Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Bersiwak Dengan Menggunakan Alat Bantu Modifikasi Terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut

Pada Santri di Pondok Pesantren Al-Kautsar Kabupaten Kuningan Jawa Barat Tahun 2016
Tetet Kartilah1 , Hadiyat Miko2 , Suwarsono3, Rudi Triyanto4
1,2,4
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
3
Poltekkes Kemenkes Semarang

Email address: tetetkartilah20@gmail.com

Abstrak
Siwak sebenarnya telah digunakan sebagai alat untuk membersihkan gigi dan mulut sejak 7000 tahun
yang lalu. Kelompok yang memakai siwak di Indonesia umumnya berpandangan bahwa bersiwak adalah
menyikat gigi dengan kayu siwak, sebagai suatu amalan sunah Nabi. Salah satu kelompok yang mempraktikan
bersiwak tersebut adalah para santri di pesantren yang memahami perkara bersiwak secara tekstual dari hadis
Nabi. Secara anatomi bentuk kayu siwak memiliki bentuk yang lurus dan kaku dari serabut sampai dengan
batang pegangan yang pendek sehingga menyulitkan untuk membersihkan gigi secara maksimal. Sehingga perlu
alat bantu modifikasi siwak dengan tujuan memaksimalkan kemampuan siwak sehingga bersiwak selain
pengamalan sunah Nabi, juga baik bagi kesehatan gigi dan mulut. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh
penggunaan alat modifikasi siwak terhadap kebersihan gigi dan mulut, dengan metodologi eksperimen semu
(quasi experiment design), rancangan pretest-posttest with control group (Notoatmodjo, 2010). Pengumpulan
data dengan observasi, terhadap kebersihan gigi dan mulut menggunakan indeks PHP(patient hygiene
performance index) di awal dan akhir pada kedua kelompok tersebut. Intervensi kelompok eksperimen adalah
menggunakan alat siwak modifikasi selama 10 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gambaran Index PHP
sesudah diberikan perlakuan menggunakan modifikasi siwak ada peningkatan indeks PHP dari kategori
sebagian besar sedang dan buruk menjadi kategori baik dan sangat baik, sedangkan santri yang menggunakan
kayu siwak menunjukkan perubahan dari kategori sedang dan buruk menjadi sedang dan baik. Uji T
berpasangan menunjukkan hasil t-hitung didapatkan t= 18.355, dengan nilai p = 0.000, hal ini menunjukkan
hasil yang sangat signifikan karena p<0.05. kesimpualan terdapat pengaruh bersiwak dengan menggunakan alat
bantu modifikasi siwak terhadap kebersihan gigi dan mulut pada Santri Pondok Pesantren Al-Kautsar
Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

Kata kunci: siwak, pesantren, alat bantu modifikasi siwak, kebersihan gigi dan mulut.

PENDAHULUAN dan Davoodi, 2012). Terdapat banyak sekali hadis


yang mengungkapkan tentang bagaimana sering
Siwak dalam tinjauan historis sosiologis telah dan pentingnya bersiwak. Salah satu yang paling
digunakan sebagai alat untuk membersihkan gigi popular adalah hadis yang diriwayatkan oleh
dan mulut sejak 7000 tahun yang lalu (Sijabat, Bukhori dan Muslim, yakni: “ Kalaulah tidak akan
2015). Hal ini mengindikasikan bahwa memberatkan bagi umatku, niscaya aku
sesungguhnya kebiasaan bersiwak sudah dilakukan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak
atau sudah dipraktikan jauh sebelum keberadaan shalat.” (HR. Bukhori dan Muslim). Hadis lain
Islam, tetapi pada masa Islam kebiasaan bersiwak meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
menjadi sebuah anjuran untuk dilakukan demi “Siwak dapat membersihkan mulut dan
menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut
berdasarkan kebiasaan dan hadis Nabi (Ghanadi

