Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan, serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu
adanya perawat kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam
dalam hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan
penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga
dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat
Kesehatan yang optimal bagi masyarakat diadakan upaya kesehatan
mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif ), pencegahan penyakit (
preventif ), penyembuhan penyakit (Kuratif ) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif ) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan
masyarakat yang didukung oleh sumber daya kesehatan termasuk tenaga
kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan harus dilakukan untuk semua
lapisan masyarakat. Lapisan atau anggota masyarakat yang perlu mendapat
perhatian khusus adalah masyarakat yang digolongkan pada kelompok
khusus. Kelompok khusus meliputi Ibu hamil, anak-anak, dan lansia.
Kelompok tersebut adalah kelompok-kelompok yang dianggap rentan

1
terhadap terjangkitnya penyakit karena ketidakmampuan merawat dirinya
atau karna sedang mengalami suatu kondisi yang tidak memungkinkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kesehatan ?
2. Apa yang termasuk dari indikator kesehatan dan karakteristik nya ?
3. Apa itu prilaku kesehatan ?
4. Apa itu pengertian dari komunitas ?
5. Apa Tujuan dari kesehatan komunitas ?
6. apa yang termasuk strategi pelayanan kesehatan umum ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit
akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi
aspek fisik, emosi, social dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan social serta tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang
sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep
sehat yang positif (Edelman danMandle. 1994):
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23, 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara social dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-
unsur fisik, mental dan social dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan
bagian integral kesehatan.
Sehat menurut model Neuman adalah suatu keseimbangan biopsiko-sosio-
cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal
dan resisten. Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan
tersebut dengan berfokus pada empat intervensi yaitu: intervensi yang
bersifat promosi dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis
pertahanan normal yang terganggu. Sedangkan intervensi yang bersifat
kurasi atau rehabilitasi dilakukan apabila garis pertahanan resisten yang
terganggu.

3
B. Indikator
Indikator adalah variabel yang digunakan untuk mengevaluasi situasi atau
status dan memungkinkan untuk mengukur setiap perubahan yang terjadi
dalam waktu yang singkat. Indikator harus memenuhi 5 syarat yaitu simpel,
dapat diukur, ada penyebab, terpercaya, serta waktunya pasti. Indikator untuk
Indonesia Sehat dikelompokkan dalam 3 kategori :
1. Indikator Hasil Akhir (Derajat Kesehatan), Indikator ini berupa
indikator mortalitas, morbiditas, dan status gizi.
2. Indikator Hasil Antara, Indikator ini berupa indikator lingkungan,
perilaku hidup masyarakat, dan akses serta mutu pelayanan kesehatan.
3. Indikator Proses dan Masukan, Indikator ini berupa pelayanan
kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan serta
konstribusi sektor-sektor terkait.
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah:
1. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat,
meliputi:
a. Indicator komprehensif: angka kematian kasar menurun, rasio
angka mortalitas proporsional menurun, umur harapan hidup
meningkat.
b. Indicator spesifik: angka kematian ibu dan anak menurun, angka
kematian karena penyakit menular menurun, angka kelahiran
menurun.
2. Indicator pelayanan kesehatan
a. Rasio angka tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
b. Distribusi tenaga kesehatan merata
c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit,
fasilitas kesehatan lain, dan sebagainya
d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya
rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, dan sebagainya (Nasrul
Efendy, 1998).

