Anda di halaman 1dari 8

MODUL 22

Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)

TUJUAN
• Memahami prinsip SMART dan WFO dalam perumusan
rencana kerja tindak lanjut.
• Membuat Rencana Kerja sebagai Tindak Lanjut Kegiatan.
• Advokasi untuk mengawal hasil audiensi agar menjadi Perda.
PERKIRAAN WAKTU
120 menit

PERLENGKAPAN
ƒ Kertas Kerja RKTL
ƒ Flipchart dan spidol sesuai jumlah kelompok
BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR

Mengapa Rencana Kerja Tindak Lanjut (RTKL) Penting?

“Plan is nothing, planning is everything”


(Kredo manajemen modern)

Setelah menguasai keterampilan advokasi dan mengalami proses audi ensi,


aktivitas advokasi tidak boleh berhenti begitu saja. Dengan mengacu pada proses
dalam framework advokasi, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk
memastikan tujuan advokasi tercapai.
Secara sederhana, proses advokasi bisa dilihat dari tiga lini (saluran). Saluran
legislatif untuk mendorong lahirnya payung hukum, saluran eksekutif untuk
mengubah budaya pelayanan serta saluran partisipasi masyarakat untuk mengubah
perilaku mereka sesuai sasaran isu strategis. Kegiatan RTKL dalam sesi ini
merupakan perumusan langkah-langkah dan kegiatan apa saja yang perlu
dilakukan dalam tiga saluran tersebut agar tujuan advokasi tercapai.
Sebagai contoh, kegiatan RTKL antara lain: monitoring tindak lanjut proses
legislasi, terus menerus menyuplai informasi bagi anggota dewan, penguatan
kinerja pemerintah, penggalangan isu di masyarakat dan sebagainya.

RKTL dan NLP


Dalam perspektif NLP, membuat RKTL adalah suatu upaya future pacing,
yakni suatu kegiatan untuk membuat sistem neurologis mengenali apa yang harus
dilakukan di masa yang akan datang. Artinya, suatu perencanaan harus ma mpu
membuat “calon pelaku”-nya membayangkan secara jelas apa yang harus dilakukan.
Suatu perencanaan yang tergambar jelas (gamblang) dala m pikiran, akan
menciptakan suatu “sirkuit neurologis baru” yang membuat otak mengenali dengan
jelas apa yang harus dilakukannya kemudian.
Dalam menyusun suatu rencana pencapaian gol, biasanya digunakan
pendekatan SMART (Spesifik, Measurable, Attainable, Realistic dan Time Bound).
Pendekatan ini sangat baik, karena membuat pelaku menjadi jelas terhadap apa
yang harus dilakukannya.
Lebih jauh dari itu, NLP menyarankan suatu cara berpikir yang disebut
wellformed outcome (WFO = tujuan yang dirumuskan dengan baik). Ada 2 aspek
penting yang perlu dibahas di sini yakni:
1. Dalam membuat suatu gol, pelaku perlu dapat memvisualisasikan proses dan
hasil yang akan dicapai. Proses visualisasi ini seyogyanya melibatkan sebanyak
mungkin indra (bisa dilihat, diraba, didengar, dicium, dirasa).
Proses inilah yang akan menciptakan sirkuit neurologis baru, sehingga pikiran
merasa “sudah pernah mengalami” sekalipun sebenarnya baru mengalami secara
visualisasi.
2. Kalimat rumusan tujuan harus berbentuk kalimat positif (apa yang diinginkan,
bukan yang tidak diinginkan) dan present tenses.