33
Tetet Kartilah.et al./Journal ARSA (Actual Research Science Academic) 2016 November; 1(1): 33-41 ISSN 2548-3986

mendatangkan keridhaan Allah” (HR. Bukhori) memelihara kebersihan gigi dan mulut adalah
(Khuly, 2010). masuk kedalam kategori bersiwak. Kelompok yang
Hadis-hadis tersebut mengisyaratkan memakai siwak di Indonesia umumnya
perhatian ajaran Islam tentang pentingnya menjaga berpandangan bahwa bersiwak adalah menyikat
kebersihan atau kesehatan gigi dan mulut. gigi dengan kayu siwak, sebagai suatu amalan
Rasulullah SAW sangat menyarankan umatnya sunah Nabi. Salah satu kelompok yang masih
untuk memelihara dan menjaga kesehatan gigi dan mempraktikan bersiwak tersebut adalah pesantren.
mulut melaui bersiwak dan anjuran tersebut bukan Menurut Rofiq (2005) pendidikan pesantren
tanpa alasan karena jika gigi dibiarkan kotor maka tidak saja memberikan pengetahuan dan
akan menimbulkan penyakit pada gigi, oleh sebab keterampilan teknis tetapi yang jauh lebih penting
itu hadis diatas masih menyatakan keutamaan adalah menanamkan nilai-nilai moral dan agama.
bersiwak sebagai suatu keutamaan yang tidak boleh Gerakan pendidikan pesantren memiliki fokus pada
dianggap remeh (Samjaji,2014). Halawani (2012) penyampaian (tablig) keutamaan-keutamaan ajaran
menyebutkan faktor keagamaan merupakan faktor Islam kepada setiap santrinya dan dalam
pendorong utama penggunaan siwak terutama bagi pengajarannya lebih menekankan kepada
masyarakat muslim, walaupun siwak terkesan keteladanan Nabi Muhammad dan para sahabat.
tradisional pada saat sekarang, tetapi hal ini Termasuk didalamnya praktik yang diajarkan oleh
menjadi suatu paradigma yang menegaskan bahwa Nabi mengenai bersiwak untuk menjaga kebersihan
Islam sejatinya sangat memperhatikan nilai-nilai dan kesehatan gigi dan mulut, dalam konteks ini
kebersihan dan kesehatan. Salah satunya adalah pesantren memahami perkara bersiwak secara
menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara tekstual dari hadis Nabi. Penelitian Samjaji (2014)
bersiwak. menginformasikan bahwa mereka bahwa
Bersiwak merupakan kebiasaan yang sejak pemahaman kelompok yang masih melestarikan
jaman dahulu sampai jaman modern ini masih budaya tersebut berkeyakinan bahwa bersiwak
dilakukan, meskipun hanya terbatas pada kelompok adalah membersihkan gigi dan mulut dengan kayu
tertentu, seperti yang telah dijelaskan bahwa siwak, selain dari menggunakan kayu siwak
bersiwak adalah kebiasaan yang unik dan syarat tidaklah termasuk dalam kategori bersiwak.
dengan nuansa tradisi, budaya dan nilai-nilai Kebiasaan bersiwak tersebut telah diterapkan
religius. Bersiwak menjadi sebuah perilaku dalam para santri pondok pesantren dan sudah menjadi
membersihkan gigi di negara-negara yang budaya dalam pelaksanaan sunnah Nabi, namun
mayoritas penduduknya beragama Islam, dalam pelaksanaanya faktor-faktor kesehatannya
diantaranya: Timur tengah, Pakistan, Nepal, kurang mendapat perhatian. Hal ini terlihat dari
India, Afrika dan Malaysia (Khatak, 2010). penggunaan siwak yang tidak dicuci baik sebelum
Termasuk di Indonesia meski terbatas pada digunakan ataupun setelah digunakan dan biasanya
kalangan tertentu, tetapi kebiasaan bersiwak setelah digunakan disimpan di saku baju atau
masih dilakukan. celana untuk kemudian dipakai kembali. Hal ini
Beberapa penelitian membuktikan bahwa tentunya menjadi kontradiktif dengan tujuan
menyikat gigi dengan siwak lebih baik bersiwak itu sendiri yang dilakukan untuk menjaga
dibandingkan dengan menyikat gigi menggunakan kebersihan, khususnya kebersihan gigi dan mulut
sikat gigi dan pasta gigi. Penelitian yang dilakukan (Samjaji, 2014).
oleh Bramanti, dkk., (2014) menunjukkan Berdasarkan tinjauan awal peneliti bahwa di
perbedaan yang bermakna rerata selisih skor plak pesantren Al-Kautsar terdapat sebagian santri yang
sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan masih mempraktikan budaya bersiwak untuk
siwak dengan pasta gigi biasa. Penelitian yang membersihkan gigi, para santri menggunakan
dilakukan Ayuningtyas dan Maharani (2014) siwak setiap hari terutama sebelum melakukan
menunjukkan bahwa menyikat gigi menggunakan shalat. Secara anatomi bentuk kayu siwak yang
siwak memiliki rerata flow rate saliva lebih tinggi dipakai masyarakat umumnya memiliki bentuk
dibandingkan dengan kelompok yang yang lurus dari serabut sampai dengan bagian yang
menggunakan sikat gigi dan pasta gigi. berdasarkan dipegang, kemudian serabut kayu siwak cenderung
hal tersebut tidaklah salah jika siwak masih lebih keras bila dibandingkan dengan sikat gigi,
digunakan. tempat pegangan siwak yang cenderung lebih
Menurut Samjaji (2014) pemahaman perkara pendek sehingga menyulitkan untuk membersihkan
bersiwak ada dua, yaitu : pertama, pemahaman gigi secara maksimal.
tekstual dari hadis Nabi yakni memahami bahwa Beberapa penelitian klinis menunjukkan
bersiwak adalah membersihkan gigi dan mulut bahwa siwak kurang efektif untuk menjaga
dengan dengan kayu siwak. Kedua, pemahaman kebersihan gigi dan mulut. Penelitian Haque dan
kontekstual dari hadis Nabi, yakni lebih Alsareii (2015) menemukan bahwa penggunaan
menekankan pada tujuan disya’riatkannya bersiwak siwak telah secara signifikan menimbulkan resesi
yakni memelihara kebersihan gigi dan mulut, alat gingiva dibandingkan dengan sikat gigi, dalam
apa yang digunakan asalkan tujuannya untuk penelitiannya melaporkan bahwa cara menyikat

