Oleh :
Vifin Rotuahdo Saragih
Oleh :
Vifin Rotuahdo Saragih
11.2015.342
Lembar Persetujuan
Jakarta, Desember 2017
Dosen Pembimbing
Penguji I Penguji II
Abstrak : Air merupakan sumber daya alam yang penting dan sering digunakan manusia untuk
bertahan hidup. Menurut data UNICEF tahun 2015 masih terdapat 663 juta orang yang menggunakan
air yang tidak aman. Menurut data WHO 2013 terdapat 1,7 miliar kasus diare setiap tahunnya, dan
terdapat 760.000 kasus kematian akibat diare pada anak balita setiap tahun. Berdasarkan data
Riskesdas tahun 2013 diketahui daerah perkotaan memiliki cakupan sumber air bersih sebesar
90,1%, sedangkan di pedesaan sebesar 67,6 %. dari data permenkes tahun 2017 pelaksanaan
pengawasan sarana air berkualitas sampai maret 2017 baru 16,02% dari target yang diharapkan 35%.
Berdasarkan data dari profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2014 cakupan keluarga dengan
akses air bersih di kabupaten karawang berkisar 21,32%. Pada hasil evaluasi didapatkan 5 masalah
dan diambil dua prioritas masalah: cakupan sarana air bersih yang diinspeksi dengan pencapaian
25,7% dari target 80%. Dan cakupan sarana air bersih yang memnuhi syarat hampir mencapai target
dengan pencapaian 22,3% dari target 80%. Penyebab masalah tersebut adalah kurangnya tenaga untuk
pengawasan program, keterbatasan sarana masyarakat, dan kurangnya tindak lanjut evaluasi terhadap
sarana air bersih. Bila hal tersebut dapat diatasi, diharapkan tingkat pencapaian cakupan pengawasan
sarana air bersih pada periode berikutnya dapat meningkat.
ii
Evaluation of Water Supply Control Program in Working Area
Puskesmas Lemahabang Kabupaten Karawang
Period November 2016 - October 2017
Abstract : Water is an important natural resource and is often used by humans to survive. According
to UNICEF data in 2015 there are still 663 million people using unsafe water. . According to WHO
2013 data there are 1.7 billion cases of diarrhea each year, and there are 760,000 cases of death from
diarrhea in children under five each year. Based on Riskesdas data in 2013, it is known that urban
areas have 90.1% of clean water sources, while in rural areas it is 67.6%. from the data of permenkes
in 2017 the implementation of quality water quality control until March 2017 only 16.02% of the
expected target 35%. Based on data from the health profile of West Java Province in 2014, the
coverage of families with access to clean water in Karawang regency ranges from 21.32%. In the
evaluation results obtained 5 problems and taken two priority problems: coverage of clean water
facilities inspected by achieving 25.7% of the target 80%. And the coverage of eligible clean water
facilities almost reached the target with 22.3% achievement of the target of 80%. The causes of the
problem are lack of personnel for program supervision, limited public facilities, and lack of follow-up
evaluation of clean water facilities. If this can be addressed, it is expected that the level of
achievement of water supply surveillance in the next period can increase.
Keyword : water supply control, Program evaluation, Community health clinic Lemahabang
iii
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karuniaNya sehingga evaluasi program ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Evaluasi program ini saya laksanakan dalam rangka peningkatan standar pendidikan dalam
Ilmu Kesehatan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana.
Besar harapan saya bahwa penulisan ini dapat berguna bagi seluruh pembaca
bahkan bagi lembaga Pendidikan. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
kepada dr. Diana L Tumilisar selaku pembimbing evaluasi program saya serta pihak-pihak
yang telah memberikan dukungan dan bantuan dari pemegang program Kesehatan
Lingkungan ibu Susan, Kepala Puskesmas Rasidi, KaSuBag Hj Anwar Sanusi dari
Puskesmas Lemahabang berserta pihak – pihak yang nama-namanya tidak bisa saya
sebutkan satu per satu hingga evaluasi program ini dapat saya selesaikan tepat pada
waktunya.
