Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM IV

Topik : Alga Makroskopis


Tujuan : Mengamati Berbagai Bentuk Awetan Alga
Hari/Tanggal : Kamis/4 Oktober 2018
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin.

I. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT :
1. Penjepit
2. Cawan petri
3. Baki
4. Kertas Milimeterblock
5. Alat tulis
B. BAHAN :
Berbagai awetan alga :
1. Padina sp.
2. Corallina sp.
3. Codium sp.
4. Gigartina papillata
5. Caulerpa sp.
6. Sargassum sp.
7. Ulva sp.
8. Glacilaria sp.
9. Helycitys sp
10. Fucheuma sinosum
11. Hyydroclathrus sp.
12. Enteromorpha sp.

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengambil awetan dengan menggunakan penjepit dan meletakan pada
cawan petri.
3. Mengamati awetan dengan menggunakan lup.
4. Menggambar awetan dan memberi nama pada setiap awetan serta
keterangan.
III. TEORI DASAR
Alga pada umumnya hidup di air, baik itu di air tawar ataupun di air laut
serta tempat-tempat lembab. Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang
sangat banyak tetapi semua selnya selalu jelas memiliki plastida dan inti. Dalam
plastida terdapat klorofil dan pigmen lain yang kadang-kadang lebih menonjol,
sehingga memudahkan untuk mengelompokkan dan memberi nama
berdasarkan pigmen tersebut. Sehingga kita mengenal istilah ganggang hijau,
ganggang merah, ganggang biru, ganggang cokelat dan ganggang keemasan.
Hampir semua ganggang termasuk plantae kecuali ganggang biru.
Alga merupakan sumber daya nabati berbagai bahan kebutuhan manusia,
ada yang langsung dipakai sayuran dari jenis alga hijau. Ada yang
menghasilkan bahan obat dari jenis alga pirang dan merah. Selain itu ada yang
menghasilkan soda, magnet, yodium dan lain-lain.
Alga atau ganggang merupakan tumbuhan thalus (Thallophyta) yang
memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis dan bersifat autotrof. Tempat
hidup alga adalah tempat yang basah atau di air tawar, seperti danau, kolam,
dan ada juga yang hidupnya di laut. Banyak jenis alga yang di laut , mulai dari
alga hijau (Chlorophyta), alga merah (Rhodophyta), alga keemasan
(Chrysophyta), dan berbagai jenis alga lainnya. Bila kita berada di lingkungan
pantai karang pada batas air pasang, maka kita akan menemukan alga hijau yang
kadang disebut selada laut, karena berupa lembaran yang dikenal dengan Ulva
sp. Alga hijau ini dapat tumbuh subur di pantai karang yang merupakan tempat
air tawar mengalir ke laut. Ulva sp. ini dapat di makan.
Perkembangan ulva memperlihatkan pergiliran keturunan yang isomorf,
sedangkan pergiliran keturunan yang sesungguhnya terjadi pada alga merah
(Rhodophyta), alga coklat (Phaeophyta), Pteridophyta, Bryophyta, dan
Spermatophyta dalam bentuk gametofit dan sporofit.
Sebagian alga merah (Rhodophyta) hidup di laut, tetapi ada juga
beberapa jenisnya yang hidup di air tawar. Bentuk alga merah ini bermacam-
macam. Ada yang hidup sebagai bentos, yang melekat pada substratnya dengan
pelekat-pelekat benang atau cakram pelekat, dinding selnya mempunyai 2
lapisan dalam yang terdiri atas selulosa, dan lapisan luar yang terdiri atas pectin
dan berlendir.
Alga merah penghasil agar-agar diantaranya adalah Glacilaria
lichenodea, Euchema spinosum, Gelidium lichenidea, dan Cartilagenium. Alga
merah yang menghasilkan karogen yaitu Chondrus crispus dan Gigantina
mamilosa.
Pada alga coklat (Phaeophyta) hampir semuanya hidup di laut, khususnya
di perairan dingin. Hanya tiga genus yang hidup di air tawar dan ini pun sangat
jarang ditemui. Banyak alga coklat yang mempunyai thalus menyerupai
tanaman, alga semacam ini disebut rumput laut. Rumput laut ini mempunyai
gelembung udara sebagai pelampung untuk mengapung dan meletakkan thalus.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
No. Nama Alga Keterangan
1. Padina sp. Panjang : 5 cm
Warna : Putih kecoklatan
Bentuk: Berupa lembaran, seperti kipas
Tekstur : Berserat
Permukaan : Licin
Habitat : Di laut
2. Corallina sp. Panjang : 4 cm
Warna : Hijau muda
Bentuk: Silinder, bercabang dan bersekat
Tekstur : Lunak
Permukaan : Licin
Habitat : Di air laut
3. Codium sp. Panjang : 5,5 cm
Warna :Putih bening
Bentuk: Silinder, bersekar dan bercabang
dikotom
Tekstur : Lunak
Permukaan : Licin
Habitat : Di perairan pasang surut
4. Gigartina papilata Panjang : 5,5 cm
Warna : Putih kehijauan
Bentuk: Lembaran, dan bercabang
Tekstur : Lunak
Permukaan : Licin
Habitat : Di air laut
5. Caulerpa sp. Panjang : 8 cm
Warna : Cokelat muda
Bentuk: Silinder, berbintil
Tekstur : Kasar
Permukaan : Kasar
Habitat : Air laut, pantai
6. Sargassum sp. Panjang : 13 cm
Warna : Cokelat tua
Bentuk: batang silindris, daun lembaran
Tekstur : Kaku
Permukaan : Licin
Habitat : Di pantai, melekat pada batu karang