34
Tetet Kartilah.et al./Journal ARSA (Actual Research Science Academic) 2016 November; 1(1): 33-41 ISSN 2548-3986

gigi yang tidak benar dan bulu siwak yang keras kelompok, yakni kelompok perlakuan
adalah penyebab utama terjadinya resesi gusi. (eksperimen) dan kelompok kontrol.
Berdasarkan kajian terdahulu berupa penelitian- Alat yang dipakai dalam penelitian adalah
penelitian dan jurnal-jurnal terkait maka peneliti sebagai berikut:diagnostic set (sonde, eksavator,
menganggap perlu adanya inovasi baru berupa pinset, kaca mulut), Nier beiken, gelas kumur,
modifikasi siwak, dengan tujuan mengoptimalkan lembar status,format penelitian Index PHP, ember,
fungsi mekanisnya agar dapat menjangkau seluruh alat bantu modifikasi siwak.
permukaan gigi. Survey awal pernah dilakukan Bahan yang dipakai dalam penelitian ini
sebelum ini terhadap penggunaan alat bantu siwak adalah kapas, cotton roll dan alcohol, aquadest,
modifikasi yang terbuat dari resin terhadap disclosing solution.
beberapa santri di pesantren di kota tasikmalaya pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada
dan hasilnya mereka cukup menyukai penggunaan santri di pondok pesantren Al-Kautsar Kab.
alat ini. Kuningan. Hari pertama responden diminta
mengisi inform consent yang disaksikan oleh
peneliti dan pihak pesantren. Kemudian diperiksa
BAHAN DAN METODE kebersihan gigi dan mulutnya dengan indicator
Rancangan penelitian yang digunakan adalah kebersihan menggunakan PHP indeks, pada kedua
eksperimen semu (quasi experiment design), kelompok tersebut. Setelah diketahui kesehatan
dengan rancangan pretest-posttest with control gigi dan mulut masing-masing, kelompok
group (Notoatmodjo, 2010). Dimulai dengan eksperimen diberi buku saku cara penggunaan
melakukan observasi, yaitu dengan pemeriksaan sikat gigi modifikasi siwak dan memberikan
kebersihan gigi dan mulut menggunakan indeks pengarahan cara menggunakan modifikasi siwak
PHP (patient hygiene performance index) awal selama 9 hari dengan frekuensi 3 kali sehari,
pada kedua kelompok tersebut, kemudian dimulai pada hari kedua. Untuk mengurangi bias,
intervensi kepada kelompok eksperimen berupa pelaksanaan sikat gigi modifikasi diawasi oleh
pemberian buku saku cara penggunaan modifikasi pengawas lapangan. Pada hari kesepuluh
siwak dan memberikan pengarahan cara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
menggunakan modifikasi siwak, setelah itu dilakukan kembali pemeriksaan akhir dengan
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan indeks yang sama. Hal ini
dianjurkan untuk menyikat gigi, dengan ketentuan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kelompok kontrol menyikat gigi menggunakan peningkatan indeks kebersihan gigi dan mulut.
siwak sesuai kebiasaan dan kelompok esperimen Alur penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah
menyikat gigi dengan menggunakan modifikasi ini.
siwak. Pada hari ke 10 (sepuluh) dilakukan
pemeriksaan akhir dengan menggunakan indeks
yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat peningkatan indeks kebersihan gigi dan
mulut.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
santri di pondok pesantren Al-Kautsar Kab.
Kuningan yang berjumlah 382 orang. Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010). Sampel yang diambil adalah
santri di pondok pesantren Al-Kautsar Kab.
Kuningan, untuk menentukan sampel diatas
penulis menggunakan teknik purposive sampling
yaitu pengambilan sampel yang didasari pada
suatu pertimbangan keadilan dan motivasi
partisipasi sampel, karena santri memiliki ikatan
yang kuat satu dengan yang lainnya. Kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut:
a. Santri yang hanya menggunakan siwak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
untuk membersihkan giginya. pengaruh penggunaan modifikasi siwak terhadap
b. Bersedia menjadi responden. kebersihan gigi dan mulut pada santri di
c. Kriteria eksklusi adalah santri yang pondok pesantren Al-Kautsar Kab. Kuningan. Data
berhalangan hadir pada waktu dimulai dianalisis menggunakan analisa distribusi
eksperimen. frekuensi untuk melihat perubahan tingkat
Dari kriteria tersebut didapatkan sampel kebersihan gigi dan mulut setelah menggunakan
penelitian sebesar 58 santri yang dibagi menjadi 2 siwak dan modifikasi siwak, serta dilakukan uji
beda one tail pre and post design untuk mengetahui

