Contoh Kontrak Kerjasama Pemerintah Dengan Swasta PDF
Contoh Kontrak Kerjasama Pemerintah Dengan Swasta PDF
Kompetisi
Contract Drafting and Negotiation
Business Week 2017
Disusun Oleh :
MISBACHUL MUNIR 145010101111136
FAZAL AKMAL MUSYARRI 145010101111064
IRMA INDRAWATI 145010100111086
MISAEL AVEMNASAL SITEPU 145010100111051
REVI SABILIA ERNINGPRAJA 145010100111110
TANTI RACHMAWATI 145010100111026
C12_Tiwah
2017
i
DAFTAR ISI
Lampiran
ii
SURAT PERJANJIAN KERJA
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PENGADILAN NEGERI PADANG SIDIMPUAN
Nomor : W5-2/388/PL.01/I/2017
Tanggal : 30 Januari 2017
Pada hari ini, Senin tanggal 30-01-2017 (Tiga Puluh Bulan Januari Tahun Dua Ribu
Tujuh Belas), kami yang bertanda tangan di bawah ini :
2. Tuan Ir. SOLIKIN BUDIMAN, 24 April 1975, Direktur Utama PT. Tanto Sumatra,
bertempat tinggal di Jl. Sudirman Abduh No. 46 Padangsidimpuan, Warga Negara
Indonesia, pemegang kartu tanda penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
1399098224047513.
Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya sebagai
direktur utama dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama direksi serta sah
mewakili perseroan terbatas PT. Tanto Sumatra yang berkedudukan di Jl. Sulawesi
Nomor 74-75 Padang Sidimpuan, demikian berdasarkan Anggaran Dasarnya yang
diumumkan dalam Berita Acara Republik Indonesia pada tanggal 30 Agustus 1995
Nomor 31, tambahan nomor 7623/1995. Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut
sebagai PIHAK KEDUA
Kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan Perjanjian Kerja dengan ketentuan dan
syarat-syarat seperti tersebut dibawah ini :
1
Pasal 1
RUMUSAN PEKERJAAN
1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut dari PIHAK PERTAMA masing-masing
dalam jabatan/kedudukan tersebut diatas untuk melaksanakan Pekerjaan Jasa
Pemborongan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan
tahun 2017, hingga terpenuhinya prestasi kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan
ketentuan dalam dokumen kontrak, dengan lingkup pekerjaan jasa pemborongan
pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan sebagai berikut :
a. Mobilisasi dan pengosongan gedung;
b. Pengosongan lahan;
c. Pembangunan gedung;
d. Pemeliharaan pasca pembangunan gedung (selama 6 bulan).
2. Tenggang waktu pelaksanaan pekerjaan jasa pemborongan pembangunan Gedung
Kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan adalah bulan April 2018, meliputi :
a. Masa pembangunan dengan tenggang waktu hingga bulan Oktober 2017; dan
b. Masa pemeliharaan dengan tenggang waktu hingga bulan April 2018.
Pasal 2
SYARAT PENDAHULUAN
1. Adapun dalam perjanjian ini syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh PIHAK PERTAMA
adalah sebagai berikut :
a. Melampirkan Surat Pengumuman Pemenang Tender Pekerjaan Jasa Pemborongan
Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan
b. Menyiapkan dokumen kelengkapan administrasi lain yang berhubungan dengan
Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan
2. Adapun dalam perjanjian ini syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh PIHAK KEDUA
adalah menyiapkan Sertifikat Bank Garansi yang dengan minimal nominal sebesar nilai
kontrak.
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN
1. Dalam Perjanjian ini PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk :
2
a. Melakukan pembayaran dan pelunasan biaya pembangunan gedung kepada
PIHAK KEDUA tepat waktu.
b. Menunjuk pihak independen untuk menilai apabila terjadi kegagalan
pembangunan dan/atau kontruksi
2. Dalam Perjanjian ini PIHAK PERTAMA berhak untuk :
a. Menerima bangunan gedung yang telah selesai berdasarkan perjanjian
b. Melakukan penuntutan dan/atau pemutusan hubungan kerja kepada PIHAK
KEDUA apabila terjadi wanprestasi .
3. Dalam Perjanjian ini PIHAK KEDUA berkewajiban untuk :
a. Menyelesaikan pembangunan paling lambat pada tanggal 31 Oktober.
b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan 3 (tiga) kelompok kerja (Shop Drawings).
c. Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built
Drawings).
d. Melakukan mobilisasi paling lambat harus mulai dilakukan dalam waktu 7 hari
sejak diterbitkannya SPMK.
e. Membuat dan menyerahkan laporan rincian kemajuan fisik pekerjaan pada saat
pengajuan permintaan pembayaran angsuran.
