TENAGA LISTRIK
SESUAI PUIL 2000
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik adalah instalasi listrik milik
pelanggan atau yang ada di sisi pelanggan.
Definisi umum :
1. Yang dimaksud pelanggan, adalah orang yang membeli,
berlangganan atau menggunakan barang atau sesuatu yang lainnya.
2. Yang dimaksud pelanggan PLN adalah pihak yang membeli,
berlangganan atau menggunaka n energi lsitrik PLN.
Definisi khusus/ spesifik :
1. Yang dimaksud instalasi pemanfaatan tenaga listrik, adalah instalasi
listrik yang dimulai dari (setelah) APP, diteruskan ke instalasi sirkit
utama, PHB utama, sirkit cabang sampai dengan sirkit akhir.
2. Merupakan instalasi listrik yang memanfaatkan energi listrik dari
pemasok (PIN).
34
Jenis dan ruang lingkup :
1. Instalasi domestik (rumah tangga/ rumah tinggal) :
a. Adalah instalasi listrik untuk rumah tempat tinggal, rumah
kontrakan, rumah susun milik perseorangan, rumah susun milik
Perumnas, asrama milik swasta, asrama mahasiswa, dan lain-
lain.
b. Golongan tarif R.
2. Instalasi bangunan (non domestik) :
a. Sosial : rumah sakit, rumah ibadah, panti sosial, pusat rehabilitasi
cacat , asrama pelajar milik pemerintah, kantor partai politik,
kantor LSM, museum, dan lain-lain. Golongan tarif S.
b. Bisnis : usaha jual beli barang/ jasa, perhotelan, usaha perbankan,
perdagangan, kantor firma, CV, PT, atau badan hukum yang
bergerak dalam bidang perdagangan, pergudangan, praktek
dokter bersama, dan lain-lain. Golongan tarif B.
c. Publik : tenaga listrik yang digunakan untuk kepentingan umum,
kepentingan pemerintah atau fasilitas kantor perwakilan
asing dan lain-lain. Golongan tarif P.
35
3. Instalasi industri :
a. Tenaga listrik untuk kegiatan industri pengolahan, selain untuk
keperluan kegiatan rumah tangga, sosial, bisnis dan publik . Jenis
kegiatan tersebut masuk di dalam International Standard Industrial
Classification of All Economic Activities (ISIC), yang telah disesuaikan
dengan kondisi di Indonesia, dengan nama Klasifikasi Lapangan
Usaha Indonesia (KLUI)
b. Golongan tarif I.
36
Maksud dan tujuan instalasi listrik harus direncanakan,
dipasang dan diperiksa sesuai ketentuan PUIL 2000, agar :
1. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik.
2. Terjamin keselamatan manusia.
3. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta
perlengkapannya.
4. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap
kebakaran akibat listrik.
5. Terjamin perlindungan lingkungan.
6. Tercapai tujuan pencahayaan, yaitu terwujudnya interior
yang efisien dan nyaman.
Ketentuan umum yang harus dipenuhi :
1. Setiap instalasi harus ada rencana instalasi yang disetujui.
2. Instalasi listrik harus dirancang, dipasang dan dipelihara
sedemikian, sehingga tidak menimbulkan bahaya kebakaran dan
mencegah penjalaran kebakaran.
3. Peralatan dan perlengkapan listrik yang dipasang pada instalasi,
harus memenuhi ketentuan :
a. Standar, yaitu harus tercantum dengan jelas tanda kesesuaian
standar dan tanda pengenalnya, antara lain : nama atau logo
pembuat, tegangan, daya dan/ atau arus pengenal, data teknis
lain yang disyaratkan SNI atau standar lain yang berlaku.
b. PUIL 2000, yaitu harus baik dan dalam keadaan berfungsi,
dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi
kemampuannya.
4. Instalasi listrik harus dilengkapi proteksi untuk keselamatan :
a. Proteksi dari kejut listrik.
b. Proteksi dari efek termal.
c. Proteksi dari arus lebih.
d. Proteksi dari tegangan lebih.
5. Instalasi listrik yang baru dipasang atau mengalami perubahan
, harus diperiksa, diuji dan bila perlu dicoba sebelum dioperasikan.
Yang memenuhi ketentuan PUIL 2000, diberi sertifikat.
6. Perencana, pemasang dan pemeriksa instalasi listrik, “harus
memiliki ijin dan harus menggunakan tenaga teknis yang
kompeten” sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya di
bidang ketenagalistrikan.