35
Tetet Kartilah.et al./Journal ARSA (Actual Research Science Academic) 2016 November; 1(1): 33-41 ISSN 2548-3986

perbedaan peningkatan kebersihan gigi dan mulut


antar kelompok eksperimen dan kontrol serta
variable konfonding untuk mengukur respon dan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sampel Penelitian
daya penerimaan santri terhadap alat baru. Berdasarkan Indeks PHP Sesudah
Dilakukan Menyikat Gigi Menggunakan
HASIL siwak tanpa bantuan modifikasi Siwak
Tabel 1. Subjek Penelitian berdasarkan umur (Kelompok Kontrol)
No. Umur Frekuensi Persentase
Skor Kriteria n Persentase
1 14 Tahun 4 6,9% Sangat
0 0%
2 15 Tahun 6 10,3% 0 Baik
Alat 0,1-
3 16 Tahun 11 19 % Bantu Baik 9 31%
1,7
Kayu 1,8-
4 17 Tahun 6 10,3% Sedang 17 58,6%
Siwak 3,4
5 18 Tahun 8 13,8% 3,5-5 Buruk 3 10,3%
Total 29 100 %
6 19 Tahun 8 13,8%
7 20 Tahun 7 12,1% Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan
8 21 Tahun 8 13,8%
bahwa tingkat kebersihan gigi dan mulut pada
kelompok kontrol sesudah tindakan menyikat gigi
Total 58 100 %
menggunakan siwak tanpa alat bantu modifikasi
Berdasarkan tabel 1 di dapat dilihat yang sebagian besar dengan kriteria sedang yaitu
berumur 14 tahun sebanyak 4 orang (6,9%), yang sebanyak 17 orang (58,6%) sedangkan kriteria
berumur 15 tahun sebanyak 6 orang (10,3%), yang baik ditemukan sebanyak 9 orang (31%) dan
berumur 16 tahun sebanyak 11 orang (19%), yang kriteria buruk sebanyak 3 orang (10,3 %) serta
berumur 17 tahun sebanyak 6 orang (10,3%), yang tidak ditemukan sampel dengan kriteria sangat
berumur 18 tahun sebanyak 8 orang (13,8%), yang baik.
berumur 19 tahun berjumlah 8 orang (13,8%), Berdasarkan tabel 2 dan 3 mengenai tingkat
yang berumur 20 tahun berjumlah 7 orang kebersihan gigi dan mulut santri Pondok Pesantren
(12,1%), yang berumur 21 tahun berjumlah 8 Al-Kautsar sebelum dan sesudah menyikat gigi
orang (13,8%). menggunakan siwak tanpa bantuan modifikasi
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sampel Penelitian siwak terdapat penurunan indeks PHP sebesar 0,5
Berdasarkan Indeks PHP Sebelum yaitu dari 2,6 menjadi 2,1 dengan kriteria baik yang
Dilakukan Menyikat Gigi Menggunakan semula 7 orang (24,1%) menjadi 9 orang (31%),
siwak tanpa bantuan modifikasi Siwak kriteria sedang dari 13 orang (44,8%) menjadi 17
orang (58%), kriteria buruk dari 9 orang (31%)
(Kelompok Kontrol)
menjadi 3 orang (10,3), namun tidak ditemukan
Skor Kriteria n Persentase
sampel dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih
Sangat
0 0% jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 dibawah ini:
0 Baik
Alat 0,1-
Bantu Baik 9 31% Grafik 1.
1,7
Kayu 1,8-
Sedang 17 58,6% Distribusi Frekuensi Sampel Penelitian
Siwak 3,4
3,5-5 Buruk 3 10,3% Berdasarkan Indeks PHP Sebelum dan
Total 29 100 % Sesudah Dilakukan Menyikat Gigi
Menggunakan siwak tanpa bantuan …

Berdasarkan tabel 2 diatas bahwa tingkat 20


kebersihan gigi dan mulut pada kelompok kontrol 10
sebelum tindakan menyikat gigi menggunakan 0
siwak sebagian besar dengan kriteria sedang yaitu sangat baik baik sedang buruk
sebanyak 13 orang (44,8%) sedangkan kriteria Sebelum sesudah
baik dan buruk yaitu sebanyak 7 orang (24,1%)
dan 9 orang (31%) serta tidak ditemukan sampel
dengan kriteria sangat baik.

36
Tetet Kartilah.et al./Journal ARSA (Actual Research Science Academic) 2016 November; 1(1): 33-41 ISSN 2548-3986

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sampel Penelitian


Berdasarkan Indeks PHP Sebelum 20
18
Dilakukan Menyikat Gigi Menggunakan
16
siwak dengan bantuan Modifikasi Siwak 14 Pada alat ukur pH meter rata-rata sebelum
(Kelompok eksperimen) 12
10
Skor Kriteria n Persentase
8
Sangat
0 0% 6
0 Baik 4
Alat 0,1- 2
Bantu Baik 4 13,8%
1,7 0
Modifikasi 1,8- Sangat baik Baik Sedang Buruk
Sedang 10 34,5%
siwak 3,4 Sebelum Sesudah
3,5-5 Buruk 15 51,7%
Total 29 100 %