Saya menyadari evaluasi program ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sehingga akan tercipta
penelitian yang lebih baik lagi.
Hormat saya,
Penyusun
iv
Daftar Isi
Abstrak ............................................................................................................................... ii
v
4.2.1 Data Geografis .............................................................................................. 8
4.3.1 Masukan................................................................................................................ 10
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 32
Lampiran
vi
Bab I
Pendahuluan
Air merupakan sumber daya alam yang penting dan sering digunakan manusia
untuk bertahan hidup. Manusia memerlukan air dalam kehidupan sehari-hari seperti
untuk minum, mandi, pembangkit listrik dan lain-lain sehingga air merupakan
komponen yang penting dalam kehidupan manusia. Maka dari itu air harus dilindungi
dari pencemaran dalam proses pengambilan dari sarana air bersih, pendistribusian,
penyimpanan, pengambilan, pengolahan, dan penyajian air.1 Air merupakan salah satu
media lingkungan yang harus ditetapkan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan. Hal ini berkatian dengan isu yang muncul karena danya
perkembangan lingkungan yaitu perubahan iklim yang terlebih menyangkut media
lingkungan berupa air antara lain pola curah hujan yang berubah-ubah. Hal ini
menyebabkan berkurangnya ketersediaan air bersih untuk keperluan higieni sanitasi.2
Curah hujan yang lebat dan terjadinya banjir memperburuk system sanitasi
sehingga masyarakat rawan terkena penyakit menular seperti diare.2 Dalam bidang
kesehatan, air merupakan salah satu media lingkungan yang berperan dalam
penularan penyakit yang disebabkan oleh air karena dapat menjadi media
pertumbuhan mikrobiologi.3 Menurut data UNICEF tahun 2015 masih terdapat 663
juta orang yang menggunakan air yang tidak aman.4 Menurut data WHO 2013
terdapat 1,7 miliar kasus diare setiap tahunnya, dan terdapat 760.000 kasus kematian
akibat diare pada anak balita setiap tahun.5
Berdasarkan data dari profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2014
cakupan keluarga dengan akses air bersih di kabupaten karawang berkisar 21,32%.
Menurut Riskesdas 2013, cakupan sumber air bersih daerah perkotaan memiliki
cakupan sumber air bersih sebesar 90,1%, sedangkan di pedesaan sebesar 67,6 %. 6
dari data permenkes tahun 2017 pelaksanaan pengawasan sarana air berkualitas
sampai maret 2017 baru 16,02% dari target yang diharapkan 35%.
1
ditargetkan di Indonesia proporsi penduduk terhadap air bersih sebesar 67 %,
namun hal ini belum tercapai dengan didapatkannya cakupan penduduk terhadap
air bersih sebesar 57,2%.7
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah,
yakni :
1. Menurut data UNICEF tahun 2015 masih terdapat 663 juta orang yang
2. Menurut data WHO 2013 terdapat 1,7 miliar kasus diare setiap tahunnya, dan
terdapat 760.000 kasus kematian akibat diare pada anak balita setiap tahun.
3. Berdasarkan data dari profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2014
cakupan keluarga dengan akses air bersih di kabupaten karawang berkisar
21,32%.
1.3. Tujuan
2
1.3.2. Tujuan Khusus :
1.3.2.1. Diketahuinya jumlah dan jenis sarana air bersih di wilayah kerja
Puskesmas Lemahabang periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017.
1.3.2.2. Diketahuinya cakupan jumlah rumah tangga yang menggunakan sarana
air bersih untuk keperluan sehari-hari di wilayah kerja Puskesmas Lemahabang
periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017.
1.3.2.3 Diketahuinya cakupan hasil inspeksi program pengawasan sarana air
bersih di wilayah kerja Puskesmas Lemahabang periode November 2016 sampai
dengan Oktober 2017.
