ISI JURNAL KEBIDANAN VOL 1 No 2 2013 PDF
ISI JURNAL KEBIDANAN VOL 1 No 2 2013 PDF
ISSN 2338-669X
Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 Halaman 100 - 205
ii
Editorial
Permasalahan remaja merupakan masalah sentral yang hangat dibicarakan saat
ini. Remaja mengalami perkembangan dan pertumbuhan dalam mencari identitas
dan jati diri dan memiliki keinginan yang besar untuk mencoba hal-hal yang baru.
Permasalahan remaja muncul ketika perubahan yang terjadi secara alamiah tidak
diikuti kesiapan remaja dalam menghadapi perubahan dalam dirinya dan diperberat
dengan adanya perubahan sosial yang cepat. Terinspirasi dari hal tersebut maka Jurnal
Ilmiah Bidan edisi kali ini mengangkat tema ini melalui artikel NGK Sriasih dalam
Permasalahan remaja dan penanggulangannya, begitu pula Md Widhi Gunapria
D pada artikel Kajian Perilaku Siswa SMP terkait Pencegahan HIV/AIDS di Kota
Denpasar. Kehidupan remaja menjadi begitu penting karena nantinya mereka akan
menjadi ibu yang melahirkan generasi penerus bangsa, sehingga tema-tema kehamilan
tetap menjadi pembicaraan seperti pada artikel Ni Ketut Somoyani, dkk mengenai
Herpes Genetalis Pada Masa Kehamilan. Dalam masa kehamilan seorang ibu harus
dibekali pengetahuan terkait kehamilannya sehingga proses ini akan berjalan normal
begitu pula pada tahap lanjut. Artikel Ni Nyoman Sumiasih, memaparkan hal tersebut
dengan cermat pada Program Antenatal Class Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap
Ibu Hamil Dalam Menyukseskan Inisiasi Menyusui Dini. Disamping itu Ni Luh
Wayan Aris Kardiantini, dkk juga menampilkan Hubungan Inisiasi Menyusui Dini
dengan Keberhasilan Pemberian ASI Pada Bayi Umur 1 Hari sampai 3 Bulan. Artikel
GA Marhaeni, dkk membahas Stimulus Orangtua Meningkatkan Perkembangan
Bayi Umur 3-6 Bulan di Puskesmas Pembantu Dauh Puri Denpasar tahun 2012. Selain
itu, Ni Putu Hennyka Putri, dkk pula membahas pertumbuhan dan perkembangan
anak melalui Pengetahuan Ibu Tentang Alat Permainan Edukatif untuk Anak Balita
Berdasarkan Karakteristik dan Sumber Informasi.
Peningkatan kejadian HIV/AIDS di Bali tentunya menjadi permasalahan yang
patut diwaspadai. Layaknya gunung es, penularannya semakin memperihatinkan.
Kadek Anggie Wisandewi, dkk dengan Hubungan Pengetahuan ibu RT Tentang
Infeksi Menular Seksual IMS dan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Berobat di
Klinik Tunjung Biru tahun 2012. Disamping itu, Ni luh Wiwin Wirantari, dkk
mengangkat hal ini melalui Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan HIV dan AIDS
Tentang Penyakitnya Setelah Menerima Konseling di Klinik PMTCT. Terkait dengan
hal tersebut Ni Wayan Armini, dkk juga membahas tentang Dukungan Keluarga
Meningkatkan Kepatuhan Pasien Kanker Servik Menjalani Kemoterapi, yang kita tahu
bersama penyebab kanker servik adalah perilaku yang berkaitan dengan seksualitas
dan PMS. Semoga di edisi mendatang akan banyak muncul beragam visi penelitian
yang pada akhirnya akan menambah khasanah pengembangan ilmu pengetahuan bagi
segenap keluarga besar Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
iii
DUKUNGAN KELUARGA MENINGKATKAN
KEPATUHAN PASIEN KANKER SERVIKS
MENJALANI KEMOTERAPI
(Studi dilakukan di Ruang Cempaka Timur RSUP Sanglah Denpasar)
1 Alumni Poltekes Denpasar Jurusan Kebidanan, 2,3 Dosen Poltekes Denpasar Jurusan Kebidanan
100
NPA Citrawati, NW Armini, NN Suindri (Dukungan
������������������������������������
keluarga meningkatkan...)
Simpulan hasil penelitian yaitu terdapat hubungan positif kuat antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan berobat pada pasien kanker serviks. Bidan diharapkan
memberikan pendidikan bagi keluarga pasien kanker serviks tentang manfaat
dukungan keluarga terutama sebelum memberikan terapi sehingga membantu
dalam perawatan pasien.
101
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 100 - 107
102
NPA Citrawati, NW Armini, NN Suindri (Dukungan
������������������������������������
keluarga meningkatkan...)
103
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 100 - 107
seseorang, dengan tulus dan sejujurnya. saraf pusat).11 Faktor-faktor ini saling
Pujian itu adalah sesuatu ucapan yang terkait dan mempengaruhi satu sama
membuat orang yang mendengarnya lain., begitu pula dengan hasil penelitian
merasa tersanjung, sehingga dapat ini dimana ada karakteristik responden
juga memberikan motivasi kepada yang mempengaruhi hasil sehingga
orang yang dipuji dan membuat orang sebagian besar responden memiliki nilai
merasa labih baik. Katherine Fullertone kepatuhan berobat lebih kecil atau sama
dalam Anonim (2008) menyatakan dengan 11. Karakteristik itu adalah
bahwa orang akan merasa lebih senang umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas
bila di beritahu kalau ia adalah orang responden.
yang menyenangkan.10 Jadi, dukungan Hasil penelitian menunjukkan
keluarga juga sangat penting diberikan responden yang memiliki nilai kepatuhan
apabila bisa berdampak pada psikis berobat lebih kecil atau sama dengan
pasien. 11 berada pada golongan umur 46 – 55
Hasil penelitian tentang kepatu- tahun. Saat pengamatan dilakukan
han berobat menunjukkan variabel pasien yang berada pada golongan usia
kepatuhan berobat memiliki nilai tersebut memiliki pengetahuan yang
median 11, nilai maksimum diperoleh kurang tentang pengobatan yang sedang
12 dan nilai minimum delapan dimana dijalaninya. Hal ini sesuai dengan
terlihat bahwa jumlah responden lebih pernyataan yang dibuat oleh Dizon
banyak memiliki nilai kepatuhan (2011) bahwa seseorang yang telah
kurang dari nilai median. Berdasarkan dalam tahap lanjut usia atau pengobatan
hasil wawancara nilai ini diperoleh telah sampai dalam tahap manajemen
dari pengetahuan pasien serta keluarga akhir hidup (paliatif) akan cenderung
yang kurang tentang penanganan pasrah baik pada penyakit maupun
kanker serviks. Adanya pengetahuan hidupnya sehingga pada usia ini sering
bisa membangkitkan motivasi dalam ditemukan ketidakpatuhan berobat.2
diri seseorang sementara pengetahuan Pengamatan berdasarkan ka-
keluarga diperlukan sebagai fasilitator rakteristik pendidikan menunjukkan
pasien dalam menjalani terapi, baik itu bahwa responden dengan pendidikan
sebagai pemberi informasi, pendamping, SD memiliki nilai kepatuhan berobat
dan lain-lain. lebih kecil atau sama dengan 11
Ada beberapa faktor yang Pendidikan seseorang mempengaruhi
mempengaruhi kepatuhan seseorang pengetahuannya, semakin tinggi
terutama dalam hal kesehatan yaitu tingkat pendidikan semakin tinggi pula
faktor endogen (genetik) dan eksogen. pengetahuannya tentang sesuatu.12
Faktor endogen meliputi umur, ras, jenis Seorang pasien dengan pengetahuan
kelamin, fisik, kepribadian, bakat dan yang kurang tentang apa yang sedang
intelegensi, sedangkan faktor eksogen dijalaninya berpengaruh pada kepatuhan
meliputi lingkungan, pendidikan, agama, berobat dimana karena ketidaktahuan
sosial ekonomi (pekerjaan), kebudayaan maka tujuan dan manfaat pengobatan
dan lainnya (emosi, persepsi dan susunan tidak diketahui dengan baik.
104
NPA Citrawati, NW Armini, NN Suindri (Dukungan
������������������������������������
keluarga meningkatkan...)
105
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 100 - 107
ini dimana hubungan dukungan sosial kepatuhan berobat yang lebih besar dari
dengan kepatuhan pasien kanker nilai median, terdapat hubungan positif
menjalankan program kemoterapi kuat antara dukungan keluarga dengan
didapatkan p value = 0,005 dengan kepatuhan berobat pada pasien kanker
α = 0,05 sehingga p < 0,05 maka H0 serviks.
ditolak, jadi ada hubungan antara Penelitian lebih lanjut perlu
dukungan sosial dengan kepatuhan dilakukan untuk meneliti faktor-
pasien menjalani kemoterapi.6 Teori faktor lain yang mendorong pasien
Green menyatakan bahwa dukungan kanker serviks untuk patuh menjalani
keluarga termasuk dalam faktor penguat kemoterapi, serta dibuat dengan desain
(reinforcing factors) yaitu faktor yang penelitian kualitatif.
membuat seseorang bersemangat untuk
melakukan perubahan perilaku dalam Daftar Pustaka
hal ini menjadi lebih memperhatikan 1. Sukaca,E.B. Cara Menghadapi
hal-hal yang sedang dijalankan.12 Kanker Serviks. Yogyakarta : Genius
Adanya dukungan keluarga dapat Printika ; 2009.
memberikan efek positif dan negatif. 2. Dizon, dkk. 100 Tanya Jawab
Efek positifnya yaitu membantu individu mengenai Kanker Serviks. Jakarta :
merasa lebih baik terhadap dirinya sendiri Indeks ; 2011.
dan hubungannya dengan orang lain, 3. Gracia, A., Cervical Cancer. 2006.
misalnya dukungan itu dapat berbentuk (online), available : www.emedicine.
menolong individu dalam situasi sulit com, (30 Agustus 2012).
dengan menambahkan sikap positif. 4. Niven, Neil. Psikologi Kesehatan:
Efek negatif dari dukungan ini yaitu Pengantar untuk Perawat dan
dukungan yang tersedia tidak dianggap Profesional Kesehatan Lain. Jakarta
sebagai suatu yang membantu karena : EGC ; 2002.
dukungan yang diberikan tidak cukup, 5. Setiadi. Konsep dan Proses
dukungan yang diberikan tidak sesuai Keperawatan Keluarga. Yogyakarta
dengan kebutuhan individu, sumber : Graha Ilmu ; 2008.
dukungan memberikan contoh yang 6. Nurwasiah. Faktor-Faktor yang
buruk, tidak mendukung individu dalam Berhubungan dengan Kepatuhan
melakukan sesuatu yang diinginkan, Pasien Kanker Menjalankan Program
terlalu menjaga sehingga diperlukan Kemoterapi di Gedung A, Rumah
pengetahuan tentang pentingnya Sakit Cipto Mangunkusumo. 2012.
dukungan keluarga pada keluarga yang (online) , available: http://psik-umj.
membutuhkan. ac.id/library/index.php?p=show_
detail&id=497,(16 Pebruari 2013)
Kesimpulan Dan Saran 7. Sari,Ratna. Faktor yang
Setengah dari responden men- Mempengaruhi Keterlambatan
dapatkan dukungan keluarga yang Pasien Kanker Serviks dalam
lebih besar dari nilai median, hampir Memeriksakan Diri. 2008. (online),
setengah responden mendapatkan nilai available: http://isjd.pdii.lipi.go.id/
106
NPA Citrawati, NW Armini, NN Suindri (Dukungan
������������������������������������
keluarga meningkatkan...)
107
STIMULASI ORANG TUA MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN BAYI UMUR 3-6 BULAN DI
PUSKESMAS PEMBANTU DAUH PURI DENPASAR
TAHUN 2012
Abstrak. Perkembangan anak yang optimal akan tercapai bila stimulasi yang
tepat diberikan oleh orang tua untuk setiap tahap perkembangan . Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas stimulasi yang diberikan oleh
orang tua terhadap perkembangan bayi. Penelitian menggunakan rancangan cross
sectional. Sampel adalah lima puluh pasangan terdiri dari orang tua dan bayinya
yang berumur tiga sampai enam bulan. Sampel dikumpulkan dengan teknik
accidental sampling dan dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Data dikumpulkan
melalui kuesioner dan lembar KPSP. Analisis korelasional digunakan Fisher
Exact Test . Analisis data menunjukkan 70 % orang tua memberikan stimulasi
yang baik pada bayi mereka, sementara 30 % orang tua memberikan stimulasi
yang cukup. Evaluasi perkembangan bayi dari lembaran KPSP menunjukkan
1 Asisten pada Dokter Kebidanan dan Penyakit Kandungan I Made Ariyana, 2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar,
108
LP Tarsih Rukmayanti, GA Marhaeni, NN Suindri �������������������������
(Stimulasi orang tua...)
2. Pendidikan
a. Tingkat pendidikan 22 44 Berdasarkan tabel 3 diatas
d�����������������
asar (�����������
SD dan ����
SMP) mengenai stimulasi yang diberikan
b. Tingkat pendidikan 23 46 orang tua kepada anak umur 3-6 bulan
m�������������
enengah (SMA/ ditemukan sebanyak 35 orang responden
sederajat)
c. Tingkat pendidikan 5 10 penelitian (70%) memberikan stimulasi
tinggi (Diploma/ yang baik pada bayinya dan tidak ada
Sarjana) responden yang kurang memberikan
Total 50 100
stimulasi pada anaknya.
