Konjungtivitis Virus OD
OLEH:
H1A013053
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Di tubuh manusia, organ yang paling sering dan paling terpapar oleh lingkungan
sekitar selain organ kulit, ialah mata. Walau mata dilindungi oleh selaput konjungtiva dan
dapat ditutup oleh dua kelopak mata, namun mata tetap harus dalam keadaan terbuka jika
ingin mendapatkan hasil penglihatan yang baik. Oleh karena itu sangat mungkin bila mata
sering terkena infeksi maupun iritasi yang akhirnya dapat melukai dan mengganggu fungsi
penglihatannya. Infeksi dapat mengenai tiap bagian dari mata itu sendiri, termasuk selaput
luar mata yaitu konjungtiva karena posisinya yang berkontak langsung dengan dunia luar. 1
Salah satu keluhan pada konjungtiva adalah mata merah. Keluhan mata merah
merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam bidang oftalmologi. Mata merah berarti
kemerahan yang terjadi pada bagian putih mata yaitu pada konjungtiva atau sklera. Mata
merah merupakan suatu kelainan yang berkaitan dengan infeksi, inflamasi, trauma, atau
peningkatan tekanan intraokular secara akut.2
Seorang dokter umum sering dihadapkan pada pasiesn dengan keluhan mata merah.
Keluhan mata merah dapat disebabkan oleh kondisi sederhana seperti perdarahan
subkonjungtiva dan konjungtivitis, atau akibat keadaan berbahaya seperti inflamasi
inttraokular, inflamasi kornea, atau glaucoma akut sudut tertutup yang memerlukan
penanganan segera oleh dokter spesialis mata. Sehingga dokter umum wajib memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi pasien dengan keluhan mata merah apakah perlu
penanganan lebih lanjut dengan merujuk ke dokter spesialis mata atau dapat ditanganinya
sendiri.3
Laporan kasus ini bertujuan untuk mempelajari lebih mendalam terkait keluhan mata
merah, sehingga nantinya dapat membedakan mata merah yang merupakan suatu kondisi
bahaya atau mata merah akibat kondisi sederhana, seperti konjungtivitis serta bagaimana
penanganannya di pelayanan kesehatan primer.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : An. B K
Usia : 3 tahun
Alamat : Jalan Pendidikan No.72 Mataram
Agama : Islam
Suku : Sasak
Tanggal pemeriksaan : 3 Oktober 2018
No. RM : 01 64 12
B. Anamnesis
Keluhan Utama
Mata kanan merah
3
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit mata
o Orang tua pasien menyangkal adanya riwayat penyakit mata
sebelumnya pada pasien
o Orang tua pasien menyangkal pernah dilakukan operasi mata
sebelumnya pada pasien
Riwayat penyakit sistemik
Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal.
Riwayat Pengobatan
Tidak pernah melakukan pengobatan sebelumnya
4
Riwayat Nutrisi dan Perkembangan
Ibu pasien mengatakan anaknya mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6
buan. Setelah usia 6 bulan, pasien diberikan makanan pendamping ASI berupa
pisang dengan frekuensi pemberian 2-3 kali sehari hingga saat ini. Pasien rutin
datang ke Posyandu setiap bulannya. Berat badan pasien saat ini 9kg.
Pasien saat ini sudah bisa berjalan, berbicara dan mengenal berbagai benda,
makan dan minum sendiri, berpakaian sendiri, dan mengenal seluruh anggota
keluarganya.
Riwayat Imunisasi
Menurut ibu pasien, pasien sudah mendapatkan imunisasi dasar secara
lengkap.
C. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6
5
Status lokalis
6
Edema (-) (-)
10. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Sikatrik (-) (-)
11. Bilik Mata Kedalaman Kesan Dalam Kesan Dalam
Depan Hifema (-) (-)
Hipopion (-) (-)
12. Iris Warna Coklat tua Coklat tua
Bentuk Bulat dan regular Bulat dan regular
13. Pupil Bentuk Bulat Bulat
Ukuran ± 3 mm ± 3 mm
Refleks (+) (+)
cahaya
langsung
Refleks (+) (+)
cahaya tidak
langsung
14. Lensa Kejernihan Jernih Jernih
Iris Shadow (-) (-)
15. TIO Palpasi Normal/palpasi Normal/palpasi
16. Funduskopi Refleks FR (+) FR (+)
fundus
7
Gambar 2.Foto kedua mata pasien ketika melihat ke arah kiri
8
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS KASUS
Subjektif
1. Merah pada mata kanan sejak 1 hari yang lalu
2. Rasa gatal dan berair pada mata kanan
Objektif
1. Terdapat injeksi konjungtiva pada mata kanan
Terdapat 9 langkah dasar yang harus dilakukan dalam penegakkan diagnosis mata merah,
yaitu3
1. Tentukan apakah terdapat gangguan pengelihatan atau tidak, menggunakan snellen
chart
2. Tentukan tipe kemerahan pada mata, apakah disebabkan oleh perdarahan
subkonjungiva, hyperemia konjungtiva, silier, atau kombinasi.