Apabila tujuan dirumuskan dengan cara demikian, maka tidak saja tujuan ini
menjadi jelas, na mun akan memotivasi pelaku untuk mencapainya. Terutama
karena cara perumusan ini menggunakan pendekatan yang sesuai dengan cara kerja
otak manusia.
Saat merumuskan RKTL, kelompok akan mendiskusikan langkah-langkah
konkrit yang harus dilakukan, sehingga setiap anggota ma mpu secara jelas
memvisualisasikan apa yang harus mereka lakukan beserta hasilnya.
Fasilitator membantu mengarahkan proses diskusi dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan stimulan agar proses perencanaan memenuhi SMART dan
WFO. Dengan cara ini, peserta akan mendapatkan gambaran jernih atas apa yang
akan mereka lakukan di masa depan sebagai tindak lanjut proses advokasi yang
baru saja dimulai.
Ringkasan Alur Sesi
Topik Tujuan Alat Bantu Metode Waktu
1. Cipta Suasana • Membangun suasana (state of mind ). Kisah 5”
• Menjelaskan tujuan sesi. Ceramah

2. Pengertian • Memahami konsep SMART. Dialog 25”


SMART Ceramah

3. Pengertian • Memahami konsep WFO. Gula pasir Permainan 20”


WFO Ceramah

4. Menyusun • Peserta mempraktekkan pengetahuannya mengenai, Flipchart/Laptop 60


RKTL SMART dan WFO dalam menyusun RKTL di kabupaten
masing- masing.

5. Kesimpulan • Memperluas wacana. Diskusi 10”


PROSES LENGKAP
No Kegiatan Keterangan
1 Cipta Suasana
• Berdiri di depan, ucapkan kalimat pembukaan yang positif,
hangat, apresiatif, segar dan mantap.
• Ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk memancing
partisipasi dan perhatian.
o Misalnya, “Sudah kebagian cofee break semuanya?”
• Ceritakan dengan gaya berkisah cerita tentang “Kisah 5
saudara bingung”
• Jelaskan tujuan sesi ini.
2 Penjelasan SMART
• Jelaskan pengertian SMART
3 Penjelasan WFO
• Diawali lebih dahulu dengan permainan WFO (lihat lampiran)
• Jelaskan WFO
4 Disk usi Kelompok RKTL
• Peserta diminta berkelompok sesuai asal kabupatennya.
• Apabila seluruh peserta berasal dari kabupaten yang sama,
maka kelas dibagi dalam 2 kelompok, usahakan ada
kesei mbangan anggota.
• Tunjuk ketua dan sekretaris untuk memi mpin proses
diskusi.
• Bagikan laptop, dan flipchart pada tiap kelompok.
• Minta kelompok untuk mendiskusikan RKTL di setiap
kabupaten masing- masing.
• Fasilitator berkeliling untuk mengajukan beberapa
pertanyaan pemancing agar RKTL memenuhi prinsip SMART
dan WFO.
5 Pertanyaan Pemandu Observasi
ƒ Gunakan pertanyaan yang mengarah pada SMART dan WFO jawaban
• Sudahkah tujuannya spesifik? peserta
• Apakah kita dapat mengukur secara jelas hasil yang
mau dicapai? Bagaimana kita tahu bahwa tujuan
sudah tercapai?
• Apakah tujuan sudah realistis dan bisa dicapai?
• Kapan waktu pelaksanaannya, berapa lama?
• Apakah sudah ditulis dalam kalimat positif (apa yang
diinginkan, bukan apa yang tidak diinginkan)?
• Apakah mereka bisa membayangkan proses dan
hasilnya (apa yang terlihat, terdengar, terasa, dan
seterusnya)?

6 Presentasi Kelompok
• Setiap kelompok mempresentasikan hasil rencananya.
• Kelompok lain dibantu fasilitator untuk
menyempurnakan, bukan dengan cara mengritik, namun
dengan cara mempertajam dan mel engkapi.
7 Disk usi dan kesi mpulan

CATATAN
† Fasilitator harus memonitor proses agar diskusi tidak bertele-tele, tidak
mengobrol dan sebagainya.
† Lakukan dengan berjalan berkeliling, menyemangati, bertanya, dan mendiskusikan
dengan peserta.
Kisa h 5 Saudara Bingung