Ketentuan peralatan :
1. Perlengkapan listrik harus tidak berbahaya dan harus tahan terhadap
kerusakan mekanis, termis dan kimiawi.
2. Selungkup dan rangka logam, harus dilengkapi dengan sekerup dan
terminal untuk pembumian.
3. Pada setiap peralatan listrik harus tercantum dengan jelas penandaan
sesuai ketentuan SNI.
Ketentuan pemasangan :
1. Perlengkapan listrik harus dipasang secara baik, sehingga pelayanan,
pemeriksaan dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
2. Perlengkapan listrik harus dipasang, dihubungkan dan diamankan
sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan bahan yang mudah
terbakar menyala.
3. Selungkup dan rangka logam perlengkapan, harus dibumikan secara baik
dan tepat.
4. Gagang pelayanan dari logam atau sejenisnya, sama sekali tidak boleh
bertegangan dan oleh karenanya harus dihubungkan dengan selungkup dan
rangka itu secara baik dan tepat.
5. Pelayanan dan pengendalian piranti, harus dilakukan dengan pertolongan
sakelar. Oleh karenanya harus dihubungkan dan diputuskan dengan sakelar
tersebut, kecuali untuk lampu, piranti kecil atau kumpulan dari padanya, yang
bersama-sama mempunyai daya tidak lebih dari 1,5 KW.
6. Perlengkapan untuk melayani sakelar motor dan mesin lain yang digerakkan
dengan listrik, harus dipasang sedekat mungkin dengan mesin yang
bersangkutan.
Ketentuan umum kabel instalasi :
1. Semua kabel yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat,
sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa dan diuji.
2. Kabel yang dipasang :
a. Harus memiliki standar atau tanda sertifikasi (SNI atau standar lain yang
diberlakukan) dan tanda pengenal lain dipermukaannya, sepanjang kabel
tersebut sesuai dengan ketentuan standar.
b. Tidak cacat dan tidak rusak.
3. Jenis kabel yang dipilih dan dipasang harus sesuai dengan penggunaannya,
sebagaimana disebut dalam rancangan instalasi dan harus memenuhi
persyaratan PUIL 2000 :
a. Kabel instalasi dalam gedung memiliki warna selubung putih/ abu-abu.
b. Kabel tanah tegangan pengenal 600 sampai 1000 Volt, memiliki warna
selubung hitam.
c. Kabel udara tegangan pengenal 600 Volt sampai 1000Volt, memiliki
warna selubung hitam.
d. Kabel tegangan menengah/ tinggi tegangan pengenal di atas 1000 Volt,
memiliki warna selubung merah.
4. Kabel yang dipilih dan dipasang harus memiliki ukuran memenuhi
persyaratan sesuai dengan beban, sebagaimana tersebut dalam
rancangan instalasi.
5. Kabel yang akan dipasang harus dipilih sedemikian, sehingga jumlah
dan warna isolasinya sesuai dengan rancangan instalasi dan
persyaratan PUIL 2000, yaitu :
a. Warna biru untuk penghantar netral.
b. Warna loreng untuk penghantar pembumian.
c. Warna merah untuk fasa R.
d. Warna kuning untuk fasa S.
e. Warna hitam untuk fasa T.
Kabel fleksibel :
1. Kabel fleksibel hanya dapat digunakan untuk, antara lain :
a. Perkawatan lampu gantung.
b. Perkawatan armatur lampu penerangan.
c. Perkawatan lampu dan piranti randah.
d. Menghindarkan perambatan suara dan getaran.
2. Pemilihan dan pemasangan kabel fleksibel harus sesuai dengan maksud
dan penggunaannya. Untuk penggunaannya tersebut dalam butir ke-3
kabel fleksibel harus dilengkapi dengan tusuk kontak.
3. Kabel fleksibel tidak boleh digunakan dalam hal berikut :
a. Sebagai pengganti perkawatan pasangan tetap suatu bangunan.
b. Melewati lubang pada dinding, langit-langit atau lantai.
c. Melalui lobang pada pintu, jendela dan semacamnya
4. Kabel fleksibel sedapat mungkin hanya digunakan dalam satu kepanjangan
yang utuh (tampa sambungan atau cabang). Sambungan pada kabel
fleksibel hanya diperkenankan jika dipenuhi syarat tersebut dalam PUIL
2000 Pasal 7.11.1.9 s/d 7.11.1.12 dan Pasal 5.2..1.4.
5. Masing – masing penghantar kabel atau kabel – kabel fleksibel tidak boleh
lebih kecil ukurannya dari apa yang tertera dalam tabel 7.1-1 (5.2.1.5).