4
C. Karakteristik dan Perilaku Sehat
Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
kegiatan individu bagaimana kesehatannya tetap terjaga. Perilaku tersebut di
antaranya: Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan dua
konsep yang berhubungan erat dan pada pelaksanaannya ada beberapa hal
yang menjadi saling tumpang tindih satu sama lain. Peningkatan kesehatan
merupakan upaya memelihara atau memperbaiki tingkat kesehatan klien saat
ini. Sedangkan pencegahan penyakit merupakan upaya yang bertujuan untuk
melindungi klien dari ancaman kesehatan yang bersifat aktual maupun
potensial.
D. Kesehatan komunitas
Komunitas merupakan kumpulan orang yang berbagi beberapa
karakteristik dalam kehidupan mereka. Dapat berarti bahwa mereka hidup
pada lokasi yang sama, datang ke gereja tertentu, atau bahkan berbagi minat
yang sama, seperti melukis. Kelompok yang membentuk komunitas atas
dasar kesamaan minat anggotannya sering kali disebut sebagai komunitas
minat (mis. Kelompok agama atau budaya). Komunitas juga dapat
didefinisikan sebagai sebuah sistem sosial yang anggotanya berinteraksi baik
secara formal maupun informal dan membentuk jaringan yang bekerja untuk
kepentingan semua orang di komunitas. Dalam kesehatan komunitas,
komunitas dapat dipandang memiliki masalah kesehatan yang sama, misalnya
insiden mortalitas atau tuberkolosis bayi yang tinggi, infeksi HIV, atau
penyakit menular lain. Keperawatan komunitas berfokus pada promosi dan
pemeliharaan kelompok populasi.
Menurut kamus,community adalah masyarakat yaitu sekumpulan orang
yang hidup bersama disuatu tempat dangan ikatan-ikatan aturan tertentu
(Poerwadarminta, 1991). Menurut Effendy N. (1997), unit-unit masyarakat
adalah komuniti, keluarga, kelompok yang mempunyai tujuan dan nilai yang
sama. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1990), komunitas adalah suatu
kesatuan hidup manusia, yang menempati suatu wilayah nyata dan

5
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh rasa identitas
suatu komunitas.
Dalam kozier dkk (1997) dikatakan bahwa komunitas adalah sekumpulan
orang, tempat mereka dapat berbagi atribut dalam kehidupannya. Dapat
disebabkan karena mereka tinggal dalam satu lokasi, mempunyai tempat
ibadah yang sama, atau adanya kesamaan minat seperti pekerjaan. Komunitas
juga dapat diartikan sebagai sistem sosial yang setiap anggotanya baik formal
maupun informal saling berinteraksi dan bekerja sama untuk suatu
keuntungan bagi seluruh anggotanya. Juga dikatakan bahwa ada lima fungsi
komunitas, yaitu: produksi, distribusi, konsumsi dan pelayanan yang
baik,sosialisasi, kontrol sosial, interpartisipasi sosial serta dukungan
mutualistis.
Dalam kesehatan komunitas, komunitas dapat mempunyai pandangan
yang sama terhadap masalah kesehatan yang ada di lingkungannya,
contohnya adalah tingginya insiden kematian bayi atau penyakit menular
yang meresahkan seperti tuberkulosis atau infeksi HIV. Stanhope dan
Lancaster (1996), mendefinisikan perawatan dan praktik kesehatan umum
yang diaplikasikan untuk promosi dan melindungi kesehatan masyarakat.
Praktik yang dilakukan bersifat umum dan komprehensif dengan menitik
beratkan pada pertanggung jawaban kepada masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Effendy N. (1997), ada dua istilah yang perlu dipahami sebelum
membahas keperawatan kesehatan komunitas, yaitu Publik Health
Nursing (PHN) dan Community Health Nursing (CHN). Kedua istilah
tersebut jika diterjemahkan kedalam bahasa indonesia mempunyai arti yang
sama yaitu keperawatan kesehatan masyarakat. Public Health
Nursing dikatakan sebagai istilah lama, sebagai contohnya adalah buku yang
ditulis oleh Ruth B. Freeman dengan judul Public Health Nursing
Practice (1981), Freeman tidak lagi menggunakan istilah Public melainkan
diganti dengan istilahCommunity (Effendy N., 1977). Menurut Effendy,
pembahasan istilah tersebut disebabkan karena publik mengandung

6
pengertian sangat luas, tidak jelas batasnya, sulit untuk mengukur sasarannya
dan pembinaan.

