Anda di halaman 1dari 16

BAB VI

MEKANIKA KEKUATAN MATERIALS


TEGANGAN GESER PADA BALOK LENTUR

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 1


Phenomena tegangan geser pada balok lentur

Gambar 6-1a

Gambar 6-1c
Gambar 6-1b

Gambar 6-1a: Balok lentur dengan gaya transversal 𝐹


Gambar 6-1b: Gaya transversal 𝐹 mengakibatkan terjadinya slip pada neutral axis.
Gambar 6-1c: kekuatan geser bahan mampu menahan terjadinya slip pada Balok lentur

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 2


Gambar 6-2a Gambar 6-2b

Δ𝐻 = τ𝑏𝑑𝑥 (a)

𝐹𝑥 = σ𝑥 𝑑𝐴 − σ𝑥 + 𝑑σ𝑥 𝑑𝐴 + Δ𝐻 = 0 (b)

𝑀 𝑥 𝑦
σ𝑥 = (c)
𝐼
𝑀 𝑥 + 𝑑𝑀 𝑥 𝑦 (d)
Gambar 6-2c σ𝑥 + 𝑑σ𝑥 =
𝐸𝐼

𝑑𝑀 𝑥 (e)
Dari (a), (b), © dan (d): − 𝑦 𝑑𝐴 + τ = 0
𝑏 𝑑𝑥

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 3


𝑑𝑀
=𝑉 Gaya geser pada penampang x
𝑑𝑥

𝑦 𝑑𝐴 = 𝑄 Momen pertama dari luasan dari C ke D terhadap neutral axis

Tegangan geser yang berjarak 𝑦1 dari neutral axis:


𝑉𝑄
τ= 6-1
𝐼𝑏
Shear flow (dari persamaan (a):

𝑑𝐻 𝑉𝑄
𝑞= = τ𝑏 → 𝑞 =
𝑑𝑥 𝐼

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 4


Studi kasus
SP6-1

Gambar Sp6-1a Gambar Sp6-1b Gambar Sp6-1c

Akan dicari distribusi tegangan geser balok dengan penampang segi empat (Gambar Sp6-1a)
ℎ/2 ℎ/2
𝑉𝑄 𝑏 ℎ2
τ𝑥𝑦 = 𝑏ℎ3
𝐼𝑏 𝑄= 𝑦 𝑑𝐴 = 𝑦𝑏 𝑑𝑦 = − 𝑦12 𝐼=
2 4 12
𝑦1 𝑦1

6𝑉 ℎ2
τ𝑥𝑦 = 3 − 𝑦12
ℎ 𝑏 4 3𝑉 3𝑉
τ𝑚𝑎𝑘 = =
2𝑏ℎ 2𝐴
τ𝑚𝑎𝑘 ∶ 𝑦 = 0

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 5


SP6-2

Gambar Sp6-2a Gambar Sp6-2b

Akan dicari distribusi tegangan geser arah vertikal balok dengan penampang bentuk H
akibat gaya geser 𝑉 (Gambar Sp6-1a). Shear flow ditunjukkan pada Gambar SP6-2b.
Melihat arah shear flow, maka tegangan geser arah vertikal pada flange abcd dapat
diabaikan sehingga yang dicari adalah tegangan geser arah vertikal sepanjang web bcgh.
Digunakan persamaan:
𝑉𝑄
τ𝑥𝑦 =
𝐼𝑏
ℎ/2

𝑄= 𝑦 𝑑𝐴 = 𝑄𝑓𝑙𝑎𝑛𝑔𝑒 + 𝑄𝑤𝑒𝑏 (Gambar Sp6-2c)


𝑦1
3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 6

2
ℎ + ℎ1 ℎ − ℎ1
𝑄𝑓𝑙𝑎𝑛𝑔𝑒 = 𝑦𝑑𝐴 = 𝑦𝑓 𝐴𝑓 = 𝑏
4 2
ℎ1
2
ℎ2 − ℎ12
𝑄𝑓𝑙𝑎𝑛𝑔𝑒 =𝑏
8

2
ℎ1 𝑦1 ℎ1 𝑡 2 2
𝑄𝑤𝑒𝑏 = 𝑦𝑑𝐴 = 𝑦𝑤 𝐴𝑤 = 𝑡 + − 𝑦1 = ℎ1 − 4𝑦1
Gambar Sp6-2c 4 2 2 8
ℎ1
2