111
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 108 - 114
semakin baik. Jenis kelamin akan baik saja. Selain nutrisi yang adekuat,
mempengaruhi aktivitas bermain anak. lingkungan pengasuhan dan juga
aktivitas bermain akan mempengaruhi stabilitas keluarga dapat mempengaruhi
perkembangan anak. Hal ini sesuai perkembangan anak. Lingkungan yang
dengan teori yang menyatakan bahwa baik dan orang tua yang harmonis akan
jenis kelamin memiliki pengaruh membantu perkembangan anak menjadi
terhadap perkembangan anak. lebih baik. Berdasarkan penelitian yang
Selain itu jumlah anak yang banyak dilakukan di India dikatakan bahwa
mengakibatkan kurangnya kasih intervensi atau stimulasi yang diberikan
sayang dan perhatian pada anak, juga sejak dini mampu meningkatkan
kurang terpenuhinya kebutuhan anak. perkembangan anak dan mencegah
Menurut teori dikatakan bahwa pada hilangnya potensi perkembangan anak.
umumnya semakin dekat jarak usia Stimulasi memainkan peranan yang
anak dengan saudara kandungnya maka penting dalam perkembangan otak anak.
pengaruh diantara mereka akan semakin Semakin dini stimulasi yang diberikan
besar.2,7,9,10 maka perkembangan otak anak akan
semakin kompleks. Hasil penelitian
Stimulasi orang tua efektif me- di Jamaika menunjukkan bahwa
ningkatkan perkembangan bayi stimulasi yang diberikan kepada anak
umur 3-6 bulan. dapat meningkatkan perkembangan
Dalam penelitian ini sebagian besar motorik anak, kemampuan bicara anak,
responden (bayi) yang mendapatkan dan mempengaruhi perkembangan
stimulasi baik memiliki perkembangan emosional.11,12,13
yang baik pula. Dari penelitian didapatkan
responden yang mendapatkan stimulasi Simpulan
baik ada yang memiliki perkembangan Berdasarkan hasil analisis data
yang meragukan terutama pada aspek dan pembahasan yang telah dilakukan
perkembangan motorik kasar. Hal ini sebelumnya maka dapat disimpulkan
dapat terjadi karena selain stimulasi sebagai berikut :
terdapat faktor-faktor lain yang dapat 1. Sebagian besar orang tua (70%)
mempengaruhi perkembangan anak yang memiliki bayi umur 3-6 bulan
seperti nutrisi. Nutrisi yang adekuat dapat di Puskesmas Pembantu Dauh Puri
membantu anak untuk dapat tumbuh dan memberikan stimulasi yang baik
berkembang dengan baik sedangkan terhadap bayinya.
nutrisi yang buruk dapat menghambat 2. Perkembangan bayi umur 3-6
pertumbuhan otak dan dapat menurunkan bulan yang mendapat stimulasi di
kemampuan otak dalam mencatat, Puskesmas Pembantu Dauh Puri
menyerap dan mengolah informasi. sebagian besar (97,14%) sudah sesuai
berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan umur.
di Vietnam diperoleh hasil bahwa anak 3. Stimulasi yang diberikan oleh
yang mendapatkan kombinasi nutrisi orang tua efektif meningkatkan
dan stimulasi memiliki perkembangan perkembangan bayi umur 3-6 bulan.
yang lebih baik dibandingkan dengan Dimana semakin baik stimulasi yang
anak yang hanya menerima stimulasi diberikan maka perkembangan anak
saja atau hanya mendapat nutrisi yang juga semakin baik.
113
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 108 - 114
114
PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN
EDUKATIF UNTUK ANAK BALITA BERDASARKAN
KARAKTERISTIK DAN SUMBER INFORMASI
Studi Dilakukan di Desa Dauh Puri Kauh Denpasar Tahun 2012
Abstract. Infancy is referred to as the gold age. At this time, needed stimulation
to stimulate gross and fine motor skills toddlers especially since the first 3
years of life. Mother has an important role in optimizing early childhood
development. Purpose of this study was to assess knowledge of mothers
about educational toys for toddlers based on the characteristics and sources
of information. This study was a descriptive analyzed with cross-sectional
approach by taking a sample of mothers in the village Dauh Puri Kauh Denpasar
in May 2012 that met inclusion criteria. The result of this study was showed
55.81% of respondents have a good level of knowledge about educational
toys. However, there were still 4.65% of the respondents have less knowledge.
Based on the characteristics of age, 55.56% were aged 20-35 years have a
good level of knowledge. Based on his education, 60.71%of respondent who
tiered of secondary education have a sufficient level of knowledge. However,
there were still 15.38% of respondents who tiered basic education has lacking
level of knowledge. Based it’s parity, 75% of respondents multigravida had
a good level of knowledge. Based on sources of information showed that all
respondents had to get information about educational toys and entirely had
a good level of knowledge. Next researcher are expected to conduct similar
research by improving the methods of research used, because of the weakness of
this study, that is using consecutive sampling technique and knowledge can not
be considered representative of rural respondents.
Abstrak. Bayi disebut juga sebagai usia emas. Pada saat ini, diperlukan stimulasi
untuk merangsang keterampilan motorik kasar dan halus balita terutama sejak
3 tahun pertama kehidupan. Ibu memiliki peran penting dalam mengoptimalkan
perkembangan anak usia dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai
pengetahuan ibu tentang mainan pendidikan untuk balita berdasarkan
karakteristik dan sumber informasi. Penelitian ini adalah deskriptif dianalisis
dengan pendekatan cross-sectional dengan mengambil sampel dari ibu-ibu di desa
Dauh Puri Kauh Denpasar pada Mei 2012 yang memenuhi kriteria inklusi . Hasil
penelitian ini menunjukkan 55,81% responden memiliki tingkat pengetahuan
yang baik tentang mainan pendidikan. Namun, masih ada 4,65% responden
memiliki pengetahuan yang kurang. Berdasarkan karakteristik usia, 55,56%
1,2 Alumni Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar, 3 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar
115
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 115 - 124
Masa balita merupakan suatu masa dalam pendidikan anak, antara lain
penting dalam tahapan perkembangan untuk merangsang berbagai kemampuan
manusia yang akan menjadi landasan anak balita dalam hal gerakan kasar
dalam menghadapi kehidupan. Balita dan halus.���������������������������
Alat permainan yang dapat
akan cepat dan mudah menyerap digolongkan sebagai alat permainan
stimulasi maupun pengaruh dari edukatif memiliki persyaratan yang harus
lingkungan tempat ia berada karena terpenuhi. Pemberian alat permainan
rasa ingin tahu dan daya khayal balita edukatif ini disesuaikan dengan usia
sangat tinggi. Para ahli mengatakan serta minat yang ada pada anak dan
bahwa masa balita disebut sebagai dapat bermanfaat dalam perkembangan
masa emas (golden age period). Pada anak selanjutnya.2
masa ini, dibutuhkan stimulasi yang Ibu memegang peranan penting
dapat merangsang kemampuan motorik dalam menciptakan lingkungan yang
kasar dan halus balita. Namun, pada
dapat mengoptimalkan perkembangan
kenyataannya peran orang tua dalam
balita. Penyimpangan tumbuh kembang
memberikan stimulasi masih kurang.
harus dideteksi sejak dini, terutama
Stimulasi yang dilakukan sejak lahir,
sebelum anak berumur tiga tahun supaya
terus menerus, bervariasi, dengan
suasana bermain dan kasih sayang, akan dapat segera diintervensi. Kurangnya
memacu berbagai aspek kecerdasan stimulasi dapat menyebabkan
anak, yaitu kecerdasan logiko- penyimpangan tumbuh kembang yang
matematik, emosi, komunikasi bahasa bahkan dapat menyebabkan gangguan
(linguistik), kecerdasan musikal, gerak yang menetap.3 Karakteristik dari
(kinestetik), visuo-spasial, senirupa, ibu balita juga dapat berpengaruh
dan lain-lain.1 dalam pemberian stimulasi dini pada
Stimulasi dapat dilakukan dengan anak. Beberapa faktor yang dapat
pemberian alat permainan edukatif memengaruhi pengetahuan, sikap,
yang disesuaikan dengan tingkat dan perilaku ibu, antara lain umur ibu,
kemampuan balita pada umurnya. Alat tingkat pendidikan, jumlah anak serta
permainan edukatif (APE), yaitu suatu sumber informasi tentang stimulasi itu
alat permainan yang khusus digunakan sendiri.4
116
NP Hennyka Putri, NN Budiani, NWayan Armini (Pengetahuan
�����������������������������
ibu tentang...)
Tabel 4
Distribusi Pengetahuan Ibu Mengenai Alat Permainan
Edukatif berdasarkan Karakteristik
2 Pendidikan
a Dasar 11 84,61 0 0 2 15,38 13 100
b Menengah 11 39,28 17 60,71 0 0 28 100
c Atas 2 100 0 0 0 0 2 100
3 Paritas
a Primigravida 12 44,44 13 48,15 2 7,41 27 100
b Multigravida 12 75 4 25 0 0 16 100
Tabel 5
Distribusi Pengetahuan Ibu Mengenai Alat Permainan
Edukatif berdasarkan Sumber Informasi
120
NP Hennyka Putri, NN Budiani, NWayan Armini (Pengetahuan
�����������������������������
ibu tentang...)
121
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 115 - 124
122
NP Hennyka Putri, NN Budiani, NWayan Armini (Pengetahuan
�����������������������������
ibu tentang...)
123
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 115 - 124
124
HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN
KEBERHASILAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU PADA
BAYI UMUR SATU HARI SAMPAI TIGA BULAN
Abstrak. Angka kematian bayi di Indonesia , yaitu pada tahun 2007 adalah
sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup . Kematian bayi masih disebut masalah
kesehatan reproduksi di semua bidang, termasuk Bali. Pada saat ini pemerintah
terus melakukan upaya pencegahan untuk mengurangi angka kematian bayi dan
salah satu solusi dengan menanamkan inisiasi menyusui secara tidak langsung
akan mempengaruhi satu positif terhadap asupan ASI eksklusif. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk korelasi identifikasi inisiasi dini menyusui terhadap
keberhasilan pemberian ASI kepada bayi berusia satu hari menjadi tiga bulan
bayi tua. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian analitik kategoris dilakukan
1 Alumni Program study DIII Kebidanan Poltekkes Denpasar, 2,3 Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Denpasar
125
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 125 - 132
126
NLW Aris Kardiantini, NN Suindri, Juliana Mauliku (Hubungan
�������������������������������
inisiasi menyusu...)
(70%) (Dinkes Provinsi Bali, 2010a)3. pemberian ASI pada bayi umur satu hari
Peran Millenium Devolepment sampai tiga bulan di Pos Praktik Terpadu
Goals (MDGs) dalam pencapaian IMD, Poltekkes Denpasar dan Puskesmas
karena dengan IMD dapat meningkatkan Pembantu Dauh Puri.
keberhasilan ASI eksklusif dan lama Tujuan Umun dari penelitian ini
menyusui, maka akan membantu adalah mengetahui hubungan IMD
mengurangi kemiskinan, kelaparan dengan keberhasilan pemberian ASI
karena ASI dapat memenuhi kebutuhan pada bayi umur satu hari sampai tiga
makanan bayi sampai usia dua tahun, bulan di Pos Praktik Terpadu Poltekkes
juga dapat mengurangi angka kematian Denpasar dan Puskesmas Pembantu
anak balita. (Roesli, 2008)4. Dauh Puri. Sedangkan tujuan khusus dari
Inisiasi menyusu dini dapat penelitian ini adalah mengidentifikasi
memberikan kesempatan pada bayi keberhasilan pemberian ASI pada bayi
untuk mulai menyusu segera setelah umur satu hari sampai tiga bulan yang
bayi dilahirkan. Bayi harus dipastikan mendapatkan IMD, mengidentifikasi
mendapatkan kesempatan untuk keberhasilan pemberian ASI pada bayi
melakukan proses inisiasi menyusu umur satu hari sampai tiga bulan yang
paling tidak satu jam pertama setelah ia tidak mendapatkan IMD, menganalisis
lahir. Inisiasi menyusu satu jam pertama hubungan IMD terhadap keberhasilan
akan menunjang proses lancarnya ASI pemberian ASI pada bayi umur satu hari
di kemudian hari (Roesli, 2008)4. sampai tiga bulan.
Puskesmas Pembantu Dauh Puri,
merupakan yang mendapat kunjungan Metode Penelitian
ibu bersalin�����������������������������
�������������������������������������
cukup banyak yaitu 45
���������
orang
������ Penelitian ini merupakan pene-
per bulan. Hasil studi pendahuluan yang litian analitik kategorik dengan
telah dilakukan pada tanggal 27 Januari pendekatan retrospektif yang dilakukan
2012 ����������������������������������
didapatkan 15 orang yang bersalin di Pos Praktik Terpadu Poltekkes
dan mendapatkan perlakuan IMD, lima Denpasar dan Puskesmas Pembantu
orang yang menyatakan memberikan Dauh Puri pada tanggal 8 April sampai 8
ASI saja untuk bayinya dari usia satu Mei 2012. Populasi adalah sekelompok
hari sampai tiga bulan dan 10 orang subjek satu data dengan karakteristik
menyatakan memberikan ASI dengan tertentu (Sastroasmoro dan Ismael,
PASI kepada bayinya dari usia satu hari 2008)5.
sampai tiga bulan. Populasi dalam penelitian ini
Pos Praktik Terpadu Poltekkes adalah seluruh ibu yang datang ke
Denpasar merupakan tempat yang tempat pelayanan Pos Praktik Terpadu
memiliki kunjungan ibu bersalin cukup Poltekkes Denpasar dan Puskesmas
banyak. Selain itu juga dilakukan Pembantu Dauh Puri yang memenuhi
pelaksanaan IMD untuk setiap ibu kriteria inklusi seperti: ibu yang memiliki
bersalin. Berdasarkan permasalahan di bayi umur satu sampai tiga bulan, ibu
atas, peneliti tertarik untuk melakukan dengan riwayat persalinan normal, umur
penelitian tentang hubungan inisiasi kehamilan saat persalinan > 37 minggu,
menyusu dini terhadap keberhasilan bersedia untuk menjadi responden.