E. Pengertian Keperawatan Kesehatan Komunitas


Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu
keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang
cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai
berikut :
1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi
perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap
unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara
individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia
mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan
fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat
sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.
3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih
sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta
saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang
penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan.

7
F. Tujuan.
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan
yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction)
terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta
perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat
secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan
pembinaan dan asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti
dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.

8
G. Strategi Keperawatan Komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Naomi, 2002).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut
Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies
dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan
upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan
masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian
masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan
masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat
yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan
pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat
(community development) (Palestin, 2007).
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien dalam hal

9
ini adalah masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif
diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kese ahteraan (Palestin, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-
komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya
kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Palestin, 2007).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan
kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat.
Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk
meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat
(Palestin, 2007). Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah
individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun
sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy,
1998).
Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat
sekolah, perawat kesehatan kerja dan perawat gerontologi.
a. Perawat keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan
tingkat kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai
satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan
perawatan sebagai upaya (Ande, 2009).

10
Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan
yang dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu dan
keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup
pengambilan keputusan independen dan interdependen dan secara
langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis. Peran perawat
keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga,
berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan
melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan,
pendidikan, case managemen dan konsultasi (Ande, 2009).
b. Perawat kesehatan sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada
anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam
perencanaan pelayanan . Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan
praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu,
kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah
merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat,
menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama
perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran
penunjang adalah guru dan kader (Ande, 2009).
c. Perawat kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja
dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational
Health Nursing). Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan
masyarakat di tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi,
universitas dan lain-lain. Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja
mencakup pengkajian riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan
pelayanan kesehatan primer konseling, promosi kesehatan, administrasi

11
management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan
komunitas (Ande, 2009).
d. Perawat gerontologi
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari
dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi
di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk
mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat
gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan
kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai
tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen dan
kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan
asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk
memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjut usia,
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan
meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang
bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan
managemen kasus, pendidikan, konsultasi, penelitian dan administrasi.
H. Pelayanan kesehatan umun
Bentuk Pelayanan Berdasarkan Kesehatan Berdasarkan Tingkatannya:
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) Diperlukan untuk
masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk
meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.
Contohnya : Puskesmas,Puskesmas keliling, klinik.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder) Diperlukan untuk
kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah
tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier) Diperlukan untuk kelompok
masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan sekunder.

12
Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.
Perbedaan Jenis Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan dibedakan
menjadi 2 yaitu :
a. Pelayanan Kedokteran
Ditandai dengan cara pengorganisasian yang bersifat sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi, tujuan utamanya untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta utamanya
adalah perseorangan dan keluarga.
1) Tenaga pelaksaannya adalah tenaga para dokter
2) Perhatian utamanya adalah penyembuhan penyakit
3) Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga
4) Kurang memperhatikan efisiensi
5) Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika
kedokteran
6) Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat undang-undang
7) Penghasilan diperoleh dari imbal jasa
8) Bertanggung jawab hanya kepada penderita
9) Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat
saingan
10) Masalh administrasi sangat sederhana
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Ditandai dengan cara pengorganisasian yang umunnya secara
bersama-sama dalam suatu organisasi, tujuan utamanya yaitu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,
serta sasaran utamanya adalah kelompok dan masyarakat.
1) Tenaga pelaksanaanya terutama ahli kesehatan masyarakat
2) Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
3) Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan
4) Selalu berupaya mencari cara yang efisien
5) Dapat menarik perhatian masyarakat

13
6) Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan
mendapat dukungan undang-undang
7) Pengasilan berupa gaji dari pemerintah
8) Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
9) Dapat memonopoli upaya kesehatan
10) Mengadapi berbagai persoalan kepemimpinan
Jenis pelayanan kesehatan menurut UNDANG-UNDANG NO 36 TAHUN
2009 TENTANG KESEHATAN diantaranya adalah :
1. Pelayanan kesehatan perseorangan,Pelayanan kesehatan perseorangan
maupun masyarakat meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
a. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan
kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan
terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.
c. pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas
penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke
dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya
2. pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat dilihat dari bentuk pelayanannya
yaitu pelayan klinik, puskesmas, dan rumah sakit:

