Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

UPT. DINAS KESEHATAN


PUSKESMAS KUTE PANANG
Jln Takengon – Pantan Sile Kec. Kute Panang Kab. Aceh tengah
Email:Pkmkutepanang123@gmail.com

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DATU


BERU TAKENGON DENGAN UPTD PUSKESMAS KUTE PANANG
TENTANG RUJUKAN PASIEN

Pada hari ini rabu tanggal Satu Mei tahun Dua ribu tiga belas, yang bertanda tangan di bawah
ini:
1. dr.RM.OKIE HAPSORO.BP.M.Kes.MMR, Direktur Rumah Sakit Umum Wonosobo
yang berkedudukan dan berkantor di Jalan Jl. Rumah Sakit No 01 Wonosobo, dalam hal
ini bertindak selaku Direktur Rumah Sakit Umum Wonosobo dalam jabatannya tersebut
yang untuk selanjutnya disebutsebagai “ PIHAK PERTAMA “
2. dr.Sumanto, Kepala Puskesmas Selomerto 1 yang berkedudukan di Jl Banyumas km.7
Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, yang selanjutnya disebut sebagai “ PIHAK KEDUA “
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama di sebut “ PARA
PIHAK “ dan secara sendiri-sendiri disebut “ PIHAK “
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian kerja sama (selanjutnya
disebut “ Perjanjian “) dengan ketentuan ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam
perjanjian ini.
PASAL I
PENUNJUKAN
PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA bahwa untuk menjamin perbaikan mutu,
peningkatan kinerja dan penerapan menajemen resiko dilaksanakan secara berkesinambungan
di puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian dengan menggunakan standar yang ditetapkan
yaitu melalui akreditasi puskesmas.Wonosobo tahun 2013, maka dipandang perlu penunjukan
puskesmas pelaksana akreditasi.
Menetapkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo No.
440/525/DKK/2013 tentang penunjukan Puskesmas akreditasi dan PIHAK KEDUA menerima
penunjukan tersebut.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud dari perjanjian ini adalah sebagai dasar pelaksanaan bersama PARA PIHAK
dalam memberikan pelayanan pasien.
2. Tujuan perjanjian ini adalah untuk menjamin perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan
penerapan manajemen resiko dilaksanakan secara berkesinambungan di puskesmas.
PASAL 3
RUANG LINGKUP PELAYANAN AKREDITASI PUSKESMAS
1. Pelayanan program puskesmas dalam gedung.
2. Pelayanan program puskesmas luar gedung.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. PIHAK PERTAMA berhak :
a. Memberi pelayanan rujukan.
b. Meneruskan rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi.
c. Mengembalikan rujukan bila persyaratan belum memenuhi standar yang berlaku.
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban :
a. Menerima rujukan dari puskesmas.
b. Memberikan rujukan balik ke puskesmas
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA berhak :
a. Mengembangkan koordinasi kegiatan-kegiatan peningkatan mutu.
b. Menyusun kerangka kerja mutu berdasarkan rencana strategis puskesmas.
c. Menyediakan forum diskusi peningkatan mutu.
d. Menyediakan bahan-bahan bagi tim kerja mutu dalam upaya peningkatan mutu.
e. Menyediakan informasi tentang tersedianya keterbatasan anggaran untuk peningkatan
mutu.
f. Sebagai penghubung antar tim, tim kerja dengan manajemen, antar unit kerja, antara
tim akreditasi puskesmas dengan tim mutu Kabupaten dan tim mutu Provinsi.
g. Mengidentifikasikan prodak/jasa dan proses pelayanan yang perlu ditingkatkan.
h. Membentuk dan mengembangkan tim-tim kerja yang kompeten dengan produk/proses
yang akan ditingkatkan.
i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkala sampai pada unit pelayanan
kesehatan terkecil ( pustu, PKD )
2. PIHAK KEDUA berkewajiban :
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan
Wonosobo.
PASAL 6
JANGKA WAKTU BERLAKU
Kesepakatan Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu selama peraturan undang-undang
mentri keshatan masih berlaku.
PASAL 7
KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE )
Yang disebut dengan keadaan memaksa adalah suatu keadaan yang terjadi di luar
kemampuan, kesalahan atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK yang
mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya
dalam kesepakatan ini. Force Majeure tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (
yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan ), pemberontakan, huru-hara, pemogokan
umum, kebakaran dan kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap
pelaksanaan Kesepakatan ini.
Dalam hal terjadinya Force Majeure, maka pihak yang terhalang untuk melaksanakan
kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lain. PIHAK yang terkaena Force Majeure
wajib memberitahukan adany peristiwa Force Majeure tersebut kepada PIHAK lain yang
secara tertulis paling lambat 7 ( tujuh ) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force
Majeure, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang
menerangkan adanya peristiwa Force Majeure tersebut. PIHAK yang terkena Force Majeure
wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan
kewajibannyasebagaimana datur dalam Kesepakatan ini segera setelah peristiwa Force
Majeureberahir.
Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga oleh
PIHAK yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30 ( tiga puluh )hari
kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu Kesepakatan
ini.
Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat terjadinya
Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab PIHAK yang lain.
PASAL 8
ADDENDUM
Apabila dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini PARA PIHAK merasa perlu
melakuakan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan atas kesepakatan
PARA PIHAK yang dituangkan dalam Addendum Perjanjian ini yang merupakan bagian yang
tidak dapat dipishkan dari Perjanijan ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Dr Sumanto dr.RM.OKIE HAPSORO.BP,M.Kes.MMR


NIP: 196409092002121001 NIP 19641106 199803 1 001

Anda mungkin juga menyukai