4. Dalam Perjanjian ini PIHAK KEDUA berhak untuk :
a. Menerima pembayaran dan pelunasan biaya pembangunan gedung dari PIHAK
KESATU tepat waktu.
b. Melakukan penuntutan kepada PIHAK KESATU apabila terjadi wanprestasi.
Pasal 4
PERENCANAAN PEKERJAAN
1. Untuk memperlancar pelaksanaan pembangunan, perlu diadakan perencanaan
pembangunan sebelum diadakan pembangunan gedung.
2. Perencanaan dilakukan oleh Konsultan Perencana yang dipilih melalui mekanisme open
tender.
3. Adapun pemenang tender yang menjadi Konsultan Perencana Konstruksi adalah PT
Bombom Samudra (PTBS), berdasarkan pertimbangan kompetensi dan pengalaman di
bidang konstruksi.
4. Tugas PT Bombom Samudra adalah membuat perencanaan konstruksi pembangunan
Gedung Kantor Kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan.
3
5. PT Bombom Samudra juga bertugas untuk menyusun dan mengurus kelengkapan
administrasi, dokumen tender, dan lingkup tugas dan perencanaan teknis program
Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan.
Pasal 5
PENGAWASAN PEKERJAAN
1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terjadi dalam hal pengawasan dan
tindakan pengoreksian, kedua belah pihak sepakat untuk menunjuk PT. LAZARUS
INDONESIA.
2. PT LAZARUS INDONESIA bertindak sebagai pengawas pekerjaan konstruksi untuk
dan atas nama PIHAK PERTAMA dan akan diberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK KEDUA.
3. PT LAZARUS INDONESIA juga bertindak sebagai penilai independen atas segala
kerugian selama pelaksanaan pembangunan.
4. PIHAK KEDUA harus memenuhi segala petunjuk (dalam pelaksanaan teknis atau
perintah) pengawas pekerjaan/PIHAK PERTAMA.
Pasal 6
BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT
1. Bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan pemborongan ini, harus disediakan oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk memindahkan
bahan-bahan dan alat-alat tersebut guna lancarnya pekerjaan.
3. PIHAK PERTAMA/pengawas pekerjaan berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat
yang disediakan oleh PIHAK KEDUA, jika kualitasnya tidak memenuhi persyaratan.
5. Jika bahan-bahan dan alat-alat tersebut ditolak PIHAK PERTAMA/Pengawas
pekerjaan, maka PIHAK KEDUA harus memindahkan bahan-bahan dan alat-alat
tersebut dari lokasi pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam, kemudian menggantikannya
dengan yang memenuhi persyaratan.
6. Tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat tidak dijadikan alasan untuk kelambatan
pekerjaan.
7. Penggunaan bahan-bahan dan alat-alat harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS).
4
Pasal 7
TENAGA KERJA DAN UPAH
1. PIHAK KEDUA harus menyediakan tenaga kerja dengan jumlah yang cukup, ditunjang
oleh keahlian dan keterampilan.
2. Tenaga kerja yang diklasifikasikan sebagai pekerja konstruksi wajib memiliki sertifikat
kerja yang menunjukkan kualitas standar tenaga kerja.
3. Pekerja kontruksi sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 terdiri atas :
a. Operator;
b. Teknisi atau analis; dan
c. Ahli.
4. Ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut ditanggung oleh PIHAK
KEDUA.
5. Agar pelaksanaan pembangunan gedung dapat terselesaikan tepat waktu, para pekerja
dibagi ke dalam 3 kelompok kerja, yaitu sebagai berikut:
a. STA 0-600
b. STA 601-1000
c. STA 10001-1500
6. Pembagian kelompok kerja seperti yang telah disebutkan pada ayat 5 didasarkan pada
tiga pembagian termin pembayaran.
Pasal 8
PELAKSANA PIHAK KEDUA
1. Ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai
pemimpin pelaksanaan atau tenaga ahli yang berwenang / kuasa penuh untuk mewakili
PIHAK KEDUA, dan dapat menerima / memutuskan segala petunjuk PIHAK
PERTAMA.
2. Penunjukan Pimpinan Pelaksana/tenaga ahli harus mendapat persetujuan dari PIHAK
PERTAMA.
3. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Pemimpin Pelaksana/tenaga ahli
yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan maka
PIHAK PERTAMA akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, oleh
PIHAK KEDUA segera mengganti tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan
dimaksud.
5
Pasal 9
BATASAN WAKTU PELAKSANAAN
1. Batasan waktu pelaksanaan adalah jangka waktu untuk menyelesaikan keseluruhan
lingkup pekerjaan termasuk masa pemeliharaan.
2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Surat
Perjanjian ini ditetapkan selama 450 (Empat Ratus Lima Puluh) hari terhitung sejak
tangal yang disepakati dalam Surat Perjanjian Mulai Kerja (SPMK).
