Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

GEOFISIKA PERTAMBANGAN

“Metode-metode Geofisika Yang digunakan Dalam Eksplorasi


Hingga Proses Reklamasi Dalam Proses Pertambangan Marmer”

KHAIRUL ANWAR

R1A119024

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

TEKNIK GEOFISIKA

SEMESTER 2021-2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah wabarakatuh.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
“Metode-metode Geofisika Yang digunakan Dalam Eksplorasi Hingga Proses Reklamasi
Dalam Proses Pertambangan Marmer” ini tepat pada waktunya.
Tugas ini telah saya kerjakan secara maksimal dengan kemampuan dan keterbatasan
yang dimiliki. Terimakasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam berlangsungnya
pengerjaan tugas makalah ini utamanya pada dosen yang telah memberi tugas makalah ini
dan pemilik referensi sebagai acuan penulisan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami sadarsepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini
untuk kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Kendari, 23 Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia memiliki beranekaragam kekayaan alam. Indonesia menyimpan sumber
daya alam yang sangat besar, seperti nikel, emas, marmer, dan sebagainya yang selama ini
sebagian besar telah dilakukakan penambangan terhadapnya.
Batuan adalah semua bahan penyusun kerak bumi dan biasanya berupa agregat
mineral-mineral yang telah mengeras, (Kosmono). Batuan menurut genesanya (asal batuan)
dibagi menjadi batuan beku, metamorf/malihan,sedimen, dan piroklastis.
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis. Proses
metamorfosis hanya terjadi di dalam bumi. Proses tersebut mengubah tekstur asal batuan,
susunan mineral batuan, atau mengubah keduanya sekaligus. Proses ini terjadi dalam solid
state, artinya batuan tersebut tidak melebur. Meskipun demikian, penting diingat bahwa
fluida (terutam air) memiliki peranan yang penting dalam proses metamorfosis.
Marmer adalah jenis batuan metamorf Kristalin yang berasal dari proses metamorfosa
atau malihan dari batugamping (limestone) maupun dolomit. Pengaruh suhu dan tekanan
yangd ihasilkan oleh gaya endogen,menyebabkan terjadinya rekristalisasi,akibat rekristalisasi
tersebut akan menghilangkan struktur asal batuan tersebut tetapi akan membentuk
teksturbaru, keteraturan butir.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud batu marmer?
2. Bagaimana proses eksplorasi batu marmer?
3. Bagaimana proses pengolahan/pertambangan batu marmer?
4. Bagaimana proses reklamasi pasca pertambangan batu marmer?

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui apa itu batu marmer
2. Mengetahui proses eksplorasi batu marmer
3. Mengetahui proses pengolahan/pertambangan batu marmer
4. Mengetahui proses reklamasi pasca pertambangan batu marmer
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batu Marmer


Marmer atau yang biasa disebut batu pualam adalah jenis batuan metamorf Kristalin
yang berasal dari proses metamorfosa atau malihan dari batugamping (limestone) maupun
dolomit. Pengaruh suhu dan tekanan yangd ihasilkan oleh gaya endogen,menyebabkan
terjadinya rekristalisasi,akibat rekristalisasi tersebut akanmenghilangkan struktur asal
batuantersebut tetapi akan membentuk teksturbaru, keteraturan butir.
Secara Bahasa kata Marmer berasal dari bahasa yunani yaitu Marmaron dari asal kata
marmaros, batu bersinar, batu kristal, mungkin katakerja marmairo, berkilau atau bersinar. ini
juga merupakan dasar untuk kata marmer dalam bahasa inggris marmoreal yang berarti
seperti marmer.
Akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur asal batuan tersebut tetapi
akan membentuk tekstur baru, keteraturan butir. Pembentuk mineral ini di Indonesia yang
sudah ditemukan adalah sekitar 30–60 juta tahun yang lalu atau berumur Kwarter hingga
Tersier.
Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping.Setiap ada batu
marmer akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada
marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang
mempengaruhinya baik berupa tekanan maupun perubahan temperatur yang tinggi.Marmer
(Marble) adalah batuan metamorf terdiri dari mineral karbonat yang mengkristal kebanyakan
kalsit dan dolomit. ahli geologi menggunkan kata marmer untuk merujuk pada batuan kapur
bermetamorfosis.namun tukang batu menggunakan istilah yang lebih luas. Pada umumnya
ditemukan terutama dengan penampakan warna putih, selain variasi warna merah, kuning,
coklat, abu-abu, biru dan hitam. Mempunyai berat jenis 2,9,kerapatan kurang lebih 2,8
3 3
gr /cm dan kuat tekanan kurang lebih 900 gr /cm Komposisi kimia marmer sama
dengan batugamping, yaitu CaCo 3 kadang-kadang terdapat unsut Mg yang beraal dari
dolomit. Warna marmer yang umum adalah keputihan atau krem. Adanya beberapa unsur
pengotor padamarmer akan menghasilkan warna-warna yang berbeda seperti kemerahan,
kehitaman, kecoklatan dan kehijauan.
Marmer putih yang murni adalah hasil dari metamorfosis dari (silikat) dangat murni
batu kapur atau dolomit protolith. Karakteristik dan vena banyak jenisnya dan motifnya
karena marmer terkena kotoran berbagai mineral seperti tanah liat, pasir, oksida besi dan
rijang yang pada awalnya hadir sebagai butir atau lapisan dalam batu kapur.
Warna hijau pada batuan marmer itu sering di sebabkan oleh serpentinyang di
hasilkan dari batu kapur dan magnesium awalnya tinggi atau dolostone dengan kotoran silika.
kotoran ini telah di mobilisasi dan rekrsitalisasi oleh tekanan intens dan panas metamorfisme
tersebut.
2.2. Metode Yang Digunakan Untuk Melakukan Eksplorasi Batu Marmer
Untuk mengetahui besarnya cadangan suatu tubuh marmer
maka biasanya dilakukan eksplorasi geofisika agar diketahui baik penyebaran horizontal
maupun vertikal, kemudian dbuat sumur uji dan pemboran untuk mengetahui ketebalan
lapisan. Untuk mengetahui kualitas marmer di suatu lokasi maka diambil sampel yang diuji di
laboratorium baik fisika maupun kimia, secara mikroskopis.