Ada 5 orang bersaudara, mereka memiliki nama aneh: Seseorang, Setiap


Orang, Siapapun, Orang Lain, dan Tak Seorangpun. Mereka tidak terlalu kompak,
sekalipun tinggal di rumah yang sama.
Pada suatu hari Seseorang punya hajat penting yang dia tidak bisa kerjakan
sendiri, ia berpikir mengajak Orang Lain untuk membantu mengerjakannya. Karena
Orang Lain tidak ada di tempat, akhirnya ia meminta pada Setiap Orang saja untuk
membantunya. Seseorang berpikir bahwa Setiap Orang pasti akan mengerjakan
permintaannya, karena ia sudah mengatakan padanya. Setiap Orang mengiyakan,
sambil berpikir bahwa pekerjaan itu pasti akan dikerjakan oleh Siapapun yang ada
di antara mereka.
Namun, ternyata malah Tak Seorangpun yang mengerjakan pekerjaan itu
seperti permintaan Seseorang. Sebab nyatanya Siapapun yang ada pada saat itu
mengira bahwa sudah ada Orang Lain yang mengerjakannya.
Akhirnya Setiap Orang menyalahkan Siapapun yang ada di depannya, agar ia
bisa terhindar dari kesalahan yang ditimpakan Seseorang padanya. Dalam hal ini
Tak Seorangpun akhirnya yang mau bertanggung jawab pada persoalan ini. Setiap
Orang berpendapat bahwa Orang Lain-lah yang salah dalam persoalan ini.
Seseorang akhirnya mendenda m pada Setiap Orang, karena ia berpikir Tak
Seorangpun yang mengerjakan pekerjaan ini disebabkan karena Siapapun mel empar
pekerjaan itu pada Orang Lain.

Apa moral cerita di atas?


† Jika sebuah pek erjaan tidak direncanakan dan dibagikan secara spesifik, maka
tak seorang pun yang akan mengerjakan karena merasa bukan pekerjaannya
atau mengira bahwa pasti ada seseorang yang akan melakukannya.

Permainan WFO

• Pastikan tersedia gula pasir di ruang kelas atau di ruang makan, atau ruang
istirahat. Usahakan keberadaannya terlihat secara wajar pada tempatnya.
• Minta semua peserta berdiri.
• Jelaskan bahwa anda akan memberikan perintah, mereka diharuskan mematuhi
perintah itu, namun tidak bol eh bertanya atau klarifikasi.
• Perintahkan “Saya ingin Anda menga mbil benda kotak kecil-kecil di sekitar
dalam gedung ini, dan pegang di tangan Anda”.
• Berikan waktu 5 menit untuk melihat reaksi mereka. Perhatikan benda apakah
yang diambil.
• Sekarang ulangi perintah Anda, “Saya ingin Anda menga mbil benda kotak jika
diraba BERUKURAN KECIL seperti butir pasir, BERWARNA KRISTAL PUTIH BENING,
BERASA MANIS, yang ada di sekitar dalam gedung ini.
• Berikan waktu 5 menit untuk melihat reaksi mereka. Perhatikan benda apakah
yang diambil. Catat apabila ada yang berhasil menga mbil gula pasir.
• Lanjutkan dengan permainan berikutnya:
• Minta semua peserta berdiri menghadap ke arah depan (misal ke arah utara).
• Perintahkan lagi, “Saya minta sekarang tubuh Anda bergerak memutar, tapi
jangan menghadap k e selatan.”
• Berikan waktu 5 menit untuk melihat reaksi mereka. Perhatikan ke arah mana
mereka menghadap.
• Perintahkan lagi, “Saya minta sekarang tubuh Anda bergerak memutar, saya
ingin Anda memutar ke arah Timur.”
• Berikan waktu 5 menit untuk melihat reaksi mereka. Perhatikan ke arah mana
mereka menghadap.

Pembahasan:
† Pikiran manusia akan sulit memaha mi gol jika sulit divisualisasi oleh indra
(warna, bentuk, ukuran, bau, rasa, dll)
† Pikiran manusia akan sulit memaha mi perintah yang dikatakan dalam bentuk
kalimat negatif “Jangan.... “atau “Saya tidak mau anda melakukan…. “

Anda mungkin juga menyukai