127
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 125 - 132
Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini data Primer berupa wawancara langsung
adalah ibu yang menderita penyakit dengan pedoman wawancara.
seperti kelainan payudara, jantung, Pengolahan data yang akan
lepra, hepatitis, HIV/AIDS, TBC paru, digunakan dalam penelitian ini adalah
dan psikosis, bayi menderita kelainan editing dan tabulating yang sesuai
seperti bibir sumbing dan asfiksia. dan uji statistik. Analisis univariate
Unit analisis dari penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan
seluruh ibu yang memenuhi kriteria distribusi frekuensi dan proporsi
inklusi yang berkunjung di Pos Praktik dari masing-masing variabel yang
Terpadu Poltekkes Denpasar dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Puskesmas Pembantu Dauh Puri selama Sedangkan analisis bivariate dilakukan
kurun waktu penelitian. untuk mengidentifikasi ada tidaknya
Menurut Sastroasmoro dan Ismael hubungan antara variabel bebas dan
(2008)5, perkiraan besar sampel dapat variabel terikat. Analisis menggunakan
dilakukan dengan berbagai cara, dasar uji statistik chi square (X2). Penelitian
yang digunakan estimasi bergantung ini memenuhi syarat uji chi square yaitu
pada tujuan penelitian serta desain yang total sampel secara keseluruhan > 40
dipilih. Besar sampel pada penelitian orang, sehingga tidak perlu menghitung
ini sesuai dengan rancangan penelitian nilai expected. Data yang diperoleh
analitik kategorik tidak berpasangan dianalisis, untuk menguji hipotesis akan
(Dahlan, 2006)6. Dengan demikian, besar menggunakan rumus chi square dengan
sampel yang didapat yaitu sebanyak 39, bantuan komputer. Hasil yang diperoleh
untuk besar sampel kelompok kasus pada analisis bivariate adalah nilai p,
sebanyak 39 orang dan besar sampel Ho akan ditolak bila p value < 0,05.
kelompok kontrol sebanyak 39 orang.
Jumlah besar sampel pada penelitian ini Hasil dan Pembahasan
sebanyak 78 orang. Pos Praktik Terpadu Poltekkes
Pengambilan sampel dalam Kemenkes Denpasar merupakan fasilitas
penelitian ini dengan menggunakan kesehatan masyarakat yang berada
teknik non probability sampling yaitu di bawah wilayah kerja Puskesmas I
secara “consecutive sampling” artinya Denpasar Selatan. Pos beralamat di
pemilihan sampel dengan menetapkan Jalan Raya Sesetan Nomor 512, Banjar
subjek yang memenuhi kriteria penelitian Pegok, Denpasar Selatan. Letaknya
dimasukkan dalam penelitian dalam sangat strategis karena berada di pinggir
kurun waktu yang telah ditentukan. jalan raya yang mudah dilalui oleh
Jenis data adalah data sekunder kendaraan pribadi maupun umum. Dari
dan primer. Data sekunder dikumpulkan 16 ibu yang tercatat di buku registrasi
melalui studi dokumentasi dari catatan dari bulan Januari sampai April hanya
rekam medik Pos Praktik Terpadu 10 orang yang dapat di wawancari oleh
Poltekkes Denpasar dan Puskesmas peneliti.
Pembantu Dauh Puri periode Januari - Pusat Kesehatan Masyarakat
Mei tahun 2012 dengan menggunakan Pembantu Dauh Puri merupakan
pedoman pendokumentasian. Sedangkan Puskesmas Pembantu yang berada di
128
NLW Aris Kardiantini, NN Suindri, Juliana Mauliku (Hubungan
�������������������������������
inisiasi menyusu...)
wilayah kerja Puskesmas II Denpasar tidak diberikan ASI atau diberikan ASI
Barat, dan berlokasi di Jalan Pulau Buru dengan PASI.�
No 38 Desa Dauh Puri Kauh Kecamatan Keberhasilan pemberian ASI pada
Denpasar Barat. Kunjungan ibu bersalin bayi umur satu hari sampai tiga bulan
atau nifas pada kurun waktu penelitian, sangat dipengaruhi oleh dilakukannya
yaitu tanggal 8 April sampai 8 Mei 2012 IMD di Pos Praktik Terpadu dan
adalah 18 orang. Ibu yang mengajak Puskesmas Pembantu Dauh Puri,
bayinya untuk imunisasi yaitu sebanyak segera setelah persalinan karena dengan
120 orang, dan yang memenuhi kriteria dilakukannya IMD akan merangsang
inklusi sebanyak 50 orang. Jumlah refleks hisap bayi yang akan berpengaruh
responden yang diperoleh di Puskesmas untuk refleks hisap bayi seterusnya.
Pembantu Dauh Puri sebanyak 68 Adanya kontak kulit antara ibu dan bayi
responden. saat IMD dapat terjalin ikatan batin antara
Hasil pengamatan terhadap ibu dan bayi, sehingga ibu merasa akan
subjek penelitian berdasarkan variabel dibutuhkan dan membutuhkan bayinya.
penelitian yaitu : Roesli (2008)4 menyatakan �������������
keberhasilan
pemberian ASI dipengaruhi oleh inisiasi
a. Keberhasilan pemberian ASI pada
menyusu dini yaitu bayi harus dipastikan
bayi umur satu hari sampai tiga bulan
mendapatkan kesempatan untuk
yang mendapatkan IMD
melakukan proses inisiasi menyusu
paling tidak satu jam pertama setelah
Tabel 1
Keberhasilan Pemberian ASI pada ia lahir. Inisiasi menyusu satu jam
Bayi Umur Satu Hari sampai Tiga pertama setelah lahir, akan menunjang
Bulan yang Mendapatkan IMD proses lancarnya ASI di kemudian hari.�
Berdasarkan analisis data, bayi yang
Keberhasilan diberikan perlakuan IMD ada yang
No Pemberian f % tidak berhasil dalam pemberian ASI.
ASI Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor luar yang mempengaruhi
1 Berhasil 34 87,18 keberhasilan pemberian ASI. Faktor
luar tersebut yaitu faktor dari ibu, bayi,
2 Tidak Berhasil 5 12,82
dan tenaga kesehatan.
Total 39 100 Hasil penelitian ini juga didukung
oleh hasil penelitian Triani (2010)7
Berdasarkan tabel 1 terlihat menerangkan bahwa terdapat hubungan
bahwa mayoritas bayi umur satu sampai yang nyata antara pelaksanaan inisiasi
tiga bulan yang mendapatkan IMD menyusui dini dengan pemberian ASI
berhasil dalam pemberian ASI sebesar 34 eksklusif.
orang (87,18%) dan yang tidak berhasil
hanya lima orang (12,82%). ������Dalam b. Keberhasilan Pemberian ASI pada
penelitian ini keberhasilan pemberian Bayi Umur Satu Hari sampai Tiga
ASI dinilai dari bayi hanya diberikan Bulan yang Tidak Mendapatkan
ASI saja dan tidak berhasil ����������
bila bayi IMD
129
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 125 - 132
130
NLW Aris Kardiantini, NN Suindri, Juliana Mauliku (Hubungan
�������������������������������
inisiasi menyusu...)
yang tidak diberikan IMD tidak berhasil lahir. Inisiasi menyusu satu jam pertama
dalam pemberian ASI. akan menunjang proses lancarnya ASI
Sesuai dengan hasil perhitungan di kemudian hari.
hasil analisis dilakukan dengan Penelitian Fika dan Syafiq, 2003
menggunakan sistem komputerisasi (dalam Roesli, 2008)4 juga mendukung
untuk menguji hubungan IMD dengan dari data penelitian ini dimana bayi
keberhasilan pemberian ASI pada bayi yang diberikan kesempatan IMD akan
umur satu sampai tiga bulan. Pengujian delapan kali lebih berhasil dalam
Hipotesa menggunakan batas nilai α menyusu eksklusif. Berarti, bayi yang
= 0,05 dengan perhitungan uji chi- diberikan kesempatan IMD akan lebih
square didapatkan p < 0,01 dimana mungkin disusui sampai usia dua tahun,
nilai ini < 0,05, sehingga Ho ditolak. bahkan lebih.
Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian ini juga didukung
bahwa terdapat hubungan yang oleh hasil pengamatan Hubertin (2004)8
sangat signifikan antara IMD dengan terhadap 500 bayi baru lahir di rumah
keberhasilan pemberian ASI pada bayi bersalin Tri Tunggal menunjukkan
umur satu hari sampai tiga bulan. bahwa bayi yang disusukan segera
Berdasarkan analisis data setelah lahir, 95% tidak rewel pada
didapatkan bahwa terdapat hubungan hari pertama ASI keluar, ASI segera
IMD dengan keberhasilan pemberian keluar setelah dilakukan IMD dan
ibu tidak mengalami demam karena
ASI pada bayi umur satu hari sampai
pembengkakan payudara pada hari
tiga bulan. Segera setelah lahir bayi
kedua dan ketiga tidak terjadi.
sudah diajarkan untuk mandiri yaitu
mencari puting susu sendiri sampai
Simpulan dan Saran
bayi dapat menemukannya. Hal tersebut
Berdasarkan analisis dan
dapat menumbuhkan refleks hisap,
pembahasan hasil penelitian yang telah
sehingga akan mempengaruhi refleks
disebutkan, maka dapat disimpulkan:
hisap selanjutnya. refleks hisap tersebut
bayi umur satu hari sampai tiga bulan
akan mempengaruhi produksi ASI.
yang mendapatkan IMD sebagian besar
Kontak kulit akan menambah ikatan
berhasil dalam pemberian ASI yaitu
batin antara ibu dan bayi. Ibu merasa
sebanyak 34 orang (87,18%)������������
, b���������
ayi umur
akan dibutuhkan dan membutuhkan satu hari sampai tiga bulan yang tidak
bayinya, sehingga ibu merasa lebih siap mendapatkan IMD sebagian besar tidak
menyusui bayinya dan pemberian ASI berhasil dalam pemberian ASI sebanyak
eksklsif akan berhasil. Menurut Roesli 31 orang (79,49%)��������������������
, terdapat hubungan
(2008)4 Inisiasi menyusu dini dapat yang sangat signifikan antara IMD
memberikan kesempatan pada bayi dengan keberhasilan pemberian ASI
untuk mulai menyusu segera setelah pada bayi umur satu hari sampai tiga
bayi dilahirkan. Bayi harus dipastikan bulan.
agar mendapatkan kesempatan untuk Saran yang ingin disampaikan
melakukan proses inisiasi menyusu peneliti untuk dijadikan sebagai bahan
paling tidak satu jam pertama setelah ia pertimbangan, antara lain ditujukan
131
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 125 - 132
132
PERMASALAHAN REMAJA
DAN PENANGGULANGANNYA
Ni Gusti Kompiang Sriasih1
Abstract. Teenagers are the people who will support the country, in their hands
will lead the future of our state. Adolesence some of them can used to come
to the wrong way of life, which named juvenile delinquency. Such of juvenile
delinquency are free sex, narcotics, engage in a gang fight, unwanted pregnancy,
unsaved abortion, and sexually transmitted disease. Its was happened because
of some factors, such as wacth blue film, wrong associate, less attention of their
parents, less of their religion, and just short thinking. The prevention of it can be
give more loved and attention, intensive attention in communication technology,
self coaching at school, build a religion in the family, all of it will make the
teenagers going to the right way in their life.
133
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 133 - 143
134
Ni Gusti Kompiang Sriasih (Permasalahan
�������������������������
remaja...)
135
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 133 - 143
sebagai bapak dari anak itu, dan yang kehidupan dengan sistem komunikasi
bersangkutan tidak boleh mengelak. global, dengan kemudahan mengakses
Ketiga, hubungan seks yang dilakukan informasi baik melalui media cetak,
oleh wanita tunasusila yang memasang TV, internet, komik, media ponsel,
bendera/tanda di pintu-pintu rumah. dan DVD bajakan yang berkeliaran
Dia “bercampur” dengan siapapun di masyarakat, tentunya memberikan
yang disukai. Keempat, ada juga model manfaat yang besar bagi kehidupan kita,
perkawinan sebagaimana berlaku namun perkembangan iptek yang sangat
sekarang, dimulai dengan pinangan baik dan penting bagi perkembangan
kepada orang tua/wali, membayar ilmu pengetahuan dan informasi para
mahar, dan menikah2. remaja, namun saat ini remaja justru
Menyimak 3 model pertama dalam salah mempergunakan kecanggihan
perkawinan masyarakat di atas, ada teknologi tersebut, dan mereka
kesamaan budaya dengan perilaku seks menyelewengkan fungsi teknologi
bebas, prostitusi dan hamil di luar nikah yang sebenarnya. Bahkan tayangan
yang kian marak di zaman sekarang. televisi, media-media berbau porno
Namun, kita tidak bisa langsung (bahkan VCD dan DVD porno yang
mengatakan bahwa seks bebas adalah begitu mudah diperoleh hanya dengan
budaya remaja atau kaum muda. Karena Rp 5.000), semakin mendekatkan para
munculnya kasus-kasus seks bebas remaja itu melakukan hubungan seks di
bukanlah karena kebodohan pelakunya luar nikah8.
seperti pada zaman dahulu2. Semua media informasi tersebut
Secara garis besar, penyebab menyerbu anak-anak dan dikemas
maraknya seks bebas sekarang ini antara sedemikian rupa sehingga perbuatan seks
lain; kurangnya kasih sayang orang tua itu dianggap lumrah dan menyenangkan.
yang akan menyebabkan anak/remaja Mulai dari berciuman, berhubungan seks
mencari kesenangan di luar dan mereka sebelum nikah, menjual keperawanan,
akan bergaul bebas dengan siapa saja gonta-ganti pasangan, seks bareng,
yang mereka inginkan dan terkadang homo atau lesbi, semuanya tersedia
mereka mencari teman yang tidak dalam berbagai media informasi8.
sebaya yang memungkinkan mereka Dasar-dasar agama yang kurang
akan terpengaruh dangan apa yang juga menjadi pendorong terhadap
dilakukan orang dewasa5. maraknya kasus seks bebas. Hal ini
Selain itu peran dari perkembangan terkadang tidak terlalu diperhatikan
teknologi yang memberikan efek positif oleh orang tua yang sibuk dengan
dan negatif tidak dapat dipungkiri segala usaha dan kegiatan mereka dan
bahwa setiap individu dari kita merasa juga oleh pihak sekolah terkadang
senang dengan kehadiran produk atau kurang memperhatikan hal ini, karena
layanan yang lebih canggih dan praktis. jika remaja tidak mendapat pendidikan
Tidak terkecuali teknologi internet agama yang baik mereka akan jauh dari
yang telah merobohkan batas dunia dan Tuhan dan pasti tingkah laku mereka
media televisi yang menyajikan hiburan, akan sembarangan. Selain itu, tidak
informasi serta berita aktual. Di era adanya media penyalur bakat dan hobi
140
Ni Gusti Kompiang Sriasih (Permasalahan
�������������������������
remaja...)