2.3. Tahapan Proses Pertambangan Batu Marmer


1. Metoda dan Sistem Penambangan

Kegiatan Penambangan pada intinya dibagi atas tiga kegiatan yaitu


pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan mineral berharga yang akan diambil.
Kegiatan penambangan berdasarkan sistemnya terdiri dari sistem tambang terbuka
(open pit), sistem tambang bawah tanah (underground mining), dan sistem tambang
bawah air (underwater mining).
2. Sistem Penambangan
Sistem penambangan yang diterapkan di perusahaan adalah sistem
penambangan terbuka (open pit) dan metode khusus yang digunakan adalah Quarry.
Metode penambangan Open Cut / Open Mine yaitu penambangan yang dilakukan
dengan cara pengeboran dan penggergajian pada ukuran blok dari atas ke bawah
dengan cara berjenjang.
Seperti yang tersebut diatas, penambangan marmer bertujuan untuk
menghasilkan blok batuan yang mempunyai ukuran dimensi tertentu. Ukuran blok
batuan ini disesuaikan dengan kapasitas alat-alat pengolahan di pabrik. Pada dasarnya
dimensi batuan yang dibongkar adalah 22m x 2m x 7m. Setelah terbongkar kemudian
bongkah batu berukuran besar tadi direduksi ukurann 24 menjadi berukuran blok
kecil. Pada kenyataannya dilapangan ukuran dan bentuk bongkahan yang dihasilkan
tidak selalu sesuai dengan harapan. Seringkali dihasilkan hanya sedikit yang
memenuhi kriteria, bahkan terkadang lebih banyak batuan yang terbongkar hanya
dimanfaatkan sebagai berangkal (by product / avkir) hal ini disebabkan oleh jumlah
dan arah rekahan yang dijumpai pada badan batuan.
3. Tahapan Penambangan
tahap-tahap penambangan batu marmer meliputi :
a. Tahap Pengeboran
b. Tahap Penggergajian
c. Tahap Pemuatan
d. Tahap Pengangkutan
e. Tahap Pengolahan

4. Tahap Pengeboran
Pengeboran dilakukan untuk membuat lubang tembusan agar kawat intan yang
akan digunakan untuk proses penggergajian (pemotongan) dapat terhubung diantara
batuan induk dengan mesin gergaji. Alat bor yang digunakan yaitu Boller merk
MARINI ITALY yang digerakan oleh bantuan tenaga kompresor. Batang bornya
berukuran panjang masing-masing 1m dan berdiameter 10cm. Kompresor yang
digunakan merk Air Man PDS 655 dan sebuah Tank udara sebagai cadangan udara
apabila kompresor macet.
5. Tahap Penggergajian

Pemuatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisikan material


hasil pemotongan ke dump truck. Kegiatan pemuatan material ini dilakukan oleh
backhoe yang mengeruk batuan hasil pemotongan untuk dimuatkan ke Dump Truck
yang selanjutnya diangkut dan dibawa ke pabrik untuk dilakukan pengolahan. Dalam
tahap pemuatan menggunakan back hoe merk KOBELCO SK 200.
6. Tahap Pengangkutan
Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk membawa material hasil
pemotongan dari front penambangan ke tempat pengolahan untuk dilakukan
pemotongan sesuai ukuran yang diinginkan. Dalam proses ini, backhoe ikut berperan
dalam pemuatan hasil peledakan ke dump truck. Dump Truck yang digunakan adalah
“Tambin” keluaran tahun 1942 yang terikat lagi dengan menggunakan mesin
Mitsubishi fuso yang berkapasitas 40 ton. Pada saat ini truk yang masih aktif
beroperasi sebanyak 3 buah.
7. Tahap pengolahan

Pengolahan di PT. Bandung Marmer dilakukan dengan cara penggergajian,


penggergajian merupakan tahap dimana material yang berukuran besar/bongkahan
yang diangkut dari tambang (run of mine) ke tempat pemotongan. Kegiatan
pengolahan bertujuan untuk memperoleh ukuran material batuan tertentu sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan (pasar) atau sesuai dengan persyaratan yang
diperlukan untuk proses berikutnya. Pada tahap pemotongan memproses bahan baku
yang diperoleh dari hasil penambangan yang berupa batuan marmer yang diolah
menjadi produk siap pakai dalam pemasaran, dari kegiatan ini batuan yang diangkut
oleh dump truck ditempatkan ke dalam alat pemotongan, untuk memperoleh hasil dari
batuan yang diinginkan, keadaan ini dilakukan dengan pengolahan menggunakan
mesin pemotong.
Pada kegiatan pengolahan dilakukan beberapa tahapan antara lain :
a. Pemotongan I Pemotongan pertama ini yaitu proses pemotongan bahan
baku menjadi ukuran ± 2,5 meter x 35 mm x 17 mm (panjang, lebar, tebal)
menggunakan mesin yang bernama Block Cutter merk S4C Schio Italy.
b. Pembersihan dan Pengkilapan Setelah batuan baku terpotong habis
menjadi ukuran yang telah ditentukan, batuan tersebut diangkut menuju
mesin pembersihan dan pengkilapan yang dinamakan mesin LEM
c. Penyesuaian ukuran Proses penyesuaian ukuran dilakukan setelah proses
pembersihan dan pengkilapan. Ukurannya bermacam-macam, mulai dari
ukuran 10x10cm2 , 15x30cm2 , 20x30cm2 , 30x30cm2 , 40x40cm2 ,
60x40cm2 hingga ukuran terbesar 60x60cm2 . Proses penyesuaian ukuran
ini menggunakan alat yang dinamakan mesin ARY
d. Pemolesan Proses merupakan proses terakhir dari kegiatan pengolahan
sebelum pengepakan (packing). Proses pemolesan terdiri dari 2 tahap,
yaitu proses pengeleman dan proses pemolesan.
e. Pengeleman Pengeleman merupakan proses penambalan batu marmer
yang retak supaya kokoh dan permukaannya rata. Bahan-bahan
pengeleman yaitu campuran dari resin, kalsium dan bahan kimia lain
sebagai pengeras (katalis cair) dan pewarna (oker) untuk bagian atas, dan
campuran dari kalsium, lem kayu dan semen putih untuk bagian
bawahnya. Proses pengeleman ini berlangsung masing-masing 2x hingga
akhirnya mengering dan siap untuk dipoles.
f. Pemolesan Proses pemolesan dilakukan setelah proses pengeleman selesai
dan sudah benar-benar kering dan siap dipoles. Pemolesan ini
menggunakan mesin poles.