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dilihat Tabel 6.Rerata Selisih dan Simpangan Baku Antara
Indeks PHP sebelum diberikan perlakuan kayu Sampel Penelitian yang Menggunakan
siwak dengan bantuan modifikasi siwak kriteria Siwak Tanpa Bantuan Modifikasi Siwak
sangat baik tidak ditemukan, kriteria baik 4 orang dengan Pengguna Siwak Dibantu
(13,8%), kriteria sedang sebanyak 10 orang Modifikasi Siwak
(34,5%), kriteria buruk sebanyak 15 orang Tanpa Bantuan Diberi Bantuan
(51,7%). Modifikasi Siwak Modifikasi Siwak
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sampel Penelitian Rerata t p Rerata t p
Selisih Selisih
Berdasarkan Indeks PHP Sesudah (SD) (SD)
Dilakukan Menyikat Gigi Menggunakan 2,151 7.141 0.000 1,079 18.355 0.000
siwak dengan bantuan modifikasi Siwak
(Kelompok eksperimen)
Skor Kriteria n Persentase
Tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel
Sangat yang menggunakan siwak tanpa dibantu
7 24,1% modifikasi siwak menunjukkan nilai rerata dengan
0 Baik
Alat 0,1- standar deviasi 2,151 sedangkan pada sampel yang
Bantu Baik 19 65,6%
1,7 menggunakan siwak dengan bantuan modifikasi
Modifikasi 1,8-
siwak 3,4
Sedang 3 10,3% siwak menunjukkan nilai rerata dengan standar
3,5-5 Buruk 0 0% deviasi 1,079, dengan demikian santri yang
Total 29 100 % menggunakan siwak dengan bantuan modifikasi
siwak memiliki nilai indeks PHP dengan rerata
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa lebih kecil dibandingkan dengan pengguna siwak
tingkat kebersihan gigi dan mulut pada kelompok tanpa diberi bantuan modifikasi siwak dengan
kontrol sesudah tindakan menyikat gigi selisih sebesar 1,072. Selanjutnya hasil t-hitung
menggunakan siwak dengan alat bantu modifikasi didapatkan t = 18.355, dengan nilai p = 0.000, hal
sebagian besar dengan kriteria baik yaitu sebanyak ini menunjukkan hasil yang sangat signifikan
19 orang (65,6%) sedangkan kriteria sangat baik karena p<0.05.
ditemukan sebanyak 7 orang (24,1%) dan kriteria PEMBAHASAN
sedang ditemukan sebanyak 3 orang (10,3%) serta
tidak ditemukan kriteria buruk. Penelitian dilaksanakan dalam satu waktu
Berdasarkan tabel 4 dan 5 di atas mengenai yang bersamaan dengan perlakuan 10 hari
tingkat kebersihan gigi dan mulut santri Pondok berturut-turut yaitu untuk mengetahui pengaruh
Pesantren Al-Kautsar sebelum dan sesudah menggunakan siwak dengan bantuan modifikasi
menyikat gigi menggunakan siwak dengan bantuan siwak terhadap kebersihan gigi dan mulut pada
modifikasi siwak terdapat penurunan indeks PHP Santri Pondok Pesantren Al-Kautsar. Penelitian
sebesar 2,07 yaitu dari 3,14 menjadi 1,07 dengan diawali dengan penyuluhan cara penggunaan kayu
kriteria sangat baik yang semula tidak ditemukan siwak dan modifikasi siwak serta waktu menyikat
menjadi 7 orang (24,1%), kriteria baik dari 4 orang gigi disamakan (pagi setelah makan dan malam
(13,8%) menjadi 19 orang (65,6%), kriteria sedang sebelum tidur).
dari 10 orang (34,5%) menjadi 3 orang (10,3), Berdasarkan hasil penelitian diatas,
serta krteria buruk semula berjumlah 15 orang mengenai nilai indeks PHP pada Santri Pondok
(51,7%) setelah menyikat gigi dengan bantuan Pesantren Al-Kautsar Kabupaten Kuningan yang
modifikasi menjadi tidak ditemukan sampel menggunakan siwak tanpa bantuan modifikasi
dengan kriteria kebersihan gigi dan mulut buruk. siwak terdapat penurunan nilai indeks PHP sebesar
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 2 2,07 yaitu dari 3,14 menjadi 1,07 dengan kriteria
dibawah ini: baik sebanyak 9 oranng (31%), kriteria sedang
sebanyak 17 orang (58%) dan kriteria buruk

37
Tetet Kartilah.et al./Journal ARSA (Actual Research Science Academic) 2016 November; 1(1): 33-41 ISSN 2548-3986

sebanyak 3 orang (10,3%), sedangkan pada santri kurangnya pengetahuan cara menggunakan batang
yang menggunakan siwak dengan bantuan siwak untuk membersihkan gigi dan mulut karena
modifikasi siwak terdapat penurunan indeks PHP berdasarkan pengamatan, pengguna siwak di
sebesar 0,82, yaitu dari 1,12 menjadi 0,30, dengan Pesantren Al-Kautsar menggunakan siwak tanpa
kriteria sangat baik sebanyak 7 orang (24,1%), membentuk serabut terlebih dahulu. Keadaan ini
kriteria baik sebanyak 19 orang (65,6%), kriteria diperkuat berdasarkan hasil wawancara yang