remaja juga menjadi faktor maraknya dalam kondisi sangat bebas dari kontrol,
kasus seks bebas3. tentu suatu saat akan tergoda pula untuk
Lain dari hal di atas, seks bebas melakukannya.
juga terjadi karena pola pikir yang Hal yang tidak kalah penting
dangkal dan punya konsep diri rendah adalah pembekalan tentang seks kepada
di kalangan remaja, seperti; tidak remaja sedini mungkin, agar para remaja
bisa mengatakan ”TIDAK” terhadap memiliki pengetahuan yang benar dan
seks bebas (merasa takut diputus akurat mengenai kesehatan seksualitas
hubungan oleh pacarnya/dijadikan dan aspek-aspek kehidupannya,
alasan sebagai pembuktian cinta/pacar sehingga tidak menjadi salah arah dalam
sudah membujuk rayu sedemikian rupa, membuat keputusan dalam hidupnya.
sampai akhirnya tidak bisa menolak). Mengingat meningkatnya jumlah
Bahkan ada yang beranggapan dengan kasus seks bebas menyebabkan makin
pernah melakukan seks, dianggap tingginya jumlah kehamilan yang tidak
‘Gaul’. Akhirnya ada beberapa orang diinginkan (KTD). Kehamilan yang
malah sudah menjalaninya sebagai gaya tidak diinginkan (KTD) pada remaja
menunjukkan kecenderungan meningkat
hidup. “Sudah biasa saja”.
setiap tahun, hal ini akan berhubungan
Upaya penanggulangan dari segala
pula dengan angka kejadian aborsi
pihak dengan langkah meningkatkan
yang tidak aman dilakukan pada
akses remaja terhadap informasi yang
remaja serta dapat berdampak negative
benar dengan merangkul berbagai
terhadap kelanjutan reproduksinya.
kalangan sangat diperlukan, termasuk
Umumnya aborsi yang tidak aman,
media massa. Karena seks bebas di
dapat menimbulkan komplikasi pada
kalangan remaja merupakan tanggung organ organ reproduksi, sehingga dapat
jawab kita bersama. Remaja adalah menambah angka kematian ibu (AKI).
asset yang harus kita bina mental dan Bertolak dari fenomena yang
moralitasnya. Budaya seks bebas dan memprihatinkan tentang seks bebas
gaya hidup nyeleweng harus kita kikis di kalangan remaja, kita yakin dan
bersama. optimis, masih banyak remaja yang
Salah satu upaya untuk mempunyai sikap dan prinsip yang kuat,
menanggulangi maraknya seks bebas di masih banyak generasi-generasi emas
kalangan remaja, selain perlu dilakukan yang dapat melanjutkan eksistensi dan
pengawasan yang ketat dan intensif dari membangun negeri ini, masih banyak
pemilik kos secara proporsional, juga remaja yang yang tidak tenggelam
meningkatkan kesadaran dari orang dalam pusaran budaya seks bebas. Oleh
tua untuk memilihkan tempat kos bagi karenanya kuatkan hati dan mental
anak-anaknya yang layak dan aman. terhadap godaan seks bebas dengan
Selain itu, tentu membekali putra-putri rumus ini: PACARAN + CINTA =
remaja dengan benteng ajaran agama PERNIKAHAN, baru kemudian SEKS.
yang kokoh, karena sekuat-kuatnya
mental seorang remaja untuk tidak Simpulan dan Saran
tergoda pola hidup seks bebas, kalau Masa remaja adalah masa-masa
terus-menerus mengalami godaan dan yang paling indah. Pencarian jati
141
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 133 - 143
143
HERPES GENETALIS PADA MASA KEHAMILAN
Ni Ketut Somoyani, 1, Luh Kadek Alit Arsani2
144
Ni Ketut Somoyani, Luh Kadek Alit Arsani�����������������������
(Herpes genetalis...)
����������������������
PENDAHULUAN PEMBAHASAN
Herpes simplek/Herpes genitalis Definisi herpes genitalis pada
merupakan penyakit infeksi yang kehamilan
disebabkan oleh Herpes Simplex Virus Herpes simplek/Herpes genitalis
(HSV). Herpes genitalis acapkali tanpa merupakan penyakit infeksi yang
gejala klinis bukanlah ancaman yang disebabkan oleh HSV-2 di mukosa alat
ringan, apalagi bagi wanita hamil. kelamin dan sebagian kecil HSV-1 di
Wanita hamil yang terinfeksi HSV- mukosa mulut. Virus Herpes Simplek
2 harus ditangani secara serius. Hal (HSV) dibedakan menjadi 2 yaitu
terpenting dari infeksi virus ini pada HSV-1 dan HSV-2, penyebab 82%
perempuan hamil adalah pengaruhnya kasus penyakit kelamin Herpes adalah
terhadap kehamilan itu sendiri dan bayi HSV-2 dengan karakteristik: bagian
yang dikandungnya, karena virus dapat yang disukai adalah kulit dan selaput
menembus plasenta dan menimbulkan lendir pada alat kelamin dan perianal,
gangguan pada janin. Pada bayi yang lahir membentuk bercak verikel-verikel
dari ibu yang menderita herpes genitalis besar, tebal dan terpusat serta secara
pada waktu kehamilan, dapat ditemukan serologi terdapat antibody anti HSV-2.3
kelainan berupa hepatitis, infeksi berat, Herpes gemitalis pada kehamilan
ensepalitis, keratokonjungtivitis, erupsi adalah infeksi herpes simpleks virus
kulit berupa vesikel herpestiformis dan (HSV) yang mengenai alat genital dan
bisa lahir mati.1 sekitarnya pada wanita hamil.2 Infeksi
Virus herpes simpleks yang HSV pada kehamilan difokuska pada :
menyebabkan herpes genitalis pada 1). Infeksi HSV utama selama kehamilan
kehamilan sama dengan yang mengenai yang dihubungkan dengan abortus
wanita tidak hamil yaitu herpes simplex spontan dan prematuritas. 2). HSV
virus tipe 1 (HSV-1) dan herpes simplex maternal dihubungkan pada ancaman
virus tipe 2 (HSV-2). HSV-2 didapatkan terhadap infeksi neonatal.4 Bila pada
pada hampir 82% kasus infeksi herpes kehamilan timbul herpes genitalis, perlu
genitalis, sedangkan pada sekitar mendapat perhatian yang serius, karea
18% kasus lagi ditemukan infeksi melalui plasenta virus dapat sampai ke
HSV-1.2. Bila penularan (transmisi) sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan
terjadi pada trimester I kehamilan, kerusakan atau kematian pada janin.
cenderung mengakibatkan abortus, Infeksi neonatal mempunyai angka
sedangkan pada trimester II bidan mortalitas 60%, separuh dari yang
menjadi kelahiran prematur 2. Herpes hidup, menderita cacat neurologik atau
genitalis pada kehamilan dapat pula kelainan pada mata.
menunjukkan gejala klinis dengan
porses penyembuhan sendiri seperti Epidemiologi
pada wanita yang tidak hamil. Namun Pada penelitian di Amerika
demikian infeksi primer biasanya akan Serikat antara tahun 1989 hingga tahun
lebih berat dan pada beberapa kasus 1993 didapatkan bahwa sedikitnya 2%
disertai meningitis herpetika, hepatitis wanita hamil mendapatkan infeksi HSV
atau gejala yang luas.2 pada saat kehamilannya, lebih sering
145
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 144 - 154
pada usia muda (21 tahun) dan pada wanita hamil yang secara serologis
kehamilan primigravida. Sedangkan tidak menderita infeksi HSV pada awal
frekuensi herpes neonatal adalah 1 per kehamilannya, namun mempunyai
7500 kelahiran hidup. Bila serokonversi pasangan yang positif HVS-2, sekitar
terjadi secara lengkap sebelum proses 13% akan menderita herpes genitalis
persalinan tidak didapatkan gangguan pada saat persalinan. Duapertiganya
terhadap kehamilannya, namun bila tidak menunjukkan gejala klinis
infeksi didapatkan pada masa dekat (asimtomatik) atau setidaknya hanya
dengan waktu persalinan tampak dari mempunyai jejala minimal dan tidak
peningkatan morbiditas perinatal serta dikenali sebagai infeksi HSV baik oleh
peningkatan angka kejadian herpes pasien sendiri maupun oleh petugas medis
neonatal.4,7 yang memeriksanya. Herpes genitalis
Pada penelitian ini bayi-bayi yang yang didapatkan selama kehamilannya
dilahirkan oleh sembilan orang wanita sedikit sekali yang menimbulkan
hamil yang mendapatkan infeksi HSV dampak terhadap kehamilannya selama
tidak lama sebelum persalinannya, serokonversi terjadi secara lengkap
ternyata empat bayi menderita infeksi sebelum persalinan. 2
HSV neonatal dan satu diantaranya Pelepasan virus yang dapat
meninggal.2. menyebabkan transmisi infeksi pada
Bila transmisi terdadi pada pasangan seksual atau bayi dapat terjadi
trimester I cendrung terjadi abortus; setiap saat. Kemungkinan transmisi
sedangkan bila pada trimester II, terjadi virus dapat diwaspadai bila didapatkan
prematuritas. Selain itu dapat terjadi lesi baik pada episode pertama maupun
transmisi pada saat intrapartum atau pada infeksi rekurens. Pelepasan
pasca partum.1,2 virus dapat juga terjadi selama masa
prodromal dengan gejala-gejala
Patogenesis seperti tidak enak badan, gatal, rasa
Penularan herpes genitalis umum- terbakar, nyeri atrau gejala neuralgia
nya terjadi melalui kontak seksual. Yang lainnya.2,5 Laki-laki yang menderita
penting diperhatikan adalah bahwa infeksi HSV harus diberi konseling
proses penularan (transmisi) virus untuk selalu menggunakan kondom
hanya membutuhkan kontak secara fisik setiap saat bila tidak menginginkan
antara virus (HSV-2) dengan lokasi yang pasangannya menderita infeksi yang
sesuai, umumnya membran mukosa atau sama. Hal ini amat penting terutama bila
kulit yang terluka dan virus tersebut pasangannya sedang hamil. Perubahan
juga tidak harus berasal dari suatu lesi hormonal selama masa kehamilan dapat
di daerah genital. meningkatkan kepekaan perempuan
Wanita hamil yang belum hamil terhadap infeksi.4
mempunyai antibodi terhadap HSV Infeksi HSV primer pada masa
sebagian besar akan mengalami infeksi kehamilan juga akan lebih berat
herpes genitalis secara klinis bila terpapar dibandingkan pada wanita tidak hamil.
pasangan seksual yang mempunyai Disamping itu, infeksi primer pada masa
lesi herpes genitalis aktif. Sedangkan kehamilan akan meningkatkan risiko
146
Ni Ketut Somoyani, Luh Kadek Alit Arsani�����������������������
(Herpes genetalis...)
����������������������
maupun non primer) berisiko mengalami Lesi pada kulit umumnya di daerah
infeksi neonatal sebesar 50%. Bila vulva dan perineum berbentuk vesikel
episode pertama tersebut tanpa gejala berkelompok dengan dasar eritem yang
(asimtomatik) maka risikonya akan terasa nyeri. Vesikel mudah pecah dan
turun hingga 33%. Bila hanya terjadi menimbulkan erosi multipel. Umumnya
pajanan pada lesi yang rekuren maka terjadi pula pembesaran kelenjar getah
risiko terjadinya transmisi akan turun bening di daerah inguinal yang berat.
hingga 4%. Tanpa adanya lesi atau Dapat disertai gejala sistemik sepert
gejala kilinik herpes genitalis maka malaise, demam, nyeri otot ( Influenza-
risiko akan terjadinya penularan virus like syndrome) yang kemungkinan
herpes simplek pada bayi dari seorang disebabkan oleh viremia.3. Vesikel di
ibu yang diketahui mempunyai riwayat daerah vulva dan perineum mudah
herves genitalis hanya sekitar 0,04%.2 sekali pecah dan menimbulkan ulkus
namun jarang sekali mengalami infeksi
Manifestasi klinik sekunder. Lesi di daerah vulva umumnya
Infeksi herpes genitalis dapat sangat nyeri dan menyebabkan pasien
digolongkan berdasarkan antibodi sulit bergerak. Sering juga terjadi retensi
penderitanya menjadi tiga katagori : urin karena rasa nyeri yang muncul bila
infeksi primer, episode pertama infeksi buang air kecil atau karena keterlibatan
non primer, atau reaktivasi infeksi. sistem syaraf di daerah sakral.8
Masing-masing kategori infeksi dapat Lesi rekurens dapat terjadi cepat
simtomatik dengan gejala prodromal atau lambat, serta gejala yang timbul
dan lesi yang tampak secara klinis atau biasanya lebih ringan, karena telah ada
asimtomatik dimana terjadi pelepasan antibodi spesifik dan penyembuhan juga
virus tanpa adanya gejala atau tanda akan lebih cepat. Angka rekurensi herpes
klinis yang dapat diidentifikasi.2 genitalis tampaknya tinggi pada wanita
Manifestasi klinik seperti hamil dibandingkan dengan wanita
frekuensi infeksi klinis/subklinis, tidak hamil, dan angka rekurensi ini juga
lamanya lesi, nyeri dan tanda-tanda meningkat seiring bertambahnya usia
yang lazim tidak berbeda antara wanita kehamilan.9 Dua puluh lima persen wanita
hamil dengan wanita tidak hamil, namun dengan riwayat herpes genitalis akan
terdapat perbedaan beratnya gejala mengalami masa kekambuhan, dimana
klinik, insidens servisitis, lama dan gejala yang muncul selama bulan-bulan
tingginya titer virus yang dilepas serta terakhir kehamilan, dan sekitar 11%
kemungkinan berkembangnya menjadi hingga 14% lagi akan mengalaminya
viremia antara infeksi primer dengan pada saat persalinan. Risiko terjadinya
infeksi rekurens. kekambuhan bervariasi sesuai dengan
Masa inkubasi yang khas riwayat penyakit sebelumnya. Wanita
berkisar antara 3 hingga 6 hari sebelum hamil yang mengalami infeksi primer
munculnya gejala klinis. Gejala klinis dan episode pertama herpes genitalis
biasanya didahului rasa terbakar selama kehamilannya akan mempunyai
dan gatal didaerah lesi yang terjadi risiko kekambuhan pada saat persalinan
beberapa jam sebelum timbulnya lesi. sebedar 36%. Wanita hamil yang
148
Ni Ketut Somoyani, Luh Kadek Alit Arsani�����������������������
(Herpes genetalis...)