3. Deteksi apakah terdapat discharge (purulen, mukopurulen, atau serous)
4. Deteksi opasitas dari kornea. Pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan penlight.
9
5. Evaluasi apakah terdapat disrupsi epitel kornea
6. Ukur kedalaman bilik mata depan, dan apakah terdapat hifema atau hipopion
7. Periksa iregurelitas pupil
8. Periksa apakah terdapat penignkatan tekanan intraokuli
9. Deteksi apakah terdapat proptosis, malfungsi kelopak mata, atau limitasi gerak pada
mata
Adapun alur diagnosis pasien dengan keluhan mata merah adalah sebagai berikut5:
10
Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan mata merah dengan mata berair tanpa
gangguan pengelihatan. Beberapa penyakit yang memiliki keluhan mata merah tanpa
gangguan pengelihatan yaitu konjungtivitis, episkleritis, dan skleritis.1,2
Seseorang juga dapat membedakan konjungtivitis dari kelainan lain seperti skleritis atau
keratitis berdasar pada injeksinya. 2,3 Tipe-tipe injeksi dibedakan menjadi:
a. Injeksi konjungtiva (merah terang, pembuluh darah yang distended bergerak
bersama dengan konjungtiva, semakin menurun jumlahnya saat menuju ke
arah limbus).
b. Injeksi perikornea (pembuluh darah superfisial, sirkuler atau cirkumcribed
pada tepi limbus).
c. Injeksi siliar (tidak terlihat dengan jelas, pembuluh darah berwarna terang dan
tidak bergerak pada episklera di dekat limbus).
Pada pemeriksaan fisik pada pasein ini, didapatkan gambaran injeksi konjungtiva,
dimana gamabaran hiperemia yang semakin menurun jumlahnya saat menuju ke arah
limbus. Sehingga dicurigai paien mengalami konjungtivitis
11
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva yang menutupi belakang kelopak dan
3
bola mata. Gambaran klinis konjungtivitis adalah hiperemia konjungtiva bulbi (injeksi
konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis
akibat kelopak membengkak, hipertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi,
atau terasa seperti ada benda asing di mata.2 Beberapa gejala tersebut ditemukan pada pasien,
yaitu injeksi konjungtiva dan lakrimasi.
12
malam hari. Ketajaman pengelihatan dapat normal atau sedikit berkurang. Tekanan
intraokular dapat sedikit meningkat. Tanda klinis utama skleritis adalah bola mata yang
berwarna ungu gelap akibat dilatasi pleksus vaskularprofunda di sklera dan episklera, yang
mungkin nodular,sektoral, atau difus.5 Pada kasus ini tidak ditemukan gejala dan tanda
skleritis sehingga diagnosis banding skleritis dapat disingkirkan.
