Anda di halaman 1dari 8

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


P R OG R A M STU D I F I SI KA
FI-5002 Mekanika Statistik
SEMESTER/ Sem. 2- 2016/2017 SOLUSI
PR#3 : Distribusi Fermi Dirac

Catatan: Bilamana diperlukan berbagai berbagai konstanta elementer


silakan dilengkapi sendiri.

Memahami pengaruh terbedakan-tak terbedakan, fermion dan boson.

1. Misalkan sebuah kotak memiliki 5 status berbeda yang diperoleh sebagai solusi Pers. Schrodinger untuk
partikel tunggal. Andaikan (agar mudah) tingkat energi semua status tersebut adalah 0. Tuliskan fungsi
partisi kanonik sistem ini jikalau kotak tsb berisi partikel-partikel yg tak saling berinteraksi (klasik), jikalau:
a. hanya 1 partikel. (bobot:4)
b. Berisi2 partikel yg terbedakan. (bobot:4)
c. Berisi 2 boson identik (bobot:4)
d. Berisi 2 fermion identik (bobot:4)
1
e. Dalam dalam kasus b,c dan d kita tidak boleh menerapkan rumus 𝑄2 = 2! 𝑄12, kapankah aproksimasi
1
𝑄𝑁 = 𝑁! 𝑄1𝑁 layak dipakai? (bobot:4)

Jawab:

a. Untuk 1 partikel tunggal, Hamiltonian sistem ini 𝐻(𝑗) = 𝜖𝑗 = 0


5

𝑄1 = ∑ 𝑒 −𝛽𝐻 = 𝑒 −𝛽𝐻(1) + 𝑒 −𝛽𝐻(2) + ⋯ + 𝑒 −𝛽𝐻(5) = 1 + 1 + ⋯ + 1 = 5


𝑗=1
Dengan H: hamiltonian (untuk kasus ini 1 sistem partikel), dan diketahui H=0 untuk semua status.
Jadi fungsi partisi kanoniknya kebetulan sama dengan total jumlah status yang tersedia.

b. 𝐻(𝛼1 , 𝛼2 ) = 𝜖𝛼1 + 𝜖𝛼2


dengan 𝛼𝑗 adalah status keadaan partikel ke-j, 𝜖𝛼𝑗 ; energi partikel dengan status 𝛼𝑗 .
Karena kedua partikel terbedakan maka berarti :
-partikel pertama bisa menempati 5 status keadaan berbeda, dan untuk setiap status partikel-1 ini,
- partikel kedua bisa menempati 5 status keadaan berbeda juga.
Sehingga total ada 5*5 kombinasi status keadaan sistem 2 partikel ini (𝛼1 , 𝛼2 ), masing-masing tetap
memiliki energi total 𝐻(𝛼1 , 𝛼2 ) = 𝜖𝛼1 + 𝜖𝛼2 =0+0=0

Fungsi partisi kanonik sistem ini :


5

𝑄2 = ∑ 𝑒 −𝛽𝐻(𝛼1 ,𝛼2 ) = 𝑒 −𝛽𝐻(1,1) + 𝑒 −𝛽𝐻(1,2) + ⋯ + 𝑒 −𝛽𝐻(5,5) = 25


𝛼1 ,𝛼2 =1
1
Perhatikan tidak ada faktor 2! Karena partikel terbedakan dan jumlahnya sangat sedikit.
c. Jika berisi 2 boson identik, maka :
- ada 5 cara berbeda untuk menempatkan kedua boson tsb di status yang sama (𝛼, 𝛼),
- untuk yg boson berada di status berbeda ada sebanyak :
boson pertama : 5 status berbeda, untuk tiap boson ini, maka
boson kedua bisa menempati (5-1=4) status yg beda dari yang pertama.
Jadi total ada sebanyak 5x4 = 20 kombinasi. Akan tetapi karena boson tidak terbedakan, maka pertukaran
status antara dua boson (misal boson 1 di status-1 boson 2 di status 2, lalu ditukar menjadi boson 2 di status
1 dan boson 1 di status 2) tidak akan bisa dibedakan. Akibatnya secara keseluruhan ada sebanyak:
(5x4)/2 = 10 status keadaan sistem 2 boson yg masing-masing bosonnya beda statusnya.
Total berarti ada sebanyak 5 + 10 = 15 status sistem 2 boson ini.
5

𝑄2 (𝑏𝑜𝑠𝑜𝑛) = ∑ 𝑒 −𝛽𝐻(𝛼1 ,𝛼2 ) = 𝑒 −𝛽𝐻(1,1) + 𝑒 −𝛽𝐻(1,2) + ⋯ + 𝑒 −𝛽𝐻(5,5) = 15


𝛼1 ,𝛼2 =1
Catatan:
i. berbeda dengan soal (b), maka misalnya status (3,5) = (5,3) jadi hanya dihitung 1 kali.
1
ii. tidak ada faktor 2! Sebab faktor tak terbedakan sudah diperhitungkan dalam penjumlahan di atas!

d. Jika berisi 2 fermion identik, maka :


- kedua fermion harus menempati status keadaan berbeda (aturan Pauli!), sehingga
fermion pertama : 5 status berbeda, untuk tiap fermion ini, maka
fermion kedua bisa menempati (5-1=4) status yg beda dari yang pertama.
Jadi total ada sebanyak 5x4 = 20 kombinasi. Akan tetapi karena fermion tidak terbedakan, maka pertukaran
status antara dua fermion tidak akan bisa dibedakan. Akibatnya secara keseluruhan ada sebanyak:
(5x4)/2 = 10 status keadaan sistem 2 fermion yg masing-masing fermionnya beda statusnya.
Total berarti ada sebanyak 10 = 10 status sistem 2 fermion ini.
5

𝑄2 (𝑓𝑒𝑟𝑚𝑖𝑜𝑛) = ∑ 𝑒 −𝛽𝐻(𝛼1 ,𝛼2 ) = 𝑒 −𝛽𝐻(1,2) + 𝑒 −𝛽𝐻(1,3) + ⋯ + 𝑒 −𝛽𝐻(4,5) = 10


𝛼1 ,𝛼2 =1

Keberlakukan distribusi Boltzmann dan limit klasik



2. Panjang gelombang thermal didefinisikan sebagai 𝜆 = ( ), selanjutnya dapat didefisinikan
√2𝜋𝑚𝑘𝑇
3
volume kuantum sebagai 𝑣𝑄 = 𝜆 . Formulasi klasik (statistik Boltzmann) bisa dipakai jikalau jumlah status
keadaan yg tersedia jauh di atas jumlah partikel (N), hal ini juga bisa dinyatakan sebagai jarak antar partikel
jauh lebih besar dari panjang gelombang thermal, atau jika V : volume sistem maka:
𝑉
≫ 𝑣𝑄
𝑁
a. Anggap udara hanya terdiri dari gas N2 (carilah data massanya). Pada kondisi STP (standard temperature
and pressure), hitunglah berapakah volume kuantum terkait N2 ini. (bobot:7)
b. Anggap gas N2 berlaku sebagai gas ideal, hitunglah V/N. Bandingkan hasilnya dengan 𝑣𝑄 dan berilah
pendapat Anda tentang boleh/tidak-nya memakai distribusi Boltzmann. (bobot:7)
𝑉
c. Kondisi keberlakuan distribusi Boltzmann agak tidak berlaku jikalau 𝑁 ≈ 𝑣𝑄 . Anggaplah kerapatan gas
N2 tidak berubah terhadap temperatur, dan gas tidak berubah fasa. Pada suhu berapakah distribusi
Boltzmann ini tidak boleh kita pakai? (bobot:6)

Jawab:
a. massa N2 m= 28 sma= 4.676x10-26kg
T=25 C= 298 K, dan P=1 atm = 105 Pa
ℎ 6.3𝑥10−34
maka 𝜆 = = √2𝜋4.676𝑥10−26 = 1.81𝑥10−11 𝑚
√2𝜋𝑚𝑘𝑇 ∗1.38𝑥10−23 ∗298
3 −33
Sehingga volume kuantum 𝑣𝑄 = 𝜆 = 5,93𝑥10 𝑚3

b. Sebagai gas ideal berlaku


𝑉 𝑘𝑇 1.38𝑥10−23 (298)
𝑃𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 → = = 5
= 4.1𝑥10−26 𝑚3
𝑁 𝑃 10
𝑉

Jelas terlihat bahwa V/N >> vQ , tepatnya 𝑁


≈ 105 , sehingga pada suhu STP (suhu kamar) jarak antar
𝑣𝑄
molekul S2 sangat berjauhan dibandingkan panjang gelombang termalnya. Maka tidak diperlukan
perlakuan kuantum (hal ttg tak terbedakan dll). Cukup menggunakan distribusi Maxwell Boltzmann.
𝑉
c. Jika dianggap kerapatan N2 tidak berubah terhadap suhu, maka ketika 𝑣𝑄 ≈ 𝑁 berarti hal ini akan terjadi
pada temperatur:
3
𝑘𝑇 ℎ
≈( )
𝑃 √2𝜋𝑚𝑘𝑇
2
ℎ3 𝑃 5
𝑇=( 3 ∗ 𝑘 ) = 0,6 𝐾
(2𝜋𝑚𝑘) 2
Jadi baru pada suhu sangat rendah sekali (0.6K) kita tidak bisa memakai distribusi Maxwell Boltzmann.
Tentu saja jauh sebelum itu N2 sudah berubah menjadi cairan.

Menghitung tingkat Fermi


3. Hitunglah tingkat Fermi (dalam eV) dan temperatur Fermi untuk kasus-kasus :
a. elektron bebas dalam logam platinum (Pt), jikalau data untuk Pt adalah: rapat massa 21,45 gr/cm3, nomor
massa 195. Tiap atom Pt menyumbang 1 elektron bebas. (bobot:10)
b. nukleon berat (inti atom berat) Uranium 238. Jikalau data untuk inti atom adalah sbb:
1
- jari-jari 𝑅 = 𝑅0 𝐴3 , 𝑅0 = 1,23 𝑓𝑚, A: nomor massa atom. Anggap inti atom bulat. Spin proton dan
neutron adalah S =1/2 (bobot:10)

Jawab:
2
ℏ2 6𝜋 2 𝑛 3
Tingkat fermi : 𝜖𝐹 = 2𝑚 (2𝑆+1) , dengan S= bilangan spin, n : rapat partikel/volum.
a. Untuk elektron bebas di logam, dengan 𝜌 rapat massa, 𝑀𝐴 massa atom/mol dan 𝑁𝐴 bilangan Avogadro,
𝑔𝑟 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑡𝑜𝑚 1 𝑎𝑡𝑜𝑚
maka rapat partikel 𝑛 = 𝜌 (𝑐𝑚3 ) 𝑀 (𝑔𝑟) 𝑁𝐴 𝑚𝑜𝑙 = 21,45 ∗ 195 ∗ 6𝑥1023 = 6,6𝑥1022 𝑐𝑚3 Karena tiap
𝐴
𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
atom menyumbang 1 elektron bebas, maka rapat elektron bebas adalah 𝑛 = 6,6𝑥1022 𝑐𝑚3
Bilangan kuantum spin elektron S=1/2 dan massa elektron 𝑚 = 9,1𝑥10−31 𝑘𝑔, maka :
2
6.3𝑥10−34
( ) 2
2𝜋 2 22 6 )3
𝜖𝐹 = (3 ∗ 𝜋 ∗ 6,6𝑥10 𝑥10 = 9,56𝑥10−19 𝐽 = 5,98𝑒𝑉
2𝑥9,1𝑥10−31
𝜖 9,56𝑥10−19
Temperature Fermi-nya 𝑇𝐹 = 𝑘𝐹 = 1.38𝑥10−23 =6,93x104 K
b. Volume inti nukleon
4 4 4
𝑉 = 𝜋𝑅 3 = 𝜋𝐴𝑅03 = 𝜋 238 (1,23𝑥10−15 )3 = 1,95𝑥10−42 𝑚3
3 3 3
238 44 𝑖𝑛𝑡𝑖
Rapat inti 𝑛 = 𝑉 = 1,22𝑥10 𝑚3
Karena massa proton hampir sama dengan neutron, maka massa partikel penyusun inti atom 𝑚 ≈
1,67𝑥10−27 𝑘𝑔.
Ada dua jenis Fermion di inti yaitu proton dan neutron, untuk masing-masing S=1/2, sehingga banyak
keadaan untuk masing-masing 2S+1=2. Karena proton dan neutron jelas terbedakan maka total
multiplisitasnya 2*2=4, sehingga 2S’+1=4 untuk dipakai di tingkat Fermi:
2
6.3𝑥10−34
2 2
ℏ 2
6𝜋 𝑛 2( 3 ) 1,22𝑥1044 3
2𝜋
𝜖𝐹 = ( ) = (6 ∗ 𝜋 2 ∗ ) = 4.46𝑥10−12 𝐽 = 27.9 𝑀𝑒𝑉
2𝑚 2𝑆′ + 1 2𝑥1,67𝑥10−27 4
𝜖𝐹 4.46𝑥10−12
Temperature Ferminya 𝑇𝐹 = = = 3,23𝑥1011 𝐾
𝑘 1.38𝑥10−23

4. Menghitung Density of states Fermion dan keadaan ground state


Pandang sekumpulan N elektron bebas dengan spin S=1/2 yang tidak saling berinteraksi dalam kotak
dengan volume V=LxLxL. Energi tiap elektron diberikan oleh :
ℏ2 𝑘 2
𝐸𝑛𝑥,𝑛𝑦,𝑛𝑧 =
2𝑚
Dengan
2
𝜋2 2
𝑘 = 𝑘𝑥2 + 𝑘𝑦2 + 𝑘𝑧2 = 2 (𝑛𝑥 + 𝑛𝑦2 + 𝑛𝑧2 )
𝐿
Dan
𝑛𝑥 , 𝑛𝑦 , 𝑛𝑧 = 1,2,3, …. (mengapa nx=0 tidak ikut?)
a. Menggunakan data ini turunkanlah banyaknya keadaan tersedia untuk energi < E, Ω(𝐸). (bobot:4)
b. Menggunakan (a) turunkanlah fungsi rapat keadaan 𝑔(𝐸) yg menyatakan banyaknya keadaan pada
energi E. (bobot:2)
c. Jika 𝑓(𝐸) menyatakan fungsi distribusi Fermi Dirac, tuliskanlah ungkapan bagi N yaitu banyaknya
total elektron, dinyatakan dalam 𝑓(𝐸) dan 𝑔(𝐸). Selanjutnya hitunglah N tsb untuk keadaan T=0.
(bobot:4)

Selanjutnya pergunakanlah 𝑓(𝐸) dan 𝑔(𝐸) dalam menjawab soal berikut ini:
d. Selanjutnya gunakan hasil (c) tsb untuk mendapatkan tingat Fermi EF sebagai fungsi n=N/V. (bobot:2)
e. Hitung juga energi rata-rata pada keadaan ground state U0 dinyatakan dengan EF.. (bobot:4)
f. Untuk Fermion berlaku (p:momentum; 𝑧 = 𝑒 𝛽𝜇 ):
𝑃𝑉
= ∑ ln(1 + 𝑧𝑒 −𝛽𝜖𝑝 )
𝑘𝑇
𝑝
Ubahlah penjumlahan menjadi terhadap energi E, dan buktikan bahwa untuk Ground State berlaku
hubungan PV = 2/3 U0 (bobot:4)

JAWAB:
a. Banyak keadaan dengan energi <E : Ω(E) =Volume 1/8 bola di kuadran 1 dengan jari-jari R:
2
2
2𝑚𝐸𝑉 3
𝑅 = 2 2
ℏ 𝜋
2 3/2
14 3 1 2𝑚𝐸𝑉 3 𝑉 2𝑚 3/2 3/2
Ω(𝐸) = 𝜋𝑅 = 𝜋 ( 2 2 ) = ( ) 𝐸
83 6 ℏ 𝜋 6𝜋 2 ℏ2
𝑑Ω
b. Rapat keadaan dengan energi E : 𝑔(𝐸) = 𝑑𝐸
𝑉 2𝑚 3/2 1/2
𝑔(𝐸) = 2 ( 2 ) 𝐸
4𝜋 ℏ
Jikalau untuk setiap keadaan, terdapat degenerasi 𝑔𝑠 , maka :
𝑉 2𝑚 3/2 1/2
𝑔(𝐸) = 𝑔𝑠 2 ( 2 ) 𝐸
4𝜋 ℏ

c. Fungsi distribusi FD menyatakan okupansi rata-rata energi level E, sedangkan 𝑔(𝐸) menyatakan
banyaknya keadaan tersedia di level E tsb, maka total partikelnya adalah:

𝑁 = ∫ 𝑑𝐸 𝑔(𝐸)𝑓(𝐸)
0
Bentuk fungsi distribusi FD adalah :
1
𝑓(𝐸) =
𝑒 −𝛽(𝜇−𝐸) +1
1
Dengan 𝛽 = 𝑘𝑇. Untuk T=0, maka
1 𝐸 < 𝜇(0)
𝑓(𝐸) = {
0 𝐸 > 𝜇(0)
Dengan 𝜇(0) = 𝐸𝐹 dikenal sebagai tingkat Fermi, yaitu tingkat energi tertinggi yang masih berisi
Fermion pada ground state. Sehingga untuk T=0, untuk elektron S=1/2 maka :
𝐸𝐹 𝐸𝐹
𝑉 2𝑚 3/2 1/2
𝑁 = ∫ 𝑑𝐸 𝑔(𝐸) = ∫ 𝑑𝐸 ( ) 𝐸
2𝜋 2 ℏ2
0 0
3
𝑉 2𝑚 2
𝑁 = 2 ( 2 𝐸𝐹 )
3𝜋 ℏ
d. Dari (c ) maka dengan n=N/V :
ℏ2
𝐸𝐹 = 2𝑚 (3𝜋 2 𝑛)2/3
e. Energi rata-rata pada ground state U0:
𝐸𝐹 𝐸𝐹
𝑉 2𝑚 3/2 3/2 1 𝑉 2𝑚 3/2 5/2
𝑈0 = ∫ 𝑑𝐸 𝐸 𝑓(𝐸)𝑔(𝐸) = ∫ 𝑑𝐸 ( ) 𝐸 = ( ) 𝐸𝐹
2𝜋 2 ℏ2 5 𝜋 2 ℏ2
0 0

Selanjutnya ratio :
3 5
1 𝑉 2𝑚 2 2
𝑈0 ( ) 𝐸𝐹 3 3
5 𝜋 2 ℏ2
= 3 = 𝐸𝐹 → 𝑈0 = 𝑁 𝐸𝐹
𝑁 5 5
𝑉 2𝑚 2
( 𝐸 )
3𝜋 2 ℏ2 𝐹
f. Untuk Fermion berlaku :
Dengan 𝑧 = 𝑒 𝛽𝜇

𝑃𝑉
= ∑ ln(1 + 𝑧𝑒 −𝛽𝜖𝑝 ) = ∑ 𝑔(𝐸) ln(1 + 𝑧𝑒 −𝛽𝜖 ) ≈ ∫ 𝑑𝐸 𝑔(𝐸) ln(1 + 𝑧𝑒 −𝛽𝐸 )
𝑘𝑇
𝑝 𝜖 0
Pada kondisi ground state (T=0), untuk 𝐸 < 𝜇(0) = 𝐸𝐹 :
ln(1 + 𝑧𝑒 −𝛽𝐸 ) = ln(1 + 𝑒 𝛽(𝜇(0)−𝐸) ) ≈ 𝛽(𝜇(0) − 𝐸) = 𝛽(𝐸𝐹 − 𝐸)
𝐸𝐹 𝐸𝐹
𝑉 2𝑚 3/2 1
𝑃𝑉 = ∫ 𝑑𝐸 𝑔(𝐸)(𝐸𝐹 − 𝐸) = 𝑔(𝐸) = 2 ( 2 ) ∫ 𝑑𝐸𝐸 2 (𝐸𝐹 − 𝐸)
2𝜋 ℏ
0 0
3 3
𝑉 2𝑚 2 2 5 2 52 2 𝑉 2𝑚 2 52
𝑃𝑉 = 2 ( 2 ) ( 𝐸𝐹2 − 𝐸 ) = ( ) 𝐸𝐹
2𝜋 ℏ 3 5 𝐹 15 𝜋 2 ℏ2
Memakai ungkapan bagi U0 sebelumnya :
3 5
2 𝑉 2𝑚 2 2
𝑃𝑉 ( ) 𝐸𝐹 2 2
15 𝜋 2 ℏ2
= 3/2
= → 𝑃𝑉 = 𝑈0
𝑈0 1 𝑉 2𝑚 5/2 3 3
2 ( 2 ) 𝐸𝐹
5𝜋 ℏ

Langkah demi langkah berbagai sifat Fermion pada suhu rendah


5. Fungsi partisi grand kanonik diberikan oleh :
𝑃𝑉
= ln 𝜁 (1)
𝑘𝑇
Untuk kasus Fermion berlaku :
𝑃 𝑔 𝑁 𝑔
= 3 𝑓5 (𝑧) (2) = 𝑓3 (𝑧) (3)
𝑘𝑇 𝜆 2 𝑉 𝜆3 2

(ln 𝑧)𝑛 (𝑛)(𝑛−1)


Dimana 𝑓𝑛 (𝑧) = [1 + 𝜋 2 + ⋯ ] adalah fungsi Fermi dan g: degenerasi.
Γ(𝑛+1) 6(ln 𝑧)2

a. Tunjukkan bahwa energi rata-rata gas Fermion ideal U dapat dituliskan sebagai: (bobot:5)
𝑓5 (𝑧)
3
𝑈 = 𝑁𝑘𝑇 2
2 𝑓3 (𝑧)
2
Jawab:

𝜕 𝜕 𝑔𝑉
𝑈 = − ( ln 𝜁) = − ( 𝑓5 (𝑧))
𝜕𝛽 𝑧,𝑉
𝜕𝛽 𝜆3 2
Dengan
ℎ 𝜕𝜆−3 ℎ 1 −1 3 𝑘𝑇
𝜆= → = −3 𝜆−4 𝛽 2= −
√2𝜋𝑚𝑘𝑇 𝜕𝛽 √2𝜋𝑚 2 2 𝜆3
Sehingga :
𝜕 𝑔𝑉 𝜕 1 3 𝑔𝑉
𝑈=− ( 3 𝑓5 (𝑧)) = −𝑔𝑉 𝑓5 (𝑧) ( 3 ) = 𝑘𝑇 3 𝑓5 (𝑧)
𝜕𝛽 𝜆 2 2 𝜕𝛽 𝜆 2 𝜆 2

𝑁 𝑔 𝑉 𝑁 1
Tetapi 𝑉 = 𝜆3 𝑓3 (𝑧) → 𝜆3 = , sehingga:
2 𝑔 𝑓3 (𝑧)
2
𝑓5 (𝑧)
3
𝑈 = 𝑁𝑘𝑇 2
2 𝑓3 (𝑧)
2

b. Selanjutnya, tunjukkanlah bahwa U dapat diaproksimasi oleh : (bobot:5)

3 𝜋2 1
𝑈 = 𝑁𝑘𝑇 ln 𝑧 (1 + +⋯)
5 2 (ln 𝑧)2

Jawab:
Memakai definisi fungsi Fermi :
(ln 𝑧)𝑛 (𝑛)(𝑛 − 1)
𝑓𝑛 (𝑧) = [1 + 𝜋 2 +⋯]
Γ(𝑛 + 1) 6(ln 𝑧)2

(ln 𝑧)3/2 2
(3/2)(3/2 − 1) 4(ln 𝑧)3/2 𝜋2 1
𝑓3/2 (𝑧) = [1 + 𝜋 +⋯] = [1 + +⋯]
Γ(3/2 + 1) 6(ln 𝑧)2 3√𝜋 8 (ln 𝑧)2
8(ln 𝑧)5/2 5𝜋 2 1
𝑓5/2 (𝑧) = [1 + +⋯]
15√π 8 (ln 𝑧)2

1
Telah dipakai definisi Fungsi gamma Γ ( ) = √𝜋, dan sifat fungsi gamma Γ(𝑛 + 1) = 𝑛Γ(𝑛), sehingga
2
3 3 3 3 1 1 3 5 5 5 5 3 15
Γ (2 + 1) = 2 Γ (2) = 2 ∗ 2 Γ (2) = 4 √𝜋 dan Γ (2 + 1) = 2 Γ (2) = 2 ∗ 4 √𝜋 = √(𝜋), sehingga
8

Sehingga:
𝑓5 5𝜋 2 1
(1 +
2 2 8 (ln 𝑧)2 ) 2 5𝜋 2 1 𝜋2 1
= ln 𝑧 ≈ ln 𝑧 (1 + ) (1 − )
𝑓3 5 𝜋2 1 5 8 (ln 𝑧)2 8 (ln 𝑧)2
(1 + 8 )
2 (ln 𝑧)2
𝑓5
22 5𝜋 2 1 𝜋2 1 2 𝜋2 1
≈ ln 𝑧 (1 + − + ⋯ ) = ln 𝑧 (1 + +⋯)
𝑓3 5 8 (ln 𝑧)2 8 (ln 𝑧)2 5 2 (ln 𝑧)2
2
Sehingga:
3 𝜋2 1
𝑈 = 𝑁𝑘𝑇 ln 𝑧 (1 + +⋯)
5 2 (ln 𝑧)2

c. Di kuliah telah dibuktikan pada suhu rendah (tidak perlu ground state), maka
𝜋2 𝑇 2
𝜇(𝑇) ≈ 𝜖𝐹 (1 − ( ) )
12 𝑇𝐹
Pakailah (b) di atas dan aproksimasi ini untuk menunjukkan bahwa energi Fermion pada suhu rendah
dapat dinyatakan sebagai: (bobot:5)
3 5𝜋 2 𝑇 2
𝑈 = 𝑁𝜖𝐹 [1 + ( ) + ⋯.]
5 12 𝑇𝐹
Jawab:
Kita pakai
𝜋2 𝑇 2 𝜋2 𝑇 2
𝜇(𝑇) ≈ 𝜖𝐹 (1 − ( ) ) → 𝜇 = 𝑘𝑇 ln 𝑧 ≈ 𝜖𝐹 (1 − ( ) )
12 𝑇𝐹 12 𝑇𝐹
Untuk aproksimasi ln z, substitusikan ke (b):
3 𝜋2 1
𝑈 = 𝑁𝑘𝑇 ln 𝑧 (1 + +⋯)
5 2 (ln 𝑧)2

3 𝜋2 𝑇 2 𝜋2 1
𝑈≈ 𝑁𝜖𝐹 (1 − ( ) ) (1 + +⋯)
5 12 𝑇𝐹 2 (ln 𝑧)2
Kita aproksimasi suku :
−2
1 𝑘𝑇 2 𝜋2 𝑇 2 𝑇 2 𝜋2 𝑇 2 𝑇 2
= ( ) (1 − ( ) ) ≈ ( ) (1 + ( ) ) ≈ ( ) + ⋯.
(ln 𝑧)2 𝜖𝐹 12 𝑇𝐹 𝑇𝐹 6 𝑇𝐹 𝑇𝐹
Sehingga:
3 𝜋2 𝑇 2 𝜋2 𝑇 2 3 5𝜋 2 𝑇 2
𝑈 ≈ 𝑁𝜖𝐹 (1 − ( ) ) (1 + ( ) + ⋯ ) = 𝑁𝜖𝐹 (1 + ( ) +⋯)
5 12 𝑇𝐹 2 𝑇𝐹 5 12 𝑇𝐹

d. Pakailah definisi energi bebas Helmhotz 𝐴 = 𝑁𝜇 − 𝑃𝑉, tunjukkan bahwa: (bobot:5)


𝑓5 (𝑧)
𝐴 = 𝑁𝑘𝑇 (ln 𝑧 − 2 )
𝑓3 (𝑧)
2
Jawab:
1
𝑧 = 𝑒 𝛽𝜇 → 𝜇 = ln 𝑧 = 𝑘𝑇 ln 𝑍
𝛽
Sedangkan
𝑃 𝑔 𝑁 𝑔
= 3 𝑓5 (𝑧) = 𝑓3 (𝑧)
𝑘𝑇 𝜆 2 𝑉 𝜆3 2
Sehingga :
𝑓5
𝑔𝑘𝑇 𝜆3 𝑁
𝑃𝑉 = 3 𝑓5/2 = 𝑁𝑘𝑇 2
𝜆 𝑔𝑓3/2 𝑓3
2
Maka :
𝑓5 𝑓5
2 2
𝐴 = 𝑁𝜇 − 𝑃𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 ln 𝑧 − 𝑁𝑘𝑇 = 𝑁𝑘𝑇 (ln 𝑧 − )
𝑓3 𝑓3
2 2
e. Pakailah hasil (d) tersebut untuk membuktikan pada suhu rendah, fungsi energi bebas Helmhotz dapat
dinyatakan sebagai (bobot:4)
3 5 𝑇 2
𝐴 ≈ 𝑁𝜖𝐹 (1 − ( ) + ⋯ . )
5 12 𝑇𝐹
Jawab:
Kita pakai hasil sebelumnya :
𝑓5
2 2 𝜋2 1
≈ ln 𝑧 (1 + +⋯)
𝑓3 5 2 (ln 𝑧)2
2
Maka A menjadi:
2 𝜋2 1 2 𝜋2 1
𝐴 = 𝑁𝑘𝑇 (ln 𝑧 − ln 𝑧 (1 + + ⋯ )) = 𝑁𝑘𝑇 ln 𝑧 (1 − (1 + + ⋯ ))
5 2 (ln 𝑧)2 5 2 (ln 𝑧)2
Seperti sebelumnya (lihat c), maka dengan
𝜋2 𝑇 2
𝑘𝑇 ln 𝑧 ≈ 𝜖𝐹 (1 − ( ) )
12 𝑇𝐹
Dan
1 𝑇 2
≈ ( ) + ⋯.
(ln 𝑧)2 𝑇𝐹
Maka :
𝜋2 𝑇 2 2 𝜋2 𝑇 2 𝜋2 𝑇 2 3 𝜋2 𝑇 2
𝐴 ≈ 𝑁𝜖𝐹 (1 − ( ) ) (1 − (1 + ( ) + ⋯ )) = 𝑁𝜖𝐹 (1 − ( ) ) ( − ( ) +. . . )
12 𝑇𝐹 5 2 𝑇𝐹 12 𝑇𝐹 5 5 𝑇𝐹
3 5 𝑇 2
𝐴 ≈ 𝑁𝜖𝐹 (1 − ( ) + ⋯ . )
5 12 𝑇𝐹

//&&&&&&&&MARET2017&&&&&&&&&&

Anda mungkin juga menyukai