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan jumlah sarana air bersih yang memenuhi syarat di
wilayah kerja Puskesmas Lemahabang periode November 2016 sampai dengan
Oktober 2017.
1.3.2.5. Diketahuinya cakupan pengambilan sampel air di wilayah kerja
Puskesmas Lemahabang periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017.
1.3.2.6. Diketahuinya cakupan jumlah sarana air bersih dengan kualitas
bakteriologi yang memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Lemahabang periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017.
1.4. Manfaat
3
1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi :
bidang kesehatan.
1.5. Sasaran
4
Seluruh sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Lemahabang, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017.
BAB II
2.1. Materi
Program ini mengevaluasi materi yang terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan
yang dilakukan puskesmas mengenai program pengawasan sarana air bersih di UPTD
Puskesmas Lemahabang periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017, yang berisi
kegiatan:
Lemahabang.
4. Inspeksi sarana air bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lemahabang.
5. Pemeriksaan sarana air bersih yang diinspeksi yang memenuhi syarat atau yang
2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem, lalu dilihat
apakah terdapat perbedaan antara pencapaian tiap-tiap variabel dalam sistem pada program
pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lemahabang periode
5
November 2016 sampai dengan Oktober 2017 terhadap tolak ukur yang ditetapkan sehingga
dapat ditentukan masalah yang ada dari pelaksanaan program lalu dapat dibuat usulan dan
saran sebagai pemecahan dari masalah yang ditemukan berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem.
Bab III
Kerangka Teori
1. Masukan (input) adalah perangkat administrasi atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem yang terdiri dari tenaga
6
(man), dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang
digunakan (machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market),
2. Proses (process) adalah elemen yang mengubah masukan menjadi keluaran yang
terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola sistem
tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem terdiri dari lingkungan fisik dan
non fisik.
5. Umpan balik (feedback) adalah elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut, berupa pencatatan dan pelaporan
yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup sehari- hari. Air
yang digunakan untuk kebutuhan manusia sebagai air minum atau keperluan rumah tangga
lainnya harus memenuhi syarat kesehatan, antara lain bebas dari kuman penyakit dan tidak
mengandung bahan beracun. Air minum memenuhi syarat kesehatan sangat penting dalam
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.
7
Bab IV
Penyajian Data
8
a. Sebelah utara : wilayah kerja Puskesmas Kec.T em puran
b. Sebelah selatan : wilayah kerja Puskesmas Kec. Tirtamulya
c. Sebelah barat : wilayah kerja Puskesmas Kec. Telagasari
d. Sebelah timur : wilayah kerja Puskesmas Cilamaya Kulon
9
4.2.3 Iklim
Sesuai dengan geografinya, Kecamatan Le m a h a b a n g merupakan dataran rendah
dengan temperatur udara rata- rata 26-32°C.
4.2.4 Hidrografi
Daerah Lemahabang mempunyai aliran sungai yg berfungsi mengaliri lahan
4.3.1 Masukan
1. Tenaga
Kepala Puskesmas : 1 orang (sebagai penanggung jawab)
2. Dana
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari:
APBD : Ada
BOK : Ada
3. Sarana
a. Sarana Medis
10
Sanitarian Kit : Ada
b. Sarana Non Medis
Infocus : Ada, 1 buah (hanya digunakan saat rapat)
Layar : Ada
Leaflet : Tidak ada
Lembar Balik : Tidak ada
Poster : Tidak Ada
Buku Pedoman Kesling : Ada
Checklist Pemeriksaan SAB : Ada
Formulir Pengiriman Sampel : Tidak ada
Sarana Transportasi : Ada
Botol Steril, tas/kotak pengepakan botol : Tidak ada
4. Metode
a. Pendataan jumlah dan jenis sarana air bersih
Pendataan ini diambil dari laporan pengawasan sarana air bersih di wilayah
kerja Puskesmas Lemahabang periode November 2016 sampai dengan
Oktober 2017 seperti dibawah:
PDAM : 1.165 buah
11
masyarakat tentang pentingnya sarana air bersih.