4. Jangka waktu penyelesaian pembangunan sampai dengan 100% yang ditetapkan selama
270 (Dua Ratus Tujuh Puluh) hari terhitung sejak tanggal yang disepakati dalam Surat
Perjanjian Mulai Kerja (SPMK).
5. Waktu penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini tidak dapat dirubah
oleh PIHAK KEDUA kecuali adanya Keadaan Kahar seperti yang diatur dalam pasal 10
perjanjian ini atau adanya perintah penambahan pekerjaan sesuai dengan pasal 14 dari
perjanjian ini. Selanjutnya hal-hal lain yang tak terduga seperti hujan terus menerus
sehingga tidak dimungkinkan untuk melaksanaan pekerjaan. Perubahan waktu
penyelesaian pembangunan harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis.
6. Masa Pemeliharaan atau hasil pekerjaan ditetapkan selama 180 (Seratus Delapan Puluh)
hari kalender terhitung sejak tanggal setelah selesainya pekerjaan pembangunan dan
diterima oleh PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam Berita
Acara serah terima ke-I.
7. Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan melampaui jangka waktu
pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini, maka masa
pemeliharaannya dihitung sampai berakhirnya perbaikan tersebut.
8. Semua biaya perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan ditanggung oleh
PIHAK KEDUA.
Pasal 10
KEADAAN KAHAR
1. Keadaan Kahar merupakan suatu kejadian atau keadaan luar biasa, antara lain :
a. Keadaan yang berada di luar kekuasaan suatu Pihak;
b. Keadaan yang tidak dapat dihadapi dengan persiapan sewajarnya oleh Pihak
tersebut, sebelum memasuki Kontrak;
c. Keadaan yang, setelah timbul, tidak dapat dihindari atau diatasi sewajarnya oleh
Pihak tersebut; dan
6
d. Keadaan yang secara mendasar tidak disebabkan oleh Pihak lain
2. Keadaan Kahar dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, antara lain :
a. Perang, pertikaian (dengan atau tanpa pernyataan perang), invasi, serangan musuh
asing;
b. Pemberontakan, terorisme, sabotase oleh orang-orang yang bukan Personil
Kontraktor, revolusi, huruhara, kudeta militer atau pengambilalihan kekuasaan,
atau perang sipil;
c. Kerusuhan, huruhara, kekacauan, pemogokan atau penyegelan oleh orang-orang
yang bukan Personil Kontraktor;
d. Amunisi perang, bahan peledak, radiasi ion atau kontaminasi radioaktif kecuali
yang disebabkan oleh penggunaan Kontraktor atas amunisi, bahan peledak, radiasi
atau radioaktif; dan
e. Bencana alam seperti gempa bumi, angin ribut, taifun atau aktivitas gunung
berapi.
3. Jenis Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dapat meliputi, tetapi tidak
terbatas pada, kejadian atau keadaan luar biasa dari jenis yang tercantum dalam ayat 2,
sepanjang persyaratan (a) sampai (d) pada ayat 1 terpenuhi.
4. Pemberitahuan Keadaan Kahar
a. Apabila terjadi Keadaan Kahar PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh)
hari sejak terjadinya Keadaan Kahar dengan menyertakan salinan pernyataan
Keadaan Kahar yang dikeluarkan oleh pihak/instansi berwenang sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan;
b. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA dapat menyetujui atau
menolak secara tertulis Keadaan Kahar tersebut itu dalam jangka waktu 3 x 24
jam sejak pemberitahuan tersebut;
c. Jika dalam 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA tentang Keadaan Kahar tersebut PIHAK PERTAMA tidak
memberi jawaban maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya
Keadaan Kahar tersebut;
d. Setelah PIHAK KEDUA menyampaikan pemberitahuan dan mendapat
persetujuan oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA akan dibebaskan
dari tanggungan kinerja pelaksanaan selama Keadaan Kahar tersebut menghalangi
kewajibannya;
7
e. Tanpa memperhatikan ketentuan lain dari klausul ini, Keadaan Kahar tidak dapat
diberlakukan untuk kewajiban melakukan pembayaran oleh salah satu pihak
kepada pihak yang lainnya dalam perjanjian ini.
5. Tugas Untuk Mengurangi Keadaan Kahar
a. PIHAK KEDUA harus melakukan upaya sewajarnya untuk mengurangi
keterlambatan dalam pelaksanaan perjanjian akibat dari Keadaan Kahar.
b. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyampaikan kepada PIHAK PERTAMA
apabila pengaruh dari keadaan kahar yang ditimbulkan oleh kerjasama ini telah
berakhir.
