Selulitis merupakan infeksi bakteri akut pada dermis dan jaringan subkutan yang
ditandai lesi kemerahan berbatas tidak jelas dan disertai tanda-tanda radang.
Umumnya selulitis ditemukan pada usia lanjut, perempuan lebih sering daripada laki-
laki, dengan riwayat lesu, demam, dan rasa nyeri sebagai gejala prodromal, disertai
pembesaran kelenjar getah bening setempat. Selulitis dapat terjadi pada bagian tubuh
manapun dengan predileksi pada tungkai bawah diikuti lengan, kepala, dan leher.
Selain itu, selulitis biasanya timbul pada lokasi dengan lesi yang telah ada
sebelummya, yaitu dermatitis, ulkus stasis (termasuk ulkus varikosum), luka tusuk,
gigitan binatang, atau trauma.
Selulitis adalah isitilah yang digunakan untuk mengindikasi non necrotizing
inflamasi pada kulit dan jaringan subkutan yang pada prosesnya berhubungan
dengan infeksi akut yang tidak melibatkan fascia atau otot. Ciri ciri selulitis yaitu
nyeri lokal, bengkak, perih, kemerahan, dan rasa panas. (Medscape)
Etiologi (crest)
1. Streptococcus pyogenes
2. Staphylococcus aureus
1. Streptococcus pneumonia
2. hemophylus influenza
Faktor resiko
1. Diabetes mellitus
2. penyakit imunodefisiensi
3. kanker
9. gigitan manusia
Selulitis merupakan penyakit akut dan progesif dengan onset kemerahan, nyeri,
panas dan bengkak pada kulit. batas kemerahan pada kulit dapay menyebar
secara cepat. Gejala seperti demam dan malaise bisa terjadi pada banyak kasus,
dan bisa terjadi sebelum tanda tanda lokal. Bullae, hemoragic superfisial,
nekrosis dermal, limfangitis dan limfadenopati bisa terjadi. Kaki merupakan area
yang sering terkena dan mungkin terdapat tempat masuknya bakteri seperti ,
luka, ulkus, atau tanda tanda infeksi jamur. Selulitis bilateral pada kaki sangat
jarang terjadi. Selulitis harus bisa dibedakan dengan :
1. eczema varikosa yang sering terjadi bilateral dengan, krusta, rasa gatal.
Class I pasien yang tidak mempunyai tanda tanda toksik sitemik, tidak
mempunyai comorbid, dan bisa di atasi dengan antimikroba oral.
Class II pasien dengan penyakit sistemik atau tanpa penyakit sistemik tetapi
memilki comorbid seperi penyakit vascular perifer, insufficiency vena kronik
atau obesitas morbid yang dapat memperberat infeksi.
Class III pasien yang memiliki penyakit sistemik signifikan seperti akut confusion,
takikardi, takipnoea, hipotensi, atau memiliki comorbid yang tidak stabil yang
dapat menganggu respon terapi atau memiliki infeksi di tungkai karena vascular
kompromais.
Class IV pasien yang memiliki sindrom sepsi atau infeksi yang dapat mengancam
jiwa seperti necrotizing fasciitis
Laboratorium
1. kultur bakteri
2. kultur darah
4. Darah lengkap
5. C-reaktiv protein
3. biopsy kulit
4. anti DNAse
Class II pasien harus di rawat singkat di rumah sakit (48 jam) untuk diberikan
antimikroba parenteral.
Class III dan IV pasien harus dirawat dirumah sakit sampai area yang terinfeksi
secara kilinis berangsur baik, tanda inflmasi sistemik membaik, dan comorbid
stabil. Pasien yang diduga dengan infeksi nekrosis memerlukan penanganan
bedah cepat dan ekstensif debridement pada area yang terinfeksi
Komplikasi
1. fasciitis
2. myositis
3. abses subkutan
4. septicemia
6. kematian