6. Kabel fleksibel yang tidak lebih kecil dari 0,75 mm2 kabel pipih, atau kabel
yang sifatnya sama, dipandang telah mempunyai pengaman arus lebih oleh
gawai pengaman arus lebih seperti yang dikemukakan dalam 7.5.
7. Kabel harus mempunyai KHA yang sesuai dengan arus nominal
perlengkapan yang dihubungkannya.
8. Kabel fleksibel harus dihubungkan pada perlengkapan atau pengikatnya
sedemikian rupa, sehingga tarikan tidak diteruskan langsung pada
hubungan atau terminal.
9. Kabel lampu :
a. Kabel lampu digunakan untuk instalasi dalam lampu armatur
penerangan atau alat sejenis dalam keadaan tertutup atau terlindung,
bebas dari pengaruh tekukan atau puntiran.
b. Kabel lampu juga digunakan untuk menghubungkan armatur
penerangan dengan sirkit akhir.
c. Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5 mm2.
Pembebanan kabel :
1. Dalam perencanaan dan pemilihan kabel untuk instalasi rumah, gedung
, dan instalasi lainnya, perlu diperhitungkan bahwa pembebanannya tidak
boleh melampaui batas Kemampuan Hantar Arus (KHA) yang ditetapkan
dalam PUIL 2000.
2. Kondisi standar untuk pembebanan kabel inti tunggal dan inti banyak dalam
gedung, ditetapkan dalam PUIL antara lain :
a. Suhu keliling 30 derajat celcius.
b. Pemasangan dalam pipa atau di udara.
c. Suhu penghantar tembaga maksimum 700 C.
d. Berlaku sistem 1 sampai 3 kawat, sistem 4 kawat dan sistem 5 kawat.
3. Kondisi standar pembebanan kabel tanah sesuai PUIL 2000, sebagai
berikut :
a. Suhu keliling 300 C.
b. Suhu penghantar maksimum untuk isolasi PVC 700 C dan untuk isolasi
XLPE 900 C.
4. Untuk pemasangan dalam tanah, persyaratannya adalah :
a. Kedalaman pemasangan 70 cm dalam tanah.
b. Resistans panas jenis tanah 1000 C cm/W
c. Resistans panas jenis isolasi untuk PVC 6000 C dan isolasi XLPE
3500 C cm/W.
5. Kondisi standar untuk pembebanan kabel udara, sesuai PUIL 2000
sebagai berikut :
a. Suhu keliling 300 C.
b. Suhu penghantar maksimum untuk isolasi PVC 700 C dan untuk
isolasi XLPE 900 C.
6. KHA yang diperoleh dari tabel KHA di PUIL 2000 atau katalog, harus
dikoreksi apabila ada perbedaan dalam hal :
a. Suhu keliling berbeda
b. Jumlah inti kabel tanah berbeda.
c. Resistans jenis tanah selain 1000 C cm/W.
d. Jarak antar kabel yang dipasang berbeda .
e. Bahan isolasi kabel berbeda.
f. Kondisi pembebanan berubah.
Instalasi sirkit utama berfungsi menyalurkan energ lisrik dari APP ke PHB
Utama.
Instalasi sirkit utama berupa kabel dalam pipa instalasi atau menggunakan
kabel NYM (jika tidak ditanam dalam tanah), atau menggunakan kabel NYY
(jika ditanam dalam tanah).
Persyaratan penampang kabel :
1. Besarnya penampang tidak boleh kurang dari 4 mm2.
2. Penampang yang lebih besar ditentukan oleh kebutuhan dari instalasi
rumah/ bangunan.
3. Berdasarkan jenis dan dayanya, saluran ini dapat berupa sirkit fasa satu
atau sirkit fasa tiga.
Sirkit fasa satu :
1. Penghantarnya berjumlah tiga.
2. Penghantar fasa berwarna merah atau kuning atau hitam.
3. Penghantar netral berwarna biru.
4. Penghantar proteksi berwarna loreng hijau/ kuning.
5. Penghantar proteksi pada PHB dicabangkan dari penghantar netral dan
dihubungkan melalui penghantar pembumian dengan elektroda bumi.