6. Konsekuensi Keadaan Kahar
a. Jika PIHAK KEDUA mengalami keterlambatan dan/atau mengeluarkan Biaya
akibat Keadaan Kahar dalam pelaksanaan kewajiban yang mendasar pada ayat 4
huruf d pasal ini, PIHAK KEDUA berdasarkan Klaim dari PIHAK PERTAMA
berhak atas :
1) Perpanjangan waktu untuk keterlambatan, jika penyelesaian terlambat atau
akan menjadi terlambat, menurut Perpanjangan Waktu yang telah diatur dalam
perjanjian ini; dan
2) Jika Kejadian Kahar terjadi di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, pembayaran Biaya termasuk biaya untuk memperbaiki atau
mengganti Pekerjaan dan/atau barang-barang yang rusak oleh Keadaan Kahar,
SEBATAS sampai sebatas bahwa mereka tidak diganti melalui polis asuransi.
b. Atas biaya-biaya yang ditimbulkan akibat Keadaan Kahar tersebut, yang
disebabkan oleh lewat jangka waktu dari yang telah diperjanjikan sebelumnya,
maka kompensasi yang akan diberikan adalah berupa pencairan Bank Garansi
dengan nominal yang telah disepakati bersama dalam perjanjian ini. Besar
nominal dari Bank Garansi yang dapat dilakukan pencairan adalah sebesar 10 %
(sepuluh persen) dari besar biaya-biaya yang ditimbulkan akibat Keadaan Kahar
tersebut.
7. Keadaan Kahar Yang Mempengaruhi Subkontraktor
a. Jika Subkontraktor menurut kontrak atau perjanjian yang berkaitan dengan
Pekerjaan berhak untuk memperoleh keringanan dari Keadaan Kahar dengan
persyaratan tambahan atau yang lebih luas dari yang ditetapkan dalam Klausula
ini, kejadian atau keadaan kahar tambahan dan lebih luas ini tidak memberikan
8
kebebasan kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan penghentian pelaksanaan
atau membuat dirinya berhak memperoleh keringanan menurut Klausula ini.
8. Opsi untuk Pemutusan, Pembayaran dan Pembebasan
a. Jika secara mendasar pelaksanaan seluruh Pekerjaan yang sedang berlangsung
terhambat untuk jangka waktu 84 (delapan puluh empat) hari terus menerus
dengan alasan keadaan kahar, yang pemberitahuannya telah disampaikan menurut
angka 4 (Pemberitahuan Keadaan Kahar), atau untuk waktu-waktu yang secara
total lebih dari 140 (seratus empat puluh) hari akibat keadaan kahar dengan
pemberitahuan yang sama, maka PIHAK PERTAMA selanjutnya dapat
menyampaikan pemberitahuan pemutusan perjanjian kepada PIHAK KEDUA.
dalam hal ini, pemutusan perjanjian berlaku selama 7 (tujuh) hari setelah
pemberitahuan disampaikan, dan PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk
menindaklanjuti sesuai dengan penghentian pekerjaan dan pemindahan peralatan
kontraktor yang telah diatur.
b. Pada pemutusan tersebut, Enjinir harus menetapkan nilai pekerjaan yang
diselesaikan dan menerbitkan suatu Berita Acara Pembayaran yang harus
memasukkan:
1) Jumlah yang harus dibayarkan untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan
suatu harga yang dinyatakan dalam Kontrak;
2) Biaya Instalasi Mesin dan Bahan yang dipesan untuk Pekerjaan yang sudah
dikirimkan kepada Kontraktor, atau menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
menerimanya: Instalasi Mesin dan Bahan yang akan menjadi milik (dan dengan
resiko) Pengguna Jasa ketika dibayar oleh Pengguna Jasa, dan Kontraktor
harus melakukan pemesanan sesuai dengan permintaan Pengguna Jasa;
3) Biaya atau kewajiban lain yang memang wajar dan perlu dikeluarkan oleh
Kontraktor dalam menyelesaikan Pekerjaan;
4) Biaya pemindahan Pekerjaan Sementara dan Peralatan Kontraktor dari
Lapangan dan mengembalikan benda-benda tersebut ke tempat kerja
Kontraktor di negaranya (atau tujuan lain dengan biaya yang tidak lebih besar);
dan
5) Biaya pemulangan staf Kontraktor dam tenaga kerja yang dipekerjakan dalam
kaitannya dengan Pekerjaan pada saat pemutusan.