����������������������
154
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA
TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DAN
DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN BEROBAT
DI KLINIK TUNJUNG BIRU TAHUN 2012
Abstrak. Pengetahuan tentang IMS sangat penting bagi ibu rumah tangga,
yang menderita penyakit tersebut. Dukungan dari suami akan memotivasi
dalam menghadapi kondisi mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang IMS dan
dukungan suami dengan kepatuhan berobat. Penelitian ini merupakan penelitian
analitik observasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Ada
45 ibu rumah tangga yang memiliki jenis IMS kondiloma dan kandidiasis. Uji
statistik yang digunakan “ chi square “ melalui komputerisasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang kurang
dan melakukan pengobatan tidak patuh ( 70,0 % ). Nilai p = 0,045 dan CI =
1,006-12,179, ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu rumah
tangga tentang IMS dan kepatuhan berobat. Responden yang tidak mendapatkan
dukungan dari suami mereka tidak memiliki kepatuhan dalam melakukan
pengobatan ( 82,6 % ). Dari uji statistik Fisher ditemukan bahwa p = 0,001 dan
1 Asisten dr I Made AriyanaSpOG di Kasih Medika, 2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar
155
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 155 - 162
156
Kadek Anggie Wisandewi Mayun, NN Suindri, NW Armini ��������������������������
(Hubungan pengetahuan...)
157
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 155 - 162
160
Kadek Anggie Wisandewi Mayun, NN Suindri, NW Armini ��������������������������
(Hubungan pengetahuan...)
161
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 155 - 162
162
PROGRAM ANTENATAL CLASS MENINGKATKAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DALAM
MENYUKSESKAN INISIASI MENYUSU DINI
Ni Nyoman Sumiasih1
Abstrak. Inisiasi menyusu dini (IMD) meningkatkan pemberian air susu ibu
(ASI) eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak antenatal
kelas terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil serta keberhasilan IMD. Jenis
penelitian ini adalah studi pustaka dengan melakukan penelusuran literatur-
literatur yang berkaitan dengan antenatal kelas/kelas ibu hamil, IMD, dan ASI
eksklusif. Dari penelusuran tersebut ditemukan bahwa melalui antenatal kelas,
ibu- hamil mendapat informasi dan pelatihan seputar kesehatan ibu dan bayi
yang meliputi kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan berikut IMD, nifas, bayi, mitos/kepercayaan/
adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran. Melalui penerimaan
materi IMD saat antenatal kelas, mengakibatkan ibu hamil memiliki pengetahuan
dan pemahaman berkaitan dengan IMD yang akhirnya akan membentuk sikap
yang positif mengenai IMD. Berdasarkan pengetahuan yang baik dan sikap yang
163
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 163 - 175
positif tentang IMD maka pelaksanaannya dapat berhasil dengan baik, yang
pada akhirnya akan bisa meningkatkan pemberian ASI ekslusif.
Oleh karena itu disarankan kepada institusi pelayanan kesehatan ibu dan bayi
untuk melaksanakan program antenatal kelas untuk mendukung keberhasilan IMD
dalam rangka mendapatkan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas
tergambar dari moral dan ahlak yang dini, pemberian ASI eksklusif dan
dimiliki; dan 3) hubungan manusia dan banyak program lainnya lagi. Melalui
lingkungannya yang tergambar dalam program-program ini diharapkan SDM
terhadap peraturan dan perundangan bangsa Indonesia berikutnya akan
tentang lingkungan yang teraplikasi lebih terjamin kesehatannya dan lebih
dalam kehidupan sehari-hari3. Undang- berkualitas.
undang Republik Indonesia Nomor Kualitas manusia dalam
36 tahun 2009 tentang kesehatan pembangunan suatu bangsa harus
mengamanatkan bahwa pembangunan dimulai sedini mungkin, sejak bayi
kesehatan harus ditujukan untuk dalam kandungan. Salah satu faktor
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan yang memegang peranan penting
kemampuan hidup sehat masyarakat dalam peningkatan kualitas SDM
yang setinggi-tingginya, sebagai adalah pemberian ASI secara eksklusif.
investasi bagi pembangunan sumber daya Pemberian ASI eksklusif memegang
masyarakat. Pembangunan kesehatan peran yang sangat penting dalam
juga tidak terlepas dari komitmen bangsa pemeliharaan anak dan persiapan
Indonesia sebagai warga masyarakat generasi penerus yang berkualitas di
dunia untuk mencapai Millenium masa depan karena ASI merupakan
Development Goals (MDGs). Lima sumber makanan tunggal untuk bayi
dari delapan MDGs terkait langsung sampai umur enam bulan pertama
dengan kesehatan, yaitu: memberantas kehidupannya. WHO melalui UNICEF
kemiskinan dan kelaparan, menurunkan pada tahun 1990 di Italia menyatakan
angka kematian anak, meningkatkan pemberian ASI eksklusif selama
kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, enam bulan mampu mencegah 30.000
malaria dan penyakit lainnya, serta kematian bayi di Indonesia 2 . Oleh
melestarikan lingkungan hidup 3. karena begitu besar manfaat pemberian
Persoalan kesehatan sendiri saat ASI ekslusif yang dimulai dari IMD
ini sebagai faktor utama dan investasi maka dikeluarkan Keputusan Menteri
berharga diharapkan pelaksanaannya Kesehatan Republik Indonesia nomor
didasarkan pada paradigma sehat, yakni 33 th 2012 tentang pemberian ASI
mengutamakan upaya promotif dan ekslusif yang menyatakan bahwa bayi
preventif tanpa mengabaikan kuratif berhak mendapat ASI eklusif, tenaga
dan rehabilitatif. Dalam pelaksanaan kesehatan wajib melaksanakan IMD,
upaya preventif dan promotif juga untuk rawat gabung, ibu berhak menolak
mencapai MDGs khususnya dalam rangka susu formula, tempat kerja dan tempat
menghasilkan sumber daya manusia umum wajib menyediakan tempat untuk
yang berkualitas pemerintah telah menyusui serta sanksi jika menghalangi
meluncurkan beberapa program mulai pemberian ASI eksklusif. Keputusan
sejak bayi dalam kandungan melalui Menkes tersebut ditetapkan oleh
antenatal care yang dilengkapi dengan Presiden 1 Maret 20129.
antenatal kelas, program perencanaan Keberhasilan IMD harus dimulai
persiapan persalinan dan pencegahan sejak bayi dalam kandungan melalui
komplikasi (PPPPK), inisiasi menyusu antenatal care (ANC). Dalam kurun
165
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 163 - 175
waktu ANC ada satu program yang membentuk SDM Indonesia yang sehat
dilakukan untuk keberhasilan IMD yaitu dan berkualitas, salah satu program
melalui antenatal kelas/kelas ibu hamil. adalah antenatal kelas. Apakah antenatal
Melalui antenatal kelas ini ada beberapa kelas dapat meningkatkan pengetahuan
materi penyuluhan yang diberikan dan sikap ibu hamil serta mensukseskan
kepada ibu hamil bersama pasangannya keberhasilan inisiasi menyusu dini
antara lain IMD. Inisiasi menyusu dini dalam rangka menyehatkan generasi
ini merupakan salah satu rangkaian/ bangsa?
langkah pada prosedur operasional
pertolongan persalinan normal. Melalui Tujuan
penerimaan materi IMD saat antenatal Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah
kelas diharapkan ibu hamil memiliki memberikan kontribusi tentang
pengetahuan dan pemahaman berkaitan Indonesia cinta sehat melalui program
dengan tujuan, manfaat dan pelaksanaan yang telah diluncurkan pemerintah untuk
IMD, yang akhirnya akan membentuk mendapatkan SDM Indonesia sehat
sikap yang positif mengenai IMD. dan berkualitas, dengan menganalisis
Berdasarkan pengetahuan yang baik dampak program antenatal kelas
dan sikap yang positif tentang IMD terhadap pengetahuan dan sikap ibu
diharapkan pelaksanaannya akan hamil dan keberhasilan IMD dalam
berhasil pula dengan baik, yang pada rangka menyehatkan generasi bangsa.
akhirnya akan bisa meningkatkan
pemberian ASI ekslusif. Metode dan Pembahasan
Peran IMD dalam pencapaian Metode dan pembahasan
MDGs sangat penting, karena IMD makalah ini adalah studi pustaka, yaitu
dapat meningkatkan keberhasilan ASI menelusuri berbagai literatur yang
eksklusif dan lama menyusui. Pemberian menggambarkan, membahas, mengkaji
ASI eksklusif mengurangi pengeluaran dan menyimpulkan dampak antenatal/
untuk membeli susu formula, sehingga kelas ibu hamil terhdap pengetahuan dan
membantu mengurangi kemiskinan, sikap ibu hamil serta keberhasilan IMD
membantu mengurangi kelaparan. Air dalam rangka menyehatkan generasi
susu ibu di samping dapat memenuhi bangsa.
kebutuhan makanan bayi sampai usia
dua tahun,juga membantu mengurangi Kelas Ibu Hamil
angka kematian anak balita, karena ASI Penyuluhan kesehatan pada
mengandung antibodi 8. Masalahnya umumnya dilakukan secara perorangan
saat ini, belum semua pelayanan melalui konsultasi atau komunikasi,
kesehatan ibu dan anak melaksanakan informasi, dan edukasi (KIE) atau
program antenatal kelas, sehingga konseling kasus per kasus yang diberikan
pengetahuan dan sikap ibu melahirkan pada waktu ibu hamil memeriksakan
untuk mencapai keberhasilan IMD dan kehamilannya atau pada waktu
kesuksesan memberikan ASI ekslusif kegiatan posyandu. Hal ini memiliki
masih rendah. kelemahan, antara lain pengetahuan
Dari program-program yang telah yang diperoleh hanya terbatas pada
diluncurkan pemerintah dalam rangka masalah kesehatan yang dialami, tidak
166
Ni Nyoman Sumiasih�������������������������������������������
(Program antenatal class meningkatkan...)
������������������������������������������
167
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 163 - 175
168
Ni Nyoman Sumiasih�������������������������������������������
(Program antenatal class meningkatkan...)
������������������������������������������
169
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 163 - 175
170
Ni Nyoman Sumiasih�������������������������������������������
(Program antenatal class meningkatkan...)
������������������������������������������
Bahkan, ayah mendapat kesempatan payudara ibunya dalam waktu satu jam,
mengazankan anaknya di dada ibunya. biarkan kulit bayi tetap bersentuhan
Suatu pengalaman batin bagi ketiganya dengan kulit ibunya sampai berhasil
yang amat indah. menyusu pertama, 7) Dianjurkan untuk
memberikan kesempatan kontak kulit
Pelaksanaan IMD dengan kulit pada ibu yang melahirkan
Tatalaksana Inisiasi Menyusu dengan tindakan misalnya operasi
Dini secara umum8, 1) Dianjurkan saesar, 8) Bayi dipisahkan dari ibu untuk
suami atau keluarga mendampingi ibu ditimbang, diukur, dan cap setelah satu
saat persalinan, 2) Disarankan untuk jam atau menyusu awal selesai. Prosedur
tidak atau mengurangi penggunaan yang invasive, misalnya suntikan
obat kimiawi saat persalinan. Dapat vitamin K dan tetesan mata bayi dapat
diganti dengan cara non-kimiawi, ditunda.
misalnya pijat, aromaterapi, gerakan,
atau hypnobirthing, 3) Biarkan ibu Tahapan inisiasi menyusu dini
menentukan cara melahirkan sesuai Menurut Roesli8, sebelum
dengan keinginan ibu, misalkan melakukan menyusu dini bayi akan
melahirkan normal, di dalam air, atau melalui lima tahap perilaku sebagai
dengan jongkok, 4) Seluruh badan dan berikut, 1) Dalam 30 menit pertama,
kepala bayi dikeringkan secepatnya, stadium istirahat/diam dalam keadaan
kecuali kedua tangan. Lemak putih siaga. Bayi diam tidak bergerak
(vernix) yang menyamankan kulit sesekali matanya terbuka lebar melihat
bayi sebaiknya dibiarkan, 5) Bayi ibunya. Masa tenang yang istimewa
ditengkurapkan di dada atau perut ibu. ini merupakan penyesuaian peralihan
Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit dari keadaan dalam kandungan ke luar
ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini kandungan. 2) Antara 30-40 menit,
dipertahankan minimum satu jamatau mengeluarkan suatu gerakan mulut
setelah menyusu awal selesai. Keduanya seperti mau minum, mencium dan
diselimuti, 5) Bayi dibiarkan mencari menjilat tangan. Bayi mencium dan
puting susu ibu. Ibu dapat merangsang merasakan cairan ketuban yang ada
bayi dengan sentuhan lembut, tetapi ditangannya. Bau ini sama dengan bau
tidak memaksakan bayi ke puting susu, cairan yang dikeluarkan oleh payudara
6) Ayah didukung agar membantu ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing
ibu untuk mengenali tanda-tanda atau bayi untuk menemukan payudara
perilaku bayi sebelum menyusu. Hal dan puting susu ibu.3) Mengeluarkan
ini dapat berlangsung beberapa menit air liur. Saat menyadari bahwa ada
atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan makanan disekitarnya, bayi mulai
ayah akan meningkatkan rasa percaya mengeluarkan air liurnya. 4) Bayi mulai
diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi bergerak ke arah payudara. Areola
kulit bersentuhan dengan kulit ibunya sebagai sasaran, dengan kaki menekan
setidaknya dalam satu jam., walaupun ia perut ibu. Bayi akan menjilat-jilat kulit
telah berhasil menyusu pertama sebelum ibu, menghentak-hentakan kepala,
satu jam. Jika belum menemukan puting menoleh kekanan dan kekiri, serta
171
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 163 - 175
172
Ni Nyoman Sumiasih�������������������������������������������
(Program antenatal class meningkatkan...)