14
 KLINIK
Berdasarkan Pada PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 028/ MENKES/PER/I/2011
TENTANG KLINIK Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan
dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis adalah dokter,
dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik
Pratama dan Klinik Utama:
1. Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medik dasar.
2. Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan
spesialistik.
Klinik Pratama atau Klinik Utama dapat mengkhususkan
pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ atau jenis Penyakit tertentu. Jenis Klinik
Pratama atau Klinik Utama pedoman penyelenggaraannya ditetapkan
oleh Menteri. Klinik dapat diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah atau masyarakat.
Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan
dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, one day care, rawat inap
dan/atau home care. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan 24 (dua puluh empat) jam harus menyediakan dokter serta
tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan yang setiap saat berada di
tempat.
Kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat jalan
dapat secara perorangan atau berbentuk badan usaha. Kepemilikan

15
Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat inap dan Klinik
Utama harus berbentuk badan usaha. Klinik harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan, dan
ketenangan.
 PUSKESMAS
Setiap Puskesmas mempunyai jenis pelayanan yang standar sesuai
wilayah kerja masing-masing. Beberapa Puskesmas melaksanakan
jenis kegaitan pengembangan dan penunjang sesuai kemampuan
sumber daya manusia dan sumber daya material yang dimilikinya.
Berikut ringkasan pelayanan sebagai contoh menurut pengalaman
bertugas keliling puskesmas.
1. Pelayanan Puskesmas didalam gedung (rawat jalan)
1) Ruangan Kartu/Loket
2) Poli Umum
3) Poli Gigi
4) Poli KIA-KB
5) Pojok Gizi
6) Ruangan Tindakan / UGD
7) Apotek
8) Gudang Obat
9) Gudang Inventaris
10) Ruangan Tata Usaha
11) Ruangan Imunisasi
12) Ruangan Laboratorium Sederhana
13) Ruangan Kepala Puskesmas
Puskesmas Rawat Inap, pada umumnya mempunyai ruangan
khusus untuk Unit Gawat Darurat, perawatan umum dan ruang
bersalin
2. Pelayanan Puskesmas di luar gedung :
1) Posyandu Balita
2) Posyandu Lansia

16
3) Penyuluhan Kesehatan
4) Pelacakan Kasus
5) Survey PHBS
6) Rapat Koordinasi
Program Pokok Puskesmas :
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
 Sosialisasi Progra Kesehatan
2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
 Surveilens Epidemiologi
 Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malari, Flu Burung,
ISPA, Diare, PMS
3. Pengobatan :
 Poli Umum
 Poli Gigi
 Unit Gawat Darurat
 Puskesmas Keliling
4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) – KB
 ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB
(Keluarga Berencana),
 Persalinan, Rujukan Resti, Kemitraan Dukun
5. Upaya Peningkatan Gizi
 Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi
6. Kesehatan Lingkungan :
 Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah),
SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), TTU
(tempat umum), Institusi
 Survey Jentik Nyamuk
7. Pencatatan dan Pelaporan :
 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP)