7. Ulva sp. Panjang : 3 cm


Warna : Hijau kecoklatan
Bentuk: Seperti selada
Tekstur : Lunak
Permukaan : Licin
Habitat : Di laut
8. Glacilaria sp. Panjang : 7,5 cm
Warna : Putih
Bentuk: Silindris, bercabang dan bersekat
Tekstur : Berdaging
Permukaan : Licin
Habitat : Air (substrat berair)
9. Helicytis sp. Panjang : -
Warna : Putih kehjauan
Bentuk: Tidak beraturan
Tekstur : Lunak
Permukaan : Licin
Habitat : Air (substrat berair)
10. Fucheuma sinosum Panjang : 16 cm
Warna : Putih
Bentuk: Silinder
Tekstur : Berdaging
Permukaan : Berbintil/bergerigi
Habitat : Air laut
11. Hydroclathrus sp. Panjang : -
Warna : Hijau
Bentuk: Tidak beraturan
Tekstur : Lunak
Permukaan : Kasar
Habitat : Di air laut
12. Enteromorpha sp. Panjang : 8 cm
Warna : Hijau muda
Bentuk: Berupa lembaran
Tekstur : Lunak
Permukaan : Berserat
Habitat : Air laut
B. Foto Pengamatan
1. Padina sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan:

b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)
c. Foto literatur
Keterangan:

2. Corallina sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan:
b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)
c. Foto literatur
Keterangan:

3. Codium sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan:

b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)
c. Foto literatur
Keterangan:

4. Gigartina papillata
a. Gambar pengamatan
Keterangan:

b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)
c. Foto literatur
Keterangan:

(Sumber: Nayla, 2010 )


5. Caulerpa sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan:

b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)
c. Foto literatur
Keterangan:

6. Sargassum sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan:
b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)
c. Foto literatur
Keterangan:

7. Ulva sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan:

b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)
c. Foto literatur
Keterangan:

(Sumber: Antari, 2013)


8. Glacilaria sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan:

b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)

c. Foto literatur
Keterangan:
9. Helycitys sp
a. Gambar pengamatan
Keterangan:

b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)
c. Foto literatur
Keterangan:

10. Eucheuma sinosum


a. Gambar pengamatan
Keterangan:
b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)
c. Foto literatur
Keterangan:

(Sumber: Idris. 2012)


11. Hyydroclathrus sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan:

b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)
c. Foto literatur
Keterangan:

12. Enteromorpha sp.


a. Gambar pengamatan
Keterangan:

b. Foto pengamatan
Keterangan:

(Dokumentasi pribadi.2018)

c. Foto literatur
Keterangan:

(Sumber: Nayla, 2010 )