������������������������������������������
ibu dan membiarkan terjadinya kontak angka kematian anak balita. Inisiasi
kulit bayi dengan kulit ibu. Fungsi IMD menyusu dini juga dapat meningkatkan
terkait dengan daya tahan tubuh bayi keberhasilan pemberian ASI eksklusif
dimana ASI pertama yang mengandung dan keberhasilan pemberian ASI sampai
kolostrum memberi dampak positif bagi anak usia dua tahun atau lebih 8, dalam
bayi. Kolostrum merupakan sumber hal ini peran IMD adalah :
imunitas pertama bagi tubuh bayi yang a) Membantu mengurangi kemiskinan
mengandung sel darah putih dan antibodi Inisiasi menyusu dini dapat
yang berfungsi mencegah penyakit 8. meningkatkan keberhasilan ASI enam
Keberhasilan IMD harus dimulai bulan pertama dan lama menyusui. Jika
sejak bayi dalam kandungan melalui seluruh bayi yang lahir di Indonesia
ANC.. Dalam kurun waktu ANC ada dalam setahun disusui secara eksklusif
salah satu program yang dilakukan enam bulan, berarti masyarakat dapat
untuk keberhasilan IMD yaitu melalui mengurangi pengeluaran untuk biaya
ante natal kelas/kelas ibu hamil. Melalui pembelian susu formula.
ante natal kelas ini ada beberapa materi
penyuluhan yang diberikan kepada ibu b) Membantu mengurangi kelaparan
hamil bersama pasangannya antara Tujuan dari kelas ibu hamil adalah
lain IMD. Inisiasi menyusu dini ini meningkatkan pengetahuan, merubah
merupakan salah satu rangkaian/ sikap dan praktik (perilaku) ibu agar
langkah pada prosedur operasional memahami tentang kesehatan ibu dan
pertolongan persalinan normal. Melalui bayi yang meliputi kehamilan, perubahan
penerimaan materi IMD saat ante natal tubuh dan keluhan selama kehamilan,
kelas diharapkan ibu hamil memiliki perawatan kehamilan, persalinan, nifas,
pengetahuan dan pemahaman berkaitan bayi, mitos/kepercayaan/adat istiadat
dengan tujuan, manfaat dan pelaksanaan setempat, penyakit menular dan akte
IMD, yang akhirnya akan membentuk kelahiran
sikap yang positif mengenai IMD. Bagi anak usia 1-6 bulan, ASI
Berdasarkan pengetahuan yang baik masih memenuhi kebutuhan kalori
dan sikap yang positif tentang IMD bayi sebanyak 70%. Keadaan ini akan
diharapkan pelaksanaannya akan secara bermakna memenuhi kebutuhan
berhasil pula dengan baik, yang pada makanan bayi sampai usia dua tahun.
akhirnya akan bisa meningkatkan Dengan kata lain, pemberian ASI
pemberian ASI ekslusif. membantu mengurangi angka kejadian
Peran IMD dalam pencapaian kurang gizi dan pertumbuhan yang
MDGs sangat penting, karena IMD terhenti pada umunya terjadi pada usia
dapat meningkatkan keberhasilan ini 6.
ASI eksklusif dan lama menyusui c) Membantu mengurangi angka
maka akan membantu mengurangi kematian anak balita
kemiskinan, membantu mengurangi Sekitar 40% kematian balita terjadi
kelaparan. Air susu ibu dapat memenuhi pada usia bayi baru lahir (di bawah satu
kebutuhan makanan bayi sampai usia bulan). IMD dapat mengurangi 22%
dua tahun, membantu mengurangi kematian bayi 28 hari. Berarti IMD
173
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 163 - 175
174
Ni Nyoman Sumiasih�������������������������������������������
(Program antenatal class meningkatkan...)
������������������������������������������
175
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN HIV
DAN AIDS TENTANG PENYAKITNYA SETELAH
MENERIMA KONSELING DI KLINIK
PREVENTION MOTHER TO CHILD TRANSMISSION
Studi Dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2012
Abstract. HIV and AIDS can strike anyone, including the mother and the baby so
servicing formed virus protection for HIV and AIDS from mother to baby called
PMTCT. The purpose of this study was to know the description of the knowledge
and behavior of mothers with HIV and AIDS about their disease after following
counseling in PMTCT clinics.The method of study was descriptive with cross
sectional approach. The study was conducted at Sanglah PMTCT clinic from
April 26th until May 16th2012. The population of this study were all of mothers
with HIV and AIDS who visited PMTCT clinics that meets the criteria of inclusion
that add up to 30 people. The sampling techniques used were non-probability
sampling using consecutive sampling. The data were coulk the primary data
with interview techniques. Analysis techniques used were univariabel analysis.
The results of study showed most respondent (93,3%) already known about
the prevention and transmission of HIV and AIDS from mothers to infants and
to other people. Knowledge based on characteristic of the aged 20-35 years
old, senior high school education, and a job as an other private already known
so well about the behavior of respondents were positive about the prevention
and transmission of HIV and AIDS. So the program who has been there can be
upgraded and can be used to increase the degree of health
Abstrak. HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja , termasuk ibu dan bayi
sehingga membentuk perlindungan virus pelayanan untuk HIV dan AIDS dari ibu
ke bayi yang disebut PMTCT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran pengetahuan dan perilaku ibu dengan HIV dan AIDS tentang penyakit
mereka setelah mengikuti konseling dalam metode clinics.The PMTCT penelitian
adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional . Penelitian ini dilakukan di
klinik PMTCT Sanglah dari 26 April sampai Mei 16th2012. Populasi penelitian
ini adalah semua ibu dengan HIV dan AIDS yang mengunjungi klinik PMTCT
yang memenuhi kriteria inklusi yang menambahkan hingga 30 orang . Teknik
sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan menggunakan
consecutive sampling . Data yang digunakan adalah data primer dengan teknik
wawancara . Teknik analisis yang digunakan adalah hasil analysis.The univariabel
1 Alumni Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Kebidanan, 2,3 Dosen Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Kebidanan
176
NLW Wirantari, NK Somoyani, I GA Surati (Pengetahuan
���������������������������
dan sikap...)
HIV adalah singkatan dari Human memunculkan rasa suka atau tidak suka
Immunodeficiency Virus yaitu virus individu terhadap isu, ide, orang lain,
yang melemahkan sistem kekebalan kelompok sosial dan suatu objek Baron,
tubuh. AIDS adalah singkatan dari (dalam Mu’tadin 4, 2010). Sikap seorang
Acquired Immune Deficiency Syndrom ibu HIV dapat dipengaruhi oleh faktor
yang berarti kumpulan gejala penyakit pengalaman pribadi, pengaruh orang
akibat penurunan kekebalan tubuh yang lain, kebudayaan, ataupun lingkungan
sifatnya diperoleh (bukan bawaan). sehingga dapat membentuk suatu sikap
PMTCT adalah program yang positif.
pencegahan dan penularan HIV dari ibu Derajat kesehatan masyarakat
ke bayi yang tujuan dari program ini yang optimal dapat dicapai dengan
adalah mencegah penularan HIV dari pemeliharaan kesehatan sedini mungkin
ibu ke bayi dan mengurangi epidemi dari saat hamil, melahirkan hingga
HIV terhadap ibu dan bayi. PMTCT bayi lahir sehat. Kualitas yang baik
membantu ibu untuk mencegah dari seorang bayi yang lahir akan
penularan HIV dari masa kehamilan, menghasilkan generasi yang berkualitas
persalinan, hingga perawatan bayi. baik pula. Berkaitan dengan hal tersebut
Pengetahuan diartikan sebagai salah satu faktor yang dapat menghambat
segala sesuatu yang diketahui (Alwi 2, pencapaian derajat kesehatan yang
2001). Pengetahuan merupakan salah optimal adalah penyakit menular. Salah
satu dari tiga domain yang mempengaruhi satunya adalah infeksi Human Immuno
perilaku manusia. Pengetahuan ibu Deficiency Virus (HIV) dan Aquired
dengan HIV positif akan mempengaruhi Immunity Deficiency Syndrome (AIDS).
prilakunya untuk mengurangi paparan HIV dan AIDS adalah suatu fenomena
HIV ke bayi sehingga terbentuk suatu yang akan terus meningkat jumlahnya
prilaku positif. dimasa yang akan datang seperti
Allport (dalam Kusumastuti3 fenomena gunung es, yaitu fenomena
2010) mendefinisikan sikap sebagai yang terlihat sedikit di permukaan,
sebuah kecenderungan untuk bertingkah namun fenomena yang sesungguhnya
laku dengan cara tertentu dalam situasi jauh lebih besar dan akan muncul seiring
sosial. Sikap merujuk pada evaluasi berjalannya waktu.
individu terhadap berbagai aspek dunia Pertumbuhan dan perkembangan
sosial serta bagaimana evaluasi tersebut penyakit HIV dan AIDS di Indonesia
177
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 176 - 183
sudah semakin meningkat. Terdata temuan pada tahun 2011 sebanyak 141
sampai akhir triwulan III (Januari anak berusia 1-4 tahun diketahui telah
sampai September) tahun 2011 jumlah terjangkit HIV dan AIDS. Namun,
kasus baru HIV sebanyak 15.589 kasus, jumlah tersebut diperkirakan masih
sedangkan AIDS mencapai 1.805 kasus. kecil dibandingkan dengan fakta yang
Bali menempati urutan keempat terbesar sesungguhnya. Berdasarkan laporan
di Indonesia jumlah kasus HIV yakni dari klinik Voluntarily Counselling and
1.141 kasus, sedangkan kasus AIDS Testing (VCT) Nusa Indah di Rumah
sebanyak 279 kasus. Selama bulan Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah
Oktober sampai Desember tahun 2011 hingga November 2011, kunjungan
di Bali dilaporkan terjadi penambahan klinik VCT berjumlah 1.290 warga yang
penderita AIDS sebesar 541 kasus dan melakukan tes, sebanyak 332 positif HIV.
25 kasus diantaranya telah meninggal. Angka kematian tahun ini juga dinilai
Pengidap infeksi HIV juga mengalami sangat tinggi, yakni 64 orang meninggal
peningkatan pada bulan Desember akibat infeksi oportunistik dalam fase
mencapai 697 kasus dan 19 kasus AIDS. Selain klinik VCT, sejak tahun
diantaranya telah meninggal. Secara
2005 telah tercatat di klinik Prevention
kumulatif kasus pengidap infeksi HIV
of Mother to Child HIV Transmission
dan AIDS tahun 2011 adalah 1.238
(PMTCT) RSUP Sanglah sebanyak 139
kasus dan yang meninggal 44 kasus.
Wanita Usia Subur (WUS) dengan HIV
Jumlah keseluruhan pengidap infeksi
dan AIDS, tercatat 115 bayi lahir dan 36
HIV dan AIDS tahun 1987 sampai
di antaranya sudah dinyatakan negatif
2011 adalah 5.639 kasus. Hingga saat
atau tidak terinfeksi HIV dari sang ibu.
ini, Kota Denpasar menempati urutan
Sementara sisanya masih menunggu
pertama di Bali, kasus AIDS yakni 1.119
kasus yang terdiri dari penderita laki- bayi cukup umur dalam hal ini harus
laki sebanyak 763 kasus dan perempuan berumur 18 bulan untuk bisa dites HIV.
sebanyak 356 kasus. Kasus HIV di Kota Berdasarkan studi pendahuluan
Denpasar mencapai 1.188 kasus dengan yang dilakukan pada bulan Februari
jumlah penderita laki-laki 753 kasus dan 2012 di klinik PMTCT RSUP Sanglah
perempuan sebanyak 435 kasus. Jumlah Denpasar dengan melakukan wawancara
total kasus HIV dan AIDS sebanyak kepada ibu dengan HIV-AIDS didapatkan
2.307 kasus atau sebanyak 40,91% dari data bahwa ibu yang telah mengikuti
jumlah total kasus HIV dan AIDS di program PMTCT lebih mengetahui
Bali (Komisi Penanggulangan AIDS hal-hal yang berkaitan dengan HIV dan
Indonesia [KPAI]1, 2011). AIDS dan sikap ibu lebih terbuka untuk
Tingkat penularan HIV dan membahas keadaan dirinya. Namun,
AIDS pada kelompok usia reproduksi pada ibu yang baru dan belum mengikuti
sehat yaitu sebesar 90%. Kondisi ini program PMTCT cenderung bersikap
secara otomatis akan memperbesar tertutup dan takut. Melihat kenyataan di
kemungkinan terjadinya penularan atas penulis tertarik untuk mengadakan
HIV dan AIDS dari ibu hamil kepada penelitian tentang pengetahuan dan
bayi yang dikandungnya. Menurut sikap ibu dengan HIV dan AIDS dalam
178
NLW Wirantari, NK Somoyani, I GA Surati (Pengetahuan
���������������������������
dan sikap...)
179
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 176 - 183
180
NLW Wirantari, NK Somoyani, I GA Surati (Pengetahuan
���������������������������
dan sikap...)
182
NLW Wirantari, NK Somoyani, I GA Surati (Pengetahuan
���������������������������
dan sikap...)
183
KAJIAN PERILAKU SISWA SMP TERKAIT
PENCEGAHAN HIV/AIDS DI KOTA DENPASAR
Abstract. Junior high school students are at high risk of contracting HIV, since
they are in the transitional period and having tendency to experiment new
experiences including free sex and drugs. In anticipating that problem, prevention
programs should be developed based on the needs of students. This study is
aimed exploring students’ perceptions of what causing HIV risk behavior.
Qualitatif Study was applied in-depth interviews to five respondents who were
select through purposive sampling. Data was analyzed descriptive. Study findings
show that factors causing junior high school students engage in risky behavior
based on perceptions of students consists of four factors. Factors include family
disharmony, control, communications, and negative role models. Social factors
consists of peer pressure, members of social groups, and infrastructure. Personal
factors consist of knowledge, curiosity, and openness. Factors include media
information sources, information delivery, and information needs.
This study concludes, student involvement in risky behavior can be influences by
social, family and personal factors, and also the sources of information.
184
M Widhi Gunapria Darmapatni ���������������������
(Kajian perilaku...)