2.4. Proses Reklamasi Pasca Pertambangan


Kerusakan lingkungan semakin hari semakin bertambah kompleks sehingga kita pun
merasakan bumi semakin panas. Ini disebabkan berkurangnya ruang yang ditumbuhi oleh
pepohonan. Kerusakan ini disebabkan oleh penambangan, perkebunan dan aktivitas
penduduk.
Kegiatan pertambangan dapat berdampak pada perubahan atau rusaknya ekosistem.
Ekosistem yang rusak diartikan sebagai suatu ekosistem yang tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya secara optimal,seperti perlindungan tanah, tata air, pengatur cuaca, dan fungsi-
fungsi lainnya dalam mengatur perlindungan alam lingkungan.Penambangan yang dilakukan
dengan sistem tambang terbuka (SurfaceMining) menggunakan metode Open Cut, dimana
penambangan dimulai dari pemotongan punggung bukit ke bawah dengan membuat bench
sehingga terbentuk seperti bongkahan. Akibat dari kegiatan penambangan tersebut
menimbulkan dampak bagi lahan bekas tambang, seperti terjadinya erosi,terganggunya
keseimbangan ekosistem, adanya genamgan iar pada lahan bekas tembang dan pada musim
kemarau daerah tersebut akan lebih panas akibat tidak adanya pepohonan.
Untuk menghindari dampak yang ditimbulkan pada lahan bekas tambang,maka perlu
menerapkan sistem pengelolaan lingkungan pada lahan bekas tambang tersebut dengan cara
reklamasi berupa revegetasi untuk mengembalikan fungsi lingkungan.
Reklamasi adalah Kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan
yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan umum, agar dapat berfungsi dan berdaya
guna sesuai dengan peruntukanya. Reklamasi bertujuan meningkatkan ketaatan dari
pemegang izin usaha pertambangan tahap eksploitasi atau operasi produksi dalam
melaksanakan reklamasi lahan bekas tambang, sesuai dengan rencana yang disetujui oleh
pejabat yang berwenang.
Secara umum kegiatan reklamasi meliputi dua tahapan yaitu pemulihan lahan bekas
tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu ekologinya,kemudian mempersiapkan
lahan tersebut yang sudah diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan selanjutnya. Sasaran
akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan bekas tambang agar kondisinya aman,
stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali.Reklamasi lahan pasca
penambangan batumarmer adalah dalam bentuk revegetasi dengan membudidayakan
keanekaragaman jenis tanaman yang sesuai dengan daerah tersebut. Revegetasi merupakan
upaya penghijauan untuk mengembalikan fungsi lahan tersebut dapat produktif kembali agar
dapat dimanfaatkan selanjutnya dalam jangka panjang.
a. Regrading
Regrading dimaksudkan untuk mengatur bentuk lahan yang disesuaikan
dengan keadaan topografi dan hidrologi setempat untuk keperluan revegetasi.
Pekerjaan ini meliputi perataan atau menutup lubang bukaan tambang secara aman
dan permanen, dan mngembalikan sub soil (campuran antara top soil danoverburden).
Kegiatan ini melibatkan beberapa alat mekanis, seperti bulldozer,excavator, dan dump
truck.
b. Revegetasi
Pelaksanaan reklamasi areal bekas tambang dengan revegetas, pada dasarnya
belajar dari pertumbuhan tanaman menurut suksesi alami. Akan tetapikarena suksesi
alami berlangsung sangat lambat, maka dalam pelakasanaan revegetasi dilakukan
dengan manipulasi lahan dan rekayasa teknologi agar penutupan lahan berlangsung
cepat. Manipulasi lahan dan rekayasa teknologiyang dilkukan dalam revegetasi antara
lain : menanam jenis tumbuhan yangtumbuh cepat dan dapat memperbaiki struktur
tanah, menanam tumbuhan berkayu jenis tanaman pionir yang tumbuh secara alami,
dan melakukan pemupukan secara berkala, serta melakukan pemelihraan tanaman
secara intensif
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Marmer atau yang biasa disebut batu pualam adalah jenis batuan metamorf Kristalin
yang berasal dari proses metamorfosa atau malihan dari batugamping (limestone) maupun
dolomit. Pengaruh suhu dan tekanan yangd ihasilkan oleh gaya endogen,menyebabkan
terjadinya rekristalisasi,akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur asal batuan
tersebut tetapi akan membentuk teksturbaru, keteraturan butir.
Untuk mengetahui besarnya cadangan suatu tubuh marmer
maka biasanya dilakukan eksplorasi geofisika agar diketahui baik penyebaran horizontal
maupun vertikal, kemudian dbuat sumur uji dan pemboran untuk mengetahui ketebalan
lapisan. Untuk mengetahui kualitas marmer di suatu lokasi maka diambil sampel yang diuji di
laboratorium baik fisika maupun kimia, secara mikroskopis.
Berberapa tahapan dalam proses pertambangan yaitu mulai Tahap eksplorasi, Tahap
perencanaan, Tahap Pengeboran, Tahap Penggergajian, Tahap Pemuatan, Tahap
Pengangkutan, Tahap Pengolahan, hingga tahap reklamasi.
Reklamasi adalah Kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan
yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan umum, agar dapat berfungsi dan berdaya
guna sesuai dengan peruntukanya. Reklamasi bertujuan meningkatkan ketaatan dari
pemegang izin usaha pertambangan tahap eksploitasi atau operasi produksi dalam
melaksanakan reklamasi lahan bekas tambang, sesuai dengan rencana yang disetujui oleh
pejabat yang berwenang. Dalam hal ini reklamasi marmer dilakukan dengan cara melakukan
revegatasi.

3.2 Saran
Saran saya untuk kedepannya agar pembagian materinya lebih baik lagi. terimakasih

Anda mungkin juga menyukai