17
Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :
1. Kesehatan Mata
2. Kesehatan Jiwa
3. Kesehatan Lansia
4. Kesehatan Reproduksi Remaja
5. Kesehatan Olahraga
(Program penunjang biasanya sebagai tambahan, sesuai
kemampuan puskesmas dalam melakukan pelayanan)
 RUMAH SAKIT
Pelayanan rumah sakit ditunjukkan untuk : pasien/penderita dan
keluarganya, orang sehat, masyarakat luas, dan institusi (asuransi,
pendidikan, dunia usaha, kepolisian dan kejaksaan). Pelayanan
terhadap pasien meliputi : pemeriksaan, penegakan diagnosis,
tindakan terapeutik (pengobatan), tindakan pembedahan, penyinaran
dan lain-lain.
Bentuk pelayanan rumah sakit dibagi atas pelayanan dasar,
pelayanan spesialistik dan sub spesialistik dan pelayanan penunjang.
Bentuk pelayanan ini akan sangat ditentukan juga oleh tipe rumah
sakit.
Pelayanan dasar rumah sakit : rawat jalan (politeknik/ambulatory),
rawat inap (inpatient care), dan rawat darurat (emergency care).
Rawat jalan merupakan pertolongan kepada penderita yang masih
cukup sehat untuk pulang ke rumah.
Rawat inap merupakan pertolongan kepada penderita yang
memerlukan asuhan keperawatan terus-menerus (continuous nursing
care) hingga sembuh. Rawat darurat merupakan pemberian
pertolongan kepada penderita yang dilaksanakan dengan segera.
Rawat darurat dilakukan dengan prinsip-prinsip : revive, review dan
repair. Setiap pasien masuk rawat darurat khusus di rumah sakit
kemungkinan dapat melalui 3 bagian sebelum masuk ke ruang rawat

18
inap, atau kembali kerumah sendiri. Bagian-bagian ini adalah : ruang
triage, ruang tindakan dan ruang observasi.
1. Pelayanan medis spesialistik dan sub spesialistik meliputi :
Pelayanan spesialis bedah, terdiri dari 8 spesialis yakni : bedah
syaraf, bedah tumor, bedah urologi, bedah umum dan digestive,
bedah orthopedic, bedah anak, bedah plastik dan rekonstruksi ,
bedah torax dan kardiovaskuler.
2. Pelayanan spesialis penyakit dalam terdiri dari 8 (delapan) sub
spesialis yakni gastro enterologi, metabolisme/endokrin,
cardiology, tropical medicine, rheumatologi, pulmonologi, ginjal
dan hematology.
3. Pelayanan spesialis kebidanan dan penyakit kandungan terdiri
dari 7 (tujuh) sub spesialis yakni obstetric dan gynocologi
umum, perinatologi, endokrinologi, onkologi, obstetric dan
gynocolgi social, reproduksi dan rekonstruksi.
4. Pelayanan spesialis kesehatan anak terdiri dari 14 (empat belas)
sub spesialis yakni hematologyk pulmonologi ,
gastroenterologyk alergi immunologi, gizi, penyakit infeksi,
pencitraan, nephrology, neonatology, endokrinologi, cardiologi,
tumbuh kembang, dan pediatric gawat darurat.
5. Pelayanan spesialis telinga, hidung dan tenggorokan terdiri dari
6 (enam) sub spesialis, yakni : otology, audiologi-vestibular,
faring-laringologi, rhinologi, onkologi THT dan bronkho-
esofagologi.
6. Pelayanan spesial mata, terdiri dari 5 sub spesialis, yakni :
glaucoma, external eye disease, retina/uvea, tumor dan trauma
rekonstruksi.
7. Pelayanan spesialis neurology, terdiri dari 6 (enam) sub
spesialis, yakni : neuro muscular, neuro fisiologi, neurologi
anak, neuro opthalmologi, neuro radiologi dan neuro restorasi.

