A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56/2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
d. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran
Negara Nomor 116 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien di
Fasilitas Kesehatan.
2. Gambaran Umum
Keselamatan pasien menjadi isu global yang mengemuka sejak awal 2000-an dengan
kampanye “To err is human, building a safer system”. Prinsip dasarnya, pemberian
pelayanan kesehatan memang merupakan kerja sistem yang berpotensi mengalami
error. Kesadaran itu mendorong penyusunan sistem yang lebih aman sehingga potensi
kesalahan bisa diminimalkan. Di Indonesia, kampanye keselamatan pasien mulai
mengemuka pada tahun 2006, dan mulai menjadi aksi nyata dengan Deklarasi Jakarta
2007.
Implementasi keselamatan pasien lebih spesifik dirumuskan pada tahun 2011 dan
dikuatkan kembali tahun 2017 (Permenkes 11 tahun 2017) tentang Keselamatan Pasien
di Fasyankes). Hal ini dipengaruhi juga oleh mulai dikenalnya Standar Akreditasi RS
Internasional yang mengedepankan Patient Safety (keselamatan pasien) sebagai
konsep dasarnya. Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) mengadopsi isu keselamatan
pasien di Indonesia sejak penerbitan Standar Akreditasi KARS versi 2012 dan juga
SNARS pada tahun 2018. Sejak itu, implementasi keselamatan pasien menjadi salah
satu isu utama.
Sehubungan dengan hal tersebut, workshop bagi tim keselamatan pasien rumah sakit
sangat strategis untuk dilaksanakan, sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan
dengan mengimplementasikan program keselamatan pasien rumah sakit.
B. PENERIMA MANFAAT
a. Uraian Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan di tingkat regional.
b. Batasan Kegiatan
Kegiatan ini diarahkan untuk meningkatkan kapasitas tim keselamatan pasien rumah
sakit di Jawa Tengah (regional Tegal).
b. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tim keselamatan pasien rumah
sakit.
b. Keluaran
Adanya peningkatan kapasitas tim keselamatan pasien rumah sakit dalam
melaksanakan program keselamatan pasien rumah sakit.
b. Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan ini meliputi :
Persiapan
Pelaksanaan
Penyusunan laporan
Hari : Senin-Selasa
b. Penanggungjawab Kegiatan
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
H. JADWAL KEGIATAN
a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan September 2018
Workshop Tim
1. Keselamatan Pasien RS
di Regional Tegal
I. BIAYA
Biaya kegiatan dibebankan pada anggaran APBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2018.
24 September
2018
09.45 – 10.00 Pengarahan dan Sambutan Kepala Dinkes Prov. Kasi PKR
Pembukaan Jateng