sedang sebanyak 3 orang (10,3%) serta tidak dilakukan pada seluruh sampel tentang
ditemukan sampel dengan kriteria indeks PHP penggunaan batang siwak, umumnya para santri
buruk. menggunakan batang siwak berdasarkan hadist
Penggunaan siwak dengan bantuan Nabi yang disampaikan para pengajar di pesantren,
modifikasi siwak menunjukkan hasil yang lebih namun cara penggunaan batang siwak itu sendiri
baik dari pada menggunakan kayu siwak tanpa mereka kurang mengetahuinya.
bantuan modifikasi siwak. Faktor yang Umumnya batang siwak yang mereka punya
menyebabkan perbedaan tingkat kebersihan gigi hanya digunakan untuk membersihkan permukaan
dan mulut pada kedua kelompok tersebut gigi bagian depan (labial dan bucal) sedangkan
diantaranya, pada kelompok yang menggunakan pada permukaan gigi yang lain tidak dibersihkan,
siwak tanpa bantuan modifikasi siwak, batang selain itu umumnya mereka menyimpan batang
siwak tidak dapat menjangkau gigi posterior serta siwak disaku baju atau saku celana serta batang
batang siwak tidak dapat menjangkau permukaan siwak yang mereka gunakan tidak dicuci baik
gigi yang sulit dijangkau seperti permukaan lingual sebelum maupun sesudah digunakan sehingga
dan palatal dikarenakan bentuk batang siwak yang menyebabkan kurang hygienitas batang siwak
lurus dari bagian yang dipegang sampai bagian yang mereka pakai. Berdasarkan hal tersebut perlu
yang digunakan untuk membersihkan gigi, adanya penyuluhan lebih lanjut agar para
sedangkan pada kelompok yang menggunakan pengguna batang siwak di pesantren Al-Kautsar
siwak dengan bantuan modifikasi siwak, semua bisa menggunakan batang siwak dengan metode
permukaan gigi baik pada gigi anterior maupun yang tepat dan penggunaan batang siwak dapat
posterior dapat dibersihkan dikarenakan bentuk lebih bersih.
modifikasi siwak yang menyerupai sikat gigi Kelebihan lain yang didapat dari penggunaan
membuat para pengguna siwak dengan bantuan siwak dengan bantuan alat modifikasi siwak adalah
modifikasi siwak lebih mudah dalam kandungan khemis pada batang siwak. berdasarkan
membersihkan giginya. Ilustrasi penggunaan alat penelitian Almas, (2004) menjelaskan bahwa
dapat dilihat pada gambar dibawah ini. adanya substansi silica pada siwak juga membantu
aksi mekanis siwak terhadap pembersihan plak.
Penelitian lain yang dilakuakan oleh Sri, (2015)
juga menjelaskan bahwa penggunaan batang siwak
mampu menetralkan pH dalam mulut sehingga
dapat mencegah terjadinya pH asam dalam mulut
dan mencegah timbulnya penyakit karies gigi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan modifikasi siwak sebagai alat
Gambar 2. Kelebihan penggunaan bantu dalam menggunakan batang siwak sangat
modifikasi siwak efektif. Kemampuan modifikasi siwak tersebut
Penggunaan batang siwak dengan bantuan menjadikan siwak memiliki kemampuan mekanis
alat modifikasi siwak menghasilkan kemampuan yang optimal untuk membersihkan gigi dan mulut
mekanik dalam membersihkan gigi lebih layaknya sikat gigi pada umumnya. Kandungan
maksimal, bagian anterior maupun posterior dapat alami siwak yang baik untuk kesehatan gigi dan
dijangkau dengan bantuan alat modifikasi siwak. mulut menambah manfaat yang akan dirasakan
Faktor lain yang menyebabkan perbedaan para pengguna batang siwak dengan bantuan
tingkat kebersihan gigi pada kedua kelompok modifikasi siwak. Kombinasi antara kemampuan
sampel tersebut adalah penggunaan batang kayu mekanis dan pelepasan zat aktif yang terdapat
siwak yang dipakai pada kedua kelompok. didalamnya menambah efek terapeutik yang baik
Pengguna siwak dengan bantuan modifikasi siwak, untuk penggunanya.
batang siwak yang digunakan dibentuk serabut Pengunaan batang siwak dengan alat bantu
terlebih dahulu, sebelum dipasangkan pada siwak modifikasi siwak menunjukkan bahwa sebagian
holder sehingga lebih mudah digunakan untuk besar subyek penelitian yang menggunakan
membersihkan gigi, sedangkan pada kelompok modifikasi siwak dirasakan lebih praktis, hemat
yang menggunakan siwak murni (tanpa bantuan dan hygienis, dikarenakan penggunaan batang
modifikasi siwak) tidak dibentuk serabut terlebih siwak tidak perlu memakai pasta gigi, selain itu
dahulu sehingga menyulitkan untuk membersihkan para pengguna siwak dapat menghemat batang
gigi dan mulut, kemungkinan penyebabnya adalah siwaknya karena dengan bantuan modifikasi