d. Pembinaan kader kesehatan lingkungan dilakukan dengan memberdayakan ibu
PKK di tiap desa.
e. Pengambilan Sampel Air
Pengambilan sampel air dilakukan setelah menentukan titik pengambilan yang
disesuaikan dengan jenis sarana air bersihnya. Untuk sumur pompa sampel
diambil setelah 5 menit air keluar, untuk sumur gali sampel diambil dengan
kedalaman 20 cm di bawah permukaan air, dan untuk PDAM sampel diambil
setelah 2 menit air keluar. Untuk pemeriksaan fisik jumlah air yang diambil
sebanyak 2 liter, untuk pemeriksaan kimia jumlah air yang diambil sebanyak
100 ml dan untuk pemeriksaan bakteriologis wadah penampungan harus steril
dengan jumlah air yang diambil sebanyak 100 ml, kemudian diberi etiket dan
dikirim ke laboratorium. Prosedur pengambilan sampel secara lengkap
terdapat di lampiran SOP pengambilan sampel. Jumlah sarana air bersih yang
mempunyai risiko pencemaran yang tinggi. Tingkat risiko pencemaran air
terbagi menjadi:
AT (amat tinggi)
T (tinggi)
S (sedang)
R (rendah).
Cara pemeriksaan lengkap dapat dilihat di lampiran formulir inspeksi
sanitasi
f. Pemeriksaan Bakteriologis pada Sampel Sarana Air Bersih
Kualitas bakteriologis ini dapat ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium kesehatan masyarakat, kemudian ditetapkan sesuai standar
kualitas air bersih terhadap kandungan bakteriologis sesuai dengan Permenkes
416 tahun 1990.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Data kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas lapangan dimasukkan ke
dalam format pencatatan pengawasan air bersih (register dan formulir lain
yang diperlukan) seterusnya membuat penyajian atau visualisasi data dalam
bentuk peta, grafik atau tabel yang diperbaharui secara periodik (bulanan,
triwulan dan tahunan). Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini
12
melaporkannya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota (triwulan dan
tahunan).
4.3.2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan
Terdapat perencanaan secara tidak tertulis dari Puskesmas Lemahabang mengenai:
Terdapat pendataan 1 kali setahun tentang jumlah sarana air bersih dan jumlah
pengguna.
Pemeriksaan terhadap sarana air bersih dilakukan 5 kali perbulan oleh petugas
Pemeriksaan bakteriologis
13
Permenkes No 416 tahun 1990. Sedangkan persyaratan kualitas air minum sesuai
4.3.2.2 Pengorganisasian
wilayah kerja.
4.3.2.3 Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, yang sudah dilaksanakan secara
berkala yaitu:
14
menggunakan SAB di wilayah kerja Puskesmas Lemahabang Kabupaten Karawang dan
memberikan formulir inspeksi sanitasi untuk di isi oleh kepala keluarga
Meberikan penyuluhan kesling mengenai sarana air bersih
Belum terlaksananya pembinaan kader kesehatan lingkungan
Pengambilan sampel air dilakukan dan pemeriksaan bakteriologis tidak dilaksanakan.