185
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 184 - 190
186
M Widhi Gunapria Darmapatni ���������������������
(Kajian perilaku...)
AIDS dan narkoba cukup mudah untuk di sekolah. Informasi utama siswa
diperoleh. Informasi dapat diperoleh diperoleh dari televise saja. Terbatasnya
melalui media elektronik, media cetak media, kurangnya informasi dari orang-
atau sumber lainnya. Hal tersebut orang yang dianggap tepat meningkatkan
ternyata senada dengan pernyataan para kebutuhan siswa terhadap informasi
responden pada penelitian ini. Terdapat yang komprehensif.
berbagai sumber informasi dapat
diakses baik di sekolah maupun luar Simpulan dan saran
sekolah. Meskipun demikian, masih Berdasarkan hasil analisis dan
ditemukan kebutuhan akan informasi pembahasan dapat disimpulkan terdapat
HIV/AIDS yang lebih komprehensif, 4 faktor yang melatarbelakangi siswa
seperti pernyataan sebagai berikut: terlibat perilaku berisiko. Faktor
keluarga meliputi ketidakharmonisan,
pengawasan, komunikasi, dan role
“Perlu juga sih, supaya kita tidak model yang negatif. Faktor sosial terdiri
terjerumus, di sekolah dapet di atas tekanan sebaya, anggota kelompok
pelajaran biologi. TV di internet” (II) pergaulan, dan sarana-prasarana. Faktor
personal terdiri atas pengetahuan,
umumnya melalui ceramah dari keingintahuan, dan keterbukaan. Faktor
berbagai instansi yang diakui cukup sumber informasi meliputi media
membosankan. Penyampaian informasi informasi, penyampaian informasi, dan
yang menarik tentunya akan berdampak kebutuhan informasi. Selain pemberian
lebih baik bagi pengetahuan responden. informasi yang komprehensif melalui
Berikut petikan wawancara yang program pencegahan HIV/AIDS,
menggambarkan hal tersebut: orangtua diharapkan meningkatkan
jalinan komunikasi dengan anak,
mengontrol dan mengawasi pergaulan
“Belum juga, perlu tampilan yang
beda, klo ceramah aja pastinya bosen anak, menjaga keharmonisan dan
bu…... Pinginnya ya lebih banyak kehangatan keluarga, serta memberikan
lagi dibimbing, kelompok-kelompok, contoh positif dalam keluarga.
berapa orang berapa orang…….lebih
jelas”(III) Daftar Pustaka
1. United Nations Development
Group. Indicator for monitoring the
Informasi terkait pencegahan HIV milenium development goals. New
dari orangtua dirasakan masih sangat York: United Nations; 2003.
kurang. Hal ini mungkin disebabkan 2. United Nations Programme on
karena pengetahuan orangtua yang HIV/AIDS. AIDS epidemic update.
rendah dan masih tabunya membicarakan Geneva: UNAIDS; 2009.
seks dengan anak. Guru di sekolah 3. Komisi Penanggulangan AIDS
dianggap bukan sumber informasi yang Nasional. Strategi penanggulangan
tepat bagi siswa, hal ini menjadi indikasi HIV dan AIDS tahun 2007–2010.
rendahnya program edukasi HIV/AIDS Jakarta: KPA; 2007.
189
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 184 - 190
190
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BIDAN
DENGAN PRAKTIK KEWASPADAAN UMUM DALAM
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUANG
BERSALIN BLUD RSU KABUPATEN BADUNG
Ni Ketut Rai Sarini¹, Ni Luh Putu Sri Erawati², Ni Nyoman Sumiasih³
1 Rumah Sakit Umum Daerah Badung, 2,3 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar
191
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 191 - 198
Penyakit infeksi dan penyakit kesehatan baik dari sumber infeksi yang
menular masih merupakan masalah diketahui maupun yang tidak diketahui.
kesehatan di Indonesia. Penyakit infeksi Petugas kesehatan memperlakukan
yang cendrung meningkat dalam 20 semua pasien sama dengan mengguna-
tahun terakhir atau cendrung meningkat kan prinsip pencegahan infeksi secara
dimasa yang akan datang seperti umum, tanpa memandang penyakit
HIV/AIDS dan hepatitis. HIV/AIDS atau diagnosanya dengan asumsi bahwa
dan Hepatitis B merupakan penyakit semua pasien berisiko atau terinfeksi
infeksi yang menular dan menjadi penyakit HIV/AIDS dan Hepatitis.2
ancaman global. Penularan penyakit Apabila bidandalam memberikan
infeksi tersebut dapat melaluibeberapa asuhan kebidanan tidak melaksanakan
cara diantaranya melalui prilaku seks kewaspadaan umum dapat berakibat
bebas, penyalahgunaan narkoba yang fatal terhadap pasien dan bidan itu
tertular melalui jarum suntik bersama, sendiri. Risiko yang paling fatal yang
melalui transfusi darah, cairan tubuh dialami oleh bidan adalah terpapar cairan
dan darah.1 tubuh, darah, tertusuk jarum suntik, dan
Rumah sakit merupakan tempat jarum jahit
pelayanan pasien dengan berbagai Kemampuan bidan dalam praktik
macam penyakit diantaranya penyakit kewaspadaan umum dipengaruhi oleh
infeksi, mulai yang ringan sampai yang unsur pengetahuan tentang kewaspadaan
terberat, hal ini dapat menyebabkan umum, sarana, dan prasarana dalam
risiko penyebaran infeksi dari satu memberikan asuhan kebidanan.
pasien ke pasien lainnya, begitu juga Berdasarkan hasil studi pen-
dengan petugas kesehatan yang sering dahuluan di BLUD RSU Kabupaten
terpapar agen infeksi. Untuk mencegah Badung pada bulan Agustus 2012
tertular penyakit petugas kesehatan perlu didapat data Voluntry Counseling and
memahami tentang siklus transmisi/ Test (VCT) BLUD RSUKabupaten
penularan penyakit. Salah satu strategi Badung dari bulan Januari sampai
yang digunakan dalam memutuskan dengan Juli 2012 terdapat 13 orang
atau menghambat transmisi penyakit tenaga kesehatan yang terpapar oleh
infeksi adalah dengan melaksanakan jarum suntik dan jarum heacting dengan
kewaspadaan umum.2 hasil pemeriksaan laboratorium negatif.3
Kewaspadaan umum dirancang Sepuluh orang bidan dari 20 orang bidan
untuk mengurangi risiko penularan yang tugas di ruang bersalin terdapat
mikroorganisme di fasilitas pelayanan 40% orang pernah terpapar cairan
192
NK Rai Sarini, NLP Sri Erawati, NN Sumiasih (Hubungan antara pengetahuan...)
ketuban dan 40% orang pernah tertusuk dua sel yang tidak terpenuhi expected
jarum jahit. Dari segi pengetahuan 80% count berada dibawah lima. Hasil yang
orang dapat menyebutkan pengertian, diperoleh pada analisis bivariat adalah
tujuan, dan standar kewaspadaan umum nilai p, HO akan diterima bila p>0,05.
tetapi tidak secara lengkap, 20% orang
mengatakan lupa. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian dilaksanakan ruang
mengetahui hubungan pengetahuan bersalin BLUD RSU Kabupaten Badung
dengan praktik kewaspadaan umum dengan jumlah responden sebanyak 20
dalam asuhan persalinan normal di orang. Di tinjau dari segi pendidikan
Ruang Bersalin BLUD RSU Kabupaten sebagian besar (90%) responden
Badung. berpendidikan DIII dan sebagian kecil
berpendidikan DIV, dari����������������
segi umur,
Metode responden berada antara umur 20-30
Penelitian ini menggunakan tahun lebih dari setengah (55%), dan >
desain analitik obsevasional dengan 30 tahun kurang dari setengah (45%),
pen-dekatan cross sectional. Populasi dari lama kerja responden dibawah lima
penelitian ini adalah seluruh bidan yang tahun tujuh orang (35%), antara lima
bekerja di Ruang Bersalin BLUD RSU sampai sepuluh tahun sebanyak tujuh
Kabupaten Badung dengan jumlah 20 orang (35%), dan > 10 tahun sebanyak
orang. Metode pengambilan sampel enam orang (30%).
adalah total sampling, dengan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini Pengetahuan tentang ������������
Kewaspadaan
adalah semua bidan yang bekerjadi Umum dalam Asuhan Persalinan
Ruang bersalin BLUD RSU Kabupaten Normal
Badung yang berjumlah 20 orang
dengan kriteria inklusi semua bidan Tabel 1.
yang bekerja di Ruang Bersalin Distribusi Responden Menurut
BLUD RSU Kabupaten Badung yang Pengetahuan Tentang Kewaspadaan
bersedia menjadi responden dan telah Umum dalam Asuhan
menandatangani informed consent. Data Persalinan Normal
yang digunakan dalam penelitian adalah
Pengetahuan F %
data primer yang dikumpulkan melalui
obsevasi dan menyebarkan kuisioner. Baik 13 65
Hasil uji normalitas data me- Cukup 7 35
nunjukkan data berdistribusi tidak Total 20 100 %
normal. Analisis bivariat digunakan
untuk mengetahui apakah ada hubungan Dari Tabel 1 di atas terlihat
antara varabel pengetahuan dengan bahwa sebagian besar responden
varabel praktik dengan menggunakan berpengetahuan baik yaitu 13 orang
uji fisherexact yang merupakan uji (65%), berpengetahuan cukup sebanyak
alternatif oleh karena uji chi sequare tujuh orang (35%), dan tidak ada yang
tidak dapat digunakan karena ada berpengetahuan kurang. Pengetahuan
�����������
193
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 191 - 198
responden yang baik disebabkan oleh belasan tahun. Hasil penelitian ini
tingkat pendidikan responden DIII dan juga didukung Hendra pada tahun
DIV dimana kewaspadaan umum sudah 2009 bertambahnyaumur seseorang
didapat pada saat kuliah. Pendidikan dapat berpengaruh pada pertambahan
yang tinggi juga berpengaruh terhadap pengetahuan yang diperolehnya, akan
kemampuan menganalisis yang cukup tetapi pada umur-umur tertentu atau
baik tentang apa yang bermanfaat dan menjelang usia lanjut kemampuan
tidak bermanfaat bagi mereka. Faktor penerimaan atau mengingat suatu
lain yang berpengaruh adalah umur pengetahuan akan berkurang. Pada usia
dan lama bekerja. Dari segi umur 21 -40 tahun otot-otot dan otak mencapai
semua responden berumur diatas 20 kekuatan maksimal. Perkembangan
tahun, dari lama bekerja sebagian besar cara berfikir telah matang sehingga
responden (65%) dengan pengalaman pengetahuan luas.5
bekerja di atas lima tahun, hal ini dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan Praktik Kewaspadaan Umum dalam
seseorang. Pengetahuan responden yang Asuhan Persalinan Normal
cukup kemungkinan disebabkan karena
Tabel 2.
kemampuan individu yang berbeda-beda
Distribusi Responden Menurut
dalam pemahaman tentang kewaspadaan
Komponen Praktik Kewaspadaan
umum dan responden mempunyai masa
Peritem Dalam Asuhan
kerja yang kurang dari lima tahun, yang
Persalinan Normal
menyebabkan pengalaman kurang dan
berpengaruh terhadap pengetahuan. Pengetahuan F %
Menurut Notoatmojo (2007), faktor Baik 13 65
yang mempengaruhi pengetahuan, dua Cukup 7 35
diantaranya yaitu faktor pendidikan, Total 20 100 %
semakin tinggi pendidikan maka ia
akan mudah menerima hal-hal baru dan Dari Tabel 1 di atas terlihat
mudah menyesuaikan dengan hal yang bahwa sebagian besar responden
baru tersebut, dan faktor pengalaman, berpengetahuan baik yaitu 13 orang
berkaitan dengan umur serta pendidikan (65%), berpengetahuan cukup sebanyak
individu, bahwa pendidikan yang tinggi tujuh orang (35%), dan tidak ada yang
maka pengalaman akan luas, sedangkan berpengetahuan kurang.������������
Pengetahuan
semakin tua umur seseorang maka responden yang baik disebabkan oleh
pengalaman akan semakin banyak.4 tingkat pendidikan responden DIII dan
Pada penelitian ini, responden
�������������������
memiliki DIV dimana kewaspadaan umum sudah
rentang umur 20–40 tahun dan memiliki didapat pada saat kuliah. Pendidikan
tingkat pendidikantinggi. Makin tua yang tinggi juga berpengaruh terhadap
umur seseorang maka proses-proses kemampuan menganalisis yang cukup
perkembangan mentalnya bertambah baik tentang apa yang bermanfaat dan
baik, akan tetapi pada umur tertentu tidak bermanfaat bagi mereka. Faktor
bertambahnya proses perkembangan lain yang berpengaruh adalah umur
mental ini tidak secepat seperti ketika dan lama bekerja. Dari segi umur
194
NK Rai Sarini, NLP Sri Erawati, NN Sumiasih (Hubungan antara pengetahuan...)