9
9. Pembebasan dari Kewajiban Pelaksanaan
a. Tanpa memperhatikan ketentuan lain dari Klausula ini, jika kejadian atau keadaan di
luar kekuasaan para Pihak (termasuk, tetapi tidak terbatas pada, Keadaan Kahar)
muncul yang menjadikan salah satu atau kedua belah Pihak tidak mungkin atau
melawan hukum dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya atau yang, menurut
hukum baru yang menaungi Kontrak, menjadikan para Pihak berhak untuk
dibebaskan dari pelaksanaan Kontrak lebih lanjut, dan dengan pemberitahuan oleh
salah satu Pihak kepada Pihak lain mengenai kejadian atau keadaan:
1) Para Pihak harus dibebaskan dari pelaksanaan lebih lanjut, tanpa merugikan hak
salah satu Pihak sehubungan dengan pelanggaran Kontrak sebelumnya, dan
2) Jumlah yang harus dibayarkan Pengguna Jasa kepada Kontraktor haruslah sama
dengan yang akan dibayarkan menurut angka 8 [Opsi untuk Pemutusan,
Pembayaran dan Pembebasan] jika Kontrak telah diputus menurut angka 8.
Pasal 11
HARGA BORONGAN
1. Jumlah Harga Kontrak Pekerjaan ini adalah sebesar: Rp1.749.381.000,- (satu milyar
tujuh ratus empat puluh sembilan juta tiga ratus delapan puluh satu ribu rupiah).
Jumlah biaya pekerjaan Pelaksanaan tersebut adalah merupakan biaya tetap sesuai
dengan dokumen penawaran tender. Dalam jumlah biaya pelaksanaan tersebut diatas
sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 %.
2. Volume harga satuan pekerjaan, harga satuan upah satuan bahan pekerjaan tidak
mengikat pada pelaksanaan fisik, tetapi dipergunakan untuk menghitung perubahan
pekerjaan, bila terjadi pekerjaan tambah atau kurang, evaluasi lelang dan menghitung
prestasi pekerjaan.
3. Dalam jumlah harga borongan tersebut diatas adalah sudah termasuk segala
pengeluaran pemborongan dan biaya lainnya yang harus dibayar PIHAK KEDUA
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku serta biaya-biaya yang menyangkut
perizinan bangunan.
Pasal 12
CARA PEMBAYARAN
1. PIHAK PERTAMA dalam melakukan pembayaran biaya borongan tersebut pada pasal
11 diatas dibagi melalui 3 termin dengan presentase sebagai berikut :
10
a. Termin Pertama sebesar 30% (tiga puluh persen) dari harga borongan.
b. Termin Kedua sebesar 45% (empat puluh lima persen) dari harga borongan.
c. Termin Ketiga sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari harga borongan.
2. PIHAK KEDUA wajib menyertakan laporan rincian kemajuan fisik pekerjaan;
3. Pembayaran diberikan atas permintaan dari PIHAK KEDUA;
4. Pembagian termin pembayaran pekerjaan pemborongan dibagi berdasarkan kelompok
kerja proyek pembangunan;
5. Cara pembayaran dilakukan melalui bilyet giro oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA.
Pasal 13
KENAIKAN HARGA
1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan
borongan pekerjaan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA;
2. PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan klien atas kenaikan harga bahan-
bahan, alat-alat dan upah terkecuali apabila terjadi tindakan/kebijakan pemerintah RI
dalam bidang moneter, yang secara diumumkan dan diatur dalam peraturan pemerintah
khusus tentang pekerjaan pemborongan.
Pasal 14
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
1. Penyimpangan atau perubahan yang merupakan penambahan-pengurangan pekerjaan
dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari pengawas/PIHAK PERTAMA
dengan menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan secara jelas.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar yang
disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah
waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis pengawas
pekerjaan/PIHAK PERTAMA.
4. Untuk pekerjaan tersebut diatas dibuat perjanjian tambahan (addendum).
11
Pasal 15
PENGAMANAN TENAGA KERJA DAN TEMPAT KERJA
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja/tenaga kerja,
kebersihan halaman, bangunan-bangunan, gedung, alat-alat dan bahan bangunan selama
pekerjaan berlangsung.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab menyediakan sarana untuk menjaga keselamatan
para tenaga kerjanya untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi pada saat
melaksanakan pekerjaan.
3. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan maka PIHAK KEDUA wajib
memberikan pertolongan kepada korban dan segala biaya yang dikeluarkan sebagai
akibatnya menjadi tanggung jawab/ beban PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan ketertiban, dalam hal para tenaga kerja tinggal sementara di lokasi
pekerjaan.
5. Hubungan antara tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur secara
khusus, tunduk pada Peraturan Perundang-Undagan yang berlaku.
Pasal 16
LAPORAN
1. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala baik mengenai pelaksanaan pekerjaan
secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan yang
termasuk dalam pasal (1) perjanjian ini.’
2. PIHAK KEDUA wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang
telah dilakukan, dan jika diminta oleh PIHAK PERTAMA untuk keperluan
pemeriksaan sewaktu-waktu diserahkan.
3. Segala laporan atau catatan tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini dibuat berbentuk buku
harian rangkap 4 (empat) diisi formulir yang telah disetujui pengawas dan pekerja harus
selalu ditempat pekerjaan.
4. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA foto-
foto dokumen yang dimasukkan dalam album proyek tentang pelaksanaan,
perkembangan kegiatan, hasil kerja tiap-tiap pos pelaksanaan/bagian pekerjaan sampai
selesai yang dibuat dalam rangkap 4 (empat).
6. Laporan kemajuan ini juga digunakan PIHAK KEDUA untuk mengajukan permohonan
pembayaran termin.
12
Pasal 17
SANKSI DAN DENDA
1. Apabila terjadi keterlambatan yang disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA setelah
mendapat peringatan 3 (tiga) kali berturut-turut tidak mengindahkan dari tugas
kewajibannya sebagaimana tercantum dalam surat perjanjian ini, maka untuk setiap kali
melakukan kelalaian PIHAK KEDUA wajib membayar “denda kelalaian” sebesar 1‰
(satu permil) dari harga borongan, sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 5%
(lima persen). dari harga borongan, dengan ketentuan bahwa PIHAK KEDUA tetap
berkewajiban untuk memenuhi ketentuan termasuk dalam ayat ini.
2. Penentuan jumlah denda ditentukan oleh pihak penilai independen.
3. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan yang tercantum pada pasal 9 surat perjanjian ini, maka untuk
setiap hari keterlambatan PIHAK KEDUA wajib membayar denda kelalaian 5% (lima
persen) berlaku kumulatif.
4. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, akan diperhitungkan dengan
kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 18
PERLINDUNGAN PIHAK KETIGA
1. Bahwa pihak ketiga dalam perjanjian ini adalah selain para pihak dan pekerja yaitu
masyarakat yang selama masa pembangunan (termasuk masa pemeliharaan) melakukan
kegiatan di sekitar proyek pembangunan berupa:
a. Kegiatan bersifat rutin yang sudah ada sebelum proyek pembangunan
dilaksanakan;
b. Kegiatan bersifat rutin yang baru ada saat proyek pembangunan sedang
berlangsung;
c. Kegiatan bersifat insidentil yang berlangsung pada masa pembangunan termasuk
masa pemeliharaan;
d. Menggunakan fasilitas umum berupa jalan yang berada di sekitar pembangunan
gedung Kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan;
13
2. Perlindungan hukum bagi pihak ketiga dijaminkan dalam bentuk Asuransi Konstruksi
(Contractor All Risks / CAR). Asuransi CAR memberikan jaminan atas kerusakan atau
kerugian objek yang dipertanggungkan pada saat pelaksanaan pembangunan konstruksi
termasuk selama masa pemeliharaan serta memberikan jaminan perlindungan hukum
terhadap pihak ketiga selama aktifitas pembangunan konstruksi.
3. Dalam hal terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian atau menyebabkan
kecelakaan dan/atau kematian bagi pihak ketiga maka Pihak Pertama bersama-sama
dengan Pihak Kedua bertanggungjawab atas hal tersebut.
4. Klaim Asuransi CAR bagi pihak ketiga hanya dapat diberikan apabila kerugian yang
ditimbulkan oleh pihak ketiga merupakan akibat dari kegiatan proyek dan terjadi dalam
masa pembangunan termasuk masa pemeliharaan. Kerugian yang ditimbulkan akibat
hal-hal di luar ketentuan tersebut bukan merupakan tanggungjawab Pihak Pertama
maupun Pihak Kedua.
Pasal 19
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
1. Pihak kedua selaku penyedia jasa konstruksi pembangunan gedung Kantor Pengadilan
Negeri Padang Sidimpuan telah memiliki UKL/UPL. UKL/UPL sebagaimana dimaksud
dalam UU No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
2. Kegiatan pembangunan dalam perjanjian ini memiliki sifat tidak berdampak penting
bagi lingkungan hidup sehingga tidak termasuk ke dalam kategori kegiatan yang
memerlukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
3. Pihak kedua dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ini telah mendapatkan Izin
Lingkungan yang sah dan memiliki kekuatan hukum yang tetap sebagaimana diterbitkan
oleh Balai Lingkungan Hidup Kota Padang Sidimpuan dalam Surat Izin Lingkungan
nomor 660.IB/ 98/ 2017.
4. Segala sesuatu hal yang dalam masa pembangunan termasuk masa pemeliharaan
menimbulkan kerugian / kerusakan bagi lingkungan hidup maka Pihak Kedua
bertanggungjawab sepenuhnya terhadap hal tersebut.
14
Pasal 20
RESIKO
1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala kerugian yang timbul, kecuali jika PIHAK PERTAMA telah lalai untuk
menerimanya hasil pekerjaan tersebut.
2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah diluar kesalahan
kedua belah pihak (akibat Keadaan Kahar tersebut dalam pasal 10) sebelum pekerjaan
diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA tidak lalai untuk
menerima atau menyetujui hasil pekerjaan tersebut maka segala kerugian yang timbul
akibat keadaan itu akan ditanggung oleh kedua belah pihak secara musyawarah dan
mufakat.
3. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan
pekerjaannya tidak sesuai dengan perencanaan, maka PIHAK KEDUA bertanggung
jawab sepenuhnya atas segala kerugiannya.
4. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan
karena kesalahan karena perubahan penggunaan atau fungsi maka segala kerugian yang
timbul ditanggung PIHAK KEDUA.
5. Jika waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan-hambatan yang diakibatkan tidak
tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata kesalahan dari PIHAK
KEDUA maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut pada dasarnya
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
6. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun pihak ketiga yang melakukan
hubungan hukum dengan PIHAK KEDUA menjadi beban dan tanggung jawab
sepenuhnya PIHAK KEDUA.
7. Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini
menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga yang melakukan hubungan hukum dengan
PIHAK KEDUA, maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah sebagai langkah awal penyelesaian perselisihan.
15
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka diselesaikan oleh
suatu “Panitia Perdamaian” yang berfungsi sebagai penengah, yang dibentuk dan
diangkat oleh kedua belah pihak yang terdiri dari :
a. Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota;
b. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota;
c. Seorang wakil dari pihak ketiga selaku tim penilai independen;
d. Seorang yang ahli, sebagai ketua yang terpilih dan disetujui oleh para pihak.
3. Keputusan "Panitia Perdamaian" ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya
penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama.
4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah
satu pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan Negeri Medan.
Pasal 22
PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan perjanjian secara sepihak, dengan
pemberitahuan secara tertulis maksimal 7 (tujuh) hari sebelumnya setelah melakukan
peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dalam hal PIHAK KEDUA :
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari berturut-turut terhitung tanggal surat perjanjian ini
tidak atau belum memulai pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam
pasal 1 surat perjanjian ini.
b. Dalam waktu 1 bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan
yang telah dimulai.
c. Secara langsung ataupun tidak langsung sengaja memperlambat penyelesaian
pekerjaan pemborongan ini, berdasarkan laporan kemajuan dan laporan tim
pengawas pekerjaan.
d. Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan
PIHAK PERTAMA sehubungan dengan pekerjaan pemborongan ini.
e. Jika pekerjaan ini dilaksanakan PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan jadwal
waktu yang dibuat PIHAK KEDUA dan telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA
dan atau pengawas pekerjaan.
f. Telah dikenakan denda keterlambatan sebesar 5% dari harga borongan.
2. Jika terjadi pemutusan perjanjian PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud ayat 1
pasal ini PIHAK PERTAMA dapat menunjuk pemborong lain atas kehendak dan
berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
16
Pasal 23
BEA MATERAI DAN PAJAK
Bea Materai dan Pajak dilunasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 24
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Segala akibat, yang terjadi dari pelaksanaan pekerjaan ini, kedua belah pihak telah memilih
tempat kedudukan hukum yang tetap dan sepakat memilih Pengadilan Negeri Medan.
Pasal 25
LAIN-LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-perubahan
yang dianggap perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian
Tambahan (Addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat
Perjanjian ini.
Pasal 26
PERUBAHAN ATAS ISI SURAT PERJANJIAN
Apabila dipandang perlu diadakan perubahan atas isi Surat Perjanjian Kerja ini, baik
perubahan perihal penambahan atau pengurangan isi Surat Perjanjian Kerja, harus
mendapatkan persetujuan secara tertulis terlebih dulu dari PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.
Pasal 27
KETENTUAN PENUTUP
1. Dengan ditandatanganinya Surat Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA, maka seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian ini dan
seluruh dokumen yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari
perjanjian ini.
2. Yang dimaksud dengan dokumen tersebut dalam ayat 1 pasal ini adalah dokumen yang
ada pada saat mulai, selama dan sesudah surat perjanjian ini berlaku bagi PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA meliputi :
a. Dokumen pengadaan beserta perubahaannya (addendum); dan
b. Surat penawaran.
17
Pasal 28
PENUTUP
Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak hari ini Pada tanggal tersebut
diatas. Dan dinyatakan sah serta mengikat sejak tanggal ditandatangani.
Diketahui oleh,
Pengguna Anggaran
18
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEMERINTAH KOTA PADANG SIDIMPUAN
DINAS PEKERJAAN UMUM
JL Abdul Haris Nasution, Val IV, Palopat PK, Kec.
Padangsidimpuan Tenggara
Kode Pos 25129, Telp. (0634) 27681
KOTA PADANG SIDIMPUAN - SUMATERA UTARA
No : 1017/DPU/PSDP/2016
Lamp. : -
Hal : Surat Penunjukan Ketua Panitia Pengadaan Barang/Jasa
Menunjuk :
Nama : JERY SIMANUNGKALIT
Kewarganegaraan : Indonesia
NIP : 197202202000031001
Jabatan : Staf Seksi Pemeliharaan Dinas Pekerjaan Umum
Alamat : Jl. Pramuka No. 10 Padang Sidimpuan
Demikian Surat Penunjukan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya sebagai
landasan hukum dalam melaksanakan kegiatan dan atas kerjasamanya diucapkan terima
kasih.
Padang Sidimpuan, 17 Oktober 2016
Pembina TK I
Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Sidimpuan
No : 1024/DPU/PSDP/2016
Lamp. : -
Hal : Surat Penunjukan Konsultan Perencana
Menunjuk :
Nama : ARIF ZAINUDIN
Kewarganegaraan : Indonesia
Jabatan : Direktur Utama
Nama Perusahaan : PT Bombom Samudra (PTBS)
Mengenai hal-hal lain yang berhubungan dengan Konsultan Perenana akan diatur dalam
Surat Perjanjian Kerja.
Demikian Surat Penunjukan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya sebagai
landasan hukum dalam melaksanakan kegiatan dan atas kerjasamanya diucapkan terima
kasih.
Kepada
Yth. Jery Simanungkalit
Ketua Panitia Pengadaan Barang dan
Jasa Program Pembangunan Gedung
Kantor Pengadilan Negeri Padang
Sidimpuan
Nomor : 0116/KJ/KG/2017
Hal : Penawaran Jasa Kontruksi
Lamp. : 1 (Satu) Berkas
Dengan Hormat,
Bersama surat ini kami bermaksud untuk memperkenalkan perusahaan kami PT Tanto
Sumatra kepada Bapak Jery Simanungkalit selaku ketua panitia pengadaan barang dan jasa
pembangunan gedung kantor pengadilan Padang Sidimpuan. Kami merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa yang telah memiliki banyak
pengalaman dalam melakukan pembangunan konstruksi gedung perkantoran temama.
Sehubungan dengan itu. Sesuai Informasi yang kami dapat bahwa PT Bombom Samudra
sebagai konsultan perencana tender yang dilakukan oleh Jery Simanungkalit yang akan
membangun sebuah gedung Kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan. maka kami
bermaksud untuk mangajukan surat penawaran untuk jasa pembangunan gedung dimana
ini mempakan spesialisasi kami. Dalam proposal penawaran yang kami buat harga
penawaran dalam pembangunan gedung kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan
adalah senilai Rp 1.749.381.000,- dan persentase dari pagu sebanyak 80.17% dimana
rincian anggaran tersebut kami jelaskan pada lampiran surat ini.
Kami berharap penawaran ini dapat berakhir dengan kerja sama yang dapat
memberikan keuntungan terhadap kedua belah pihak. Sehubungan dengan surat penawaran
yang kami buat, kami siap untuk mengadakan pertemuan dengan pihak Jery Simanungkalit
guna menindaklanjuti penawaran yang kami buat.
Demikian surat penawaran ini kami buat, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan
terima kasih.
Hormat kami
Direktur PT Tanto Sumatra
VI XXXXX
1 XXX XXX XXX XXX XXX
2 XXX XXX XXX XXX XXX
3 XXX XXX XXX XXX XXX
JUMLAH XXX
JUMLAH Rp. 1.749.381.000,-
TOTAL
JERY SIMANUNGKALIT
NIP. 19720220 2000031001
PEMERINTAH KOTA PADANG SIDIMPUAN
DINAS PEKERJAAN UMUM
JL Abdul Haris Nasution, Val IV, Palopat PK, Kec.
Padangsidimpuan Tenggara
Kode Pos 25129, Telp. (0634) 27681
KOTA PADANG SIDIMPUAN - SUMATERA UTARA
JERY SIMANUNGKALIT
NIP. 197202202000031001
Tembusan :
1. Kantor Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan
BANK GARANSI
JAMINAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
No: 029011700909
Menyetujui,
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Sidimpuan
Selaku Pengguna Anggaran,
No : 0130.3/DPU/PSDP/2016
Lamp. : -
Hal : Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Konstruksi
Menunjuk :
Nama : RACHMAD SYAFAAT
Kewarganegaraan : Indonesia
Jabatan : Direktur Utama
Nama Perusahaan : PT Lazarus Indonesia
Mengenai hal-hal lain yang berhubungan dengan Pengawas Pekerjaan Konstruksi akan
diatur dalam Surat Perjanjian Kerja.
Demikian Surat Penunjukan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya sebagai
landasan hukum dalam melaksanakan kegiatan dan atas kerjasamanya diucapkan terima
kasih.