Struktur Organisasi
Sistem Informasi
Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan
Puskesmas
Kesgimasy Kesgimul
Kesling
15
Puskesmas
Keliling
Kestrad KIA/KB
KIA-KB
Bidan Desa
Kesorga IGD
Gizi
Bina Jaringan
Kes.Indra Gizi
P2M
Kes.Lansia Persalinan
Perkesmas
Kesja Apotek
4.3.2.4 Pengawasan
Adanya pencatatan yang sistemik secara berkala tentang kegiatan pengawasan
UKS Laboratorium
kualitas sarana dan air bersih dilaksanakan 1 kali per tahun dan pelaporan secara berkala
tentang kegiatan pengawasan sarana air bersih dan pemeriksaan kualitas air yang terdapat
dalam sarana air bersih ke tingkat kabupaten minimal 3 bulan sekali dan apabila terjadi
kejadian luar biasa karena penurunan kualitas air. Terdapat rapat bulanan puskesmas tentang
4.3.3 Keluaran
4.3.3.1 Pendataan Jumlah dan Jenis Sarana Air Bersih yang Ada
Hasil pendataan jumlah dan jenis sarana air bersih di Puskesmas Lemahabang,
yang di inspeksi periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017. (Lampiran VI)
17312
Cakupan = Cakupan = 17380 × 100% = 99%
16
4.3.3.3 Cakupan Hasil Inspeksi Air Bersih
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝐴𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑠𝑝𝑒𝑘𝑠𝑖
× 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝐴𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎
4445
Cakupan = 17312 × 100% = 25,7 %
3856
Cakupan = 17312 × 100% = 22,3 %
Target: 80% dalam setahun (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kab. Karawang)
Metode: Mendatangi rumah penduduk yang menggunakan SAB di wilayah kerja
Puskesmas Lemahabang, Kabupaten Karawang Periode november 2016 sampai
dengan OKtober 2017, dan hasil inspeksi diisikan ke dalam formulir inspeksi sanitasi.
10
Cakupan = 4445 × 100% = 0,23%
Cakupan = 100%
4.3.4 Lingkungan
17
4.3.4.1 Lingkungan Fisik
Kualitas dan kepatuhan kerja petugas dalam mengawasi dan memberikan laporan
akan mempengaruhi keberhasilan program pengawasan sarana air bersih ini.
Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukan
akan dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan program pengawasan sarana air
bersih selanjutnya dan adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu
kali yang membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan.
4.3.4.4 Dampak
Dampak tidak langsung yaitu masalah penyediaan dan pengawasan air bersih tidak lagi
menjadi permasalahan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat belum dapat
dinilai.
18
Bab V
Pembahasan
19
program pengawasan sebagai koordinator dan
SAB yang terampil pelaksana program yang telah
dibidangnya mengikuti pelatihan
kesehatan lingkungan.
20
3. dilakuakan penyuluhan berwarna, dan tidak berasa
SAB. - dilakukannya penyuluhan
4. pembinaan kader SAB
kesling -tidak ada pembentukan kader
5. Dilakukan pengambilan kesling, sehingga kekurangan
sampel air dari sarana air tenaga.
bersih yang di inspeksi -Dilakukan pengambilan
6. Dilakukan pemeriksaan sampel SAB 1 kali setahun
sarana air bersih untuk untuk inspeksi
pemeriksaan kimia dan -Dilakukan pengambilan
bakteriologis air. sampel untuk pemeriksaan
5.Pencatatan dan kimia dan tidak dilakukan
pelaporan pemeriksaan bakteriologis air.
21
kekuasaan kepada keuasaan kepada
coordinator program koordinator program.
(programer), kemudian Tetapi untuk pelaksana
melakukan koordinasi program belum dibentuk.
dengan pelaksana program
3 Pelaksanaan Sesuai dengan rencana dan Pendataan SAB sudah
metode yang telah dilakukan sesuai
ditetapkan, dilaksanakan perencanaan yakni 1 kali
secara berkala : setahun, pengawasan
pemeriksaan dan inspeksi belum optimal, dimana
SAB minimal 5x/bulan, tidak dilakukan sesuai (+)
pengambilan sampel untuk perencanaan yakni
pemeriksaan kimia dan inspeksi hanya dilakukan 1
mikrobiologi air 2x/tahun. kali sebulan, pengambilan
Serta memberi penyuluhan sampel air minum
dan pembentukan kader dilakukan hanya sebanyak
kesling 10 sampel dan tidak
Penyuuhan kesehatan dilakukan pemeriksaan
lingkungan sarana air bakteriologis air.
bersih Belum ada penyuluhan
Kader membantu yang diberikan
melaksanakan inspeski penyuluhan, dan tidak ada
sebagai pelaksana program kader kesling karena
kekurangan tenaga petugas
dan banyak kader yang
telah merangkap beberapa
kegiatan sekaligus.
