Dalam melakukan perbaikan ( repair ) peralatan atau pesawat elektronika, Blower / Hot air /
Solder Uap digunakan untuk memasang, mengangkat, mencetak, soldering memasang ulang
komponen, baik SMD ( Surface Mount Devices ) seperti resistor, kapasitor, dioda, tarnsistor, IC
dan sebagainya.
Hot air / Blower / Solder uap merupakan salah satu dan tergolong kedalam toll Solder.
Kenapa dinamakan Hot air / Blower / Solder uap??
Disebut Hot air karena solder ini penggunaannya menggunakan udara. Secara umum, pada alat
servis ini mempunyai dua pengaturan, diantaranya pengaturan suhu dan tekanan angin. Kedua
pengaturan ini bekerja secara linear atau berkesinambungan satu sama lain. Jika semakin suhu
dinaikkan atau dipancarkan, maka akan bertambah kuat lagi jika tekanan udara dinaikkan pula
dan hasil yang dikeluarkan akan lebih kuat baik panas maupn tekan udaranya.
Hot air / Blower / Solder uap terdapat dua type, yaitu digital dan analog.
Cara penggunaan blower sangatlah sederhana. Dalam pengaplikasiannya tidak jauh fungsinya
seperti solder biasa pada umumnya. dimana perbedaannya Solder biasa titik tumpu pemanas
yang digunakan adalah bit solder (mata solder) yang berbentuk batang seperti besi, sedangkan
blower titik tumpu pemanasnya adalah angin dan panas yang dikeluarkan melalui nuzzle atau
lubang untuk melelehkan timah.
Adapun cara pertama untuk mengoperasikan Hot air / Blower / Solder uap yaitu;
1. Hubungkan tegangan 110-220 VAC, tekan tombol ON pada Hot air / Blower / Solder uap
untuk menjalankan fungsi blower
2. Setelah blower hidup, setting atau atur level pemanas dan angin yang diinginkan
3. Pada blower digital, tekan UP atau DOWN untuk mengatur panas atau tekanan
anginsedangkan pada blower analog, cukup diputar saja pada posisi yang diinginkan
sesuai dengan fungsi penggunaannya
4. Jika sudah dirasa cukup atau sesuai panas dan tekanan anginnya, maka blower sudah siap
untuk digunakan
5. Perlu diingat, setiap komponen mempunyai batas pemanasan. Jangan sampai komponen
yang akan diangkat, dipasang atau hanya reheater mati fungsinya karena over heat yang
anda lakukan.
Pengaturan Secara Umum Pada Penggunaan Hot air / Blower / Solder Uap
Solder uap berguna untuk mengangkat, memasang, mencetak dan mensolder ulang komponen,
baik SMD (kelabang), BGA (bola-bola timah) maupun komponen-komponen kecil lainnya.
Proses mensolder ulang atau memanasi kaki IC adalah untuk memperbaiki kaki-kaki ic yang
mungkin kurang melekat pada PCB dan bukan untuk memperbaiki IC yang rusak. Suhu dan
tekanan udara pada solder uap harus diperhatikan agar tidak merusak PCB, dalam penggunaan
solder uap diperlukan kecermatan, ketelitian kesabaran dan ketepatan. Cara memegang solder
uap harus kuat dan tegak lurus pada komponen yang menjadi target solder.
Blower merupakan salah satu varian dari Solder. Disebut blower Hot Air karena proses
penggunaannya menggunakan udara. Pada blower standar yang digunakan dalam praktikum,
terdapat 2 pengaturan. Pengaturan pertama merupakan kekuatan panas (heating) yang akan
dikeluarkan melalui mata solder, dan pengaturan yang lain merupakan tekanan (kekuatan
hembusan) udara yang akan dipancarkan. Kedua pengatur ini bekerja secara linier satu sama lain.
Semakin tinggi suhu udara yang dipancarkan, akan bertambah kuat lagi jika dinaikkan tekanan
udara yang akan dikeluarkan.
