Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama – sama disebut
“ PARA PIHAK “ dan secara sendiri – sendiri disebut “ PIHAK “
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian kerjasama (
selanjutnya di sebut “ PERJANJIAN “ ) dengan ketentuan – ketentuan sebagi mana di
atur lebih lanjut dalam perjanjian ini.
PASAL 1
PENUNJUKAN
1. Maksud dari perjanjian ini adalah sebagian dasar pelaksanaan PARA PIHAK
dalam memberikan pelayanan kebidanan diwilayah kerja puskesmas cisarua.
PASAL 3
RUANG LINGKUP PELAYANAN TENAGA
DAN FASILITAS JEJARING
1. Pemeriksa kehamilan ( ANC ), dengan tatalaksana pelayanan mengacu pada
buku pedoman KIA.
2. Persalinan per vagina normal
3. Pelayanan selama masa nifas dan pelayanan neonatus
4. Pelayanan KB
5. Sistem rujukan E-SIR dinas kesehatan kabupaten bogor
6. Penata laksanaan tindakan Pra Rujukan.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
PASAL 6
JANGKA WAKTU BERLAKU
1. Kesepakatan kerjasama ini berlaku sejak tanggal 03 januari 2017 sampai
dengan 03 januari 2019 dan akan ditinjau kembali apabila ada
ketidaksesuaian.
2. Selambat-lambatnya 3 (tiga bulan sebelum berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat saling memberitahukan
maksudnya apabila hendak memperpanjang kesepakatan bersama ini.
3. Apabila selambat-lambatnya sampai dengan 1 ( satu ) bulan sebelum
berakhirnya jangka waktu perjanjian ini tidak ada surat pemberitahuan
dan PIHAK PERTAMA untuk memperpanjang waktu perjanjian, maka
perjanjian ini berakhir dengan sendirinya.
PASAL 7
SANKSI
dalam hal PIHAK KEDUA secara nyata terbukti melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Tidak melayani penggunaan program jejaring pelayanan rujukan
kegawatdruratan Ibu dan BBL sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Tidak memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan sesuai yang berlaku
c. Tidak melakukan prosedur pelayanan sesuai petunjuk teknis pelayanan /
Stabilitasi pasien emergensi maternal neotanatal dasar sesuai standar.
Maka PIHAK PERTAMA berhak menagguhkan PERJANJIAN KERJASAMA
dengan PIHAK KEDUA.
PASAL 8
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJUERE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut “foce
Majuere”) adalah suatu keadaan yang terjadinya diluar kemampuan, kesalahan
atau kekuasaan PARA PIHAK dan menyebabkan PIHAK yang mengalaminya
tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya
dalam kesepakatan ini. Force Majuere tersebut meliputi bencana alam, banjir,
wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan)
pemberontakan, hura-hura, pemogokan umum, kebakaran dan kebijaksanaan
pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan
kesepakatan ini.
2. Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majuere, maka PIHAK yang terhalang
untuk melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lainnya.
PIHAK yang terkena Force Majuere, wajib memberitahukan adanya Force
Majuere tersebut ke PIHAK yang lain secara tertulis paling lambat 7 (tujuh)
hari kalender sejak saat terjadinya Force Majuere, yang dikuatkan oleh surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa
mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya
sebagimana diatur dalam kesepakatan ini segera setelah peristiwa Force
Majuere berakhir.
3. Apabila peristiwa Force Majuere tersebut berlangsung terus hingga melebihi
atau diduga oleh PIHAK yang mengalami Force Majuere Akan melebihi jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat unutk
meninjau kembali Jangka Waktu Kesepakatan
4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat
terjadinya peristiwa Force Majuere bukan merupakan tanggung jawab PIHAK
yang lain.
PASAL 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PASAL 10
ADDENDUM
Apabila dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini PARA PIHAK merasa perlu
melakukan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan atas kesepakatan
PARA PIHAK yang dituangkan dalam Addendum Perjanjian ini yang merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.