ℎ2 − ℎ12 𝑡
𝑄=𝑏 + ℎ12 − 4𝑦12
8 8

𝑏ℎ3 𝑏 − 𝑡 ℎ13 1
𝐼= − = 𝑏ℎ3 − 𝑏ℎ13 + 𝑡ℎ13
12 12 12

𝑉𝑄 𝑉
𝜏= = 𝑏 ℎ2 − ℎ12 + 𝑡 ℎ12 − 4𝑦12
𝐼𝑡 8𝐼𝑡

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 7


30
SP6-3

20
A B 1000
Ukuran dlm
mm

400

Gambar Sp6-3a Gambar Sp6-3b

Jika tegangan normal yang diijinkan pada balok adalah 1100 𝑀𝑃𝑎 sedangkan
tegangan geser yang diijinkan pada balok adalah 50 𝑀𝑃𝑎, maka carilah intensitas
beban merata 𝑞 yang bisa ditahan oleh balok AB

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 8


Penyelesaian

A B

Gaya geser

Momen lentur

Gambar Sp6-3c

Diagram gaya geser dan momen lentur dari struktur telah diselesaikan pada
kasus SP4-3 dan ditampilkan kembali pada Gambar SP6-3c. Gaya geser maksimum
terjadi di titik A sedangkan momen lentur maksimum ter jadi pada 𝑥 = 𝑙/2.

𝑞𝑙 𝑞𝑙2
𝑉= 𝑀=
2 8

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 9


Momen inersia dari penampang balok adalah (SP6-2):
𝑏ℎ3 𝑏 − 𝑡 ℎ13 1
𝐼= − = 𝑏ℎ3 − 𝑏ℎ13 + 𝑡ℎ13
12 12 12
Untuk 𝑏 = 400 𝑚𝑚, ℎ = 1060 𝑚𝑚, ℎ1 = 1000 𝑚𝑚 dan 𝑡 = 20 𝑚𝑚 dan 𝑙 = 15 𝑚 :
𝐼
𝐼 = 0.008034 𝑚4 𝑊 = = 0.01516 𝑚3
ℎ/2
Akibat momen lentur:
𝑞𝑙2
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = = 28.125 𝑞 (𝑁. 𝑚)
8
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 28.124
σ𝑚𝑎𝑘𝑠 = → 150 𝐸6 = 𝑞
𝑊 0.01516
𝑞 = 59.3 𝑘𝑁 /𝑚
Momen pertama dari penampang balok adalah (SP6-2):

ℎ2 − ℎ12 𝑡
𝑄=𝑏 + ℎ12 − 4𝑦12
8 8
Tegangan geser akibat gaya geser:

𝑉𝑄 𝑉
𝜏= = 𝑏 ℎ2 − ℎ12 + 𝑡 ℎ12 − 4𝑦12
𝐼𝑡 8𝐼𝑡
3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 10
𝑉 𝑞𝑙
τ𝑚𝑎𝑘𝑠 (𝑦1 = 0) = 𝑏 ℎ2 − ℎ12 + 𝑡ℎ12 = 7.5 𝑞 𝑉=
8𝐼𝑡 2
Untuk 𝑏 = 400 𝑚𝑚, ℎ = 1060 𝑚𝑚, ℎ1 = 1000 𝑚𝑚 dan 𝑡 = 20 𝑚𝑚 , 𝑙 = 15 𝑚 dan

𝐼 = 0.008034 𝑚4
7.5𝑞
τ𝑚𝑎𝑘𝑠 = 50 𝐸6 = 𝑏 ℎ2 − ℎ12 + 𝑡ℎ12 = 405.16 𝑞
8𝐼𝑡
𝑞 = 123.4 𝑘𝑁 /𝑚

SP6-4

Gambar Sp6-4a Gambar Sp6-4b

Jika 𝐹1 = 𝐹2 = 50 𝑘𝑁, maka carilah:


a. Tegangan normal pada balok di daerah BC
b. Tegangan geser di titik K dan L (Gambar SP6-4b) di penampang balok p-p
3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 11
Penyelesaian

Diagram gaya geser dan momen


lentur ditunjukkan pada Gambar
SP6-4c
Gaya geser 𝑉 di penampang p-p
adalah 𝑉 = 50 𝑘𝑁
Momen lentur 𝑀 di daerah BC
adalah 𝑀 = 75 𝑘𝑁. 𝑚

Gaya geser

Momen lentur

Gambar Sp6-4c

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 12


Data numerik: 𝑏 = 225 𝑚𝑚, ℎ = 200 𝑚𝑚, ℎ1 =
150 𝑚𝑚, 𝑡 = 75 𝑚𝑚. 𝐶𝑤 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝑓 adalah titik berat
luasan web (w) dan flane (f).
Luas bentuk T (𝐴𝑇 ):
𝐴𝑇 = 𝐴𝑤 + 𝐴𝑓 = 𝑏 ℎ − ℎ1 + 𝑡ℎ1 = 0.0225 𝑚2

Momen tahanan bentuk T terhadap garia AB (𝑄𝐴𝐵 ):


𝑄𝐴𝐵 = 𝑄𝑤 + 𝑄𝑓 = 𝑐𝑤 𝐴𝑤 + 𝑐𝑓 𝐴𝑓 = 𝑄𝑓 = 𝑐𝑤 𝑏 ℎ − ℎ1 + 𝑐𝑓 𝑡ℎ1 = 0.001688 𝑚3
Neutral axis (c)
𝑄𝐴𝐵
𝑐= = 0.075 𝑚
𝐴𝑇
1
𝐼𝑤 = 𝑏 ℎ − ℎ1 3 + 𝑐_𝑐𝑤 2
𝑏 ℎ − ℎ1 = 3.05 ∗ 10−5 𝑚4
12
1 3 2
𝐼𝑓 = 𝑡 ℎ1 + 𝑐_𝑐𝑓 𝑡ℎ1 = 4.92 ∗ 10−5 𝑚4
12

𝐼𝑇 = 𝐼𝑤 + 𝐼𝑓 = 7.97 ∗ 10−5 𝑚4

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 13


a. Tegangan normal pada balok di daerah BC

𝑀𝐵𝐶 = 75 𝑘𝑁. 𝑚 = 75000 𝑘𝑁. 𝑚 (Gambar Sp6-4c)

𝑀𝑦
σ= = 941176470.6 𝑦 𝑃𝑎
𝐼

𝑀 𝑀
σ𝑚𝑎𝑘 = 𝑦𝑚𝑎𝑘 = ℎ − 𝑐 = 117647058 𝑃𝑎 = 117.65 𝑀𝑃𝑎
𝐼 𝐼
𝑀 𝑀
σ𝑚𝑖𝑛 = 𝑦𝑚𝑖𝑛 = − 𝑐 = 70588235 𝑃𝑎 = 70.59 𝑀𝑃𝑎
𝐼 𝐼

C z

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 14


a. Tegangan geser di titik K dan L pada penampang balok p-p
Tegangan geser pada web:

𝑉𝑄
𝜏= 𝑉 = 𝑉𝑝−𝑝 = 50 𝑘𝑁 (Gambar SP6-4c)
𝐼𝑡
𝐼 = 𝐼𝑇 = 𝐼𝑤 + 𝐼𝑓 = 7.97 ∗ 10−5 𝑚4
𝑡 = 75 𝑚𝑚 = 0.075 𝑚

𝑐1 = 0.2 − 𝑐 = 0.125 𝑚
𝑐1 𝑐1
𝑡 2
𝑄= 𝑦𝑑𝐴 = 𝑦𝑡𝑑𝑦 = 𝑐1 − 𝑦12
2
𝑦1 𝑦1
= 0.0375 0.015625 − 𝑦12
𝑉𝑄
τ= = 313.7 0.015625 − 𝑦12 𝑀𝑃𝑎
𝐼𝑡
Titik K ∶ 𝑦1 = 𝑐1 − 0.05 = 0.075 𝑚 τ = 47.25 𝑀𝑃𝑎
Titik L ∶ 𝑦1 = 𝑐1 − 0.1 = 0.025 𝑚 τ = 48.82 𝑀𝑃𝑎
Titik C ∶ 𝑦1 = 0 𝑚 τ𝑚𝑎𝑘 = 49.02 𝑀𝑃𝑎

3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 15


3/6/2017 Dr. Ir. Soeharsono FTI Universitas Trisakti 16

Anda mungkin juga menyukai