Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem kontrol pada industri sangat berguna untuk memonitor


keberlangsungannya suatu peralatan di industri secara kontinyu supaya dapat
menghasilkan suatu barang atau jasa yang lebih efektif. Menurut (Otaga, 1994)
tidak jauh beda dengan sebuah industri pembangkit listrik tenaga uap yang
membutuhkan boiler dalam proses menghasilkan uap, yang kemudian uap kering
hasil dari pembakaran di dalam boiler dimanfaatkan untuk memutarkan turbin.
Untuk menghasilkan uap panas kering bertekanan di dalam boiler maka
diperlukan suplai air yang cukup. Jika pada feed water tank level air terlalu tinggi
dan water feed pump memompa dengan kecepatan konstan maka akan terjadi over
flow pada feed water tank. Namun sebaliknya, jika level air pada feed water tank
di bawah level batas minimum dan water feed pump bekerja konstan maka boiler
akan berada pada kondisi tidak aman.

Untuk mengontrol level air pada feed water tank maka perlu digunakan sebuah
alat kontrol untuk mengatur kerja pompa. Supaya pompa dapat bekerja sesuai
dengan yang diinginkan, maka diperlukan sebuah sensor level air dan alat kontrol
agar setiap penurunan air dapat dimonitor dan ditindaklanjuti melalui sistem
kontrol tersebut. Setiap level air pasti ada batas minimum dan batas maksimum,
pada saat level air pada kondisi minimum maka pompa akan segera bekerja untuk
mengisi feed water tank dan pada saat level air mencapai pada kondisi maksimum
maka pompa akan segera mati. Pompa tidak dapat bekerja dengan sendirinya,
maka dari itu diperlukannya sebuah sistem kontrol untuk memerintah pompa
bekerja atau tidak. Salah satu alat kontrol adalah mikrokontroler yang digunakan
sebagai alat kontrol level air di feed water tank (Hidayat, 2010).

1
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


(1) Mengetahui Pengertian dari Sensor Level;
(2) Mengetahui Manfaat dari Sensor Level;
(3) Mengetahui Cara Kerja Sensor Level;

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Level sensor adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian


dari suatu aliran baik berupa bahan liquid, lumpur, powder maupun biji-
bijian. Fungsi level sensor pada dasarnya adalah memberikan informasi baik
berupa data maupun sinyal karena adanya perubahan ketinggian matrial baik
didalam tanki, silo ataupun tempat terbuka dikarena adanya aliran dari matrial
tersebut. Pengukuran ketinggian atau level ini bisa dilakukan secara terus
menerus sesuai dengan perubahan ketinggian dari fluida maupun untuk mengukur
ketinggian dari matrial pada titik tertentu baik itu pada level terendah, level
menengah maupun level puncak dengan menggunakan level sensor (Antoni,
2008).

Level sensor adalah suatu alat yang dapat mengukur volume cairan dalam
suatu penampung secara akurat tidak berubah-ubah. Alat ukur yang akan dibuat
ini merupakan alat ukur volume cairan yang serbaguna dalam arti dapat digunakan
untuk beberapa penampung cairan yang berbeda-beda, alat ini berbentuk silinder,
sehingga meningkatkan efektivitas suatu industri. Berdasarkan hal tersebut
penelitian ini bertujuan merancang alat pengukur volume cairan automatis
berbasis mikrokontroler dengan LCD sebagai penampil data volume cairan
(Ogata, 1997).

Pada alat sensor level pengukur volume cairan seperti mikrokontroler


memegang peranan penting, yakni sebagai rangkaian sentral yang mengatur
kinerja sistem, bagian ini dirancang untuk mampu mengakomodasi dan
menangani setiap kejadian yang mungkin terjadi. Baik dalam pengelolaan atau
menajemen data, maupun penanganan terhadap kegagalan proses. Sistem

3
mikrokontroler ATMega8535 dibentuk dari beberapa piranti masukan-keluaran.
Hubungan mikrokontroler ATMega8535 dengan piranti masukan-keluaran seperti
sensor PING pada port PB.0, dan LCD pada port C (Martina,2007).