Penggunaan blower ini cukup sederhana. Dalam aplikasi proses penyolderan komponen, cara
memegang blower persis sama dengan cara memegang solder biasa. Kelebihan utama dari
blower ini adalah melelehkan timah dengan udara yang dikeluarkan, bukan dengan batang besi
yang digunakan pada solder biasa. Adapun cara penggunaan blower ini adalah:
1. Pasang kabel Power ke Listrik PLN Tekan Tombol pada posisi ON, untuk menjalankan
fungsi blower.
2. Setelah Blower Hidup, kita dapat mengatur pengaturan yang terdapat pada blower.
3. Pengaturan pertama merupakan Heating (panas/suhu), sedangkan yang kedua merupakan
pengaturan tekanan udara yang akan dikeluarkan.
4. Putar pengaturan panas pada suhu yang diinginkan, seperti 200 derajat C. Suhu 200 derjat
C akan dihasilkan, tetapi tidak akan dirasakan pada ujung solder jika tekanan udara yang
dikeluarkan berada diposisi 0.
5. Untuk Blower Digital, Atur suhu dengan menekan tombol UP dan DOWN. Tekanan
udara diatur dengan cara diputar.
6. Atur tekanan udara sesuai keinginan, seperti pada posisi 1, 2, 3 atau yang lainnya.
7. Udara 200 derajat C akan dihembuskan dan dapat dirasakan panas yang dikeluarkan.
Dalam keadaan seperti di atas, blower dapat digunakan untuk keperluan yang diinginkan.
8. Penggunaan blower sangat tergantung kepada jenis perangkat yang akan disolder, karena
akan sangat berhubungan dengan setingan panas dan tekanan udara blower.
Solder uap berguna untuk mengangkat, memasang,mencetak dan mensolder ulang komponen, baik
SMD (kelabang), BGA (bola-bola timah) maupun komponen-komponen kecil lainnya. Proses mensolder
ulang atau memanasi kaki IC adalah untuk memperbaiki kaki-kaki ic yang mungkin kurang melekat pada
PWB (Print Wired Board) dan bukan untuk memperbaiki IC yang rusak. Suhu dan tekanan udara pada
solder uap harus diperhatikan agar tidak merusak PWB ponsel, dalam penggunaan solder uap diperlukan
kecermatan, ketelitian kesabaran dan ketepatan. Cara memegang solder uap harus kuat dan tegak lurus
pada komponen yang . . .
Teknik Pemasangan IC :
1. Penggunaan Solder Uap
Solder uap berguna untuk mengangkat, memasang,mencetak dan mensolder ulang komponen, baik
SMD (kelabang), BGA (bola-bola timah) maupun komponen-komponen kecil lainnya. Proses mensolder
ulang atau memanasi kaki IC adalah untuk memperbaiki kaki-kaki ic yang mungkin kurang melekat pada
PWB (Print Wired Board) dan bukan untuk memperbaiki IC yang rusak. Suhu dan tekanan udara pada
solder uap harus diperhatikan agar tidak merusak PWB ponsel, dalam penggunaan solder uap diperlukan
kecermatan, ketelitian kesabaran dan ketepatan. Cara memegang solder uap harus kuat dan tegak lurus
pada komponen yang akan dikerjakan, untuk IC BGA arah hembusan angin harus tegak lurus dan tidak
boleh miring kecuali dalam proses pengeringan cairan, karena akan meng- akibatkan bola-bola timah
yang terletak pada bawah IC dapat menyatu dan mengakibatkan korslet sehingga harus mengangkatnya,
Gunakan cairan flux atau siongka cair untuk mempercepat cairnya timah dan mencegah kerusakan IC.
Cairan ini diletakkan pada bagian atas IC atau kedalam celah IC. Lama proses blower juga berpariasi
berdasarkan pengaturan panas yang digunakan dan material komponennya, jika pada IC biasanya 3 – 7
detik sedangkan pada komponen plastik 10 – 20 detik dengan temperatur panas yang dikurangi.