4 Pengawasan Adanya pencatatan tiap Pencatatan tiap bulan dan (-)
bulan/tahunan dan tiap tahun dan laporan
pelaporan secara berkala hasil pemeriksaan tiap 3
tentang kegiatan bulan sekali sudah
pengawasan kualitas air ke dilakukan.
tingkat kabupaten minimal
22
3 bulan sekali dan apabila
terjadi kejadian luar biasa
karena penurunan kualitas
air.
No Pengaruh
Lingkungan
1 Fisik Masyarakat di kecamatan Lemahabang menggunakan air tanah
yang didapat dari sarana sumur gali, sumur pompa listrik, juga
sarana air bersih dari PDAM. Mayoritas di tiap rumah
menggunakan pompa listrik.
2 Non Fisik 1. Keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi
keberhasilan program. Sebagian besar kepala keluarga bermata
pencaharian buruh tani, hal tersebut dapat mempengaruhi
akses untuk mendapatkan sarana air bersih yang memadai.
2. tingkat pengetahuan yang rendah
23
BAB VI
Perumusan Masalah
Dari pembahasan hasil evaluasi program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas
Lemahabang periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017, terlihat beberapa
masalah:
6. 1.1 Cakupan jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih dengan
pencapaian 99% dari total target 80%. Ditemukan besar masalah tidak ada
6. 1.2 Cakupan sarana air bersih yang diinspeksi dengan pencapaian 25,7% dari total
target 80%. Ditemukan besar masalah sebesar 54,3%
6. 1.3 Cakupan sarana air bersih yang memenuhi syarat dengan pencapaian 22,3%
dari total target 80%. Ditemukan besar masalah sebesar 57,7%
6. 1.4 Cakupan pengambilan sampel air dengan pencapaian 0,23 % dari total target
80%. Ditemukan besar masalah sebesar 79,77%
6. 1.5 Tidak dilakukan cakupan pemeriksaan kualitas bakteriologis pada sampel air
bersih dengan besar masalah 100%
24
6. 2.1 Masukan
Tenaga
Hanya terdapat satu tenaga yang merangkap sebagai koordinator dan pelaksana
program. Kurangnya pemberdayaan masyarakat dan kerja sama lintas sektor sehingga
menyulitkan untuk dapat melakukan pemeriksaan terhadap sarana air bersih yang ada.
Sarana
Metode
Tidak adanya pembentukan kader kesehatan lingkungan, jadi untuk dapat
melaksanakan program jadi tidak optimal. Tidak dilakukan pemeriksaaan
bakteriologis.
6. 2.2 Proses
- Pengorganisasian
- Pelaksanaan
pendataan sarana air bersih masih kurang baik, pengawasan belum optimal,
dimana tidak ada jadwal dan target pemeriksaan yang tepat. Pengambilan sampel air
dilakukan hanya sebanyak 10 sampel dan tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis
air. Serta tenaga dari kader kesling tidak ada dikarenakan kekurangan tenaga petugas
25
dan juga para kader kebanyakan telah merangkap lebih dari 1 kegiatan.
Bab VII
Prioritas Masalah
Berdasarkan rumusan masalah pada variable keluaran, maka didapat beberapa masalah:
a. Cakupan jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih dengan pencapaian
99% dari total target 80%. Tidak ditemukan masalah
b. Cakupan sarana air bersih yang diinspeksi dengan pencapaian 25,7% dari total
target 80%. Ditemukan besar masalah sebesar 54,3%
c. Cakupan sarana air bersih yang memenuhi syarat dengan pencapaian 22,3% dari
total target 80%. Ditemukan besar masalah sebesar 57,7%
d. Cakupan pengambilan sampel air dengan pencapaian 0,23 % dari total target 80%.
