Anda di halaman 1dari 38

Pembimbing : dr. Chadijah Rifai Latief, Sp.

KK

Keren Marthen
11.2015.041
Nama: WS
Umur: 59 thn
Pekerjaan: -
Alamat: Bekasi
Autoanamnesis pada tanggal 03 Maret 2017
Kontrol
Keluhan utama : Obat habis
Keluhan tambahan : Bercak kemerahan, baal pada tangan.
Os datang kontrol karena obat habis
Setahun yang lalu Os mengaku seluruh tubuh gatal, sehingga kulit bengkak
dan terkelupas kemudian terasa baal.
Setelah beberapa minggu keluhan tidak hilang dan semakin memburuk, Os
akhirnya berobat ke RS. Dan didiagnosa kusta.
Setelah rutin berobat keluhan terutama gatal mulai berkurang, kulit terkelupas
dan kering.
RPD : Ht, DM disangkal
PRK : -
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis

Status gizi : Kesan gizi cukup


TTV : Tidak dilakukan
Distribusi : Generalisata
Lokasi : Ekstremitas atas & bawah
Bentuk: Plakat
Batas : tidak tegas
Efloresensi : Primer : terdapat Makula eritema pada ekstremitas atas dan
bawah, berukuran plakat berbatas tidak tegas.
Tidak dilakukan
Diagnosis Kerja: Morbus Hansen
Diagnosis Banding : Psoriasis & Tinea Korporis
MDT untuk multibasilar

Rifampisin 600 mg/bulan


DDS 100 mg setiap hari
Klofazimin (lampren), 300 mg/bulan

Pemberian semuanya dalam 12 dosis dalam range 12 18 bulan


Minum obat kusta secara teratur
Hygiene tubuh dengan baik

Menggunakan handuk sendiri


Sinonim : LEPRA = MORBUS HANSEN
Definisi :
Peny inf kronik

Disebabkan : Mycobacterium leprae

Saraf perifer (afinitas pertama), kulit, mukosa tr. resp atas


organ lain, kec : saraf pusat
Di Indonesia penderita anak-anak dibawah umur 14 tahun didapatkan 13%,
tetapi anak dibawah 1 tahun jarang sekali.
Frekuensi tertinggi terdapat pada kelompok umur antara 25 35 tahun.
Terdapat diseluruh dunia, t.u Asia, Afrika, Amerika Latin, daerah tropis &
subtropis serta masyarakat yg sosial ekonomi rendah.
Kasus baru ditahun 2008 sebesar 17.441 orang
Distribusi tidak merata, yg tertinggi antara lain : pulau jawa, sulawesi, maluku
& papua.

Di Indonesia jumlah kasus kusta yg tercantum permulaan tahun 2009 adlh


21.538 org.
Mycobacterium leprae

Kuman ukuran 3 - 8 mikro meter x 0,5 mikrometer.

Tahan asam, dan alkohol

Bakteri gram-positif.
Kuman kusta mempunyai masa inkubasi rata-rata 2-5 tahun > penularan terjadi
apabila M.lepra utuh keluar dari tubuh pasien, masuk ke tubuh orang lain

Masih belum jelas > cara penularan belum diketahui. Anggapan klasik, kontak
langsung yang lama dan erat.

Infeksi secara inhalasi > M. leprae dapat hidup beberapa hari dalam droplet.
Hanya sedikit orang yang akan terjangkit kusta setelah kontak dengan
pasien kusta > kekebalan tubuh.
M.leprae > patogenisitas dan daya invasi yang rendah.
95% manusia kebal terhadap kusta.
5% yang dapat ditulari > 70% dapat sembuh sendiri dan 30% menjadi
sakit.
Gejala klinis sesuai dengan kerentanan orang tersebut > tergantung Sistem
Imunitas Seluler (SIS)

Bila SIS baik > gambaran tuberkuloid

Bila SIS buruk > gambaran lepromatous


Tipe TT Tipe BB
kerusakan saraf :
- N. Ulnaris

- N. Medianus
- N. Radialis
- N. Poplitea posterior

- N. Tibialis posterior
- N. Fasialis
- N. Trigeminus
Pem. Bakterioskopi (kerokan jar. Kulit) - dengan pewarnaan ZIEHL-
NEELSEN
Pem. Histopatologi : tergantung pd sistemImunitas Seluler (SIS). Apabila
SIS tinggi , makrofag akan mampu memfagosit M. Leprae.

Pem. Serologik : antibodi yg terbentuk dapat bersifat spesifik terhadap M.