19
8. Pelayanan spesialis kulit dan kelamin, terdiri dari 7 (tujuh) sub
spesialis, yakni : allergi immunologi, kosmetik, mikologi,
dermatologi, penyakit hubungan seksual, umum dan MH
(Morbus Hansen).
9. Pelayanan spesialis anaesthesi, terdiri dari 6 (enam) sub
spesialis, yakni : thorax & cardiovascular anaesthesia, neuro
anaesthesia, regional analgesia, obstetric anaesthesia and labor
painless, pain clinic and palliative care, dan intensive cara unit.
10. Pelayanan medis spesialis rehabilitasi medik.
11. Pelayanan medis spesialis gizi klinik.
12. Pelayanan bedah (operasi) dilakukan di instalasi bedah sentral.
Instalasi bedah sentral merupakan pusat seluruh kegiatan
pembedahan pasien di rumah sakit. Oleh karena itu, ada prinsip-
prinsip yang harus dipatuhi di dalam bedah sentral ini, yaitu :
cukup nyaman bagi tim, mencegah infeksi dan kontaminasi, dan
membuat barrier antara hal-hal yang sifatnya bersih dengan
yang kotor.
Selain itu juga di rumah sakit terdapat pelayanan penunjang,
yaitu : penunjang diagnostic (radiology dan laboratorium),
penunjang terapi (farmasi, gizi, rehabilitasi media dan kamar
bedah). Pelayanan penunjang medis spesialistik, terdiri dari :
a. Pelayanan spesialis radiology, yang terbagi atas : sub
spesialis radiology anak, sub spesialis C. Tomografi, sub
spesialis radiology, dan sub spesialis angiografi.
b. Pelayanan spesialis patologi klinik.
c. Pelayanan spesialis parasitologi klinik.
d. Pelayanan spesialis mikrobiologi klinik.
e. Pelayanan spesialis patologi anatomi.

20
Jenis Pelayanan Rumah Sakit
Dari bentuk pelayanan rumah sakit tersebut di atas, maka jenis
pelayanan rumah sakit dikelompokkan atas :
1. Kelompok pelayanan medis, meliputi 6 (enam) jenis pelayanan,
yakni :
 pelayanan rawat jalan
 pelayanan rawat darurat
 pelayanan rawat inap
 pelayanan bedah sentral
 pelayanan rawat intensif
 dan pelayanan rehabilitasi medik.
2. Kelompok pelayanan penunjang medis, mencakup 3 (tiga) jenis
pelayanan, yakni :
 pelayanan radiology dan imaging
 pelayanan laboratorium, dan
 pelayanan farmasi.
3. Kelompok penunjang non medik, mencakup 6 (enam) jenis
pelayanan, yakni :
 pelayanan gizi rumah sakit
 pelayanan pemulasaran jenazah
 pelayanan binatu
 pelayanan pemeliharaan dan perbaikan sarana
 pelayanan pelatihan dan pelatihan
 pelayanan sosial.
Pelayanan kesehatan tradisional.
Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman
dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.

21
Berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional
terbagi menjadi:
1. pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan
keterampilan
2. pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keahliannya
Setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan alat dan teknologi harus mendapat izin dari
lembaga kesehatan yang berwenang.
Penggunaan alat dan teknologi harus dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak
bertentangan dengan norma agama dan kebudayaan masyarakat.
Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk
mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan
kesehatan tradisional yangdapat dipertanggungjawabkan
manfaat dan keamanannya. Pemerintah mengatur dan
mengawasi pelayanankesehatan tradisional dengan didasarkan
pada keamanan,kepentingan, dan perlindungan masyarakat.
Pelayanan kesehatan kebidanan
Sementara Berdasarkan pada PERATURAN MENTERI
KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDAN
KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA jenis-jenis pelayanan
kesehatan terdiri dari :
1. pelayanan keseatan dasar, mencakup :
 pelayanan kesehatan ibu hamil
 pelayanan penanganan komplikasi kebidanan
 pelayanan pertolongan persalinan
 pelayanan nifas
 pelayanan penanganan neonatus dengan komplikasi
 pelayanan bayi baru lahir
 pelayanan imunisasi

22
 pelayanan pada balita
 pelayanan kesehatan anak
 pelayanan KB aktif
 pelayanan penanganan penderita penyakit
 pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
2. pelayanan kesehatan rujukan
 pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
 pelayanan gawat darurat level 1 yang arus diberikan Rumah
Sakit
3. penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar
biasa (KLB)
4. promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang keperawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan merupakan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan dalam meningkatkan dedrajat
kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitas, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar dan
ditunjukkan kepada individu.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya waktu, kurangnya pengetahuanm serta
rujukan/referensi yang berhubungan dengan judul makalah ini. Kami banyak
berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami agar dalam penulisan makalah yang selanjutnya
kami dapat meminimalkan kesalahan.

24

Anda mungkin juga menyukai