Ditemukan besar masalah sebesar 79,77%
Masalah
No Parameter
A B C D E
1 Besarnya masalah 2 4 4 4 4
2 Berat ringannya masalah 2 4 4 4 4
26
3 Keuntungan social karena terselesainya masalah 4 5 5 4 4
4 Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan masalah 5 4 3 1 1
5 Teknologi yang tersedia 5 4 3 2 1
Jumlah 18 21 19 15 14
5 : Sangat Penting
4 : Penting
3 : Cukup Penting
2 : Kurang Penting
a. Cakupan sarana air bersih yang diinspeksi dengan pencapaian 25,7% dari total
target 80%. Ditemukan besar masalah 54,3%
b. Cakupan sarana air bersih yang memenuhi syarat dengan pencapaian 22,3% dari
total target 80%. Ditemukan besar masalah sebesar 57,7%
27
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah 1:
Cakupan sarana air bersih yang diinspeksi dengan besar masalah 54,3%
Penyebab masalah :
- Tenaga
Hanya terdapat satu orang yang bekerja sebagai koordinator dan pelaksana sehingga
terdapat kurang jumlah tenaga di bidang kesehatan lingkungan.
- Sarana
Tidak lengkapnya sarana yang digunakan untuk membantu program pengawasan sarana
air bersih. Seperti tidak adanya lefleat, ada sanitarian kit tapi tidak digunakan dengan
baik.
- Pengorganisasian
Untuk tenaga pelaksana program kesling belum ada, kordinator melaksanakan 2 tugas
sekaligus.
- Pelaksanaan
pendataan sarana air bersih masih kurang baik, pengawasan belum optimal. Inspeksi
hanya dilakukan 1x dalam sebulan. Selain itu dalam pelaksanaannya belum jelas karena
tidak mengikuti jadwal dan target yang sudah ditetapkan, sehingga mempengaruhi
28
jumlah kuantitas sarana air bersih yang diperiksa. Serta kurangnya tenaga petugas dan
tidak adanya kader kesling. Dan juga banyak kader lain yang merangkap lebih dari 1
kegiatan
Penyelesaian Masalah:
- Tenaga
Melakukan penambahan tenaga kesehatan lingkungan atau melakukan kerja sama lintas
program. Dilakukan pelatihan kader-kader kesehatan lingkungan ditiap desa sehingga
dapat membantu dalam pendataan sarana air bersih.
- Sarana
Dibuat leaflet mengenai kesehatan lingkungan sarana air bersih tentang, agar dapat
di sosialisasikan dengan mudah ke masyarakat.
- Pengorganisasian
Perlu ditambahnya tenaga sebagai pelakasana program, agar progam dapat berjalan
optimal
- Pelaksanaan
Memberikan penyuluhan kepada para kader, dan masyarakat untuk peduli dengan
kesehatan lingkungan terutama dalam hal sarana air bersih. Dan mengadakan kerja
sama lintas sektoral dengan departemen pekerjaan umum dan lintas program agar tenaga
kesehatan bagian lain dapat membantu terlaksananya program kesehatan lingkungan.
Dan dilakukan pembentukan kader kesehatan lingkungan agar dapat membantu
terlaksananya program kesehatan. Serta melakukan inspeksi sesuai dengan perencanaan
sebelumnya 5x/bulan.
8.2 Masalah 2:
Cakupan sarana air bersih yang memenuhi syarat dengan ditemukan besar masalah sebesar
57,7%
Penyebab masalah :
- Tenaga
Tenaga yang kurang untuk melakukan inspeksi kualitas sarana air bersih, dan tidak
adanya tenaga kader kesling. Ini membuat pekerjaan inspeksi sarana air bersih kadang
29
kurang optimal
- Sarana
Tidak lengkapnya sarana yang digunakan untuk membantu program pengawasan sarana
air bersih. Seperti tidak adanya lefleat, ada sanitarian kit tapi tidak digunakan dengan
baik.