195
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 191 - 198
196
NK Rai Sarini, NLP Sri Erawati, NN Sumiasih (Hubungan antara pengetahuan...)
persalinan normal��������������������
dapat dilihat pada responden sangat menyadari posisinya
Tabel 6 berikut. bekerja di dunia medis, yang
memerlukan praktik kewaspadaan
Tabel 6. umum dalam memberikan asuhan untuk
Hubungan Tingkat Pengetahuan mengurangi risiko penularan organisme
Responden Dengan Praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan baik
Kewaspadaan Umum Dalam Asuhan dari sumber infeksi yang diketahui
Persalinan Normal maupun yang tidak diketahui. Hal
ini sesuai dengan pendapat Saefudin,
Praktik dkk (2004) menyatakan faktor praktik
Fisher
Pengetahuan Tidak Terampil exact kewaspadaan umum dipengaruhi
terampil oleh faktor individu (jenis kelamin,
f % f %
a. Baik 3 23,1 10 76,9
0,017 jenis pekerjaan, profesi, lama kerja
b. Cukup 6 85,7 1 14,3 dan tingkat pendidikan).2Menurut
Notoadmodjo (2003) pengetahuan
Dari Tabel 6 diperoleh hasil dari merupakan hasil tahu dan ini terjadi
13 responden yang berpengetahuan baik setelah orang melakukan penginderaan
sebagian besar (76,9%) yang terampil, terhadap suatu objek tertentu dan
masih ada responden tidak terampil pengetahuan merupakan hal yang sangat
(23,1%), sedangkan dari tujuh responden penting untuk terbentuknya tindakan
yang berpengetahuan cukup satu orang seseorang.6
(14,3%) yang terampil dan enam orang Hasil penelitian ini diperkuat
(85,7%) tidak terampil. oleh Hermanto (dalam Setiana 2011)
Hasil analisis menunjukkan yang menyatakan ada hubungan yang
ada hubungan yang signifikan antara bermakna antara pengetahuan dengan
pengetahuan bidan dengan praktik praktik perawat tentang pencegahan
kewaspadaan umum dalam asuhan infeksi.8 Berbeda dengan hasil penelitian
persalinan normal. Hasil ini dipertegas yang dilakukan oleh Setiana (2011)
dengan hasil uji statistik menggunakan yang menyatakan tidak ada hubungan
fisher exact test diperoleh nilai p = yang signifikan antara pengetahuan dan
0,017 pada α = 0,05 menunjukkan hasil praktik mahasiswa dalam pencegahan
analisis ada hubungan yang bermakna infeksi.7Penyebab hal tersebut karena
antara pengetahuan bidan dengan praktik banyak faktor yang mempengaruhi
kewaspadaan umum dalam asuhan pengetahuan dan praktik dan pada
persalinan normal di Ruang Bersalin penelitiannya tidak menunjukan praktik
BLUD RSU Kabupaten Badung tahun pencegahan infeksi secara keseluruhan.
2012. Notoatmojo (2003) mengemukan
Hasil penelitian ini dipengaruhi bahwa praktik itu sendiri ditentukan
oleh pengetahuan responden di Ruang atau terbentuk dari tiga faktor salah
Bersalin BLUD RSU Kabupaten Badung satunya faktor predisposisi(predisp
sebagian besar baik, dengan hasil praktik osing factors), yang terwujud dalam
sebagian besar terampil.Pengetahuan pengetahuan, sikap, kepercayaan,
bidan yang baik ini juga menyebabkan keyakinan, dan nilai-nilai, dan semakin
197
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 191 - 198
Abstrak. Asfiksia pada bayi baru lahir adalah dampak dari komplikasi yang
dialami selama persalinan. Gawat janin selama persalinan adalah merupakan
bagian dari proses terjadinya asfiksia bayi baru lahir. �������������������
Gawat janin adalah
gangguan pada janin dapat terjadi pada masa antepartum atau intrapartum.
Terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami hipoksia.
Menimbulkan bradikardia janin persisten ( denyut jantung janin < 100 x/ menit)
yang bila tidak diperbaiki akan menimbulkan dekompresi respon fisiologis dan
menyebabkan kerusakan permanen SSP dan organ lain serta kematian.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Pengamatan dilakukan
mulai dari proses persalinan. Data tentang kehamilan diperoleh melalui
dokumentasi dan wawancara. Adapun subjek penelitian yang digunakan adalah
subjek tunggal dengan multikasus. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
tunggal adalah ibu inpartu “MK” umur 24 tahun multigravida.
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan Kondisi ibu MK dan janin selama
proses kehamilan dalam batas normal. Gawat janin pada ibu MK selama proses
persalinan disebabkan oleh karena adanya belitan tali pusat, sehingga menganggu
1 Alumni Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Kebidanan, 2,3 Dosen Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Kebidanan
199
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 199 - 205
200
Dewa Ayu Eka purwanti, NW Ariyani, IGAA. Novya Dewi (Kajian gawat janin...)
201
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 199 - 205
ibu terdiri dari buang air kecil (BAK) 7- berat badan ibu masih dalam batas
8 kali/hari dengan warna kuning jernih, normal dimana selama hamil kenaikan
buang air besar (BAB) satu kali sehari berat badan ibu sudah sesuai dengan
dengan konsistensi lembek. Ibu tidur berat badan yang direkomendasikan.9
malam 7-8 jam/hari dan tidur siang Hasil pemeriksaan pengukuran
selama 1-2 jam. tinggi fundus uteri dengan menggunakan
pita ukur diperoleh hasil yaitu 32 cm
Tabel 1 dan pada pemeriksaan sebelumnya
Hasil Pemeriksaan Tanda Vital, Berat 33 cm. Hasil pengukuran tinggi
Badan, Tinggi Fundus Uteri (TFU), dan fundus uteri dengan menggunakan
Denyut Jantung Janin (DJJ) Selama pita ukur yang normal seharusnya
Kehamilan mempunyai perbedaan ± 1-2 cm dengan
umur kehamilan. Pada minggu ke-
Usia Res-
Tanggal
Keha- BB TD
Nadi
(kali/
pirasi Suhu T.Fu
DJJ
(kali/
38 sampai ke-40, tinggi fundus turun
milan
(Minggu)
(Kg) (mmHg)
mnt)
(kali/ (o Celcius) ( Cm)
mnt)
mnt) karena janin mulai masuk ke pintu atas
15/01/13 30 58 110/70 80 20 36,5 28 135 panggul (lightening). Pengukuran tinggi
15/02/13 34 60 110/70 70 20 36,6 32 142 fundus uteri dengan menggunakan
2/03/13 36 61 120/80 70 20 36 33 144
pita ukur mengalami penurunan 1
14/03/13 38 62 130/70 70 20 36,4 32 144
cm dari pemeriksaan sebelumnya.
Berdasarkan teori yang ada, penurunan
tinggi fundus uteri tersebut normal
Dapat dilihat pada tabel 1 bahwa
pada umur kehamilan diatas 38 minggu
selama kehamilan berat badan ibu
karena janin mulai masuk ke pintu atas
meningkat dengan baik, Tanda vital
panggul(lightening).Hasil pengukuran
meliputi tekanandarah, nadi, respirasi tersebut menunjukkan perkembangan
serta suhu tubuh tampak masih janin selama kehamilan masih dalam
dalam batas normal. Perkembangan batas normal. 9
kehamilan salah satunya dapat dilihat Kondisi janin selama kehamilan
dari peningkatan berat badan. Hasil dalam keadaan normal dimana dapat
pemeriksaan berat badan ibu pada umur dilihat dari pemeriksaan denyut jantung
kehamilan 38 minggu yaitu 62 kg. janin. Nilai normal denyut jantung janin
Sampai akhir kehamilan ibu mengalami antara 120-160kali/menit (Saifuddin,
peningkatan berat badan hingga 12 kg. dkk., 2009). Hasil penghitungan denyut
Berat badan ibu sebelum hamil adalah jantung janin yaitu 144 kali/menit
50 kg dan berat badan terakhir ibu teratur menunjukkan denyut jantung
saat hamil yaitu 62 kg dengan indeks janin normal dan menunjukkan adanya
masa tubuh (IMT) yaitu 22,2 kg/m2. perkembangan janin. 9
Ibu hamil dengan IMT normal (19,8
sampai 26 kg/m2) direkomendasikan Kejadian Gawat Janin Selama Proses
mengalami peningkatan berat badan Persalinan Kala Satu Fase Laten
selama kehamilan yaitu 11,5 – 16 kg atau Ibu “MK” datang ke bidan praktik
meningkat 0,4 kg per minggu. Berarti hal mandiri (BPM) tanggal 17 Maret 2013
ini sesuai dengan teori bahwa kenaikan pukul 13.30 WITA bersama suami
202
Berikut disajikan berturut - turut gambar perkembangan kondisi janin dan
kontraksi uterus selama kala I fase laten dari pukul 14.40 wita sampai dengan
Dewa Ayu Eka purwanti, NW Ariyani,
20.40 wita
IGAA. Novya Dewi (Kajian gawat janin...)
Table 2
untuk bersalin karena ibu mengalami Table 2
Perkembangan kondisi denyut jantung janin
tanda-tanda persalinan yaitu sakit perut Perkembangan kondisi
hilang timbul. Kontraksi sebanyak 2 kali denyut jantung janin
dalam 10 menit durasi 30 detik, DJJ 146
kali/menit teratur. Pukul 13.40 WITA
dilakukan pemeriksaan dalam dengan
hasil vulva dan vagina normal, porsio
lunak, pembukaan 2 cm, penipisan 25
%, selaput ketuban utuh, teraba kepala,
denominator belum jelas, moulage
0, penurunan hodge II, tidak teraba
bagian kecil dan tali pusat (ttbk/tp). Pada tabel 2, Tampak per-
Pada tabel 2, Tampak perkembangan denyut jantung janin menurun ( di bawah
Pada pemeriksaan ekstremitas tidak menurun (di bawah batas normal) secara
ada oedema, tidak ada varises, warna tiba tiba
kuku jari merah muda, dan refleks
Tabel 3
patella positif. Analisa yang dapat Tabel 3
Perkembangan Kontraksi uterus
ditegakkan berdasarkan data diatas yaitu selama Persalinan Kala I Fase Laten
Perkembangan Kontraksi uterus selama Persalinan Kala I Fase Laten
janin, dan pemeriksaan selaput ketuban hasil pemeriksaan DJJ pada pukul 14.40 WITA sampai pukul 19.40 WITA dalam
konraksi uterus masih dalam batas
kondisi normal. Setelah dipantau lebih lanjut sempat terjadi peningkatan DJJ dan
dilakukan setiap empat jam atau saat normal.
pukul 20.40 WITA tiba-tiba DJJ menurun yaitu 95 kali/menit tidak teratur dan itu
dan penurunan yang dilakukan setiap pada pukul 14.40 WITA sampai pukul
nasal kanul sebanyak 6 liter/menit, dan dilakukan pemasangan infus dextrose 5%
dengan tetesan 24 kali/menit. Setelah dilakukan evaluasi resusitasi intrauterin
empat jam atau pada saat melakukan 19.40 WITA dalam kondisi normal.
selama 5 menit, ternyata DJJ tidak membaik dan hasilnya tetap seperti
pemeriksaan dalam serta pemantauan Setelahsebelumnya.
pemeriksaan dipantau lebih
Pada tabel lanjut
3, tampak sempat
perkembangan kontraksi uterus
kontraksi uterus selama kala I fase laten itu menandakan bayi mengalami gawat
dari pukul 14.40 wita sampai dengan janin. Kondisi denyut jantung janin
20.40 wita yang mencapai 95 kali per menit dan
203
Jurnal Ilmiah Kebidanan Volume 1 Nomor 2 Oktober 2013 : 199 - 205
tidak teratur membuat bidan segera luar amnion dapat mengatur tekanan
mengambil tindakan. Asuhan pertama fluida di dalam tali pusat. Wharton’s
yang diberikan dengan melakukan jelly diisi cairan jelly untuk mencegah
resusitasi intrauterin yaitu memposisikan kompresi pembuluh darah. Aliran
ibu miring kiri, kemudian memberikan darah diatur oleh otot polos di sekitar
ibu oksigen melalui nasal kanul arteri yang bercampur dengan kolagen
sebanyak 6 liter/menit, dan dilakukan berdasarkan matriks ekstraseluler. Tali
pemasangan infus dextrose 5% dengan pusat berfungsi untuk mengalirkan
tetesan 24 kali/menit. Setelah dilakukan darah ke janin untuk pertumbuhan dan
evaluasi resusitasi intrauterin selama perkembangan janin.6,7 Belitan tali pusat
5 menit, ternyata DJJ tidak membaik menyebabkan terganggunya aliran darah
dan hasilnya tetap seperti pemeriksaan dari ibu ke janin. Janin tidak menerima
sebelumnya. Pada tabel 3, tampak Oksigen cukup, sehingga mengalami
perkembangan kontraksi uterus selama hipoksia. Bila tidak di lakukan
kasus dipantai di BPM. Perkembangan penyelamatan akan berakibat buruk.
kontraksi tampak masih dalam batas Hipoksia ialah keadaan jaringan yang
normal. Walaupun kontraksi uterus kurang oksigen. Tanpa
�������������������
oksigen yang
dalam batas normal, namun karena adekuat, denyut jantung janin kehilangan
DJJ tidak membaik setelah dilakukan variabilitas dasarnya dan menunjukkan
resusitasi, selanjutnya ibu di rujuk deselerasi (perlambatan) lanjut pada
ke RS. Ibu dirujuk dengan diagnosa kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap,
G2P0010 umur kehamilan 38 minggu 6 glikolisis (pemecahan glukosa) anaerob
hari presentasi kepala U punggung kiri menghasilkan asam laktat dengan pH
tunggal hidup + partus kala I fase laten janin yang menurun. Menimbulkan
dengan gawat janin. Di RS rujukan ibu bradikardia janin persisten ( denyut
dilakukan sectio caesarea . jantung janin < 100 x/ menit) yang bila
Gawat pada ibu MK terjadi akibat tidak diperbaiki akan menimbulkan
adanya belitan tali pusat. Struktur tali dekompresi respon fisiologis dan
pusat normal terdiri dari dua arteri menyebabkan kerusakan permanen SSP
umbilikalis, dan satu vena umbilikalis dan organ lain serta kematian. 3,4
yang dikelilingi oleh wharton jelly
lapisan luar, dan lapisan tunggal selaput Perkembangan kondisi Bayi Baru
amnion. Arteri tali pusat timbul dari Lahir
aorta embrio setelah berdiferensiasi Bayi lahir pukul 22.10 WITA
dan mengalami pertumbuhan, mereka segera menangis, gerakan aktif,
menjadi cabang-cabang arteri iliaka APGAR score8-9, jenis kelamin
interna pada janin. Tali pusat dan perempuan, terdapat belitan tali pusat,
jaringan penyusunnya terdiri dari : dan warna air ketuban hijau keruh.
lapisan luar amnion, wharton’s jelly, Meskipun pada saat persalinan ditemui
dua arteri umbilikalis dan satu vena ketuban ibu berwarna hijau keruh,
umbilikalis, yang dirancang untuk bayi tidak dilakukan resusitasi karena
melindungi aliran darah ke janin selama bayi dapat menangis spontan. Setelah
masa kehamilan sampai aterm. Lapisan bayi mendapatkan penanganan bayi
204
Dewa Ayu Eka purwanti, NW Ariyani, IGAA. Novya Dewi (Kajian gawat janin...)
205
206