Pada umumnya, level sensor mempunyai bermacam-macam jenis, dan


semua jenis disesuaiakan dengan aplikasi dari matrial yang di deteksi dan dari
wadah yang tertutup berupa tanki, wadah terbuka berupa silo ataupun yang selalu
berubah-ubah ketinggianya seperti sungai ataupun danau dan laut. Bisa juga jenis
level sensor didasarkan pada jenis bentuk matrial atau jenis matrial berupa liquid,
powder, maupun sullury, jenis level sensor didasrkan pada besarnya temperature,
Pressure, sifat kimia dan lainnya (Wisnu, 2009).

4
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Definisi

Sensor level mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu
sistem komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari
komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-
elemen yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output
spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan program yang dikerjakan. Seperti
umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi-
instruksi yang diberikan padanya. Artinya, bagian terpenting dari suatu sistem
terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang
programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan
yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih
kompleks yang diinginkan oleh programmer (Sumardi, 2009).

Menurut( mahadmad, 2003) mikrokontroler tidak akan dapat bekerja tanpa


adanya software/perangkat lunak di dalamnya. Software ini sering disebut sebagai
firmware. Yaitu suatu urutan perintah atau instruksi yang harus dikerjakan oleh
CPU, baik itu perhitungan aritmatika, manajemen memory, maupun akses input
atau output. Mikrokontroler keluarga AVR, dirancang untuk mengakomodasi
bahasa tingkat menengah yaitu bahasa C. Sehingga, pemrogram akan sangat
dimudahkan dalam pembuatan maupun pengembangan firmware yang hendak
ditanamkan pada sistem. Selain hal di atas, CodeVision AVR telah menyediakan
pustaka fungsi dan prosedur siap pakai, yang terdokumentasi dalam library yang
tersedia. Sehingga, akses terhadap suatu periferal spesifik (contoh: LCD) sangat
mudah dilakukan.

5
III.2. Cara Kerja Sensor Level

Cara kerja dari alat ini adalah mikrokontroler ATmega 8535 di aktifkan
dengan memberikan tegangan yang dihasilkan oleh power supply. Kemudian
ATmega 8535 yang telah diisi program akan mengaktifkan sensor ultrasonik ping.
Tinggi permukaan cairan diukur dengan memanfaatkan sensor ultrasonik. Sensor
ultrasonik memancarkan gelombang ultrasonik dan dipantulkan oleh permukaan
cairan kemudian diterima oleh penerima dalam sensor. Waktu yang diperlukan
gelombang tersebut untuk dipancarkan dan diterima kembali, data tersebut bukan
ketinggian cairan melainkan suatu jarak hasil pengukuran sensor (Tsensor), yang
kemudian dikonversi ke dalam besaran jarak (cm) oleh mikrokontroler dan diolah
untuk memperoleh tinggi cairan yaitu dengan rumus Tcairan = Ttabung – Tsensor
, setelah mendapatkan Tcairan maka volume cairan dapat dihitung dengan rumus
V = πR2 x Tcairan. Hasil perhitungan tadi kemudian ditampilkan dalam LCD.

6
Setelah sistem kontrol ini jadi secara keseluruhan dan dapat dilakukan
suatu pengujian. Untuk mengetahui hasil kerja alat sesuai dengan tujuan yang kita
inginkan, maka kita perlu merangkai dan menghidupkan sistem kontrol tersebut
dengan menekan tombol on seluruh saklar yang berhubungan dengan sistem
kontrol tersebut. Kemudian mengamati apakah alat kontrol tersebut sesuai dengan
program yang telah dibuat atau tidak. Jika alat tidak sesuai dengan apa yang kita
inginkan, maka dapat dilakukan pengecekan sinyal rangkaian pada mikrokontroler
seperti relay, probe, dan komparator dalam kondisi normal atau tidak. Jika alat
masih belum bisa bekerja sesuai dengan yang diharapkan, maka harus memeriksa
program pada mikrokontroler apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau
belum, jika belum maka mengganti program kemudian save kembali
programprogram tersebut. Dan jika tampilan pada komputer tidak sesuai dengan
yang diharapkan periksalah listing program Delphi sudah sesuai dengan yang
diharapkan atau belum, jika belum sesuai gantilah listing program Delphi sesuai
dengan yang ditentukan kemudian save.

