Skenario B Blok 26
Skenario B Blok 26
1
8. Mesin pengering dan pembersih (drying and clearing machine). Setelah melalui proses
potong pas, pekerja selanjutnya adalah pada mesin poles wax yang gunanya sebagai
proses pembersihan dan pengeringan. Bagian bawah dari marmer yang telah kering
kemudian dilem yang berguna untuk menghindari rembesan semen pada waktu marmer
akan dipasang dan sekaligus sebagai proses akhir dari beberapa proses pemotongan dalam
pabrik.
9. Proses packing. Proses ini dilakukan secara manual yang bertujuan untuk meratakan
permukaan serta pinggiran-pinggiran dari marmer untuk mendapatkan hasil yang lebih
indah. Proses selanjutnya adalah pemeriksaan “Quality Control” di mana proses ini
bertujuan untuk memisahkan marmer berdasarkan kelasnya.
2
Anda sebagai dokter perusahaan yang baru ditempatkan di PT ARWN mendapatkan
tugas dari owner untuk mengatasi semua permasalahan medis di perusahaan, melakukan
analisis tentang health risk assesment yang komprehensif dan program apa yang akan anda
buat dalam memerangi masalah isu kesehatan yang terdapat di perusahaan.
3
II. Klarisikasi Istilah
No. Istilah Pengertian
1. Marmer Batuan kristal yang kasar yang berasal dari batu kapur
atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan
terutama disusun oleh mineral kalsit.
2. Kuarsa Salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak
kontinen bumi. Mineral ini memiliki struktur kristal
heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi
(silikon dioksida, SiO2), dengan skala kekerasan MOHS 7
dan densitas 2,65 gram/cm3
3. Klorit Nama kelompok untuk sekitar 10 mineral yang terkait.
Merupakan mineral ubuhan dari mineral mafik terutama
piroksin, hornblende, maupun biotit.
4. Silikat SiO2; Bahan keras yang sering digunakan untuk produksi
kaca, gelas minum, dan botol minuman. Bahan ini tidak
mudah terbakar, tapi memberikan efek buruk bila terhirup
(silikosis, kanker, autoimun disease, tb).
5. Limonit Biji besi yang terdiri dari campuran besi terhidrasi (III)
oksida-hidroksida dalam berbagai komposisi.
6. Coliform Bakteri yang selalu ada di traktus digestivus hewan
termasuk manusia dan ditemukan pada hasil pembuangan
(feces), biasanya digunakan untuk indikator kualitas
kebersihan dari makanan dan air.
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform,
semakin tinggi pula resiko kehadiran bakteri-bakteri
patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan
hewan.
7. Open dumping Tindakan secara illegal untuk membuang tumpukan
sampah atau debris pada suatu tempat dengan jumlah
yang berarti.
8. MSD’s Musculosceletal Disorder
9. Hand and arm vibration Pemaparan yang bersifat segmental yaitu hanya bagian
tubuh tertentu (lengan dan bahu) akibat mengalami
kontak dengan sumber getaran.
4
III. Identifikasi Masalah
1. PT ARWN yang berdomisili di daerah Ogan Ilir Sumatera Selatan memiliki pekerja 300
orang di mana 50% dari pekerja berasal dari luar daerah OI. PT ARWN memproduksi
pembuatan bahan bangunan yaitu, marmer yang umumnya tersusun atas mineral kalsit
atau kalsium karbonat (CaCO3) dengan kandungan mineral minor lainnya yaitu kuarsa,
mika, klorit, tremolit, dan silikat lainnya seperti graphit, hematit, dan limonit.
2. Ada pun urutan kerja pada proses pengolahan terdiri dari beberapa tahapan dengan alat-
alat pengolahan sebagai berikut:
a. Gergaji besar (block cutter machine). Gergaji besar digerakkan oleh tenaga listrik
dengan cara kerja pemotongan awal pada bagian atas dari blok marmer sehingga
didapatkan bagian yang rata.
b. Mesin potong ujung (cross cutting machine). Hasil pemotongan dari mesin block
cutter berupa lembaran marmer dengan ukuran tersebut, selanjutnya dimuat dengan
whell loader ke tempat mesin potong ujung dengan tujuan untuk meratakan kedua
ujung dari lembaran marmer tersebut. Proses ini menggunakan air sebagai media
pembilas.
c. Mesin pembagi (multi blades splitting machine). Mesin ini berfungsi membagi hasil
pemotongan lembaran marmer menjadi dua bagian.
d. Kalibrasi ketebalan dan penghalusan (grinding machine). Pada proses ini lembaran
marmer yang telah terbagi tersebut kemudian dikupas/dihaluskan permukaannya untuk
mendapatkan ketebalan yang pas dan sesuai dengan permintaan.
e. Pengeringan, pendempulan, dan pemanasan (plastering line). Proses ini terdiri dari 3
tahapan di mana lembaran marmer yang ada telah melewati proses penghalusan
kemudian dikeringkan dengan menggunakan angin yang berasal dari blower.
Kemudian lubang didempul dengan tenaga manusia, setelah itu lembaran marmer
melewati 2 buah oven yang bertujuan untuk mempercepat proses pengerasan.
f. Pemolesan (polishin machine). Proses pemolesan dikerjakan dengan mesin poles yang
terdiri dari beberapa batu poles dengan tingkat kehalusan yang berbeda-beda. Untuk
mendapatkan kilap yang sempurna batu poles diatur disusun berurutan sesuai dengan
tingkat kehalusannya serta pengaturan tekanan yang sesuai.
g. Mesin potong pas (double hydraulic squaring machine). Proses ini dilakukan dengan 2
tahapan yaitu tahap pertama pemotongan untuk penjang yang diinginkan kemudian
masuk ke tahap kedua yaitu pemotonga untuk lebar yang diinginkan.
h. Mesin pengering dan pembersih (drying and clearing machine). Setelah melalui proses
potong pas, pekerja selanjutnya adalah pada mesin poles wax yang gunanya sebagai
5
proses pembersihan dan pengeringan. Bagian bawah ari marmer yang telah kering
kemudian dilem yang berguna untuk menghindari rembesan semen pada waktu
marmer akan dipasang dan sekaligus sebagai proses akhir dari beberapa proses
pemotongan dalam pabrik.
i. Proses packing. Proses ini dilakukan secara manual yang bertujuan untuk meratakan
permukaan serta pinggiran-pinggiran dari marmer untuk mendapatkan hasil yang lebih
indah. Proses selanjutnya adalah pemeriksaan “Quality Control” di mana proses ini
bertujuan untuk memisahkan marmer berdasarkan kelasnya.
