINA
– PENDEKATAN SINDROM

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 17


DUH TUBUH VAGINA –
PENDEKATAN SINDROM

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 18


DUH TUBUH VAGINA
– SPEKULUM

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 19


DUH TUBUH VAGINA
– SPEKULUM

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 20


DUH TUBUH VAGINA
– SPEKULUM & MIKROSKOP

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 21


Pemeriksaan sediaan Pemeriksaan basah
apus duh tubuh vagina sediaan apus duh
dengan pewarnaan tubuh vagina dengan
Gram larutan NaCl atau
larutan KOH

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 22


DUH TUBUH VAGINA
– SPEKULUM & MIKROSKOP

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 23


DUH TUBUH VAGINA - TERAPI
PENGOBATAN SINDROM DUH TUBUH VAGINA KARENA INFEKSI SERVIKS
Pengobatan untuk gonore tanpa komplikasi
DITAMBAH
Pengobatan untuk klamidiosis

PENGOBATAN SINDROM DUH TUBUH VAGINA KARENA VAGINITIS


Pengobatan untuk trikomoniasis
DITAMBAH
Pengobatan untuk vaginosis bakterial
BILA ADA INDIKASI,
Pengobatan untuk kandidiasis vaginalis

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 24


DUH TUBUH VAGINA - TERAPI
PENGOBATAN SERVISITIS GONOKOKUS PENGOBATAN SERVISITIS NON-GONOKOKUS

Sefiksim 400 mg, dosis tunggal, per oral ATAU Azitromisin 1 g, dosis tunggal, per oral ATAU

Doksisiklin* 2x100 mg/hari, per oral, 7 hari

PILIHAN PENGOBATAN LAIN


Kanamisin 2 g, injeksi IM, dosis tunggal ATAU Eritromisin 4x500 mg/hari, per oral, 7 hari

Seftriakson 250 mg, injeksi IM, dosis tunggal

* Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, atau anak di bawah 12 tahun; IM = intramuskular

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 25


DUH TUBUH VAGINA - TERAPI
TRIKOMONIASIS VAGINOSIS BAKTERIALIS KANDIDIASIS VAGINITIS
Metronidazol** 2 g per oral Metronidazol** 2 g per oral dosis Mikonazol atau klotrimazol 200 mg intravagina,
dosis tunggal tunggal setiap hari, selama 3 hari ATAU
Klotrimazol 500 mg intravagina dosis tunggal ATAU
Flukonazol* 150 mg, per oral dosis tunggal, ATAU
Itrakonazol* 200 mg, per oral dosis tunggal
Pilihan pengobatan lain
Metronidazol** 2x500 mg/hari, Metronidazol** 2x500 mg, selama 7 Nistatin, 100.000 IU, intravagina, setiap hari selama
per oral, selama 7 hari hari 7 hari
Klindamisin 2x300 mg/hari per oral,
selama 7 hari
*Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, atau anak di bawah 12 tahun
** Pasien dalam pengobatan metronidazol dianjurkan untuk menghindari minum alkohol

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 26


Kasus 2
 Seorang perempuan, 24 tahun, baru  Anamnesis mengenai faktor risiko:
menikah 3 bulan, mengeluh
• Hanya berhubungan seksual dengan
keputihan, warna putih susu, kadang
suami, berusia 27 tahun
gatal di sekitar kemaluan, sejak 2
minggu • Suami tidak ada keluhan
 Tidak ada nyeri perut bagian bawah • Suami seorang pekerja swasta,
jarang ke luar kota
 Pasien seorang pekerja kantoran,
bagian administrasi – bekerja dari pk
8.00 sampai pk 17.00

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 27


Kasus 2
 TD 112/78 mmHg, nadi 72/menit, pernafasan
15/menit, suhu 36,5° C
 Pemeriksaan toraks, jantung, mammae,
muskuloskeletal dan abdomen dalam batas normal
 Genitalia eksterna normal, sedikit ekskoriasi di
dekat introitus, tidak tampak lesi lain
 Inspekulo: duh tubuh vagina, putih susu bergumpal,
tidak berbau, mukosa serviks halus, tidak mudah
berdarah dan tidak tampak duh
 Pemeriksaan bimanual dalam batas normal
PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 28
Kasus 2 - Tatalaksana
 Tidak ada sarana laboratorium:  Terdapat sarana laboratorium
• Keputihan, putih susu, kadang gatal sederhana:
• Faktor risiko ? • Lakukan pemeriksaan apusan duh tubuh
vagina dengan pewarnaan Gram
• Pemeriksaan fisis dan inspekulo:
• Ditemukan pseudohifa dan blastospora
- Tidak ada duh tubuh serviks mukopurulen sesuai dengan Candida sp.
- Duh tubuh vagina putih susu, bergumpal
 Obati sebagai kandidiasis vaginalis
 Obati sebagai vaginitis – kandidiasis
vaginalis dan bakterial vaginosis

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 29


KASUS 2 - TATALAKSANA
 Pilihan obat:
• Perlu diketahui sebelumnya apakah hamil atau tidak hamil

 Suami:
• Perlu kah diobati?

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 30


TES SEROLOGI SIFILIS
 Seringkali diminta sebagai salah satu cek kesehatan oleh calon
TKI/TKW
 Ditemukan saat skrining donor darah
 Pemeriksaan yang diminta:
• VDRL
• TPHA

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 31


TES SEROLOGI SIFILIS
Diagnosis serologis selalu memerlukan deteksi 2 tipe antibodi
• Antibodi NONTREPONEMA
• Antibodi terhadap antigen bahan lipid yang berasal dari sel pejamu yang rusak,
kemungkinan juga dari treponema

• Antibodi TREPONEMA
• Antibodi terhadap protein T. pallidum

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 32


TES SEROLOGI SIFILIS
 Tes nontreponema:  Tes treponema
• Antibodi ini dapat timbul sebagai • Tes ini jarang memberikan hasil positif
reaksi terhadap infeksi sifilis, palsu.
namun juga bisa memberikan • Tes ini dapat memberi hasil
banyak hasil positif palsu. positif/reaktif seumur hidup walaupun
• Contoh: RPR (Rapid Plasma terapi sifilis telah berhasil
Reagin) dan VDRL (Venereal • Contoh: TPHA (Treponema Pallidum
Disease Research Laboratory) Haemagglutination Assay), TP-PA
(Treponema Pallidum Particle
Agglutination Assay), FTA-ABS
(Fluorescent Treponemal Antibody
Absorption).

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 33


Klasifikasi
Sifilis
(WHO)

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 34


SIFILIS LATEN
 Kategori:
• Laten dini (<1 tahun)
• Laten lanjut (> 1 tahun)
 Tidak tampak lesi, namun terdapat bukti: tes serologi reaktif
 Dapat terjadi:
• Di antara S-primer dan S-sekunder
• Sesudah S-sekunder
 60-85% tetap asimtomatik selama bertahun-tahun tanpa terapi

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 35


Reaksi
Serologi
Pasien
Sifilis

Peeling et al. Bulletin of the WHO,


2004:82(6)

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 36


INTERPRETASI TES SEROLOGI SIFILIS
TES TES
KESIMPULAN
NONTREPONEMA TREPONEMA
Reaktif Non reaktif Tes skrining nontreponema positif
palsu
Reaktif Reaktif • Sifilis yang belum diobati;
• Sifilis lanjut yang pernah diobati
• Frambusia
Batasan titer VDRL / RPR yang harus diterapi
• 1 : 4 (risiko tinggi)
• 1 : 8 (risiko rendah)

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 37


INTERPRETASI TES SEROLOGI SIFILIS
TES TES
KESIMPULAN
NONTREPONEMA TREPONEMA
Non reaktif Reaktif • Sifilis sangat dini yang belum diobati;
• Sifilis dini yang pernah diobati
• Frambusia
Non reaktif Non reaktif • Bukan sifilis;
• Sifilis masa inkubasi;
• Sifilis sangat lanjut;
• Sifilis bersamaan dengan infeksi HIV dan
imunosupresi

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 38


Penyebab TSS Positif Palsu Biologik
 Akut (< 6 bulan):  Kronik (> 6 bulan):
• Pasca imunisasi • Injecting drug users,
• Infark miokard baru • Penyakit autoimun
• Penyakit infeksi dengan demam • Infeksi HIV
(misalnya malaria, hepatitis, cacar air, • Infeksi kronik: lepra,
campak, dsb)
• Keganasan,
• Kemungkinan pada kehamilan
• Hepatitis kronik
• Usia tua.

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 39


TERAPI SIFILIS PADA ORANG DEWASA
Stadium Terapi pilihan Terapi alternatif
• Sifilis Primer Injeksi Benzathin Penicillin  Penisilin-prokain injeksi IM 600.000
• Sifilis Sekunder 2,4 juta unit, intramuskular, U/hari selama 10 hari ATAU
• Sifilis Laten dini dosis tunggal.  Doksisiklin* 2X100 mg/hari per oral,
selama 15-30 hari ATAU
 Eritromisin 4 x 500 mg/hari selama
15-30 hari
Laten lanjut atau Injeksi Benzathin Penicillin  Doksisiklin* 2X100 mg per oral, 30
laten dengan durasi dosis total 7,2 juta unit, hari ATAU
tidak diketahui intramuskular 3 X 2,4 juta  Tetrasiklin* 4X500 mg per oral, 30
unit, interval 1 minggu. hari
PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 40
TINDAK LANJUT
 Semua pasangan seksual harus ditangani
• Dalam kurun waktu 3 bulan sampai 2 tahun pada pasien dengan sifilis
laten
• Berhubungan seksual cara apapun, dengan/tanpa kondom

 Pemeriksaan serologi sesudah terapi


• 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan

PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 41


PIT PDUI 22-24 April 2016 - Jakarta Wresti Indriatmi 42

Anda mungkin juga menyukai