2. Pengaturan Solder Uap
Kondisi Suhu-C Tekanan Udara
a. Menghilangkan cairan (mengeringkan) 100-200 8
b. Memanaskan/mencairkan timah dari posisi atas 350-400 3
c. Memanaskan/mencairkan timah dari posisi bawah 350-400 3
d. Mengangkat dan memasang komponen 350-400 3
e. Mengangkat Flexibel dari PWB 250-300 3
f. Mengangkat komponen plastik 250-275 3
g. Mencetak kaki IC 350-400 3
Selamat malam sobat,pada artikel ini saya akan share artikel tentang Apa itu Solder Uap /
Blower beserta cara-cara pengguna solder uap (blower), Solder uap berguna untuk
mengangkat, memasang, mencetak dan mensolder ulang komponen, baik SMD (kelabang), BGA
(bola-bola timah) maupun komponen-komponen kecil lainnya. Proses mensolder ulang atau
memanasi kaki IC adalah untuk memperbaiki kaki-kaki ic yang mungkin kurang melekat pada
PCB dan bukan untuk memperbaiki IC yang rusak.
Suhu dan tekanan udara pada solder uap harus diperhatikan agar tidak merusak PCB untuk itu
biasanya digunakan flux, dalam penggunaan solder uap diperlukan kecermatan, ketelitian
kesabaran dan ketepatan. Cara memegang solder uap harus kuat dan tegak lurus pada komponen
yang menjadi target solder tidak boleh ada yang salah sedikit pada kaki-kakinya.
Penggunaan blower ini cukup sederhana. Dalam aplikasi proses penyolderan komponen, cara
memegang blower persis sama dengan cara memegang solder biasa. Kelebihan utama dari
blower ini adalah melelehkan timah dengan udara yang dikeluarkan (uap panas), bukan dengan
batang besi yang digunakan pada solder biasa.
Adapun cara penggunaan (SOP Standar Operasional Procedure) blower ini adalah:
1. Pasang kabel Power ke Listrik PLN Tekan Tombol pada posisi ON, untuk menjalankan
fungsi blower.
2. Setelah Blower Hidup, kita dapat mengatur pengaturan yang terdapat pada blower.
3. Pengaturan pertama merupakan Heating (panas/suhu), sedangkan yang kedua merupakan
pengaturan tekanan udara yang akan dikeluarkan.
4. Putar pengaturan panas pada suhu yang diinginkan, seperti 200 derajat C. Suhu 200 derjat
C akan dihasilkan, tetapi tidak akan dirasakan pada ujung solder jika tekanan udara yang
dikeluarkan berada diposisi 0.
5. Untuk Blower Digital, Atur suhu dengan menekan tombol UP dan DOWN. Tekanan
udara diatur dengan cara diputar.
6. Atur tekanan udara sesuai keinginan, seperti pada posisi 1, 2, 3 atau yang lainnya.
7. Udara 200 derajat C akan dihembuskan dan dapat dirasakan panas yang dikeluarkan.
Dalam keadaan seperti di atas, blower dapat digunakan untuk keperluan yang diinginkan.
8. Penggunaan blower sangat tergantung kepada jenis perangkat yang akan disolder, karena
akan sangat berhubungan dengan setingan panas dan tekanan udara blower.
1. Avometer.
Tentunya anda telah mengenal alat ukur yang namanya AVOMETER, atau yang sering juga
disebut dengan Multitester atau Multimeter. Kalau Belum kenal, bisa dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 1. Avometer/Multimeter/Multitester
2. Perhatikan 2 Gambar dibawah ini (Gambar 2 dan Gambar 3),
Gambar 2.
Gambar 3.
3. Pada Gambar 3 terdapat 4 Golongan :
i. Ω (Ohm/Tahanan). Untuk mengukur HP dalam keadaan tidak dialiri tegangan dari Baterai
ataupun PS (Power Suplay), yang Umum digunakan adalah X1 dan X10. Jadi yang X1K dan
X10K untuk HP dapat anda abaikan….biar tidak bingung.
ii. DCV (DC Voltase). Untuk mengukur HP dalam keadaan terhubung dengan baterai ataupun PS
(Power Suplay), yang sering digunakan hanya seperti pada Gambar 3, yaitu jarum penunjuk
mengarah ke angka 10, yaitu untuk mengukur tegangan (V/Volt) yang nilainya dibawah 10 volt.
Sedangkan yang 2.5 biasa digunakan untuk mengukur Vcore dan VIO karena lebih akurat ,
walaupun dengan penunjuk ke angka 10 anda masih dapat membaca tegangan yang berada di
bawah 2.5 volt. Dan yang ke angka 50 hanya untuk mengukur Vled untuk LCD yang pada HP
tertentu nilainya lebih besar dari 10 Volt. Yang lain tidak digunakan dalam Service HP.
iii. DCmA (DC miliampere). Tidak atau jarang teknisi HP mengunakan yang ini, Jadi bisa anda
abaikan…
iv. ACV (AC Voltase). Abaikan juga…karena di HP tidak ada arus AC, semuanya arus DC.
4. Cara Pakai….
Yang akan dibahas disini hanya yang digunakan untuk service HP, yaitu Ω dan DCV.
• Ω (Ohm/Tahanan). Sebelum anda menggunakan untuk mengetahui setiap kerusakan
komponen HP dengan menggunakan saklar penunjuk ke X 1 maupun X 10, sebaiknya anda
satukan dahulu probe merah (+) dengan probe hitam (-) dan jarum penunjuk harus bergerak ke
angka 0 (tulisan biru sebelah kanan atas pada gambar 2). Jika Tidak sampai atau lebih ke 0, anda
dapat meng -0-kan dengan memutar ke kiri atau ke kanan tombol diatas tulisan O Ω ADJ pada
Gambar 3. Jika Sudah diputar paling kanan belum sampai ke 0, baterai dalam avometer anda
berarti sudah suak dan perlu diganti. Jika AVOMETER anda seperti gambar diatas, baterai yang
perlu diganti yaitu yang 1,5v (2 buah), sedangkan baterai yang 9V tidak perlu diganti (karena
hanya digunakan untuk Ω X 10 K). Jika anda menggunakan X1 Ω, nilai yang perlu dibaca adalah
angka 0 paling kanan atas lalu ke kiri 1,2,3, dst sampai 1k…jadi dengan menggunakan X1 Ω
nilai maksimal yang dapat dibaca adalah 1 Kilo Ohm (1000 ohm). Sedangkan Jika anda
menggunakan X10 Ω… nilai maksimalnya yaitu 1 Kilo Ohm dikalikan 10 atau sama dengan 10
Kilo Ohm. X1 Ω dan X10 Ω umumnya digunakan untuk mengukur Jalur dan Fuse (jika jalur dan
Fuse tidak putus jarum penunjuk harus ke angka 0), Speaker, Mic, Vibrator, Dioda dan
Transistor. Untuk R(resistor) yang nilainya lebih dari 10 K Ω, anda harus menggunakan X1K Ω
atau 10K Ω). Untuk C (capasitor) akan lebih baik jika anda mencabut terlebih dahulu C yang
akan diukur. C yang masih bagus apabila diukur akan menunjukkan ke angka tertentu kemudian
jarum penunjuk kembali lagi ke kiri. Jika tidak kembali berati rusak. Untuk mengukur Dioda
dalam keadaan dilepas dari rangkaian jarum hanya bergerak satu arah, jika dibalik probe-nya
masih bergerak berati dioda tersebut bocor atau rusak. Untuk lebih cepat dan lebih ringkas dalam
anda belajar mengukur…Cari bangkai HP yang sejenis kemudian anda bandingkan nilainya
dengan HP yang sedang anda perbaiki.
• DCV (DC Voltase). Dengan Saklar Penunjuk ke angka 10 seperti pada Gambar 3. Angka yang
anda Baca adalah pada baris kedua dari atas (Gambar 2), yaitu yang ada tulisan DCV A 0-2- 4-
6- 8-10. Jika Pada saat pengukuran berada diantara angka 2 dan 4 berarti 3 Volt. Untuk Meng-0-
kan anda tidak perlu menyatukan probe merah dan probe hitam, cukup diputar dengan obeng
pipih (obeng min) saklar ditengah bawah pada Gambar 2. Untuk mengukur baterai HP yang
umumnya 3,7 V … probe hitam di – baterai sedangkan probe merah di + baterai, kemudian baca
jarum penunjuk, yaitu hampir ke angka 4. Jika jarum penunjuk dibawah 3,5 berarti baterai telah
suak. Untuk mengukur tegangan pada Rangkaian HP, terlebih dahulu HP yang akan diukur
tegangannya dihubunghkan dengan bataray atau PS (power suplay), dan probe hitam
AVOMETER dapat anda hubungkan ke – (hitam) dari PS. Kemudian tekan saklar on-off di HP
terus ukur tegangan yang ingin anda ukur pada rangkaian dengan menggunakan probe merah (+)
dari AVOMETER.
Pengertian Solder
Soldering (proses menyolder) didefinisikan dengan menggabungkan beberapa logam (metal)
secara difusi yangsalah satunya mempunyai titik cair yang relatif berbeda .Dengan kata lain,
kita bisa menggabungkan dua atau lebih bendakerja (metal) dimana salah satunya mempunyai
titik cair relatif lebih rendah, sehingga metal yang memiliki titik cair palingrendah akan lebih
dulu mencair.Ketika proses penyolderan (pemanasan) di hentikan, makalogam yang mencair
tesebut akan kembali membeku danmenggabungkan secara bersama-sama metal yang lain.
1. Pasang kabel Power ke Listrik PLN Tekan Tombol pada posisi ON, untuk menjalankan
fungsi blower.
2. Setelah Blower Hidup, kita dapat mengatur pengaturan yang terdapat pada blower.
3. Pengaturan pertama merupakan Heating (panas/suhu), sedangkan yang kedua merupakan
pengaturan tekanan udara yang akan dikeluarkan.
4. Putar pengaturan panas pada suhu yang diinginkan, seperti 200 derajat C. Suhu 200 derjat
C akan dihasilkan, tetapi tidak akan dirasakan pada ujung solder jika tekanan udara yang
dikeluarkan berada diposisi 0.
5. Untuk Blower Digital, Atur suhu dengan menekan tombol UP dan DOWN. Tekanan
udara diatur dengan cara diputar.
6. Atur tekanan udara sesuai keinginan, seperti pada posisi 1, 2, 3 atau yang lainnya.
7. Udara 200 derajat C akan dihembuskan dan dapat dirasakan panas yang dikeluarkan.
Dalam keadaan seperti di atas, blower dapat digunakan untuk keperluan yang diinginkan.
8. Penggunaan blower sangat tergantung kepada jenis perangkat yang akan disolder, karena
akan sangat berhubungan dengan setingan panas dan tekanan udara blower.
1. IC SMD adalah IC yg kakinya tidak masuk dalam lubang PCB, tapi menempel langsung
di atas papan PCB. Seperti pada petunjuk sebelumnya, kita dapat menggunakan blower
unutk membuka kaki IC yang tidak dapat dibuka dengan solder biasa. IC-IC ini banyak
terdapat pada perangkat komputer, Handphone, dan perangkat teknologi lainnya.
2. Seting blower sesuai dengan kebutuhan komponen yang akan dibuka.
3. Persiapkanlah sebuah pinset untuk memegang/menarik komponen yang akan kita buka.
4. Oleskanlah cairan anti panas (FLUX yg Kental) pada rangkaian atau komponen yang
akan di blower, seperti Permukaan IC yang akan dibuka.
5. Gunakanlah blower untuk melelehkan timah-timah yang menempel pada kaki IC dan
papan rangkaian. Arahkan mata blower ke kaki-kaki tersebut.
6. Semprotkan udara blower hinga Timah benar-benar meleleh, jangan tarik komponen
dengan pinset terlalu kuat, karena akan mengakibatkan rusaknya jalur timah pada papan
rangkaian.
7. Setelah timah benar-benar meleleh, goyang badan IC tersebut dengan pinset, kemudian
angkat dengan pinset / Vacum Pen.
AVO meter, cara mengukur dan menghitung hasil pengukuran arus, tegangan, tahanan
dengan akurat
“Bismillahirohmanirom”
pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang cara menggunakan Multimeter,
multitester atau juga sering disebut AVOmeter dalam segi mengukur arus, tegangan, tahanan
dengan mudah, baik dan benar. sesuai dengan fungsi dari alat ini.
Mengukur dan menghitung hasil pengukuran tersebut pada Avometer atau multimeter adalah
bagian paling penting bagi sobat yang ingin belajar ilmu kelistrikan, karena bila sobat tidak
menguasai ilmu pengukuran ini, maka sudah dipastikan sobat tidak akan bisa memperbaiki
rangkaian elektronika dan rangkaian instalasi listrik dengan baik.
Bukan begitu?....
Hal yang wajib sobat kuasai sebelum melakukan pengukuran menggunakan Avometer ini adalah
mengetahui setiap fungsi dari bagian pada Avo meter atau multitester tersebut. Oleh karena itu
jangan lewatkan pembahasan penting satu ini
Antara lain Tahanan (Ohm), arus (ampere), dan Volt (tegangan) berikut gambarnya
gambar AVO meter yang sering saya gunakan, jelek sekali hhaa
cara mengukur arus, tegangan, tahanan dengan AVO meter sangatlah mudah! Namun banyak
orang tidak mengetahui caranya, oleh karena itu saya akan sajikan cara cara mengukur arus,
tegangan, tahanan dengan AVO meter
sebelum melakukan pengukuran dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan adalah
kondisi Avometer harus ada dalam keadaan baik, tidak cacat dan masih bekerja dengan normal
sebagai mana mestinya
Pertama
Sebelum mengukur arus DC, sobat perlu memutuskan hubungan dengan pacar sobat, maaf
maksudnya sobat perlu memutuskan salah satu jalur hubungan antara beban dan sumber
tegangan sebagai tempat untuk melakukan pengukuran. Seperti yang ditunjukan oleh gambar
diatas.
Kedua
Arahkan selektor switch atau saklar pemilih yang berfungsi untuk memilih jenis apa yang akan
diukur, sehingga menunjuk ke arah DcmA baik itu di 2.5 atau di 25 atau di 0.25A
Ketiga
Arahkan Zero Adjusment (alat untuk mengatur jarum penunjuk nilai pada layar agar bernilai
ZERO atau NOL pada posisi stanby
Keempat
Lakukan kalibrasi Avometer yaitu dengan menyatukan jarum penunjuk – dan + (probe) sehingga
jarum penunjuk nilai pada layar bergerak penuh
Kelima
Arahkan jarum – dan + sebagai penghubung ke terminal seperti ditunjukan oleh gambar diatas
(tepatnya garis warna merah)
keenam
Lihat hasil pada layar bagian skala ukur hasil yang diperoleh. Untuk perhitungan hasilnya akan
dibahas setelah ini
Untuk melakukan pengukuran terhadap tegangan sebenarnya hampir sama dengan mengukur
arus. namun yang berbeda dari pengukuran Tegangan adalah jika pada pengukuran arus
dilakukan dengan dihubungkan seri, maka untuk mengukur tegangan, dilakukan dengan
pemasangan jarum pengukur (probe) secara paralel
Penasaran dengan rangkaian seri dan paralel boelh dibaca Merangkai rangkaian seri dan paralel
beserta teorinya
Beberapa perbedaannya adalah :
Sobat arahkan selektor switch ke arah DcmA atau ACV sesuai dengan tegangan yang diukur
Bagi sobat yang kebingungan dengan arus AC dan DC silahkan dibaca Perbedaanantara arus AC
dan DC listrik
Maka hasil akan terlihat dan untuk menghitung nilai dari hasil pengukuran bisa dibaca setelah ini
Cara mengukur tahanan atau Ohm dengan Avo meter atau multitester
Caranya
Perhatikan terlebih dahulu contoh dibawah ini
Pertama
Matikan sumber arus atau tegangan, ketika akan mengukur tahanan (ohm)
Kedua
Ambil gelas dan seduh kopi dulu agar nikmat...(abaikan)
Kedua
Arahkan selektor switch (sklar pemilih) sehingga mengarah ke ohm meter x1, bisa juga x10 atau
x100 namun sobat perlu rumus perhitungan Ω agar dapat mengetahui nilainya
Ketiga
Arahkan jarum terminal kearah yang dicontohkan pada gambar
keempat
Lihat jarum penunjuk menunjuk ke skala ukur yang bernilai berapa dan itulah hasilnya, dan
hasilnya adalah 2Ω + 4Ω + 6Ω + 8Ω = 20Ω, dan jarum penunjukpun akan mengarah ke angka 20
Ω
Namun bila sobat mengarahkan selektor switch ke arah Ω x10 maka nilai yang akan ditunjuk
oleh jarum penunjuk adalah 2 dan sobat tiggal kalikan 2 x10 dan itulah hasilnya samakan 20 Ω.
...........................................................................................................................................................
Setelah sobat mengetahui cara mengukur berbagai jenis ukuran listrik menggunakan avometer,
apakah semua itu cukup? Jelas semuanya belum cukup, karena pengukuran yang dilakukan
secara konstan tanpa mempertimbangkan faktor yang dapat memicu keakuratan hasil
pengukuran, maka hasil pengukuranpun akan tidak akurat bahkan salah
Terkecuali memang Avometer sobat adalah avometer digital yang langsung dapat melihat nilai
hasil pengukuran tersebut dilayar dalam bentuk angka
Namun akan sangat berbeda dengan sobat yang menggunakan Multitester atau Avometer
analog yang perlu ilmu lebih lanjut untuk membacanya dan juga perlu mempertimbangkan
beberapa faktor penentu keakuratan hasil pengukuran
Lalu apa saja faktor yang dapat memicu keakuratan hasil pengukuran?
Faktor – faktor yang memicu keakuratan hasil pengukuran menggunakann multimeter atau
multitester alias AVOmeter adalah sebagai berikut :
1 Avometer masih bekerja dengan baik alias belum rusak
2 pastikan sebelum pengukuran bahwa Zero Adjusment tetap stanby pada posisi NOL jika tidak
maka silahkan gesrkan Zero adjusment tersebut agar jarum penunjuk nilai mengarah pada
angka NOL
3 perhatikan arah dari selektor switch mengarah ke nilai yang mana
Setelanjutnya
Untuk menghitung nilai dari ACV, DCV atau DcmA SAMA, jadi kita pelajari saja salah satunya
sehingga menghemat waktu
namun tenang, skala pengukur deratan 0-10 menunjukan bila jarum penunjuk nilai pengukuran
mengarah pada angka 10 sementara selektor switch mengarah pada angka 1000 DCV maka nilai
dari 10 pada layar tersebut adalah 1000 DCV
kembali pada no 1 dimana nilai tegangan yang diukur adalah 15 Volt sementara skala ukur pada
selektro switch mengarah ke angka 1000 maka jarum pada layar akan mengarah pada bagian
awal dan dengan jarak yang sangat kecil.