7
BAB IV

PENUTUP

VI. 1 Kesimpulan

Setelah melakukan pengujian pengukuran pengaturan sistem kontrol level air


menggunakan mikrokontroler, serta pengambilan data dan pembahasannya maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Penggunaan mikrokontroler pada pengukuran level air ini berfungsi untuk
mengatur on-off pompa pada reservoir untuk level minimum dan
maksimum.
b. Kontroler dapat bekerja dengan baik pada level minimum, 1, 2, 3, dan 4.
Pada level minimum, 1, 2, 3, dan 4 mikrokontroler akan bekerja sesuai
dengan urutannya untuk menghidupkan lampu indikator, mengatur pompa,
dan dapat dikontrol dengan menggunakan komputer sesuai dengan
levelnya yang telah diprogram.
c. Apabila katup pembocor tidak ditutup maka air tidak akan naik untuk
menyentuh level air selanjutnya atau dapat dikatakan debit air yang masuk
ke reservoir sesuai dengan debit air yang keluar pada katup pembocor.
d. Pemasangan sekat pada reservoir atas membuat celah diferensial dianggap
nol karena tidak riak atau gelombang air.
e. Penggunaan program Delphi sangat membantu melakukan proses
pengontrolan level air dan volume untuk ditampilkan dilayar komputer
tanpa melihat langsung alat yang sedang bekerja..

8
DAFTAR PUSTAKA

Antoni. 2008. Aplikasi Scada System pada Miniatur Water Level Control. Jurusan
Teknik Elektro FakultasTeknologi, Universitas Kristen Petra Surabaya.

Candra. 2010. Tugas Akhir Pembuatan Level Kontrol Menggunakan Variasi


Putaran Motor. Prodi Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin, Politeknik
Negeri Semarang.

Hidayat, Wahyu. 2010. Tugas Akhir Sistem Pengontrol Level Ketinggian Air
Dengan Menggunakan Tampilan Visual Basic Pada PC Berbasis
Mikrokontroler AT89S52. Prodi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Sriwijaya.

Ogata, Katsuhiko.1994. Teknik Kontrol Otomatik jilid 1. Erlangga, Jakarta .

Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Otomatik jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Mahadmadi, Fajar. 2003. Embedded C pada Mikrokontroler AVR AT90S8515.


Skripsi S1, Universitas Diponegoro.

Martina, Nainggolan. 2007. Aplikasi Teknik Kendali Fuzzy pada Pengendalian


Level Cairan. Skripsi S1, Universitas Diponegoro.

Setiawan, Iwan2008. Kontrol PID untuk Proses Industri. Elex Media


Komputindo, Jakarta.

Sumardi. 2009. Implementasi Sensor Level Untuk Alat Ukur Volume Cairan
Serbaguna Di Lingkungan Industri. Jawa Tengah, Vol. 11, No. 2, Juni
2009.

Wisnu , Wibowo. 2009. Aplikasi Teknik Kendali Gain Scheduling pada Sistem
Kontrol Valve untuk Pengendalian Tinggi Muka Cairan pada Limas
Terpancung. Skripsi S1, Universitas Diponegoro.

9
LAMPIRAN GAMBAR-GAMBAR SENSOR LEVEL

10
Level Switch / Sensor Ketinggian

11
Job Description

1. = Fungsi Kontroler

2. = Tinjauan Pustaka

3. = Kata Pegantar

4. = Gambar dan Cara Kerja

5. = Definisi Pembahasan

6. = Gambar dan Cara Kerja

12

Anda mungkin juga menyukai