Leprae, yaitu AB anti phenolic 16 kD serta 35 kD.
Dalam perjalanan penyakit Lepra sering timbul gambaran klinik yang disebut LEPRA
(Lepra Reaction) t.d:
1. Reaksi Lepra Tipe I (Reversal Reaction)
Sering pada tipe Pausi-basiler (TT-BB)
1.a. Reaksi Down Grading o.k. imunitas penderita menurun, sehingga
proliferasi bakteri >>, timbul lesi-lesi baru tipe L
1.b. Reaksi Up Grading o.k. peningkatan imunitas penderita, sehingga lesi
yang tenang meradang akut tipe T

Gejala:
Kelainan kulit bertambah dengan atau tanpa ringan/ berat cacat a.l. Claw Hand
2. Reaksi Lepra Tipe II (Eritema Nodosum
Leprosum/ ENL)
Sering timbul tipe multibasiler (BL-LL), di sini imunitas humoral
menurun, sehingga terjadi reaksi dengan antigen yang banyak dilepas
serta mengaktifkan sistem komplemen kompleks imun

Umumnya sedang dapat terapi DDS (Dapsone)


Gejala:
Malaise, mialgia, demam sampai menggigil
Infiltrat bertambah nodulus/ nodus eritematosus berkelompok +
nyeri tekan terutama di muka, punggung, dada
Iritis, neuritis, arthritis, pleuritis, nefritis, orchitis
Psoriasis

Peradangan kulit kronik > perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel


epidermis.

Gambaran klasik > plak eritomatos skuama putih.

Ukuran > seujung jarum sampai palakat


Tinea Korporis

Dermatofitosis pada kulit tubuh tidak berambut > disebabkan jamur.

Lesi bulat atau lonjong, batas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang
kadang vesikel dan papul di tepi.

Daerah tengah lebih tenang


Obat DDS (4,4 diamino-difenil-sulfon, Dapson)
Bersifat bakteriostatik menghambat enzim dihidrofolat sintetase, bekerja
sbg antimetabolit PABA
Dosis tunggal (sampai 6 bulan):
50 100 mg/ hari utk dewasa
2 mg/ kgBB untuk anak-anak
Efek samping
Insomnia, neuropatia
Erupsi obat nekrolisis epidermal toksika !!
Hepatitis
Leukopenia,anemia hemolitik, methemoglobinemia
Rifampisin
merupakan obat paling ampuh dg sifat bakteriostatik kuat utk BTA
bekerja menghambat enzim polimerase RNA dengan ikatan ireversibel,
harga mahal
Dosis:
600 mg/ hari (5 15 mg/ kgBB/hari)
900 1200 mg/ minggu flu like syndrome
600 atau 1200/ bulan efek & toleransi baik
Efek samping
Ggn Gastrointestinal

Erupsi kulit
Hepatotoksik & nefrotoksik
Klofasimin (B-663, Lamprene)
Merupakan derivat zat warna iminofenazin dengan efek bakteriostatik, cara
menggangu metabolisme radikal oksigen
Efek anti-inflamasi berguna utk reaksi lepra, harga relatif mahal
Dosis:
50 mg/ hari atau 100 mg/ 3x seminggu (1 mg/ kgBB sehari)
300 mg/ bulan utk cegah reaksi lepra
Efek samping
Pigmentasi kulit keringat & air mata merah
Gangguan GIT anorexia, vomitus, diare, kadang-kadang nyeri
abdomen
MDT : Kombinasi 2/> obat antikusta, salah satunya adalah rifampisin
(bakterisidal kuat), sedangkan obat antikusta lain bersifat bakteriostatik.

Pasien yang baru didiagnosis kusta dan belum pernah mendapat MDT

Pasien ulangan, yakni: Relaps, masuk kembali setelah default, pindahan,


ganti tipe
OBAT alternatif (1)
OFLOKSASIN
Merupakan obat turunan fluorokuinolon yang paling efektif thd M.leprae
Kerja melalui hambatan thdp enzim girase DNA mikobakterium
Dosis percobaan: 400 mg/ hari selama 1 bulan
OBAT alternative (2)
MINOSIKLIN
Merupakan turunan tetrasiklin yang aktif thdp M.lepra karena sifat
lipofiliknya mampu menembus dinding sel kuman
Cara kerjanya menghambat sintesis protein
Obat ini dapat menembus kulit dan mencapai jaringan saraf yang
mengandung banyak kuman
Dosis uji klinis: 100 mg/ hari selama 2 bulan
OBAT alternative (3)
KLARITROMISIN
Merupakan obat golongan makrolid (spt eritromisin & roksitromisin)
Mempunyai efek bakterisidal setara dengan ofloksasin & minosiklin ada
mencit
Bekerja dengan menghambat sintesis protein
Dosis uji klinis: 500 mg/ hari

Anda mungkin juga menyukai