solusinya, pindahkan selektor switch ke nilai DCV yang dapat membuat jarum penunjuk nilai
pada layar bergerak lebih jauh agar nilai pengukuran lebih akurat
misalnya kita menggerakan selektor switch atau saklar pengubah (pemilih) pada posisi 10 DCV
maka jarum penunjuk akan bergerak cepat keujung kanan melebihi kapasitas angka dari layar
kaca Avometer. Hal ini disebabkan nilai tegangan yanga diukur jauh lebih besar dibanding skala
maksimal dari nilai yang dipilih selektor switch
Sobat harus hati – hati karena jika hal tersebut didiamkan begitu saja akan merusak Avometer itu
sendiri, solusinya, bila hal tersebut terjadi maka cepat cepat putuskan hubungan dari benda yang
diukur dengan avometer dan pindahkan nilai yang diukur menjadi lebih besar dengan selektro
switch misalnya pada 2.5 DCV pindahkan ke 10 DCV
Kembali dengan hasil pengukuran 15Volt, bila saklar pemilih (selektor switch ) mengarah pada
bagian 50 DCV, maka jarum penunjuk nilai akan bergerak Tepat ditengah antara nilai 10 – 20
pada skala ukur (range 0-50) yang artinya nilai yang ditunjukan bernilai 15Volt
Sebaliknya bila sobat belum mengetahui tegangan tersebut dan ingin mengetahui nilai akurat dari
hasil pengukuran sobat maka cermati Rumus berikut :
Hasil ukuran Skala yang dipilih X angka yang ditunjuk oleh jarum
= skala terbesar pada layar
Sebagai contoh
Berapa hasil tegangan dari hasil pengukuran yang menunjukan angka 10 pada layar sementara
batas ukur dilayar tersebut adalah 10 dan nilai selektor switch yang dipilih adalah 50
Berbeda dengan pengukuran Direct Current Volt (DCV), Alternating Current Volt (ACV), dan
Direct Current Mili Ampere (DcmA), menghitung nilai dari hasil ukur Ohm (Ω) pada multimeter
atau multitester Analog terbilang lebih mudah dibanding dengan yang disebutkan sebelumnya
Namun, bila sobat masih bingung dengan pembahasan diatas, saya akan coba bahas kembali
dengan lebih detail.... ok
(Wijdan Kelistrikan)
Sebelum pengukuran dan penghitungan dilakukan perhatikan dan pastikan bahwa alat ukur tidak
rusak secara fisik dan masih berfungsi sebabagi mana mestinya
Arahkan selektor switch (saklar pemilih) pada bagian x1, x10, x100, atau x1K Ω sesuai dengan
kehendak sobat. Setelah terpilih, Atur Zero Adjusment agar pada posisi stanby jarum mengarah
pada angka ZERO (NOL). Kenapa demikian? “supaya hasil pengukuran lebih akuran dan sesuai
tentunya”
Biasakan sebelum melakukan pengukuran baik itu DCV, ACV, DcmA, ataupun Ω lakukan
Kalibrasi alat ukur, yaitu menghubungkannya kedua jarum pengukur – dan + sehingga jarum
penunjuk nilai bisa bergerak
Setelah itu, lakukan pengukuran sebagai mana telah dijelaskan diatas yaitu dengan
menempelkannya terhadap komponen atau rangkaian yang akan diukur
Perlu dingat kembali bahwa pengukuran Ohm dilakukan pada saat komponen atau rangkaian
tidak bertegangan, jika dilakukan ketika keadaan bertegangan maka akan merusak alat ukur itu
sendiri
Setelah terlihat hasilnya maka lakukan tips membaca nilai pada Avometer dengan cara berikut :
Misalnya jarum menunuk pada angka 20 sementara pengali atau selektorswitch mengarah pada
x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 20X200 = 2000 Ω
Mudah bukan
Demikian artikel kali ini saya buat, semoga bermanfaat dan dapat membantu masalah sobat.
Mohon maaf bila banyak kesalahan dalam berbagai hal baik penulisan penyampaian atau yang
lainnya
Kami butuh bantun sobat loh... dengan share Artikel ini ke berbagai sosial media insyaAllah
dapat membantu