V. ANALISIS DATA
1. Padina sp.
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Familia : Dictyotaceae
Genus : Padina
Spesies : Padina sp.
(Sumber : Tjitrosoepomo.1984)
Berdasarkan hasil pengamatan, Padina sp. merupakan alga
makroskopis yang memiliki ukuran panjang 5 cm dengan warna putih
kecoklatan dan berbentuk berupa lembaran dan seperti kipas. Memiliki
tekstur yang berserat dengan permukaan yang licin. Padina sp. biasanya
ditemkukan di air laut.
Karena alga ini mempunyai pigmen berwarna coklat sehingga
berwarna coklat. Oleh karena itu, alga ini digolongkan ke dalam alga coklat
(Phaeophyta). Bentuk tubuhnya berupa lembaran dan berumpun tipis.
Permukaannya kasar dan terdapat pola garis. Thallusnya berbentuk seperti
kipas atau telinga.
Menurut Gembong (2014), Phaeophyceae adalah ganggang yang
berwarna pirang. Dalam kromatofornya terkandung klorofil-a, karotin, dan
santofil, tetapi terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan yang
menyebabkan ganggang itu kelihatan berwarna pirang. Kebanyakan anggota
phaeophyceae hidup dalam air laut, hanya beberapa jenis saja yang hidup
dalam air tawar. Di laut dan samudera di daerah iklim sedang dan dingin,
talusnya dapat mencapai ukuran yang amat besar dan sangat berbeda-beda
bentukya. Ganggang ini termasuk bentos, melekat pada batu-batu, kayu,
sering juga sebagai epifit pada talus lain ganggang, bahkan ada yang hidup
sebagai endofit.
Cadangan makanan Padina sp. berupa asam alginat. Alga ini
mempunyai spora yang tidak memiliki flagel. Sporangiumnya beruang satu
dan mengeluarkan empat tetraspora. Pada sisi gamet jantan terdapat satu bulu
cambuk. Pembiakan seksualnya secara oogami,alat perkembang biakannya
yaitu anteridium dan oogonium. Anteridiumnya berbentuk seperti kotak-
kotak dan oogoniumnya tersusun secara berkelompok dan terdapat pada
tumbuhan yang berlainan.

2. Corallina sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Rhodophyta
Class : Rhodophyceae
Ordo : Cryptonemiales
Familia : Corallinaceae
Genus : Corallina
Species : Corallina sp.
(Sumber : Tjitrosoepomo.1984)
Alga ini termasuk dalam kelas Rhodophyceae karena megandung
pigmen yang menghasilkan warna merah-keunguan, tetapi bisa berwarna
putih bila kering atau bila terkena sinar matahari, seperti pada hasil
pengamatan yang berwarna hijau muda. Panjang tubuhnya mencapai 4 cm.
Bentuk thallusnya bercabang-cabang menyerupai batang (silindrer) yang
bersekat. Percabangannya dikotom rapat dan mudah patah karena tksturnya
yang lunak. Sedangkan permukaan talus licin, hidup di air laut.
Menurut Gembong (2014) kebanyakan anggota Rhodophyceae hidup
dalam air laut, terutama dalam lapisan-lapisan air yang dalam, yang hanya
dapat dicapai oleh cahaya bergelombang pendek. Hidupnya sebagai bentos,
melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram
pelekat. Jaringan tubuh belum bersifat sebagai parenkim, melainkan hanya
merupakan plektenkim. Perkembangbiakan berlangsung secara seksual dan
aseksual. Secara seksual yaitu dengan oogami, sedangkan perkembangbiakan
seksualnya dengan membentuk spora. Habitat dari Coralina sp ini biasanya
di laut.
3. Codium sp.
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Laminareoles
Famili : Laminariceae
Genus : Codium
Species : Codium sp.
Sumber : Tjitrosoepomo.1984
Dari hasil pengamatan pada Codium sp. memiliki ciri-ciri panjang 5,5 cm,
berwarna putih bening, teksturnya lunak, dan bentuknya silinder bersekat dan
bercabang-cabang. Permukaannya licin. Habitatnya di perairan pasang surut.
Codium sp. merupakan kelompok alga yang termasuk dalam kelas
Phaeophyceae. Menurut Gembong (2014), Phaeophyceae adalah ganggang
yang berwarna pirang. Dalam kromatofornya terkandung klorofil-a, karotin,
dan santofil, tetapi terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan yang
menyebabkan ganggang itu kelihatan berwarna pirang.
Pergiliran keturunan alga ini bersifat beraturan. Di mana saprofit yang besar
dan bersifat diploid berganti dengan gametofit jantan dan betina yang telah
memperlihatkan perbedaan bentuk dan susunan, jadi memperlihatkan tanda-
tanda kelamin sekunder dengan jelas (Tjitrosoepomo.2014).
4. Gigartina papillata
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Rhodophyta
Class : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Familia : Gigartinaceae
Genus : Gigartina
Species : Gigartina papillata
Sumber : Tjitrosoepomo.1984
Berdasarkan hasil pengamatan, alga ini berukuran panjang 5,5 cm
dengan warna putih kehijauan, bentuk berupa lembaran bercabang dengan
tekstur lunak dan permukaan yang licin, habitat berada di air laut.
Alga ini termasuk dalam kelas Rhodophyceae karena mengandung
pigmen fikoeritrin yang menybabkan alga berwarna merah, namun pada
pengamatan tidak terlihat bewarna merah disebabkan oleh beberapa faktor
salah satunya karena alga yang digunakan merupakan alga awetan.
Menurut Gembong (2014), Gigartina papillata termasuk dalam suku
Gigartinales yang kebanyakan terdiri atas ganggang laut. Beberapa warganya
seperti Chondrus crispus dan Gigartina mamilosa berguna sebagai penghasil
bahan obat.
Pada bagian dalam ujung cabang-cabang talus, terbentuk 2 anteridium
yang masing-masing terdiri atas satu sel saja dan berasal dari penonjolan sel
ujung. Tiap anteridium menghasilkan satu gamet jentan yang oleh karena
tidak dapat bergerak tidak dinamakan spermatozoid tetapi spermatium.
Gametangium betina dinamakan karpogonium. Alga ini mempunyai daur
hidup yang berfase 2 dan banyak mengandung pectin di samping zat floridean
(Tjitrosoepomo.2014).
5. Caulerpa sp.
Kingdom : Plantae
Divisio :
Class :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
Sumber : Tjitrosoepomo.1984
Berdasarkan hasil pengamatan, Caulerpa sp. memiliki ciri dengan tubuh
berukuran panjang 8 cm dengan warna cokelat muda dengan bentuk thallus
silindris yang berbintil-bintil dan teksturnya lunak. Permukaannya kasap dan
habitatnya yaitu di pantai, air laut.
6. Sargassum sp.
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Thallophyta
Subdivisio : Phaeophyta
Classes : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Familia : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Species : Sargassum sp.
(Sumber : Tjitrosoepomo.1984)
Berdasarkan hasil pengamatan, Sargassum sp. merupakan alga kelas
phaeophyceae karena berwarna kecokelatan. Memiliki ukuran panjang 13 cm
dengan warna cokelat tua. Talus berbentuk selendris dan ada terdapat
lembaran-lembaran sekilas seperti daunnya. Tekstur Sargassum sp. Lunak
dan permukaannya kasap. Habitatnya yaitu berada di pantai dan melekat pada
batu karang.
Berdasarkan literatur, thallusnya menyerupai tumbuhan kormus, ada
yang menyerupai bagian batang, serupa daun (phylloid) dan memiliki rhizoid
untuk melekatkan diri pada substrat warnanya coklat alat pembiakannya
dibentuk dibagian ketiak cabang/daun. Dan juga kantung udara di ketiaknya.
Pada resep takelnya terdapat konseptakel yang berisi antheridia dan oogonia.