- Pelaksanaan
Pengawasan belum optimal, dimana pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan
perencanaan 5 kali dalam sebulan dan hanya dijalankan 1 kali dalam sebulan. Dan
pengambilan sampel hanya dilakukan 1x dalam setahun. Serta kurangnya tenaga
bantuan dalam menjalankan program seperti tenaga kader kesling atau tenaga kesling
yang telah terlatih dan juga dari masyarakatnya sendiri.
Penyelesaian masalah :
- Tenaga
Perlunya penambahan tenaga inspeksi SAB agar masalah dapat teratasi agar program
ini dapat terjalankan dengan optimal dan memenuhi target pencapaian.
- Sarana
Dibuat leaflet mengenai kesehatan lingkungan sarana air bersih tentang, agar dapat
di sosialisasikan dengan mudah ke masyarakat, menggunakan sanitarian kit yang da
bila perlu dilakukan pelatihan untuk menggunakannya.
- Pelaksanaan
Pengawasan perlu ditingkatkan agar optimal, Megikuti perencanaan yang telah
dibuat yaitu melakukan inspeksi selama 5x/bulan, dan pengambilan sampel 2x dalam
setahun untuk memenuhi target serta membuat jadwal pelaksanaan sebelum dilakukan
kegiatan pemeriksaan inspeksi yaitu Dan pemeriksaannya harus dilakukan berkala
melalui bantuan tenaga lain di puskesmas maupun melalui kerja sama lintas program.
30
Bab IX
PENUTUP
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Lemahabang
periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017 dapat diambil kesimpulan bahwa
belum mencapai target karena masih ditemukan beberapa masalah yang mempengaruhi
keberhasilan program. Adapun dari evaluasi didapatkan
a) Jumlah sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Lemahabang periode November
2016 sampai dengan Oktober 2017 sebanyak 66.079 buah yang terdiri dari PDAM,
sumur gali, sumur pompa tangan dan pompa listrik.
b) Cakupan jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih di wilayah kerja
Puskesmas Lemahabang periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017
sebesar 99% dari total target 80%.
c) Cakupan inspeksi sarana air bersih dengan besar masalah di wilayah kerja Puskesmas
Lemahabang periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017 sebesar 25,7 %
dari target 80%.
31
d) Cakupan sarana air bersih yang memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas
lemahabang periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017 sebesar 22,3%
dari total target 80%.
e) Cakupan pengambilan sampel air terhadap sarana air bersih yang di inspeksi wilayah
kerja Puskesmas Lemahabang periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017
sebesar 0,23 % dari target 80 %
b. Cakupan sarana air bersih yang memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas
lemahabang periode November 2016 sampai dengan Oktober 2017 sebesar
22,3%.
9.2 Saran
32
Daftar Pustaka
1. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman
2. The Sphere Project. Piagam kemanusiaan dan standar minimum dalam respons
bencana. Oxford: Oxfam Publishing; 2004. (61)
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program air bersih dan sanitasi. Jakarta:
4. WHO/UNICEF. Water, sanitation dan hygiene : water supply. Updated 30 June 2015.
Diunduh tanggal 16 November 2017 dari :
http://www.unicef.org/wash/index_watersecurity.html
5. World Health Organization. Diarrhoeal disease. [online]. April 2013. Diunduh tanggal
6. Trihono. Riset kesehatan dasar nasional 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Diunduh tanggal 16 November 2017 dari :
33
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.p
df.
7. Peter Stalker. Kita suarakan MDGs demi pencapaiannya di Indonesia. Badan Pusat
Statistik; 2015. Diunduh tanggal 16 November 2017 :
http://www.undp.org/content/dam/indonesia/docs/MDG/Let%20Speak%20Out%2
0for%20MDGs%20-%20ID.pdf
34