38
Tetet Kartilah.et al./Journal ARSA (Actual Research Science Academic) 2016 November; 1(1): 33-41 ISSN 2548-3986

siwak, batang siwak yang dibutuhkan sekitar 2 cm Kabupaten Kuningan yang terdiri dari 58 orang,
saja, selain itu penggunaan alat bantu modifikasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
siwak lebih hygienis karena lebih bersih dalam 1. Penggunaan alat bantu modifikasi siwak
penggunaannya. mempunyai daya mekanik yang baik untuk
Kekurangan penelitian ini adalah bahan membersihkan gigi dan mulut.
pembuatan alat bantu modifikasi siwak belum 2. Penggunaan batang siwak dengan bantuan
ramah lingkungan. Kedepan perlu adanya modifikasi siwak efektif menurunkan indeks
penelitian lebih lanjut guna menyempurnakan PHP pada santri Pondok Pesantren Al-Kautsar
penelitian. Desa Cilimus Kabupaten Kuningan, dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang kriteria sangat baik yang semula tidak
dilaksanakan pada Santri Pondok Pesantren Al- ditemukan menjadi 7 orang (24,1%), kriteria
Kautsar Kabupaten Kuningan, menunjukkan baik dari 4 orang (13,8%) menjadi 19 orang
bahwa alat modifikasi siwak lebih efektif untuk (65,6%), kriteria sedang dari 10 orang (34,5%)
membersihkan gigi dan mulut dibandingkan menjadi 3 orang (10,3), serta krteria buruk
dengan menggunakan batang kayu siwak. Keadaan semula berjumlah 15 orang (51,7%) setelah
ini sesuai dengan harapan peneliti yang ingin menyikat gigi dengan bantuan modifikasi
menyempurnakan siwak agar dapat membersihkan menjadi tidak ditemukan sampel dengan kriteria
gigi dan mulut secara maksimal dan para pengguna kebersihan gigi dan mulut buruk.
siwak tetap bisa menjalankan kepercayaan yang 3. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa sampel
dianutnya yang mengharuskan mereka yang menggunakan siwak tanpa dibantu
menggunakan siwak sebagai suatu pelaksanaan modifikasi siwak menunjukkan nilai rerata
sunah Nabi. Hasil penelitian ini berlawanan dengan standar deviasi 2,151 sedangkan pada
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Patel, sampel yang menggunakan siwak dengan
dkk., (2012) yang menyatakan bahwa batang siwak bantuan modifikasi siwak menunjukkan nilai
lebih efektif dalam membersihan plak gigi dan rerata dengan standar deviasi 1,079, dengan
kesehatan gingiva atau gusi dibandingkan dengan demikian santri yang menggunakan siwak
sikat gigi biasa, serta penelitian yang dilakukan dengan bantuan modifikasi siwak memiliki nilai
oleh Danielsen, dkk., (1989) yang mengambil tema indeks PHP dengan rerata lebih kecil
mengenai efektifitas siwak dan sikat gigi, yang dibandingkan dengan pengguna siwak tanpa
menyatakan bahwa siwak sangat efektif dalam diberi bantuan modifikasi siwak dengan selisih
membersihkan plak gigi dan gingivitis serta sebesar 1,072. Selanjutnya hasil t-hitung
memelihara kesehatan gigi. didapatkan t = 18.355, dengan nilai p = 0.000,
Hasil uji statistic menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan hasil yang sangat
sampel yang menggunakan siwak tanpa dibantu signifikan karena p<0.05.
modifikasi siwak menunjukkan nilai rerata dengan 4. Ada pengaruh penggunaan siwak dengan
standar deviasi 2,151 sedangkan pada sampel yang bantuan modifikasi siwak pada Santri Pondok
menggunakan siwak dengan bantuan modifikasi Pesantren Al-Kautsar Desa Cilimus Kecamatan
siwak menunjukkan nilai rerata dengan standar Cilimus Kabupaten Kuningan.
deviasi 1,079, dengan demikian santri yang
menggunakan siwak dengan bantuan modifikasi
siwak memiliki nilai indeks PHP dengan rerata DAFTAR PUSTAKA
lebih kecil dibandingkan dengan pengguna siwak Ahmad, H., Rajagopal, K., 2013, Biological
tanpa diberi bantuan modifikasi siwak dengan Activities of Salvadora Persica, Jurnal
selisih sebesar 1,072. Selanjutnya hasil t-hitung Medical and Aromatic Plants, vol 2, 129.
didapatkan t = 18.355, dengan nilai p = 0.000, hal Almas K, Al-Zeid Z., 2004, The immediate
ini menunjukkan hasil yang sangat signifikan antimicrobial effect of a toothbrush and
karena p<0.05. miswak on cariogenic bacteria: a clinical
Berdasarkan uraian diatas dan berdasarkan study. J Contemp Dent Parct, vol 5(1),
hasil penelitian yang dilaksanakan pada Santri 105-114.
Pondok Pesantren Al-Kautsar menunjukkan Andriyanti, P., 2012, Pengaruh Pemberian Larutan
adanya pengaruh penggunaan siwak dengan alat Ekstrak Siwak (salvadora
bantu modifikasi siwak terhadap kebersihan gigi persica) terhadap Pembentukan Plak Gigi,
dan mulut pada Santri Pondok Pesantren Al- Skripsi, FKG,UNDIP,
Kautsar. Semarang.
Anjaswarni, T., 2012, Analisis Tingkat Kepuasan
KESIMPULAN Klien Terhadap Perilaku Caring Perawat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di Rumah Sakit Umum daerah Dr.Saiful
dilakukan pada Santri Pondok Pesantren Al- Anwar Malang Tahun 2012. Tesis,
Kautsar Desa Cilimus Kecamatan Cilimus Program Pasca Sarjana, Fakultas Ilmu
Keperawatan, Universitas Indonesia.

39
Tetet Kartilah.et al./Journal ARSA (Actual Research Science Academic) 2016 November; 1(1): 33-41 ISSN 2548-3986

Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian : Suatu Khuly, S. H., 2010, Misteri Dasyatnya Gerakan
Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Shalat, Tuhfa Media, Jakarta.
Jakarta. Masood, Y., Masood, M., Hassan, M.I.A., Bayaty,
Be Kien Nio, 1987, Preventive Dentistry, Yayasan F.H.MA., 2010, Biological Effect Of
Kedokteran Gigi Indonesia, Bandung. Miswak (salvadora persica), Current
Topics In Nutraseutical Research, Vol 8,
Budiarti, R., 2008, Tingkat Keimanan Islam dan 161-168.
Status Karies Gigi, Jurnal, Keperawatan Muhammad, S.F., 1997, Hidangan Islam Ulasan
Gigi Poltekkes Jakarta, Jakarta. Komprehensif Berdasarkan Syariat &
Sains Modern, Gema Insani Press, Jakarta.
Dahiya, P., Luthra, R.P., Misra, R., Sain, G., 2012, Muklis., 2015, Pengaruh Penggunaan Kayu Siwak
Miswak: A Periodontitis Perspective, (Salvadora persica) Terhadap Debris
Jurnal of ayurveda&integrativemedice, Indeks Pada Santri Kelas X di Pondok
vol 3, 184-187. Pesantren Mathlaul Khaer Kota
Danielsen, B., Baelum, V., Manji, F., Fejerskov, Taikmalaya, Karya Tulis Ilmiah JKG
O., 1989, Chewing Sticks, Toothpaste, and Poltekkes Tasikmalaya, Tasikmalya.
Noumi, E., 2010, Antifungal Properties of
Plaque Removal. Jurnal Acta Odontol
Salvadora Persica and Juglans Regia L
Scand, vol 2, 121-125.
Extracts Againts Oral Candida Strains,
Efendi, F., Makfudli., 2009, Keperawatan European Journal of Clinical
Kesehatan Komunitas, Salemba Medika, Microbiology and Infectious Diseases, vol
Jakarta. 29, 81-88.
Ghanadi, A.R., dan Davoodi, N., 2012, Miswak Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian
Tree Medicine, Traditional Iranian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Medicine and Modern Medicine, Jurnal Nugrahaini, D., 2008, Pengaruh Sikap tentang
Medical History, vol 3, 119-132. Kebersihan Diri terhadap Timbulnya
[Diakses 19-02-2016] Skabies (Gudik) pada Santriawati di Pon-
Ghofur, A., 2012, Buku Pintar Kesehatan Gigi & Pes Al-Muayyad, Skripsi, Program Studi
Mulut, Mitra Buku, Yogyakarta. Kesehatan Masyarakat, Universitas
Halawani, H.S., 2012, A riview on miswak Muhammadiyah, Surakarta.
(salvadora persica) and its effect on Nurdiana, E. P., 2015, Perbandingan Menggunakan
various of oral Health, the Saudi Dental Kayu Siwak Dengan Sikat Gigi Terhadap
Jurnal King Saudi University, vol 24, 63- Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Murid
69. Kelas VII-B Madrasah Tsanawiyah Daarul
Hamdani, 2011., Studi Diskriptif peran perawat Ulum PUI Ranjiwetan Kec. Kasokendel
dalam pelaksanaan oral hygiene pada Kab. Majalengka, Karya Tulis Ilmiah
penderita stroke, JKG Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya,
http://www.medicastore.com. Diakses 14 Tasikmalaya.
febuari 2016. Paliwal, S., Chauhan, R., Siddiqui, A.A., Paliwal,
Haque, M.M., Alsareii, S, A., 2015, A review of S., Sharma, J., 2007, Evaluation of
the therapeutic effects of using miswak Antifungal Actifity of Salvadora Persica,
(salvadora persica) on oral Health, Saudi Natural product Radience, vol 6, 372-373.
med J, vol 36(5), 530-543. Patel, P. V., Shurthi, S., Kumar, S., 2012, Clinical
Hooda, A., Rathee, M., Singh, J., 2009, Chewing Effect of Miswak as an Adjunct to Tooth
Sticks in the Era of Tootbrosh, The Brushing on Gingivitis, jurnal of issue, vol
Internet jurnal of family practice, Vol 9 16, 84-88.
(2). [ Diakses 14-02-2016] Putri, M.H., Herjulianti, E., Nurjannah, N., 2010,
Houwink, B., Dirk, O.B., Chamwinckel, A.B., Ilmu pencegahan Penyakit Jaringan Keras
Crielaers, P.J.A., Dermaut, L.R., Eijkman, dan Jaringan Pendukung Gigi, EGC,
M.A.J., Huis Int Veld, J.H.J., Konig, K.G., Jakarta.
Moltzer, G., Helderman, VP., Pilot, T., Rahmanita, G.F., Perbedaan Efektifitas
Raukema, P.A., Scauhett, H., Tan, H.H., Penggunaan Kayu Siwak dan Sikat Gigi
Veldkamp, V.D.V., Wontgens, J.H.M., Berpasta Terhadap Patient Hygiene
1987, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Performance Index PHP Pada Mahasiswa
(terj), UGM Press, Yogyakarta. Keperawatan Gigi Poltekkes Tasikmalaya,
Khatak, M.K.S., Sidqui, A.A., Vasudeva, N., Karya Tulis Ilmiah, Tasikmalaya.
Aggrawal, A.A.P, 2010, Salvadora Ramdani, W.,2008, Kesadaran Santri Terhadap
Persica, Pharmakognosy Reviews, Vol 4, Kesehatan Lingkungan: Studi Kasus
209-213. Pesantren Nurul Hidayah Leuwilang
Bogor, Tesis, Program Studi Ilmu

40
Tetet Kartilah.et al./Journal ARSA (Actual Research Science Academic) 2016 November; 1(1): 33-41 ISSN 2548-3986

Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Kelas VII A Santri Pondok Pesantren


Indonesia, Indonesia. Mathlaul Khaer Cintapada Kecamatan
Rofiq, A., Widodo, R.B., Yani, I.F., Romdin, A., Cibereum Kota Tasikmalaya, Karya Tulis
2005, Pemberdayaan Pesantren, Pustaka Ilmiah JKG Poltekkes Kemenkes
Pesantren, Jakarta. Tasikmalaya, Tasikmalaya.
Samjaji., 2014, Menimbang Ulang Tradisi Sijabat, E.A., Posangi, J., Juliantri., 2015,
Bersiwak, Pustaka Aura Semesta, Perbandingan Efektivitas Pasta Gigi yang
Bandung. mengandung Siwak Dengan Pasta gigi
Sayyid, A.B.M., 2006, Rosulullah Sang Dokter, Tanpa Siwak Pada Pasien Pasca Skelling,
Tiga Serangkai, solo. Jurnal e-Gigi(eG), Vol 3(2),634-640.
Shihab, M.Q., 1996, Wawasan Al-quran Tafsir Sugiono., 2006, Metode Penelitian pendidikan,
Tematik Atas Berbagai Persoalan Umat, Alfabeta, Bandung.
Mizan, Jakarta. Soemirat, Juli.,2001, Pencemaran Lingkungan,
Shiry., 2015, Perbandingan Menyikat Gigi Dengan Rineka Cipta, Jakarta.
Pasta Gigi Ekstrak Siwak dan Pasta Gigi Tucker., 2011, Patient Care Standart: Nursing
Biasa Terhadap ph Saliva, Karya Tulis Process Diagnosis and autocome, EGC,
Ilmiah JKG Poltekkes Kemenkes Jakarta.
Tasikmalaya, Tasikmalaya. Qomar, M., 2011, Pesantren dari Transformasi
Sri, D, W,S., 2015, Perbandingan Sebelum dan Metodologi Menuju Demokratisasi
Sesudah Menggunakan Batang Siwak Institusi, Erlangga, Jakarta.
Terhadap pH Saliva Pada Siswa MTs

41

Anda mungkin juga menyukai