Sargassum kebanyakan tumbuh menempel sepanjang pantai berbatu di


daerah tropik dan merupakan komponen utama gulma laut yang terapung-
apung di Atlantik Utara (Tjitrosoepomo, 2014).
7. Ulva sp.
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Class : Cholorophyceae
Ordo : Ulotrichales
Familia : Ulvaceae
Genus : Ulva
Species : Ulva sp.
Sumber : Tjitrosoepomo.1984
Berdasarkan hasil pengamatan, spesies ini berukuran panjang 3 cm
berwarna hijau kecoklatan berbentuk seperti selada dengan tekstur lunak dan
permukaannya licin. Habitat spesies ini ialah di laut.
Pada umumnya spesies ini berwarna hijau karena memiliki klorofil
sehingga termasuk ke dalam golongan alga hijau. Thallusnya berbentuk
lembaran seperti selada bokor, sehingga disebut juga dengan nama selada
laut. Thallusnya yang mirip selada itu terdiri atas dua lapis sel, jadi
merupakan tipe yang paling sederhana dari thallus berbentuk parenkima.
Perkembang biakannya berlangsung dengan dua cara, yaitu seksual dan
aseksual. Secara seksual dengan pembuahan ovum oleh sperma, sedangkan
naseksualnya dengan zoospora. Jika diraba, tekstur luarnya licin dan di
permukaannya terdapat gelembung-gelembung udara. Hidupnya di laut dan
melekat pada batuan-batuan pantai (Tjitrosoepomo, 2014).
8. Glacilaria sp.
Klasifikasi :
Kingdom : Eukaryota
Divisio : Rhodophyta
Classis : Florideophyceae
Ordo Gracilariales
Familia : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria sp.
(Sumber : Tjitrosoepomo, 1984)
Berdasarkan hasil pengamatan, Glacilaria sp. berukuran panjang 7,5cm
berwarna putih berbentuk silindris (batang) bercabang dan bersekat dengan
tekstur berdaging dan permukaannya licin. Habitat spesies ini ialah di air
(sunstrat berair).
Berdasarkan literatur, Gracilaria sp. juga termasuk ke dalam kelas
Rhodophyceae atau ganggang merah sehingga alga ini berwarna merah. Zat
merah yang dihasilkan berasal dari fikoeritrin yang mengadakan fluoresensi dan
menutupi klorofil-a dan karetonoid. Kebanyakan alga ini hidup dalam air laut,
terutama dalam lapisan-lapisan air yang dalam, yang hanya dapat dicapai oleh
cahaya bergelombang pendek. Hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatu
substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat (Tjitrosoepomo,
2014).
9. Helycitys sp
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio :
Class :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies : Helycitys sp
(Sumber : Tjitrosoepomo.1984)
Berdasarkan hasil pengamatan, Helycitys sp tidak dapat diketahui berapa
panjang ukuran tubuh/talusnya. Memiliki warna putih kehijauan berbentuk
tidak beraturan, kemungkinan karena awetan sdh rusak. Mimiliki tekstur yang
lunak dan permukaan yang licin. Habitat spesies ini berada di air laut.
10. Eucheuma sinosum
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Familia : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma sp.
(Sumber : Tjitrosoepomo, 1984)