6. Penghantar proteksi dihubungkan ke APP pada BKT APP.
Penandaan :
1. Tiap penghantar fasa, penghantar netral dan penghantar atau rel pembumian
harus dapat dibedakan secara mudah dengan warna atau tanda lain sesuai
ketentuan PUIL 2000.
2. Harus dipasang bagan listrik PHB yang mudah dilihat.
3. Terminal gawai kendali harus diberi tanda atau lambang yang jelas.
4. Tanda harus dipasang dengan jelas, tidak mudah dihapus sehingga terlihat
pada kelompok mana perlengkapan disambungkan dan pada terminal mana
setiap fasa dan netral dihubungkan.
Pemasangan sakelar masuk :
1. Pada sisi penghantar masuk PHB yang berdiri sendiri, harus dipasang
setidak-tidaknya satu sakelar, sedangkan pada setiap penghantar keluar,
setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus (contoh : zekering patron/
pengaman lebur).
2. Sakelar masuk untuk memutuskan supplai PHB, harus mempunyai
kemampuan minimum 10 Amper dan harus tidak kurang dari KHA
penghantar masuk.
3. Sakelar masuk dapat diganti dengan pemisah, asalkan pada setiap sirkit
keluar dipasang sakelar keluar.
Pemasangan sakelar keluar pada sirkit keluar PHB, jika sirkit tersebut :
1. Mensuplai 3 buah atau lebih PHB yang lain.
2. Dihubungkan ke 3 buah atau lebih motor/ perlengkapan listrik yang lain
berdaya lebih dari 1,5 KW.
3. Dihubungkan ke 3 buah atau lebih kotak kontak, yang masing-masing
mempunyai arus pengenal lebih dari 16 Amper.
4. Mempunyai arus nominal 100 Amper atau lebih.
Pengelompokan perlengkapan sirkit :
PHB Utama fasa tiga adalah PHB yang mempunyai banyak sirkit keluar fasa
tunggal dan fasa tiga, alat pengaman dan sakelar, harus dikelompokkan,
sehingga memenuhi ketentuan :
1. Tiap kelompok melayani sebanyak-banyaknya enam buah sirkit.
2. Kelompok perlengkapan instalasi tenaga terpisah dari kelompok
perlengkapan instalasi penerangan.
3. Kelompok perlengkapan fasa tunggal, fasa dua dan fasa tiga merupakan
kelompok sendiri yang terpisah.
Pada kotak kontak, kontak fase harus terletak di sebelah kiri dan kontak nol
harus disebelah kanan.
Arus pengenal kotak kontak harus sesuai dengan daya perlengkapan listrik yang
dihubungkan padanya, tetapi tidak kurang dari 5 A.
Konstruksi tusuk kontak :
1. Tusuk kontak harus dirancang demikian rupa sehingga ketika dihubungkan
tidak mungkin terjadi sentuhan tak sengaja dengan bagian aktif .
2. Tusuk kontak harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan
lembab dan secara mekanik cukup kuat.
3. Tusuk kontak yang tidak terlindung tidak boleh dibuat dari bahan yang
mudah pecah.
4. Sambungan antara tusuk kontak dan kabel fleksibel harus baik, untuk
menghindarkan kerusakan mekanik.
Susunan tusuk-kontak
1. Tusuk kontak untuk tegangan ke bumi di atas 50 V harus disusun untuk juga
melaksanakan pembumian. Rumah logam kotak-kontak dan/ atau tusuk-kontak
harus dihubungkan dengan kontak pembumian.
2. Kontak tusuk untuk tegangan ke bumi di atas 300 V harus disusun sedemikian
rupa sehingga semua bagiannya tidak dapat dimasukkan atau dilepaskan dalam
keadaan bertegangan.
3. Ketentuan tersebut diatas tidak berlaku untuk kotak-kontak dalam ruang
dengan lantai berisolasi, yang disekitarnya tidak terdapat bagian konduktif
yang dihubungkan ke bumi dan tersentuh, seperti instalasi air, gas atau
pemanas dan juga tidak berlaku bagi kotak-kontak untuk beban khusus
yang dipasang di luar jangkauan tangan.
4. Kotak–kontak yang ditempatkan pada lantai harus dari jenis tertutup dalam
kotak lantai yang khusus diijinkanuntuk penggunaan ini.
5. Kotak-kontak fase satu, baik yang berkutup dua maupun tiga harus dipasang
sedemikian hingga kutup netralnya berada di sebelah kanan atau disebelah
bawah kutup bertegangan.
6. Kotak-kontak harus dipasang tidak kurang setinggi minimum 1,25 m dari
lantai.Jika dipasang kurang dari 1,25 m kotak-kontak harus dari jenis
tertutup.
Cara menghubungkan kabel
1. Penghubungan kabel randah dengan bagian instalasi yang dipasang pula tetap
begitu pula penghubungan kabel yang dipasang tetap dengan mesin dan peranti
randah , harus dilaksanakan dengan tusuk –kontak apabila penghubungan itu
sifatnya tidak tetap.
2. Ketentuan di atas tidak berlaku :
a. Pada penghubungan dengan penghantar geser atau penghantar kontak.
b. Pada penghubungan sementara mesin yang besar, apabila terjamin bahwa
mesin atau instalasi tersebut akan digunakan secara baik, sesuai dengan
semua peraturan yang berlaku untuk pemasangan tetap.
3. Pada satu tusuk-kontak hanya boleh dihubungkan satu kabel randah.
Pemisah :
1. Pemisah adalah alat penyambung sirkit dalam keadaan tanpa beban atau tanpa
arus. Pemutusan sirkit dilaksanakan oleh kontak sakelar pisah ini tanpa bantuan
pegas, oleh karenanya busur listrik yang timbul antar kontak alat ini tidak dapat
dikendalikan dengan baik seandainya digunakan untuk memutus beban.
2. Penggunaan utamanya untuk memisahkan bagian instalasi dari sumber,
sehingga bagian tersebut aman untuk personil yang sedang melakukan
pemeliharaan/ perbaikan instalasi.
3. Sakelar pisah dipasang seri dengan pemutus sirkit dan ditempatkan sebelum
pemutus sirkit tersebut.
4. Sakelar pisah harus tidak dapat dibuka dalam keadaan pemutus sirkit menutup.
Pengaman Lebur :
1. Pengaman lebur dimaksudkan untuk memutus sirkit dalam keadaan gangguan
seperti halnya fungsi pemutus sirkit.
2. Pengaman lebur dapat berfungsi sebagai pemisah, yaitu dengan membuka atau
mencabut pemegang patron leburnya.
3. Pengaman lebur sering dipasang seri dengan sakelar beban yang digunakan
sebagai pemutus beban dan dengan membuka pemegang patron sirkit dipisah
dari tegangan.
Proteksi :
1. Armatur penerangan, fitting lampu, lampu dan roset harus dibuat sedemikian
rupa sehingga semua bagian yang bertegangan dan bagian yang terbuat dari
logam, pada waktu pemasangan atau penggantian lampu, atau dalam keadaan
lampu terpasang, teramankan dengan baik dari kemungkinan sentuhan.
2. Jika dihubungkan pada jaringan dengan penghantar netral yang dibumikan,
selubung ulir fitting lampu pasangan tetap harus dihubungkan dengan
penghantar netral.
3. Untuk tegangan ke bumi di atas 300 V, armatur penerangan harus terisolasi dari
penggantung dan pengukuhnya, kecuali bila perlengkapan tersebut dibumikan
dengan baik. Untuk tegangan jaringan di atas 1000 V a.b.b atau 1500 a.s. kedua
cara proteksi tersebut harus dilaksanakan.
Pembumian :
1. Pada sistem perkawatan dengan pipa logam yang dibumikan, armatur
penerangan dari logam yang terhubung pada kotak sambung harus pula
dibumikan.
2. Semua bagian dari armatur penerangan transformator dan selungkup
perlengkapan yang terbuat dari logam dan bekerja pada tegangan ke bumi di
atas 50 v harus dibumikan kecuali untuk hal-hal tersebut dalam ayat 3.3.1.2.
(5.3.2.1).
3. Bagian logam lain yang terbuka harus dibumikan kecuali bila bagian tersebut
diisolasi dari bumi dan dari permukaan lain yang bersifat penghantar atau berada
di luar jangkauan tangan seperti yang tersebut dalam ayat 3.312 (5.3.2.2.2).
4. Armatur penerangan fitting lampu dan pelat penutup logam yang tidak dibumikan
tidak boleh kontak dengan permukaan yang konduktif dan juga tidak boleh
dipasang dalam jarak jangkauan tangan dari bak mandi, bak cuci pakaian,
perlengkapan pipa air atau pipa uap, atau benda logam lain yang dibumikan.
5. Rantai tarik dan logam yang dipakai pada perlengkapan listrik di tempat
tersebut di atas harus dilengkapi dengan penyambung dari bahan isolasi
6. Armatur dianggap telah dibumikan jika telah dihubungkan mekanis secara
tetap dan baik pada pipa logam yang dibumikan pada penghantar pembumi
kabel atau disambung tersendiri dengan penghantar pembumi..
Persyaratan dalam keadaan khusus :
1. Armatur penerangan di tempat lembab, basah, sangat panas, atau yang
mengandung bahan korosi, harus terbuat dari bahan yang memenuhi syarat bagi
pemasangan di tempat itu dan harus dipasang demikian rupa sehingga air tidak
dapat masuk atau berkumpul dalam jalur penghantar fitting lampu, atau bagian
listrik lainnya.
2. Seluruh bagian luar fitting lampu yang dipasang dalam ruang berdebu, lembab,
sangat panas, berisi bahan mudah terbakar, atau mengandung bahan korosi,
harus terbuat dari bahan porsellin atau bahan isolasi lain yang sederajat.
Terlepas dari keadaan ruang seperti disebutkan di atas, bagian luar fitting
lampu yang bertegangan lebih dari 300 V ke bumi, harus selalu terbuat dari
bahan porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat.
3. Penyimpangan dari ketentuan di atas diperkenankan jika fitting lampu di pasang
di luar jangkauan, dan bagian logam yang dalam keadaan normal tidak
bertegangan dibumikan. Akan tetapi dalam ruang yang mengandung bahan
korosi, ketentuan tersebut tetap berlaku.
4. Armatur penerangan yang dipasang dekat atau di atas bahan yang mudah
terbakar harus dibuat, dipasang atau terlindung sedemikian rupa sehingga
bagian yang bersuhu lebih dari 900 tidak berhubungan dengan bahan yang
mudah terbakar.
5. Lampu dalam ruang yang mengandung bahan atau debu yang mudah terbakar
atau meledak harus dipasang dalam armatur penerangan yang kedap debu.
6. Lampu dalam ruang yang mengandung campuran gas yang mudah meledak
harus dipasang dalam armatur penerangan dengan konstruksi demikian rupa
sehingga gejala api, seandainya terjadi tidak mengakibatkan ledakan.
Penunjang Armatur :
1. Armatur fitting lampu, roset dan kotak-kontak harus dipasang kokoh. Armatur
yang beratnya lebih dari 2,5 kg atau salah satu ukurannya melebihi 40 cm tidak
boleh dikokohkan dengan penutup ulir fiting lampu.
2. Apabila kotak sambung atau fiting dilengkapi dengan penunjang yang kuat
maka armatur dapat dikokohkan kepadanya. Armatur yang beratnya lebih dari
20kg harus dikokohkan terpisah dari kotak sambung.
Perkawatan armatur :
1. Perkawatan pada atau didalam armatur harus terpasang dengan rapi. Diameter
kawat harus minimum 0,75 mm2 dan demikian rupa sehingga kabel bebas dari
gaya tarik dan kerusakan mekanik yang mungkin terjadi. Perkawatan yang
berlebihan harus dihindarkan. Kabel harus dipasang demikian rupa sehingga
bebas dari pengaruh suhu yang melebihi kemampuannya.
2. Pada rantai gantung armatur dan bagian lain yang dapat bergerak harus
digunakan kabel fleksibel.
3. Armatur dan kabel harus dipasang demikian rupa sehingga berat armatur atau
bagian yang bergerak tidak menyebabkan tarikan pada kabel.
4. Armatur harus dipasang sedemikian rupa sehingga sambungan antara armatur
dan kabel listrik instalasi dapat diperiksa tanpa harus memutuskan perkawatan,
kecuali bila armatur dihubungkan dengan tusuk kontak dan kotak kontak .
5. Hubungan dan pencabangan tidak boleh terletak dalam lengan atau tangkai
armatur. Hubungan atau pencabangan harus sedapat mungkin dipusatkan.
6. Dalam armatur penerangan untuk tegangan ke bumi di atas 300 V tidak boleh
ada pencabangan atau hubungan.
7. Armatur tidak boleh digunakan sebagai jalur kabel sirkit kecuali bila armatur itu
memenuhi syarat bagi jalur kabel. Hal ini hanya diperkenankan bagi sirkit cabang
tunggal yang memberi arus pada armatur tersebut, pemasangannya
dilaksanakan sesuai ketentuan.
8. Armatur penerangan harus dihubungkan sedemikian rupa sehingga semua
kontak ulir atau kontak luar dari fiting lampu pijar terhubung pada penghantar
netral.