3. Dalam proses produksinya, pabrik menggunakan boiler 1000oC untuk melakukan
pemanasan, proses grinding, penghalusan pasir yang dicampur beberapa bahan kimia, dan
mesin-mesin dengan fasilitas conveyor. Mesin-mesin di pabrik belum memiliki safety
guard sehingga tidak berhenti otomatis apabila ada tangan termasuk ke dalam mesin. Pada
proses packing, marmer yang telah dipacking disusun kembali ke dalam satu kotak yang
lebih besar, ada proses angkat angkut pada saat memindahkan marmer dari mesin
conveyor ke pembungkusan yang lebih besar dan pada saat diletakkan di gudang. Packing
kecil berisi 6 buah marmer dengan berat 15 kg, dan satu kardus berisi 10 packing kecil.
Shift kerja 8 jam sehari dengan 6 hari dalam 1 minggu. Pabrik memiliki kerja sama
dengan pihak kantin yang menjajakan makanannya untuk seluruh pekerja tanpa sertifikat
dan kokinya belum pernah dilakukan tes kesehatan.
4. PT ARWN tidak memiliki fasilitas air dari perusahaan air, PT ini membuat sumur sendiri,
mengandalkan air tanah yang mengandung ferum (Fe), dan manganese (Mn) dan
penampungan dari air hujan untuk air mereka yang tentu saja terdapat kandungan bakteri
alami di air tanah ini. Berdasarkan hasil analisa bakteri ditemukan Coliform. Pengelolaan
limbah perusahaan berupa open dumping dan limbah cair dialirkan ke kolam khusus. PT
ARWN memiliki klinik sendiri dengan jam kedatangan dokter hanya di hari kamis hingga
jam 12 siang, data klinik menunjukkan 5 besar penyakit dalam satu tahun adalah; 1. ISPA;
2. MSD’s; 3. DBD; 4. Diare; 5. Luka dan terjepit.
5. Pada haisl pengamatan dari Disnaker, PT ARWN memiliki noise rata-rata 90 db dan di
dalam pabrik bisa mencapai 120 db, getaran 4m/det2 pada hand and arm vibration. Daerah
OI merupakan salah satu daerah endemik demam berdarah. Di wilayah OI juga memiliki
frekuensi kasus narkoba dan alkohol yang tinggi.
6. Anda sebagai dokter perusahaan yang baru ditempatkan di PT ARWN mendapatkan tugas
dari owner untuk mengatasi semua permasalahan medis di perusahaan, melakukan analisis
tentang health risk assesment yang komprehensif dan program apa yang akan anda buat
dalam memerangi masalah isu kesehatan yang terdapat di perusahaan.
6
IV. Analisis Masalah
1. Hazard Fisik
- Noise : memiliki rata- rata 90 desible didalam pabrik mencapai 120 desible
- Vibration : getaran 4 meter /detik kuadrat pada han and arm vibration.
- Suhu : pabrik menggunakan boiler 1000oC tanpa keterangan menggunakan APD
- Mesin dipabrik (gergaji besar, mesin potong ujung, mesin pembagi, kaliberasi
ketebalan dan penghalusan , mesin potong pas) belum memiliki safety guard sehingga
tidak berhenti otomatis apabila ada tangan termasuk kedalam mesin.
a. Apa dampak faktor hazard fisik dari pemakaian gergaji besar, mesin potong ujung,
mesin pembagi, grinding machine, pengeringan, pemanasan, dan pendempulan,
pemolesan, mesin potong pas, dan mesin pengering dan pembersih, dan proses
packing ?
LISTRIK
Listrik merupakan energi dibangkitkan oleh sumber energi biasanya generator dan
dapat yang mengalir dari satu titik ke titik lain melalui konduktor dalam rangkaian
tertutup.
Potensi bahaya listrik adalah:
Bahaya kejut listrik
Panas yang ditimbulkan oleh energi listrik
Medan listrik
7
Pekerja berhubungan/menyentuh kedua konduktor pada rangkaian listrik yang
bertegangan.
pekerja berada pada bagian antara konduktor yang ditanahkan (grounding) dan
konduktor yang tidak ditanahkan (grounding)
Pekerja berada pada bagian konduktor yang ditanahkan dengan material yang
tidak ditanahkan.
Dampak cidera akibat bahaya arus kejut pada manusia (pekerja) tergantung:
- besar arus yang mengalir ke tubuh manusia
- bagian tubuh yang terkena
- lama/ durasi pekerja terkena arus kejut
Besar arus yang mengalir tergantung besar beda potensial dan resistansi. Efek arus
kejut pada manusia dapat mengakibatkan kematian. Arus kejut listrik yang
mengenai tubuh akan menimbulkan:
- menghentikan fungsi jantung dan menghambat pernafasan.
- Panas yang ditimbulkan oleh arus dapat menyebabkan kulit atau tubuh
- terbakar, khususnya pada titik dimana arus masuk ke tubuh.
- Beberapa kasus dapat menimbulkan pendarahan, atau kesulitan bernafas dan
gangguan saraf.
- Gerakan spontan akibat terkena arus listrik, dapat mengakibatkan cidera lain
seperti akibat jatuh atau terkena/tersandung benda lain.
8
Untuk itu potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja dan mendapat
perhatian khusus adalah tekanan panas. Tekanan panas berlebih di tubuh baik
akibat proses metabolisme tubuh ataupun paparan panas dari lingkungan kerja
dapat menimbulkan masalah kesehatan (heat strain) dari yang sangat ringan
seperti: heat rash, heat syncope, heat cramps, heat exhaustion hingga yang serius
yaitu heat stroke.
Heat rash
Merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat tekanan
panas. Penyakit ini berkaitan dengan panas, kondisi lembab dimana keringat tidak
mampu menguap dari kulit dan pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada
sebagaian kecil area kulit atau bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada area
yang sakit produksi keringat tidak akan kembali normal untuk 4 sampai 6 minggu.
Heat syncope
Adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri dari gangguan ini adalah
pening dan pingsan akibat berada dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup
ama.
Heat cramp
Gejala dari penyakit ini adalah rasa nyeri dan kejang pada kakai, tangan dan
abdomen dan banyak mengeluarkan keringat. Hal ini disebabkan karena ketidak
seimbangan cairan dan garam selama melakukan kerja fisik yang berat di
lingkungan yang panas
Heat exhaustion
9
Diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi
jika jumlah air yang dikeluarkan seperti keringat melebihi dari air yang diminum
selama terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit pucat,
lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu
tubuh antara (37°C - 40°C)
Heat stroke
Adalah penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan
pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan
koma dan kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu
tubuh tinggi 40o C atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau
kemerahan, Tidak ada keringat di tubuh korban, pening, menggigil, muak, pusing,
kebingungan mental dan pingsan.
b. Berapa ambang batas dan durasi noise dan vibration yang masih dapat ditolerir?
Ambang batas noise yang dapat ditolerir adalah sampai 85 dB. Durasi yang diizinkan
sebagai arahan untuk jam kerja adalah sebagai berikut:
10
Tabel. Batasan tingkat kebisingan dan jam kerja yang diperbolehkan menurut SNI
Tabel. Batasan tingkat vibrasi dan jam kerja yang diperbolehkan menurut SNI
15
Cara Pengendalian Getaran Di Tempat Kerja
1) Pengendalian secara teknis
Menggunakan peralatan kerja yang rendah intensitasnya(dilengkapi dengan
damping/peredam).
Menambah/menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya
membalut pegangan alat dengan karet.
Memelihara/merawat peralatan dengan baik
Dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberi pelumasan.
Meletakkan peralatan dengan teratur.
Alat yang diletakkan di atas meja yang tidak stabil dan kuat dapat
menimbulkan getaran di sekelilingnya.
Menggunakan remote control.
Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena dikendalikan dari jauh.
2) Pengendalian Secara Administrative
Yaitu dengan Cara mengatur waktu kerja, misalnya:
Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3
orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak
sepenuhnya mengenai salah seorang, tetapi bergantian.
Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku.
3) Pengendalian Secara Medis
Pada saat awal, dan kemudian pemeriksaan berkala setiap 5 tahun
sekali.Sedangakan untuk kasus yang berlanjut, maka interval yang diambil adalah
2-3 tahun sekali.
4) Pemakaian Alat Pelindung Diri (Apd)
Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang
telah dilengkapi peredam getar (busa).
16
Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dengan Indeks Suhu Basah dan Bola
(ISBB) tidak diperkenankan melebihi:
a) Untuk beban kerja ringan : 30,0oC
b) Untuk beban kerja sedang : 26,7oC
c) Untuk beban kerja berat : 25,0oC
17
Pengaruh Tekanan Panas Pada Manusia
Heat rash
Merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat
tekanan panas. Penyakit ini berkaitan dengan panas, kondisi lembab dimana
keringat tidak mampu menguap dari kulit dan pakaian. Penyakit ini mungkin
terjadi pada sebagaian kecil area kulit atau bagian tubuh. Meskipun telah diobati
pada area yang sakit produksi keringat tidak akan kembali normal untuk 4
sampai 6 minggu.
Heat syncope
Gangguan induksi panas yang lebih serius. Ciri dari gangguan ini adalah pening
dan pingsan akibat berada dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup ama.
Heat cramp
Gejala dari penyakit ini adalah rasa nyeri dan kejang pada kakai, tangan dan
abdomen dan banyak mengeluarkan keringat. Hal ini disebabkan karena ketidak
seimbangan cairan dan garam selama melakukan kerja fisik yang berat di
lingkungan yang panas.
Heat exhaustion
Diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini
terjadi jika jumlah air yang dikeluarkan seperti keringat melebihi dari air yang
diminum selama terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit
pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan.
Suhu tubuh antara (37°C - 40°C).
Heat stroke
Penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan pekerjaan
pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan koma
dan kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh
tinggi 40o C atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan,
18
Tidak ada keringat di tubuh korban, pening, menggigil, muak, pusing,
kebingungan mental dan pingsan.
Multiorgan-dysfunction syndrome Continuum.
Rangkaian sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/sebagian anggota
tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya. Penyakit lain yang bias timbul
adalah penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gangguan ginjal dan gangguan
psikiatri. (Climate Change and Health Office Safe Environments Programme
Health Canada, 2006). Penyakit akibat terpapar panas ini diakibatkan karena
naik/turunnya suhu tubuh. Suhu normal tubuh berkisar anatara 37-38oC (99 –
100oF) (NCDOOL, 2001).
20
h. Apa dampak penggunaan mesin yang belum memiliki safety guard?
Gergaji besar, mesin potong ujung, pembagi, mesin potong pas yaitu bahaya
terpotong sangat lah mungkin terjadi terhadap bagian tubuh seperti jari atau
tangan.
Kaliberasi, penghalusan, pemolesan yaitu bahaya debu-debu yang beterbangan
saat kegiatan kerja dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Bunyi mesin yang keras menimbulkan kebisingan, bila terpapar lama akan
mengakibatkan gangguan pendengaran.
2. Hazard kimia
- Mengolah marmer yang tersusun atas mineral kalsit dan mineral lainnya.
- Mesin di pabrik (pengeringan, pendempulan, pemanasan, pengolesan, mesin
pengering dan pembersih)
- Pembuangan limbah
a. Apa dampak faktor hazard kimia dari pemakaian gergaji besar, mesin potong ujung,
mesin pembagi, grinding machine, pengeringan, pemanasan, dan pendempulan,
pemolesan, mesin potong pas, dan mesin pengering dan pembersih, dan proses
packing ?
Dari sebagian proses tersebut, akan menyebabkan terjadinya debu. Debu
tersebut bila tidak ditangani dengan benar (seperti penggunaan APN) dapat
menyebabkan dampak kesehatan berupa gangguan saluran pernafasan seperti ISPA.
Pada proses pengeleman dapat saja menimbulkan faktor hazard kimia, seperti lem
yang bersifat korosif, beracun, atau memiliki fumes yang dapat mengganggu
kesehatan.
23
Apabila disediakan respirator, gunakan minimal NIOSH approved N95
respirator. Apabila level silika lebih dari 10 kali dari PEL, half-face respirator tidak
cukup melindungi dan dibutuhkan respirator dengan proteksi yang lebih kuat, seperti
full-facepiece respirator yang dapat melindungi pekerja sampai level silika 50 kali
dari PEL. Powered air-purifying respirators (PAPR) juga menyediakan proteksi yang
lebih dari half-face air-purifying respirator.
- Sediakan pelatihan dan informasi tentang hazard silika dan kimia lainnya ke pekerja
OSHA’s Hazard Communication standard mengharuskan pekerja dibekali dengan
pelatihan dan informasi tentang zat kimia yang hazardous di tempat kerja. Pelatihan
dan informasi diberikan dengan bahasa yang dapat dimengerti pekerja. Program
yang dipersiapkan:
Siapkan dan implementasikan program komunikasi hazard secara tertulis
Berikan pelatihan dan informasi tentang hazard silica dan kimia lainnya di
tempat kerja
Berikan akses pekerja ke Safety Data Sheets (SDSs) tentang silika dan kimia
berbahaya yang mungkin terpapar saat manufacturing, finishing, dan instalasi
Pastikan kontainer dari zat kimia berbahaya telah diberi label
- Pertimbangkan monitoring kesehatan pada pekerja yang terpapar silica
OSHA merekomendasikan penyediaan pemeriksaan kesehatan untuk pekerja
yang terekspos silica tepat di batas atau di atas satu setengah dari PEL. Pemeriksaan
yang direkomendasikan:
Pemeriksaan kesehatan yang terfokus pada sistem respirasi dan termauk riwayat
pekerjaa dan penyakit
X-ray dada, dievaluasi oleh profesional
Penanggungjawab dari tempat kerja sebaiknya konsultasi dengan klinisi untuk
mengetahui efek kesehatan akibat silika saat menciptakan program monitoring
kesehatan.
24
c. Apa dampak faktor hazard kimia pembuangan limbah open dumping pada kasus?
1) Terjadi pencemaran udara oleh gas, bau dan debu.
2) Pencemaran air tanah oleh air lindi.
3) Resiko kebakaran cukup besar
4) Mendorong tumbuhnya sarang vektor penyakit (tikus, lalat, nyamuk).
5) Mengurangi estetika lingkungan.
6) Lahan tidak dapat digunakan kembali.
d. Bagaimana cara mengurangi dampak kimia dari pembuangan limbah open dumping
pada kasus?
Open dumping merupakan metode pembuangan limbah yang tidak
diperbolehkan lagi. Open dumping memiliki banyak dampak, contohnya adalah
pencemaran air tanah di sekitar tempat pembuangan dan penumpukan gas karena tidak
ada system pembuangan yang baik.
Untuk mengurangi dampak kimianya, metode open dumping harus dihentikan
dan diganti dengan metode sanitary landfill. Dengan metode ini, dampak-dampak
yang terjadi akan berkurang. Jika tidak bisa menggunakan metode ini karena satu atau
lain hal, untuk mengurangi dampaknya, PT. ARWN setidaknya harus melakukan open
dumping pada tempat yang jauh dari lokasi pemukiman warga atau karyawannya,
sehingga tidak terlalu berdampak ke mereka.
3. Hazard biologi
- Daerah OI merupakan daerah endemic DBD
- Air yang digunakan ditemukan bakteri coliform
- Kantin tidak memiliki sertifikat dan kokinya belum pernah dilakukan tes kesehatan
a. Apa dampak hazard biologi pembuangan limbah “open dumping” pada kasus?
Open Dumping (lahan urug terbuka) yaitu metode penimbunan terbuka dan
sering disebut metode kuno. Pada tahap ini sampah dikumpulkan dan ditimbun bagitu
saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan, sehingga lama-kelamaan timbunan
sampah akan menjadi tempat tinggal dari vector berbahaya seperti nyamuk, lalat, dan
serangga lainnya selanjutnya akan mengganggu kualitas kesehatan warga sekitar atau
bahkan mampu menyebabkan penyakit.
25
Kantin yang tidak ada sertifikat pada kasus ini dapat mengakibatkan dampak
biologi pada pekerja di PT. ARWN. Tempat, jenis makanan, dan kebersihan makanan
tidak akan sesuai dengan standar, yang artinya akan banyak bakteri dan virus bakteri,
ataupun debu yang bisa masuk ke makanan. Hal ini akan mengakibatkan penyakit
seperti diare, ditambah lagi keadaan air yang mengandung bakteri coliform. Kantin
pada tempat kerja yang jumlah pekerjanya banyak seperti ini harusnya sesuai standar
kesehatan, karena akan lebih mudah menyebar bahayanya ke pekerja lain.
Koki yang tidak pernah di tes kesehatan juga demikian. Cara memasak dan
kebersihan koki mungkin akan menjadi masalah bagi masakan yang diberikan ke
pekerja PT. ARWN.
26
Kursi yang digunakan dengan back support per orang
- Food handling dan hygiene
Fasilitas harus dilengkapi dengan fasilitas yang mudah dipakai, termasuk
pekerja dapat menyiapkan dan mengkonsumsi makanan pada kondisi yang
higinis
Fasilitas harus menyediakan alat untuk mencuci, seperti wastafel dan tempat
pengering dengan air hangat dan dingin, ember atau tub adalah alternative
apabila fasilitas tetap tidak mungkin digunakan. Hal ini harus tetap bersih dan
hanya digunakan untuk mencuci. Alat untuk mencuci dan detergen juga harus
disediakan.
Fasilitas penghangat makanan, seperti microwave, harus disediakan
Penyimpanan yang vermin dan dust-proof harus disediakan untuk makanan
dan alat makan. Hal ini termasuk kulkas yang dapat menyimpan makanan
untuk pekerja yang menggunakan fasilitas.
- Tempat sampah atau container dibutuhkan untuk fasilitas kantin dan dikosongan
minimal 1 hari sekali. Tempat sampah harus fly and vermin-proof
- Air mendidih dan air minum yang bersih harus ada di kantin. Suplai air harus
terpisah dari wastafel yang digunakan untuk mencuci tangan. Alat yang
- menyediakan air mendidih seperti termos dapat digunakan untuk tempat kerja
dengan jumlah yang sedikit.
- Harus ada air yang cukup untuk persediaan pekerja. Air harus memenuhi kualitas
air yang diminum.
d. Bagaimana dampak dari penggunaan air dari sumur sendiri yang mengandung
coliform?
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya
pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran
dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri
patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana
daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah,
Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas
air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik.
27
E. coli sebagai suatu hal yang bersifat patogen pada penyakit diare manusia. Dua
tipe toksin E.coli disebut sebagai toksin labil dan toxin stabil. Jika bakteri E. coli
terdapat dalam air, maka air tersebut berbahaya bagi para pekerja di PT ARWN dan
dapat menimbulkan penyakit misalnya diare
e. Apa yang dapat dilakukan untuk menangani dampak penggunaan air dari sumur
sendiri yang mengandung coliform?
Mengelola Air Bersih dengan Penyaringan dan perebusan
Meski tampak bersih, air yang akan diminum harus disaring dan direbus hingga
mendidih setidaknya selama 5-10 menit. Hal ini dapat membunuh bakteri, spora,
ova, kista dan mensterilkan air. Proses ini juga menghilangkan karbon dioksida
dan pengendapan kalsium karbonat.
Menggunakan Filter air
Ada beberapa jenis filter, antara lain filter keramik lilin dan UV filter.
Bagian utama dari sebuah filter keramik lilin ini adalah lilin yang terbuat dari
porselin atau tanah infusorial. Permukaannya dilapisi dengan katalis perak
sehingga bakteri yang masuk ke dalam akan dibunuh. Metode ini menghilangkan
bakteri yang biasanya ditemukan dalam minum air, tetapi tidak efektif dengan
virus yang bisa lolos saringan.
f. Bagaimana cara menangani isu kesehatan berupa penyakit endemik pada kasus?
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu:
1) Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan
desain rumah.
PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar
nyamuk tidak berkembang tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya PNS ini
dapat dilakukan dengan:
Menguras bak mandi dan tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya
seminggu sekali,. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan
telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari.
28
Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat
air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-tempat
tersebut.
Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya seminggu
sekali.
Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas
terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik
nyamuk, seperti sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik.
Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dengan
menggunakan tanah.
Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan
salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-sampah dari daun.
2) Biologis
Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan nyamuk dan
jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. seperti memelihara ikan
cupang pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri Bt H-14
3) Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta pembasmian
nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Cara
pengendalian ini antara lain dengan:
Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang
berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan Aides aegypti sampai batas
tertentu.
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.
5) Hazard psikososial
- Shift kerja 8 jam sehari dengan 6 hari dalam seminggu
- Narkoba dan alcohol yang tinggi.
a. Bagaimana lama shift kerja di perusahaan tersebut dan berapa lama seharusnya?
Dari segi hazard yang ditemukan, yang berpengaruh disini adalah suhu dan
berat dari barang yang diangkat oleh pekerja pabrik. Hazard akan suhu
mengaharuskan pekerja pengangkat batu marmer untuk tidak bekerja dengan suhu
lebih dari 25OC. Pengaturan jam kerja yang diperkenankan adalah sebagai berikut:
No Pengaturan waktu kerja ISBB ( OC )
setiap jam Beban Kerja
30
Tabel. Pengaturan jam kerja berdasarkan tipe pekerjaan dan suhu lingkungan
berdasarkan SNI
c. Bagaimana cara menangani isu frekuensi alkohol dan narkoba pada kasus?
Adapun salah satu cara pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika itu salah satunya adalah dengan dilakukannya
pemeriksaan/tes narkotika terhadap karyawan. Aturan spesifik tentang tes narkotika
dapat kita jumpai dalam Pasal 6 Permenakertrans 11/2005:
(1) Pengusaha dapat meminta pekerja/buruh yang diduga menyalahgunakan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya untuk melakukan tes dengan biaya
ditanggung oleh perusahaan.
(2) Pelaksanaan tes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan oleh
sarana pelayanan kesehatan atau laboratorium yang berwenang sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Hasil tes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dijaga kerahasiaannya
sebagaimana yang berlaku bagi data rekam medis lainnya.
(4) Berdasarkan hasil tes sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dokter yang telah
mendapatkan pelatihan di bidang narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
dapat menetapkan apakah pekerja/buruh harus mengikuti perawatan dan atau
rehabilitasi.
32
Sertifikasi kepada perusahaan ynag bersih dari penyalahgunaan narkoba
dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi perusahaan dalam melaksanakan
program P4GN di perusahaan, sehingga dicapai perusahaan yang bebas
penyalahgunaan narkoba dan mendapatkan sertifikat dari BNN/BNNP. Dengan
demikian perusahaan sudah ikut berperan serta dalam menciptakan lingkungan
kerja yang bebas dari penyalahgunaan narkoba.
6) Hazard ergonomik
- Proses packing dengan mengangkut beban yang berat
- Shift kerja 8 jam sehari dengan 6 hari dalam seminggu
a. Apa dampak faktor hazard ergonomik dari pemakaian gergaji besar, mesin potong
ujung, mesin pembagi, grinding machine, pengeringan, pemanasan, dan
pendempulan, pemolesan, mesin potong pas, dan mesin pengering dan pembersih,
dan proses packing?
Bahaya dari resiko aergonomik adalah :
i. Repetitive Motions
Adalah melakukan gerakan yang sama berulang-ulang. Resiko yang timbul
bergantung dari berapa kali aktifitas tersebut dilakukan, kecepatan dalam
pergerakan/perpindahan, dan banyaknya otot yang terlibat dalam kerja tersebut.
Gerakan yang berulang-ulang ini akan menimbulkan ketegangan pada syaraf dan
otot yang berakumulatif. Dampak resiko ini akan semakin meningkat apabila
dilakukan dengan postur/posisi yang kaku dan penggunaan usaha yang terlalu
besar.
ii. Awkward Postures
Sikap tubuh sanga menentukan sekali pada tekanan yang diterima otot pada
saat aktivitas dilakukan. Awkward postures meliputi repetitive reaching, twisting,
bending, kneeling, squatting, working overhead dengan tangan maupun lengan,
dan menahan benda dengan posisi yang tetap. Sebagai contoh terdapat
33
tekanan/ketegangan yang berlebih pada bagian low back seperti aktifitas
mengangkat benda yang dilakukan pada gambar.
iii. Contact Stresses
Tekanan pada bagian tubuh yang diakibatkan karena sisi tepi atau ujung dari
benda yang berkotak langsung. Hal ini dapat menghambat fungsi kerja syaraf
maupun aliran darah. Sebagai contoh kontak yang berulang-ulang dengan sisi
yang keras/tejam pada meja secara kontinu
iv. Vibration
Getaran ini terjadi ketika spesifik bagian dari tubuh atau seluruh tubuh kontak
dengan benda yang bergetar seperti menggunakan power handtool dan
pengoprasian forklift mengangkat beban
Force adalah jumlah usaha yang digunakan untuk melakukan pekerjaan seperti
mengangkat benda berat. Jumlah tenaga bergantung pada tipe pegangan yang
digunakan, berat objek, durasi aktivitas, poster tubuh dan jenis dari aktivitasnya.
vi. Duration
Durasi menunjukkan jumlah waktu yang digunakan dalam melakukan suatu
pekerjaan. Semakin lama durasinya dalam melakukan pekerjaan yang sama akan
34
semakin tinggi resiko yang diterima dan semakin lama waktu yang diperlukan
untuk pemulihan tugasnya.
Metode RULA merupakan metode yang mengukur postur tubuh bagian atas
yang mudah dipahami dan mudah dilaksanakan karena pada metode ini telah
disediakan petunjuk-petunjuk mengenai tata ara penilaian pada masing-masing
37
postur yang diukur. Metode ini juga tidak membutuhkan waktu yang lama dalam
penilaiannya. Selain itu metode ini juga dapat mengukur faktor risiko ergonomic
lainnya berupa force/beban, repetisi dan durasi/pekerjaan statis. Akan tetapi
metode ini hanya mengukur faktor fisik yang ada di sebuah pekerjaan/task, metode
ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti
getaran, suhu, faktor psikososial, dll. Disamping itu dibutuhkan pelatihan lebih
lanjut oleh pengguna awal dalam menggunakan metode ini untuk hasil yang lebih
baik.
38
1. 1. Mudah digunakan 1. 1. Tidak ada perbedaan klasifikasi
2. 2. Hasil observasi bisa antara lengan kiri dan kanan.
dibandingkan dengan benchmarks2. 2. Tidak memperhitungkan mengenai
untuk menentukan prioritas posisi siku, pergelangan tangan atau
intervensi tangan.
3. 3. Angka pada tiap bagian tubuh
bisa digunakan untuk
perbandingan sebelum dan
sesudah intervesi untuk
mengevaluasi keefektifitasannya
4. 4. Angka pada tiap bagian tubuh
bisa digunakan untuk studi
epidemiologi
39
7. Masalah kesehatan dan lingkungan
- Kualitas air : mengandalkan air tanah yang mengandung Fe dan Mn, penampungan
dari air hujan serta adanya bakteri dalam air
- Limbah : open dumping dan limbah cair dialirkan ke kolam khusus
- Kesehatan : dokter hanya ada dihari kamis hingga jam 12 siang, 5 besar peyakit dalam
1 tahun ( ISPA, MSD’s, DBD, Diare,luka dan terjepit)
a. Bagaimana seharusnya pembuangan dan pengelolaan limbah?
Merubah metode Open dumping menjadi Sanitary Landfill, lahan penimbunan
dibagi atas beberapa area yang dibatasi oleh tanggul/parit. Penutupan timbunan tanah
dilakukan setiap hari sehingga masalah bau, asap dan lalat dapat dikurangi.
Jenis-jenis proses pengolahan limbah secara fisik dan kimia antara lain:
1) Proses pengolahan secara kimia:
- Reduksi-Oksidasi
- Elektrolisasi
- Netralisasi
- Presipitasi/Pengendapan
- Solidifikasi/Stabilisasi
- Absorpsi
- Penukaran ion, dan
- Pirolisa
2) Proses pengolahan limbah secara fisik:
40
- Pembersihan gas: Elektrostatik presipitator, Penyaringan partikel, Wet
scrubbing, dan Adsorpsi dengan karnbon aktif
- Pemisahan cairan dengan padatan: Sentrifugasi, Klarifikasi, Koagulasi, Filtrasi,
Flokulasi, Floatasi, Sedimentasi, dan Thickening
- Penyisihan komponen-komponen yang spesifik: Adsorpsi, Kristalisasi, Dialisa,
Electrodialisa, e, Leaching, Reverse osmosis, Solvent extraction, dan Stripping
41
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah
dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan
pada tahapan ini ialah gravity thickener dan solid bowl centrifuge. Tahapan ini
pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya
pada tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler gravity
thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah menggunakan
proses flotation pada tahapan awal ini.
b. Treatment, stabilization, and conditioning
Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan
menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses
pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia
berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahanbahan kimia
dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan
memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan
destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses
destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang
terlibat pada tahapan ini ialah lagooning, anaerobic digestion, aerobic
digestion, heat treatment,polyelectrolite flocculation, chemical conditioning,
dan elutriation.
c. De-watering and drying
De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi
kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat
pada tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa
digunakan adalah drying bed, filter press, centrifuge, vacuum filter, dan belt
press. 4. Disposal Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3.
Beberapa proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis,wet
air oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah B3
umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well.
2. Solidification/Stabilization
Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization juga
dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat
didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif)
dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk
mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan
42
sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif.
Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti
yang sama.
Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi
menjadi 6 golongan, yaitu:
a) Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah
dibungkus dalam matriks struktur yang besar
b) Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan
pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat
mikroskopik
c) Precipitation
d) Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada
bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
e) Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke
bahan padat.
f) Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi
senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama
sekali.
3. Incineration
Teknologi pembakaran (incineration) adalah alternatif yang menarik dalam
teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah
hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan
solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya
memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak
kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun,
insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen
limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu,
insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.
43
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi
(heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan
berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya
energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling
umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple
hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste
injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln
mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan
gas secara simultan.
46
47
d. Bagaimana pengelolaan air bersih?
48
PDAM merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang pengolahan
dan pendistribusian air bersih.Beberapa fasilitas yang dimilki dalam pemprosesan air
bersih antara lain : intake, menara air, clarifier, pulsator, filter, dan reservoir. Semua
perlatan – peralatan tadi dapat dioperasikan melalui system computer yang ada. Selain
berbagai macam peralatan, PDAM juga menggunakan bahan kimia seperti : kaporit
dan tawas dalam proses pengolahan air bersih. Air yang diproduksi dipantau
kualitasnya oleh laboratorium. Sehingga air yang dihasilkan selalu memenuhi standar
kesehatan air bersih.
1) Intake
Intake merupakan bangunan yang berfungsi untuk menangkap air dari badan air
(sungai) sesuai dengan debit yang diperlukan bagi pengolahan air bersih.
2) Menara air baku
Menara air baku berfungsi mengontrol dan mengatur laju alir dan tinggi
permukaan air baku agar tetap konstan, sehingga proses pengolahan berupa
pembubuhan bahan kimia, koagulasi, pengendapan, dan penyaringan dapat
berjalan dengan baik serta maksimal.
3) Clarifier
Clarifier sebagai tempat terjadinya koagulasi. Di Clarifier air dibersihkan dari
kotorankotoran dengan cara mengendapkan kotorankotoran yang terdapat didalam
air tersebut pada lamlar yang berupa jaringjaring besi pada bagian bawah Clarifier.
Kotorankotoran yang mengendap akan dibuang melalui pipa saluran pembuangan.
4) Rapid mixing (bangunan pengaduk cepat)
Bangunan pengaduk cepat berfungsi sebagai tempat pencampuran koagulan
dengan air baku sehingga terjadi proses koagulasi.
49
5) Slow mixing (bangunan pengaduk lambat)
Proses pengadukan lambat (slow mixing) terjadi pada pulsator Di sini flok – flok
yang lebih besar akan terbentuk dan stabil, sehingga akan lebih mudah untuk
diendapkan dan disaring. Cara kerja pulsator yaitu dengan sistem ruang hampa
bekerja dengan menaikkan dan menurunkan air, sehingga flok – flok yang ada
dapat bercampur. Lumpur dari endapan partikel flokulen dibuang setiap 15 (lima
belas) menit sekali. Setelah mengalami proses pada pulsator, diharapkan tingkat
kekeruhan air mencapai 1 FTU yang selanjutnya akan diproses di filter.
6) Bangunan filtrasi
Bangunan filtrasi yang berfungsi sebagai tempat proses penyaringan butirbutir
yang tidak ikut terendap pada bak sedimentasi dan juga berfungsi sebagai
penyaring mikroorganisme atau bakteri yang ikut larut dalam air. Bangunan filtrasi
biasanya menggunakan pasir silica yang berwarna hitam setebal 80 cm dan juga
kerikil. Pasir ini digunakan karena lebih berat dan lebih menempel flokfloknya.
7) Reservoir
Bangunan reservoir merupakan bangunan tempat penampungan air bersih yang
telah diolah sebelum didistribusikan ke rumahrumah pelanggan
50
Setelah proses koagulasi dan flokulasi, air tersebut di diamkan sampai gumpalan
kotoran yang terjadi mengendap semua. Setelah kotoran mengendap air akan
tampak lebih jernih.
- Filtrasi
Pada proses pengendapan tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua.
Butiran gumpalan kotoran kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan
mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayanglayang
dalam air. Untuk mendapatkan air yang betulbetul jernih harus dilakukan proses
penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah
diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir silika.
- Desinfeksi
Pemberian desinfektan (gas khlor) pada air hasil penyaringan bertujuan agar dapat
mereduksi konsentrasi bakteri secara umum dan menghilangkan bakteri pathogen
(bakteri penyebeb penyakit).
51
Dampak yang dapat ditimbulkan adalah tidak terpenuhinya pelayaan kesehatan
yang berakibat terlambatnya penanganan kesehatan pekerja, angka kematian akibat
kecelakaan dapat bertambah akibat tidak adanya dokter jaga, dan lain-lain.
f. Apa saja yang harus diubah agar peran dokter terpenuhi di perusahaan tersebut?
PT ARWN memiliki 300 orang pekerja, ditambah resiko yang tinggi untuk
terjadinya penyakit akibat kerja karena perlindungan yang kurang baik terhadap
karyawan perusahaan. Jika melihat tabel diatas, maka untuk keadaan seperti PT
ARWN, perusahaan seharusnya memiliki klinik sendiri (sudah terpenuhi) dengan
dipimpin oleh dokter yang praktik setiap hari kerja dan di tiap shift kerja harus ada
poliklinik jaga (belum terpenuhi).
Secara umum, berdasarkan UU No. 23 pasal 23 (3), suatu perusahaan
diwajibkan untuk memiliki pelayanan kesehatan kerja. Pelayanan kesehatan kerja ini
52
dipimpin oleh tenaga kesehatan yang telah ditetapkan sesuai dengan UU No 24 tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran dan PP No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
yaitu tenaga kesehatan yang profesional dan terlatih di bidangnya.
Kesehatan kerja meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kegiatan promotif misalnya; pendidikan dan penyuluhan tentang PHBS di lingkungan
kerja, pemeliharaan tempat kerja untuk mencapai lingkungan kerja yang sehat, dan
olahraga. Kegiatan preventif misalnya; pemeriksaan kesehatan awal, berkala, dan
khusus pada karyawan, identifikasi dan manajemen resiko di lingkungan kerja,
surveilans PAK, kecelakaan kerja, dan penyakit umum lainnya, pemeriksaan kualitas
air minum dan kualitas kebersihan makanan/pekerja kantin. Kegiatan kuratif misalnya;
pertolongan pertama pada keadaan emergeny, pemeriksaan fisik dan penunjang,
deteksi dini dan pengobatan segera terhadap PAK dan KK. Pelayanan rehabilitatif
contohnya; evaluasi tingkat kecacatan pekerja, rekomendasi penempatan tenaga kerja
yang cacat dan setelah perawatan yang lama ke tempat yang sesuai dengan
kemampuannya. Selain itu, ada juga pelayanan rujukan untuk merujuk karyawan ke
sarana kesehatan yang lebih memadai.
53
V. Learning Issues
V.1. SANITASI AIR
Sanitasi Air
Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan
lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar,1995).
Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban),
pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.
Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia
sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak
diperhatikan maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia.
untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang
yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil
kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya (Wardhana, 2004).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990, yang di
maksud air bersih adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan seharihari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah di masak. Air bersih
merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara
sehat. ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi
setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Sarana sanitasi air adalah
bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan
membagi-bagikan air bersih untuk masyarakat. Jenis sarana air bersih ada beberapa macam
yaitu PAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam ,
tempat penampungan air hujan, penampungan mata air, dan perpipaan. Sirkulasi air,
pemanfaatan air, serta sifat-sifat air memungkinkan terjadinya pengaruh air terhadap
kesehatan.
Secara khusus, pengaruh air terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung (Slamet, 2002).
Manfaat Air
Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan adalah (Usman D, 2000):
1. Untuk keperluan air minum.
2. Untuk kebutuhan rumah tangga I (cuci pakaian, cuci alat dapur, dan lainlain).
3. Untuk kebutuhan rumah tangga II (gelontor, siram-siram halaman)
4. Untuk konservasi sumber baku PAM.
54
5. Taman Rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cuci tangan).
6. Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang dikaitkan dengan proses kegiatan
bahan-bahan/ minuman, WC dan lain-lain)
7. Perindustrian I (untuk bahan baku yang langsung dikaitkan dalam proses membuat
makanan, minuman seperti the botol, coca cola, perusahaan roti dan lain-lain).
8. Pertanian/ irigasi
9. Perikanan.
V.2. HAZARD
HAZARD
1. Hazard keselamatan
Hazard ini merupakan hazard paling sering dan terdapat pada hampir setiap tempat kerja.
Hal ini termasuk dari kondisi yang unsafe (tidak selamat) yang dapat menyebabkan cedera,
penyakit, dan kematian. Hazard keselamatan termasuk:
- Tripping hazard: akibat adanya cairan di lantai, koridor yang terblokir atau adanya kabel
yang melintasi lantai
57
- Bekerja dalam ketinggian: tangga, panggung/perancah, atap, atau area apapun yang
memiliki ketinggian
- Mesin yang tidak ada perlindungan dan mesin yang bergerak: perlindungannya yang
dilepaskan atau adanya bagian mesin yang bergerak sehingga pekerja dapat tidak
sengaja menyentuh
- Hazard elektrik: kabel yang robek, ground pin, pemasangan kawat yang tidak benar
- Ruang yang terbatas
- Hazard terkait mesin: lockout/tagout, keamanan boiler, forklifts, dll)
2. Hazard biologi
Berhubungan dengan bekerja dengan hewan, manusia, atau material tanaman yang
infeksius. Pekerjaan di sekolah, penitipan anak, universitas, rumah sakit, laboratorium,
IGD, panti jompo, okupasi outdoor, dll dapat mengexpose pekerja ke hazard biologi. Hal
yang berpotensi dapat terekspos:
- Darah dan cairan tubuh lain
- Fungi/lumut
- Virus dan bakteri
- Tanaman
- Gigitan serangga
- Feses hewan dan unggas
3. Hazard fisik
Faktor di lingkungan yang dapat melukai tubuh tanpa menyentuhnya. Hazard fisik
termasuk:
- Radiasi: ionizing, nonionizing (EMF’s, microwaves, radiowaves,dll)
- Paparan terhadap matahai/ sinar UV
- Temperature yang ekstrim: dingin dan panas
- Suara yang keras dan terus menerus
4. Hazard ergonomis
Terjadi apabila tipe pekerjaa, posisi tubuh, dan kondisi bekerja menimbulkan ketegangan
terhadap tubuh. Paparan dalam jangka pendek mengakibatkan pegal pada keesokan harinya
atau behari-hari setelah paparan, tetapi paparan jangka panjang dapat menyebabkan
penyakit yang kronis.
- Kursi dan stase tempat bekerja tidak baik
- Sering mengangkat
- Postur buruk
- Gerakan yang kaku, khususnya repetitive
58
- Mengulang gerakan yang sama terus-terusan
- Harus menggunakan tenaga yang terlalu banyak, khususnya apbila sering
- vibrasi
5. Hazard kimia
Apabila pekerja terekspos dengan bahan kimia di tempat kerja (solid, liquid, atau gas).
Beberapa bahan mungkin aman, tetapi beberapa pekerja mungkin lebih sensitive terhadap
bahan kimia, sehingga larutan yang biasa pun dapat meyebabkan penyakit, iritasi kulit,
atau masalah pernapasan. Berhati-hatilah dengan:
- Cairan seperti produk pembersih, cat, zat asam, solven khususnya pada bahan kimia
yang tidak dilabel
- Uap dapat berasal dari mesin pengelas atau paparan terhadap solven
- Gas seperti asetilen, propan, karbon monoksida, dan helium
- Material yang mudah terbakar, seperti bensin, solve, dan bahan kimia yang dapat
meledak
- pestisida
6. Hazard organisasi kerja
Hazard atau stressor yang menyebabkan stress (efek jangka pendek) dan tegang (efek
jangka panjang). Hazard ini berkaitan dengan isu tempat kerja, seperti beban kerja,
kurangnya kontrol atau hormat. Contoh dari hazard organisasi kerja:
- Permintaan kerja
- Kekerasan di tempat kerja
- Intensitas dan/atau kecepatan
- Kehormatan
- Fleksibilitas
- Kontrol
- Dukungan social dan relasi
- Pelecehan seksual
Teknologi Pengolahan
Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling
populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan
incineration.
1. Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. Tujuan utama
dari chemical conditioning ialah:
- menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur
- mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
- mendestruksi organisme patogen
- memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioningyang masih memiliki nilai
ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion
60
- mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan
dapat diterima lingkungan
VI. Kesimpulan
PT ARWN yang berdomisili di daerah Ogan Ilir Sumatera Selatan memiliki 5 faktor hazard.
1. Hazard fisik
- Noise menggunakan APD (ear plug)
- Hand and arm vibration penggunaan APD, penambahan jam istirahat pekerja,
melakukan rotasi kerja, merekrut lebih banyak pekerja, atau menggunakan alat yang
dapat membantu meringankan pekerjaan pegawai
- Suhu ekstrim menggunakan APD
- Kecelakaan dalam penggunaan mesin pabrik menggunakan APD
2. Hazard kimia
- Debu dari pembuatan marmer menggunakan APD
- Korosif, beracun, atau fumes akibat penggunaan mesin pabrik menggunakan APD
- Pencemaran air, udara, dan tumbuhnya sarang vektor penyakit karena pengelolaan
limbah yang salah
- Penggunaan air tanah yang mengandung Fe dan Mn menggunakan air dari PAM
atau mengganti open dumping dengan sanitary landfill
3. Hazard biologi
- Air yang digunakan mengandung bakteri coliform mengganti open dumping
dengan sanitary landfill
- Vector DBD melakukan observasi lingkungan kerja
- Kantin tidak memiliki sertifikat dan kokinya belum pernah dilakukan tes kesehatan
melakukan tes kesehatan untuk koki dan pelatihan food hygiene handling seperti
Haccp.
4. Hazard psikososial
- Waktu kerja pegawai melebehi batas standar dapat menyebabkan depresi dan stres
meningkat melakukan rotasi, atau merekrut lebih banyak pekerja
- Pegawai kerja 50% dari luar kota sehingga jauh dari keluarga
- Pengaruh lingkungan berupa narkoba dan alkohol penyusunan kebijakkan yang
jelas mengenai penggunaan narkoba dan alkohol, pelatihan supervisor atau pengawas,
63
edukasi pada karyawan, pemeriksaan urin, dan sertifikasi pada perusahaan yang bebas
narkoba.
- Pelayan kesehatan kerja yang tidak sesuai menurut menteri tenaga kerja dan
transmigrasi RI No. 03/MEN/1982 sokter harus datang setiap hari kerja, membuat
poliklinik di setiap shift kerja
5. Hazard ergonomi
- Waktu kerja yang terlalu lama serta mengangkat barang berat dapat menyebabkan
MSD’s, low back pain, dan sakit otot lainnya penambahan jam istirahat pekerja,
melakukan rotasi kerja, merekrut lebih banyak pekerja, melakukan senam disela-sela
bekerja, dan menggunakan alat yang dapat membantu meringankan pekerjaan pegawai
- Pengguanaan mesin pabrik menyebabkan bahaya resiko repetitive motions, awkward
postures, contact stresses, vibration, forceful exertions, dan duration penggunaan
APD, penambahan jam istirahat pekerja, melakukan rotasi kerja, merekrut lebih
banyak pekerja, atau menggunakan alat yang dapat membantu meringankan pekerjaan
pegawai
64
DAFTAR PUSTAKA
65
http://www.gmf-aeroasia.co.id/wp-content/uploads/bsk-pdf-
manager/12_UU_NO_13_TAHUN_ 2003_TENTANG_KETENAGAKERJAAN.PDF
http://ikk357.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/313/2013/01/PENGOLAHAN-LIMBAH-B3.pdf
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Pengelolaan%20limbah.pdf
Kasiman. 2014. Hazard.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42086/4/Chapter%20II.pdf, diunduh pada 17
Mei 2016
Badan Standarisasi Nasional. Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran
tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja.
https://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2013/03/sni-nab.pdf, diakses pada 17 Mei
2016
66