SNI 03 6863 2002 Pozolan PDF
SNI 03 6863 2002 Pozolan PDF
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................i
1 Deskripsi ............................................................................................................................ 1
2 Ketentuan .......................................................................................................................... 2
3 Cara pengujian .................................................................................................................. 4
4 Laporan hasil uji............................................................................................................... 11
Lampiran A ............................................................................................................................ 12
Daftar Istilah .......................................................................................................................... 12
Lampiran B ............................................................................................................................ 13
CONTOH LAPORAN HASIL PENGUJIAN .................................................................... 13
i
SNI 03-6863-2002
1 Deskripsi
1) prosedur pengambilan contoh dan pengujian abu terbang dan pozolan alam atau
pozolan buatan abu terbang yang digunakan sebagai mineral pencampur dalam
beton semen portland;
2) prosedur yang ada mengikuti urutan sebagai berikut: pengambilan contoh, analisis
kimia dan pengujian fisik.
1) metode uji ini digunakan untuk memperoleh data sebagai pembanding terhadap
persyaratan spesifikasi ASTM C 618 (Specification for Fly Ash and Raw or
Calcined Natural Pozzolan for Use as a Mineral Admixture in Portland Cement
Concrete). Metode uji ini didasarkan pada standar yang diberlakukan secara ketat
di laboratorium dan tidak menggambarkan kondisi pekerjaan yang sebenarnya;
3) uji kimia - penentuan unsur kimia dan jumlahnya tidak dapat memprediksi perilaku
mineral pencampur dengan semen hidrolis pada beton, tetapi secara gabungan
dapat membantu menguraikan komposisi dan keseragaman mineral pencampur.
1.3 Pengertian
1) abu terbang adalah limbah hasil pembakaran batubara pada tungku pembangkit
listrik tenaga uap, yang berbentuk halus, bundar, serta bersifat pozolanik;
2) pozolan adalah suatu bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdir dari
unsur-unsur silikat dan atau aluminat yang reaktif, dalam keadaan tersendiri tidak
mempunyai sifat-sifat seperti semen, tetapi jika berupa bahan halus dan
dicampur dengan kapur padam dan air setelah beberapa waktu dapat mengeras
pada suhu kamar dan membentuk suatu massa yang padat dan sukar melarut
dalam air;
3) semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling
1 dari 13
SNI 03-6863-2002
terak semen portland terutama terdiri atas Kalsium silikat yang bersifat hidrolis
dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih
bentuk kristal senyawa Kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan lain
(SNI 15-2049-1994);
4 contoh uji individu - adalah contoh uji yang diperoleh dari aliran mineral
pencampur secara kontinu dalam selang waktu 10 menit dengan menggunakan
alat pengambil contoh otomatis;
5) contoh uji komposit - adalah gabungan dari contoh uji individu yang diambil
pada setiap selang waktu tersebut, selama periode waktu tertentu;
6) Pozolan buatan adalah semen merah, abu terbang, shale dan lempung yang
mengalami proses pemanasan atau tanah/batu-batuan yang mengandung kadar
silika tinggi sehingga bersifat seperti pozolan;
8) Pozolan alam adalah pozolan yang didapatkan dari alam seperti Tras, Abu
batuan dari gunung api, tanah diatome.
2 Ketentuan
2.1 Umum
2.2 Teknis
Ukuran dan jumlah contoh uji harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) pasir standar - pasir yang digunakan untuk pembuatan benda uji indeks
aktivitas dengan kapur atau semen portland harus pasir silika alam sesuai
2 dari 13
SNI 03-6863-2002
2) seluruh pengujian fisika dan penentuan kimia lainnya harus dibuat contoh uji
campuran yang mewakili masing-masing 2000 ton. Contoh uji campuran ini
harus disediakan dengan menggabungkan bagian yang sama dari 5 contoh uji
berurutan, masing-masing mewakili 400 ton.
3 dari 13
SNI 03-6863-2002
laboratorium 4,5 (1s) terhadap bahan dan umur uji yang sama.
(3) indeks aktivitas kekuatan dari 2 kali pengujian yang dilakukan oleh
operator yang sama dan bahan yang sama seharusnya tidak berbeda
lebih dari 10,5 % (d2s) dari rata-rata dua basil tersebut dan uji indeks
aktivitas kekuatan 2 kali pengujian di laboratorium yang berbeda dengan
bahan yang sama seharusnya tidak berbeda lebih dari 12,7 % (d2s) dari
rata-rata dua hasil tersebut.
Keterangan :
W/L : dalam lingkup kegiatan laboratorium
B/L : di antara kegiatan sesama laboratorium
1s : satu kali pengujian dengan satu orang operator atau satu kali pengujian di beberapa
laboratorium terhadap bahan dan umur yang sama.
d2s : dua kali pengujian dengan satu orang operator atau dua kali pengujian di laboratorium
yang berbeda terhadap bahan yang sama.
2) analisis kimia
3 Cara pengujian
Pengambilan contoh mineral pencampur dapat dilakukan dengan salah satu metode
4 dari 13
SNI 03-6863-2002
berikut ini :
1) dari ban berjalan ke tempat penyimpanan :
(1) cara kutip - ambil sebuah contoh uji sebanyak 2 Kg atau lebih dari
paling sedikit tiap-tiap 400 ton. Contoh uji akan terjamin apabila
dilakukan dalam sekali pelaksanaan dan menggunakan alat pengambil
contoh otomatis
(2) cara komposit-gabungan beberapa bagian yang diambil dengan "
selang waktu teratur;
2) dari tempat penyimpanan di tempat pengeluaran - curahkan mineral
pencampur secukupnya dari tempat pengeluaran untuk memperoleh contoh
yang mewakili mineral pencampur. Hal ini ditentukan dengan cara membaca
indikator yang diletakkan di atas mineral pencampur tepat di atas pintu
pengeluaran scbelum pengeluaran dimulai. Ambil sebanyak 2 kg contoh dari
paling sedikit 400 ton dengan salah satu metode seperti yang telah diuraikan
dalam 3.1.1) cara kutip atau cara komposit;
3) dari tempat penyimpanan dengan cara tabung pengambilan contoh - bila
metode yang telah diuraikan dalam pasal 3.1.1.1 dan 3.2.2 tidak dilakukan,
dan bila ketinggian mineral pencampur untuk diambil tidak lebih dari 3 m,
dapatkan contoh uji dengan memasukkan tabung secara tegak lurus, hingga
mencapai seluruh kedalaman dari mineral pencampur. Pengambilan contoh
ini harus diambil dari titik pendistribusian yang merata untuk seluruh daerah
penyimpanan;
4) dalam hal contoh uji diambil dari truk atau mobil dimana mineral pencampur
dikirimkan dari satu sumber'yang sama gabungkan contoh uji dari beberapa
mobil atau truk untuk membentuk suatu contoh uji yang mewakili tidak lebih
dari 400 ton. Bila contoh uji diambil dari suatu timbunan, ambil contoh uji
timbunan tersebut dari titik pengambilan yang tersebar merata.
1) umum
(1) semua peralatan, pereaksi dan pelaksanaan teknik harus memenuhi
persyaratan metode uji semen portland;
(2) kemurnian air - kecuali ditentukan lain, seluruh air yang dipakai
haruslah air suling atau air dengan kemurnian yang sama.
2) kadar air
(1) keringkan contoh uji yang telah ditimbang, sampai berat tetap dalam
oven pada suhu 105-110°C.
(2) hitung persentase kadar air sampai mendekati 0,1% sbb :
persentase kadar air = (A/B) x 100 ......................................1)
Keterangan :
A : berat yang hilang selama pengeringan, dan
B : berat asal
3) hilang Pijar
5 dari 13
SNI 03-6863-2002
(Semen Portland) kalau tidak sisa bahan dari penetapan kadar air
dibakar sampai mencapai berat tetap dalam cawan porselein yang
tidak tertutup, bukan cawan platina, pada 750 ± 50°C.
Keterangan :
A : berat yang hilang antara 105°C dan 750 ± 50°C.
B : berat contoh uji kering oven
5) Kandungan Alkali
(1) timbang 5 gram contoh uji dan 2 gram kapur padam pada selembar
kertas timbang, campur dengan hati-hati dengan menggunakan spatel
dan pindahkan ke sebuah botol plastik kecil yang mempunyai kapasitas
kira-kira 25 ml. Tambahkan 10 ml air ke dalam campuran, tutup botol
tersebut rapat-rapat dengan menggunakan pita perekat (untuk menjamin
agar tidak terjadi kehilangan air pada pasta, letakan botol yang tertutup
rapat tersebut pada wadah yang ditutup rapat, dan tambahkan air
secukupnya sehingga menutupi dasar wadah tersebut dan ditutup
rapat), campur dengan jalan mengocok sampai campuran menjadi
homogen, dan simpan pada suhu 38 ± 2 °C.
(2) buka botol tesebut setelah 28 hari dan pindahkan isinya ke dalam
sebuah cawan yang mempunyai kapasitas 250 ml. Pisahkan dan
tumbuk kueh dengan menggunakan alat penumbuk, jika perlu
tambahkan sedikit air, sehingga terbentuk bubur yang merata. Bila
perlu botol plastik dapat dipecahkan dan lepaskan plastik dari kueh.
Dalam beberapa hal, perlu kehati-hatian untuk menghindari hilangnya
bahan dan pada waktu memindahkan bahan padat dari pecahan botol
tersebut jika kueh terlalu keras untuk dipecahkan, gerus dalam cawan,
gunakan alat penumbuk.
Tambahkan air secukupnya sampai volumenya 200 ml. Biarkan selama
1 jam pada temperatur kamar sambil sering diaduk. Saring melalui
kertas saring yang berukuran medium ke dalam sebuah labu ukur yang
berkapasitas 500 ml. Cuci langsung dengan air panas (delapan s/d
sepuluh kali).
(3) netralkan dengan larutan HCl (1+3), dengan menggunakan 1-2 tetes
larutan phenolphthalien sebagai indikator. Tambahkan lagi 5 ml HCl
(1+3). Dinginkan larutan pada temperatur kamar dan isi labu ukur
sampai tanda batas dengan air suling. Tetapkan banyaknya Natrium dan
Kalsium oksida dalam larutan dengan menggunakan cara kerja flame
photometer, sesuai dengan metode uji SNI 15-2049-1994 (Semen
Portland) kecuali larutan standar harus dibuat mengandung 8 ml larutan
6 dari 13
SNI 03-6863-2002
Kalsium khlorida (CaCl2) per liter larutan standar, dan larutan yang telah
dipersiapkan harus digunakan di tempat larutan semen. Larutan standar
dibuat sampai mengandung 8 ml larutan Kalsium chlorida setara dengan
504 ppm CaO. Pengujian menunjukkan bahwa jumlah ini hampir
mendekati jumlah Kalsium terlarut dalam larutan uji.
(4) hitung hasilnya sebagai persentase berat dari berat contoh uji asli.
Laporkan sebagai persentase kesetaraan Natrium oksida (Na2O), yang
dihitung sebagai berikut :
persentase kesetaraan
Na20 = % Na20 + 0,658 x %, K20 ........................................................3)
1) berat jenis
tetapkan berat jenis contoh sesuai dengan metode uji SNI 15-1531-1991
(Metode Pengujian Berat Jenis Semen Porland) dengan menggunakan 50 g
mineral pencampur sebagai pengganti 64 g semen ;
2) kehalusan dengan menggunakan ayakan
tetapkan banyaknya contoh yang tertinggal di atas ayakan No.325 (45µm )
jika diayak basah sesuai dengan metode uji ASTM C 430 (Test Method for
Fineness of Hydraulic Cement by the 45µm (No. 325) sieve), kecuali jika
menggunakan contoh abu terbang atau pozolan alam sebagai pengganti
semen hidrolis.
Metode uji C 430 telah diadopsi untuk pengujian kehalusan abu terbang,
walaupun demikian, syarat-syarat tertentu seperti kalibrasi, pencucian dan
interpretasi dari hasil-hasil uji kadang-kadang tidak cocok untuk abu terbang.
3) penyusutan mortar
(1) siapkan benda uji sesuai dengan metode uji ASTM C 157 (Test Method
for Length Change of Hardened Hydraulic Cement Mortar and
Concrete), kecuali jika membuat 3 buah mortar yang berbentuk bar
untuk campuran kontrol dan campuran uji masing-masing menggunakan
proporsi campuran sebagai berikut :
(2) pelihara dan ukur benda uji pada umur 7 hari sesuai dengan metode uji
ASTM C 157, kalau tidak dipelihara di ruang lembab (termasuk masa
pemeliharaan di dalam cetakan), dan pembacaan komparator pada
umur 24 ± 1/2 jam diabaikan. Segera setelah melakukan pembacaan
komparator pada akhir perawatan 7 hari di ruang lembab, simpan benda
uji sesuai dengan metode uji C 157, dan setelah dibiarkan di udara
terbuka selama 28 hari, lakukan pembacaan komparator untuk benda uji
sesuai dengan metode uji ASTM C 157.
7 dari 13
SNI 03-6863-2002
Si = St - Sc …………………………………………………………......... 4)
Keterangan :
St : penyusutan rata-rata benda uji
Sc : penyusutan rata-rata benda uji kontrol
St dan Sc dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
S : penyusutan benda uji atau kontrol
∆17 : perbedaan antara pembacaan komparator benda uji dengan rujukan
pada umur 7 hari pemeliharaan di ruang lembab
∆128 : perbedaan antara pembacaan komparator benda uji dan rujukan pada
pengeringan. 28 hari
l : panjang alat ukur benda uji 250 mm
(4) laporkan hasil dengan ketelitian 0,01. Jika susut muai rata-rata benda uji
kontrol lebih besar dari penyusutan rata-rata benda uji, letakkan tanda
minus (-) di depan untuk penyusutan mortar bar.
4) kekekalan bentuk
laksanakan uji kekekalan bentuk sesuai dengan metode uji SNI 15-2049-1994
kalau tidak benda uji dicetak dari suatu pasta dcngan komposisi 25 bagian
berat mineral pencampur dan 100 bagian berat semen portland sesuai
dengan spesifikasi yang sama
5) gelembung udara pada mortar
(1) Gunakan semen Portland type 1 atau 2 sesuai dengan spesifikasi S N I
15-2049-1994, siapkan campuran uji sesuai dengan metode uji A S T M
C 185 (Test Method for Air Content of Hydraulic Cement Mortar),
dengan proporsi sebagai berikut :
(2) Gunakan larutan vinsol resin, larutan vinsol resin yang digunakan pada
pengujian gelembung udara dalam mortar pada pasal ini boleh
8 dari 13
SNI 03-6863-2002
(3) Siapkan 2 macam campuran uji dengan menggunakan vinsol resin yang
telah dinetralkan secukupnya untuk menghasilkan kadar udara dari 15%
sampai 1 8 % dalam campuran pertama dan 1 8 % sampai 2 1 % dalam
campuran ke 2. Kemudian tetapkan banyaknya penambahan vinsol
resin, nyatakan sebagai persen berat dari semen, yang diperlukan untuk
menghasilkan kadar udara 18.
Keterangan :
Wa : berat mortar sebenarnya per satuan volume (g/mL)
W : berat mortar yang telah ditetapkan 400 mL
Wc : berat secara teoritis per satuan volume, dihitung berdasarkan bebas
udara dan menggunakan nilai berat jenis dan jumlah bahan di dalam
campuran (g/mL)
P : persentase air pencampur ditambah larutan vinsol resin berdasarkan
berat semen, dan
D : berat jenis mineral pencampur di dalam campuran,
Mg/ m3
9) Indeks aktivitas kekuatan dengan semen Portland
(1) Cetak benda uji dari campuran kontrol dan dari campuran uji sesuai
dengan metode uji SNI 15-2049-1994. Semen portland yang
digunakan dalam uji indeks aktivitas kekuatan dan batas alkali harus
sesuai dengan spesifikasi SNI 15-2049-1994. Dalam campuran uji,
ganti 20% dari jumlah semen yang digunakan dalam campuran kontrol
dengan berat yang sama dari contoh uji. Buat 6 buah kubus dari
masing-masing campuran sbb:
9 dari 13
SNI 03-6863-2002
Karena spesifikasi ASTM C 618 (Specification for Fly Ash and Raw or
Calcined Natural Pozzolan for Use as a Mineral Admixture in Portland
Cement Concrete) menyatakan "indeks aktivitas kekuatan pada umur 7
hari atau 28 hari akan memenuhi spesifikasi" maka hanya satu umur
saja yang diperlukan. Bila dikehendaki produsen atau pemakai setelah
persiapan 6 kubus, hanya 3 buah kubus dari masing-masing campuran
kontrol dan campuran uji yang diperlukan untuk pengujian 7 hari atau
28 hari.
(2) Simpan benda uji dan cetakan (pada tempat yang datar) setelah
pencetakan dalam ruang lembab atau lemari pada suhu 23 ± 1,7°C
selama 20 sampai 24 jam. Pada waktu diruang lembab atau lemari,
lindungi permukaan dari tetesan air. Keluarkan cetakan dari ruang
lembab atau lemari kemudian keluarkan kubus dari cetakannya.
Simpan kubus-kubus dalam air kapur jenuh sesuai dengan metode uji
SNI 15-2049-1994.
(3) Tetapkan kuat tekan, sesuai dengan metode uji SNI 15-2049-1994, dari
tiga buah benda uji campuran kontrol dan tiga buah benda uji campuran
uji pada umur 7 hari atau 28 hari atau kedua-duanya tergantung pada
banyaknya contoh yang dicetak.
(4) Hitung indeks aktivitas kekuatan dengan semen portland sebagai berikut
Keterangan
A : kuat tekan rata-rata kubus campuran uji, MPa, dan
B : kuat tekan rata-rata kubus campuran kontrol, MPa
(5) Hitung jumlah air yang diperlukan untuk indeks aktivitas kekuatan
dengan semen portland sebagai berikut :
Keterangan :
y = jumlah air yang diperlukan untuk campuran uji yang menghasilkan alir ± 5
dari alir kontrol
10 dari 13
SNI 03-6863-2002
Pada umumnya, semen uji ini mempunyai kadar alkali sama dengan
atau lebih besar dari yang telah digunakan dalam pekerjaan seharihari.
(3) Simpan dan ukur benda uji sesuai dengan metode uji SNI-03-0450-
1989.( Cara Uji Sifat Alkali Reaktif Campuran Semen dengan Agregat
Beton Memakai Metode Batang Adukan). Ukur panjang benda uji pada
umur 1 hari dan 14 hari.
2) kadar alkali kontrol dan campuran semen uji dinyatakan dalam ekivalen alkali ( Na20 +
0,658 K2O) ;
3) persentase berat mineral pencampur berdasarkan berat total semen ditambah berat
mineral pencampur di dalam campuran uji;
4) pemuaian pada umur 14 hari dari campuran uji sebagai persentase dari campuran
kontrol;
11 dari 13
SNI 03-6863-2002
Lampiran A
Daftar Istilah
12 dari 13
SNI 03-6863-2002
Lampiran B
13 dari 13