Berdasarkan keluhan mata merah tanpa penurunan pengelihatan, keluhan lakrimasi,
serta bentuk hyperemia yang terjadi pada pasien, kemungkinan pasien mengalami
konjungtivitis, dan diagnosis banding skelritis dan episkleritis dapat disingkirkan. Penyebab
konjungtivitis dapat dibagi menjadi 2 yaitu penyebab infeksi dan non infeksi. Penyebab
infeksi dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur. Penyebab noninfeksi
dapat disebabkan oleh iritasi yang terus-meneru atau alergi.3 bentuk paling sering dari
konjungtivitis adalah konjugntivitis virus, bakteri, dan alergi. Adapun perbedaan dianataranya
adalah sebaga berikut1:
Temuan Klinik Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis
dan Sitologi Bakteri Virus Klamidial Alergi
Hiperemia Umum (berat) Umum (sedang) Umum (sedang) Umum (sedang)
Gatal Minimal Minimal Minimal Hebat
Lakrimasi Sedang Banyak Sedang Sedang
Hemoragik + + - -
Eksudasi Banyak Minimal (serous) Banyak (mukoid Minimal (serous
(mukopurulen sampai sampai mukoid,
sampai purulen) mukopurulen) putih, berserabut,
lengket)
Kemosis ++ +/- +/- ++
Papil +/- - +/- +
Folikel - + ++ +
Pseudomembran +/- +/- - -
(Streptococcus,
C.diphterica)
Panus - - + -
Adenopati Jarang Sering Hanya sering Tidak ada
Preaurikuler pada
konjungtivitis
inklusi
Pewarnaan Bakteri, PMN Monosit PMN, plasma sel Eosinofil
kerokan dan badan inklusi
eksudat
Disertai sakit Kadang-kadang Kadang-kadang Tidak pernah Tidak pernah
tenggorokan dan
demam
13
adanya riwayat atopi. Pada pasein ini riwayat atopi disangkal, keluhan gatal disangkal, serta
tidak ditemukan adanya papil pada konjungtiva tarsal superior.2,4
Konjungtivitis virus umumnya kebih sering terjadi pada anak-anak.1 Konjungtivitis virus juga
umumnya sering disertai dengan infeksi saluran napas atas, yang disebabkan oleh adenovirus.
3
Seperti pada pasien ini yang berusia 3 tahun dengan keluhan mata merah yang disertai
batuk, pilek, dan demam sejak 5 hari sebelumnya. Pada konjungtivitis virus, dapat
dibedakkan dengan konjungtivis bakteri berdasarkan discharge yang encer dan adanya folikel
pada konjungtiva, serta pembesaran limfonodi preaurikula atau servikalis.2,4 Karena
discharge pada pasien ini encer dan tidak purulen, serta keluhan lain yang menyertai, maka
kemungkinan pasien mengalami konjungtivitis virus, dan diagnosis banding konjungtivitis
bakteri dan konjungtiviis alergi dapat disingkirkan.
3.3 Assesment
OD Konjungtivitis Virus
DD/ - OD Konjungtivitis Bakteri
- OD Konjungtivitis Alergi
- OD Episkleritis
- OD skleritis
Planning
Terapi
Cendo Cenfresh 1 tetes per jam pada mata kanan
Floxa 4x1 tetes per hari pada mata kanan
14
3.4 KIE
a. Menjelaskan bahwa pasien mengalami infeksi pada konjungtiva pasien akibat
infeksi virus.
b. Memberikan edukasi kepada orang tua pasien bahwa konjungtivitis karena virus
merupakan penyakit yang dapat sembuh secara spontan. Pasien harus menjaga
asupan nutrisi sehingga meningkatkan sistem imun. Serta diberikan pengobatan
untuk mempercepat proses penyembuhan.
c. Beristirahat dan menghindari kontak dengan keluarga maupun lingkungan di
sekitarnya beberapa hari agar tidak menularkan ke orang yang sehat. Orang tua
pasien diberi penjelasan bahwa konjungtivitis bisa menular melalui udara.
d. Memberikan edukasi kepada orang tua pasien untuk mencegah pasien untuk tidak
mengucek mata, menghindari paparan debu (dapat menggunakan penutup
misalnya kaca mata hitam).
e. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan (mencuci tangan, memisahkan handuk,
pakaian, dan seprei pasien dengan keluarga yang lain).
f. Menjelaskan kepada orang tua pasien untuk pengobatan diberikan 2 jenis tetes
mata Obat tetes mata diberikan untuk mengurangi peradangan dan mengurangi
iritasi , serta mencegah timbulnya infeksi akibat bakteri
3.6 Prognosis
Quo ad functionam
Bonam
Quo ad vitam
Bonam
15
BAB IV
RINGKASAN AKHIR
Pasien perempuan berusia 3 tahun datang dengan keluhan mata merah pada mata
kanannya. Keluhan ini dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan mata merah disertai maat
ebrair, batuk, pilek, dan demam sejal 5 hari sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan gambaran injeksi konjungtiva pada mata kanan
pasien. Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Pasien didiagnosis dengan
konjungtivitis dengan diagnosis banding skleritis dan episkleritis. Pasien diterapi dengan
Cendo Cenfresh 1 tetes per jam pada mata kanan dan Floxa 4x1 tetes per hari pada mata
kanan. Prognosis penyakit mata dan prognosis fungsional pasien adalah bonam.
16
DAFTAR PUSTAKA
17