Berdasarkan hasil pengamatan, Eucheuma sinosum berukuran panjang 16


cm berwarna putih berbentuk seperti batang (silindris) dengan tekstur yang
berdaging dan permukaannya terdapat bintil-bintil atau bergerigi. Habitat
spesies ini ialah di laut.
Berdasarkan literatur, alga ini berwarna merah, bentuk thallusnya
bercabang dan bergerigi, permukaan yang kasar, dan dapat menghasilkan bahan
agar-agar (Yudianto, 1992).

11. Hyydroclathrus sp.


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio :
Class :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies : Hyydroclathrus sp
(Sumber : Tjitrosoepomo.1984)
Berdasarkan hasil pengamatan, Hyydroclathrus sp. sama seperti Helicytis
sp tidak dapat ditentukan berapa ukuran panjang tubuhnya karena bentuk
tubuhnya yang sdh tidak beraturan. Talus berwarna hijau dengan tekstur lunak
dan permukaannya yang kasar. Habitat spesies ini ialah berada di laut.
12. Enteromorpha sp.
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Thallophyta
SubDivisio : Algae
Classis : Clorophyceae
Ordo : Ulotricales
Familia : Ulvaceae
Genus : Enteromorpha
Spesies : Enteromorpha sp.
(Sumber : Tjitrosoepomo, 1984)

Berdasarkan hasil pengamatan, Enteromorpha sp. berukuran panjang 8


cm berwarna hijau muda bentuk talus berupa lembaran dengan tekstur lunak
dan permukaannya berserat. Habitat spesies ini ialah di laut.

VI. KESIMPULAN
1. Alga atau ganggang merupakan tumbuhan talus (Thallophyta) yang
memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis dan bersifat autotrof.
2. Alga hidup di tempat basah dan di kenal sebagai tumbuhan perintis.
3. Pada alga terdapat empat division, yaitu Chlorophyta, Chrysophyta,
Phaeophyta dan Rhodophyta.
4. Bentuk talus alga bermacam–macam ada yang berbentuk lembaran seperti
pada Padina sp. dan Ulva sp., lembaran yang bercabang seperti pada
Gigartina papillata, dan bercabang-cabang.
5. Permukaan talus alga ada yang kasar dan ada pula yang licin.
6. Alga dapat berkembang biak secara seksual yaitu dengan cara zoospore dan
secara aseksual dengan isogami.
7. Salah satu peranan alga adalah sebagai salah satu sumber makanan dengan
menghasikan bahan agar-agar.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Amintarti, Sri dan Aulia Ajizah. 2015. Penuntun Praktikum Botani
Tumbuhan Rendah. PMIPA FKIP UNLAM Biologi.
Banjarmasin.
Antari, 2013. Laporan Praktikum Alga. Diakses melalui
https://ajengdianantari.wordpress.com/2013/06/09/laporan-
praktikum-alga/ pada 17 Oktober 2018

Birsyam, Inge. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Hermawan, Idris, 2012. LapoRAN KKL Kondang . Diakses melalui
http://idrisrknife.blogspot.com/2012/11/laporan-kkl-kondang-
merak.html pada 17 Oktober 2018

Nayla, 2010. Laporan KKL. Diakses melalui


http://menulisperjalananhidup.blogspot.com/2013/10/laporan-
kkl-kondang-merak-alga.html pada 17 Oktober 2018

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan.


Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Tjitrosoepomo, Gembong. 2014. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Yudianto, Suroso Adi. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Tarsito: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai